Anda di halaman 1dari 12

BAB II

DINAMIKA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA SEBAGAI UPAYA

MENJAGA DAN MEMPERTAHANKAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK

INDONESIA

2.1 Definisi Persatuan

Persatuan ialah gabungan (ikatan, kumpulan dan sebagainya) dari beberapa bagian yang

sudah bersatu, sedangkan  Kesatuan ialah ke-Esaan, sifat tunggal atau keseutuhan (WJS.

Poerwadarminta, 1987). Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia diwujudkan dalam

semboyan pada  lambang Negara Republik Indonesia yaitu ”BHINNEKA TUNGGAL IKA”

yang keberadaannya berdasarkan pada PP No. 66 Tahun 1951, mengandung arti beraneka

tetapi satu (Ensiklopedia Umum, 1977).  Semboyan tersebut menurut Supomo,bb

menggambarkan gagasan dasar yaitu menghubungkan daerah-daerah dan suku-suku bangsa

di seluruh Nusantara menjadi Kesatuan Raya (ST Munadjat D, 1928). Lengkapnya Bhinneka

Tunggal Ika berbunyi  Bhinneka Tunggal Ika Tanhana Dharmma Mangrva.  Hal tersebut

merupakan kondisi dan tujuan kehidupan yang ideal dalam lingkungan masyarakat yang

serba majemuk.

Dalam kehidupan masyarakat yang serba majemuk, berbangsa dan bernegara, berbagai

perbedaan yang ada seperti dalam suku, agama, ras atau antar golongan, merupakan realita

yang harus didayagunakan untuk memajukan negara dan bangsa Indonesia, menuju cita-cita

Nasional kita adalah masyarakat Adil dan Makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.2 Definisi Kesatuan


Kesatuan berasal dari kata dasar satu. Kesatuan adalah sebuah homonim karena arti-

artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Kesatuan memiliki

arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga kesatuan dapat menyatakan nama dari

seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibedakan.

2.3 Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia

Negara kesatuan Republik Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 oleh

para pendiri negara. Negara Indonesia merupakan hasil perjuangan panjang bangsa Indonesia.

Kemerdekaaan yang diraih merupakan anugerah Tuhan yang Maha Kuasa dan hasil jerih

payah perjuangan para pahlwan bangsa. Sebelum Indonesia merdeka di Indonesia terdapat

banyak kerajaan yang disatukan oleh Belanda dalam koloni atau daerah jajahan Hindia

Belanda.

Istilah negara berasal dari bahasa Sanskerta “nagari” atau “nagara” yang berarti kota.

Dalam bahasa Inggris negara disebut “state”, bahasa Belanda “staat”, bahasa Perancis “l’etat”

dan bahasa Latin “statum”. Banyak sekali pengertian tentang apa itu negara, diantaranya

seperti ditulis oleh M Solly Lubis dalam bukunya Ilmu Negara (1981: 9). Dimana beliau

mengutip pendapat:

a. Soenarko, negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai wilayah tertentu

dan kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai kedaulatan.

b. Logemann, negara adalah organisasi kemasyarakatan yang dengan kekuasaannya

bertujuan mengatur dan menyelenggarakan masyarakat.

c. Harold J. Laski, negara itu adalah satu persekutuan manusia yang mengikuti jika

perlu dengan tindakan paksaan.

d. Woodrow Wilson, negara adalah rakyat yang terorganisasi untuk hukum dalam

wilayah tertentu.
Menurut bahasa sansekerta, nagari atau Negara, berarti kota, sedangkan menurut bahasa

suku-suku di Indonesia sering disebut negeri atau Negara, yaitu tempat tinggal.

Menurut kamus umum bhasa Indonesia Negara adalah persekutuan bangsa yang hidup

dalam suatu wilayah dengan batas-batas tertentu yang diperintah dan diurus oleh suatu badan

pemerintha dengan teratur.

Negara dalam arti sempit sama dengan pemerintahan dalam arti luas (lembaga

legislative, eksekutif, yudikatif) yang merupakan alat untuk mencapai kepentingan bersama,

sedangkan Negara dalam arti luas adalah kesatuan social yang mengatur, memimpin, dan

mengkoordinasi masyarakat supaya dapat hidup wajar dan berkembang terus. Dalam

mengemban tugasnya, Negara memliki aparatur Negara dengan wewenangnya.

Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu dan diorganisasi

oleh pemerintah negara yang sah, yang umumnya memiliki kedaulatan, baik kedaulatan

kedalam maupun kedaulatan keluar.

2.3.1 Sifat Negara

Negara sebagai organisasi kekuasaan memiliki beberapa sifat yang tidak

dimiliki oleh organisasi lainnya. Menurut Miriam Budiarjo, masing-masing negara

memiliki sifat-sifat antara lain: memaksa, monopoli, dan mencakup semua :

a. Memaksa. Peraturan perundangan yang telah ditetapkan harus ditaati oleh

seluruh warga negara maupun aparatur negara. Karena apabila dilanggar

alat-alat negara dapat memaksa dengan menerapkan sanksi hukum yang

tegas.

b. Memonopoli, Negara dapat memonopoli tujuan bersama dalam negara.

Seperti contoh negara dapat melarang pendirian organisasi/agama baru

yang dilarang oleh undang-undang.


c. Mencakup semua. Hal ini mengandung maksud bahwa peraturan

perundang-undangan berlaku pada semua orang tanpa memandang

kecuali.

2.3.2 Fungsi Negara

Fungsi negara pada dasarnya untuk mengatur tata kehidupan bernegara untuk

mencapai tujuan negara. Negara menurut beberapa ahli tata negara memiliki beberapa

fungsi yang harus dilaksanakan, fungsi tersebut menurut pendapat Charles E. Merriam

adalah:

a. Keamanan ekstern

b. Ketertiban intern

c. Keadilan

d. Kesejahteraan umum,

e. Kebebasan.

Sedangkan menurut Miriam Budiardjo (1996), negara melaksanakan fungsi

minimum yaitu :

a. Melaksanakan ketertiban (law and order). Untuk mencapai tujuan bersama

dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, maka negara harus

melaksanakan penertiban atau bertindak sebagai stabilisator.

b. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Untuk

mencapai kemakmuran rakyat bagi sebuah negara berkembang sangat

diperlukan campur tangan negara dan peran aktif negara.

c. Fungsi pertahanan. Untuk menjaga serangan dari luar negara harus

dilengkapi dengan alat-alat pertahanan.

d. Menegakkan keadilan. Penegakan keadilan dilaksanakan oleh badan-

badan peradilan.
2.3.3 Tujuan Negara

Secara umum, negara bertujuan untuk menyelenggarakan kesejahteraan dan

kebahagiaan warga negaranya. Dari Pembukaan Alinea keempat UUD 45, tujuan

Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari:

a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia

b. Memajukan kesejahteraan umum

c. Mencerdaskan kehidupan bangsa

d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan

perdamaian abadi dan keadilan sosial

2.3.4 Unsur-Unsur Negara

Menurut Konvensi montevideo tahun 1933, yang diselenggarakan oleh negara-

negara Pan-Amerika di kota Montevideo, bahwa negara harus memiliki unsur :

Penduduk yang tetap, Wilayah tertentu, Pemerintah, Kemampuan mengadakan

hubungan dengan negara lain. Unsur negara apabila dilihat dari konsep politik maka

harus memiliki dua unsur yaitu: Unsur konstitutif (mutlak). Unsur konstitutuf harus

memiliki rakyat, wilayah dan pemerintah yang berdaulat, unsur deklaratif (pengakuan).

Unsur deklaratif yaitu pengakuan de facto (kenyataan) dan pengakuan de jure (hukum).

a. Rakyat

Rakyat adalah semua orang yang berada diwilayah suatu negara.  Rakyat

dalam suatu negara meliputi penduduk atau bukan penduduk atau orang

asing. Penduduk terdiri atas warga negara dan bukan warga negara. Warga

negara ada dua yaitu warga negara asing atau warga negara keturunan atau

warga negara yang ditetapkan dengan undang-undang.

Penduduk adalah setiap orang yang mempunyai tempat tinggal tetap


disuatu negara. Penduduk terdiri atas warga negara (secara mayoritas)

atau bukan warga negara (minoritas). Warga negara adalah setiap orang

yang terikat dengan peraturan negara dan penduduk terikat karena tempat

tinggal. Untuk mendapatkan atau menentukan kewarganegaraan seseorang

ada dua asas yang melandasinya, yaitu :

1) Asas ius soli (asas tempat kelahiran). Asas ius soli ialah penentuan

kewarganegaraan sesuai tempat kelahiran tanpa melihat keturunan

atau kewarganegaraan orang tuanya. Negara yang menganut asas ini

adalah Amerika Serikat.

2) Asas ius sanguinis (asas keturunan atau pertalian darah). Asas ius

sanguinis menetapkan bahwa kewarganegaraan seseorang diperoleh

karena kewarganegaraan orang tuanya. Negara yang menerapkan asas

ini adalah Republik Rakyat Cina (RRC).

b. Wilayah Negara

Suatu yang disebut dengan negara harus memiliki wilayah. Wilayah

adalah seluruh tempat baik berupa daratan, lautan, dan juga udara yang

ada diatasnya yang memiliki batas-batas tertentu. Wilayah negara terdiri

atas daratan, perairan, udara dan wilayah ekstra teritorial. Batas ketiga

wilayah tersebut dapat ditentukan secara alam, geografi, buatan, perjanjian

dan lain-lain. Batas alam adalah batas wilayah suatu negara yang berupa

alam adalah danau, gunung, sungai, selat, laut. Batas buatan adalah batas

wilayah suatu negara yang berupa batas buatan adalah tembok/pagar, jalan

raya. Sebagai contohnya adalah tembok Berlin. Batas astronomi adalah

batas berupa garis lintang dan garis bujur. Sebagai contoh batas astronomi

negara kita "Indonesia" yaitu 6 derajat LU - 11 derajat LS dan 95 derajat -


141 derajat BT. Batas perjanjian adalah batas yang dibuat berdasarkan

konvensi, traktat, misalnya konvensi hukum laut internasional.

1) Wilayah Daratan

Wilayah daratan sebagai tempat bermukim dan menyelenggarakan

pemerintahan harus memiliki batas-batas yang tegas. Batas-batas

tersebut kemudian dikukuhkan melalui perjanjian antardua negara

atau banyak negara. Pelanggaran terhadap batas daratan akan

dikenakan sanksi dari negara bersangkutan.

2) Wilayah Perairan

Wilayah perairan atau wilayah laut adalah wilayah yang berada dalam

wilayah suatu negara disebut dengan lautan teritorial. Wilayah laut

diluar teritorial disebut dengan laut bebas terbuka.  Pada tanggal 10

Desember 1982 diadakan traktat atau perjanjian multilateral di

Jamaica mengenai laut teritorial. Dalam perjanjian ini dirumuskan:

a) Laut teritorial ditetapkan sejauh 12 mil, yang diukur dari pantai

ketika surut.

b) Batas zona bersebelahan antara dua negara yang jaraknya 24 mil.

c) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yaitu wilayah laut, negara, pantai

(perairan), diukur jaraknya 200 mil dari pantai. Diperairan itu

negara yang bersangkutan berhak mengambil manfaat ekonomi,

sedangkan negara lain hanya boleh mengarungi atau memakai

daerah tersebut. Jadi negara lain tidak boleh mengambil manfaat

ekonomi, misalnya menggali kekayaan laut.


d) Landas benua atau landas kontinen, batasnya lebih dari 200 mil.

Negara bersangkutan dapat mengambil manfaat ekonomi, tetapi

berkewajiban bagi untung dengan masyarakat internasional.

3) Wilayah Udara

Wilayah udara, umumnya diukur secara tegak lurus keatas sampai

dengan tidak terbatas. Namun ada juga negara yang menerapkan batas

negara dengan perjanjian karena kompetisi kemajuan teknik

penerbangan. Misalnya antara Iran dan Amerika.

4) Wilayah Ekstra Teritorial

Wilayah ekstra teritorial, yaitu daerah-daerah yang menurut hukum

internasional diakui sebagai wilayah kekuasaan suatu negara

meskipun wilayah negara tersebut letaknya di negara lain. Kapal yang

berbendera kebangsaan suatu negara dan kedutaan besar suatu negara

adalah contoh dari wilayah ekstra teritorial.

c. Pemerintah yang Berdaulat

Pemerintah adalah seluruh perangkat atau alat perlengkapan negara sesuai

dengan yang ditentukan dalam undang-undang  dasar negara tersebut.

Secara teori bentuk pemerintahan dapat dikelompokkan atas bentuk

republik dan bentuk kerajaan. Bentuk pemerintahan menunjuk pada

bagaimana pemerintahan diangkat atau dipilih. Republik adalah bentuk

pemerintahan di mana pemerintah dipilih oleh rakyat. Kerajaan

(monarkhi) adalah bentuk pemerintahan di mana pemerintah diangkat

secara turun temurun atau kelahiran. Saat ini bentuk monarkhi yang

berlaku adalah monarkhi konstitusional yaitu kekuasaan pemerintah


seperti raja, sultan, atau sebutan lain, tidak berkuasa secara mutlak

(absolut) tanpa batas.

d. Pengakuan dari negara lain

Pengakuan dari suatu negara lain memiliki dampak positif antara lain akan

memberi kemudahan dalam pergaulan internasional, terbinanya

persahabatan dan terpenuhinya kebutuhan. Pengakuan dari negara lain ada

dua macam yaitu pengakuan de facto dan de jure. Pengakuan de facto,

adalah pengakuan secara kenyataan bahwa secara fisik di sebuah wilayah

telah berdiri sebuah negara. Pengakuan de jure, yaitu pernyatan secara

resmi menurut hukum tentang berdirinya sebuah negara. Pengakuan dari

negara lain sebagai unsur deklaratif berdirinya suatu negara, diperoleh

oleh Indonesia dari Mesir pada tanggal 10 Juni 1947, yang kemudian

diikuti oleh negara lain secara bilateral. Puncak

pengakuan kemerdekaan dari negara lain adalah saat Indonesia diterima

sebagai anggota Persatuan Bangsa-Bangsa pada tahun 1950 sebagai

anggota ke-60.

2.3.5 Bentuk Negara

Bentuk negara adalah pengelompokkan negara berdasarkan kriteria distribusi

kekuasaan antara berbagai tingkat pemerintahan dalam suatu negara. Semua negara

bebas menentukan bentuk negaranya masing-masing. Bentuk negara secara umum

dibagi atas negara kesatuan dan negara serikat (federasi).

a. Negara Kesatuan

Negara kesatuan ialah negara yang merdeka dan berdaulat di mana di

seluruh negara yang berkuasa hanyalah satu pemerintah yang mengatur

seluruh daerah. Berikut adalah ciri-ciri negara kesatuan:


1) Hanya memiliki satu kebijakan mengenai masalah ekonomi, sosial,

politik, budaya, pertahanan, dan keamanan.

2) Adanya supremasi parlemen pusat.

3) Dalam pendidikan, hanya terdapat satu kurikulum.

4) Hanya terdapat satu konstitusi (undang-undang dasar), satu kepala

negara, satu parlemen, dan dewan menteri.

5) Hanya pemerintah pusat yang boleh menarik pajak.

6) Tidak ada badan-badan lain diluar pemerintahan yang berdaulat.

7) Kedaulatan negara meliputi kedaulatan ke dalam dan kedaulatan ke

luar yang ditandatangani oleh pemerintah pusat.

b. Negara Serikat

Negara Serikat ialah suatu negara yang merupakan gabungan dari

beberapa negara, yang disebut negara bagian. Berikut adalah ciri-ciri

negara serikat:

1) Tiap negara bagian berstatus tidak berdaulat, namun kekuasaan asli

tetap ada di negara bagian.

2) Hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur

melalui negara bagian. Namun ada beberapa kewenangan yang

diserahkan kepada pemerintah federal seperti kewarganegaraan,

menyatakan perang, pos, perdagangan dengan negara lain, masalah

antar negara bagian, hubungan internasional, telekomunikasi,

pencetakan uang, perwakilan diplomatik, statistik, dan semua yang

berhubungan dengan hukum internasional.

3) Pemerintah pusat memperoleh kedaulatan dari negara-negara bagian

untuk urusan ke luar dan sebagian ke dalam.


4) Setiap negara bagian berwenang membuat undang-undang, parlemen,

kabinet, dan bahkan konstitusi sendiri selama tidak bertentangan

dengan konstitusi pemerintahan pusat.

Hakikat Negara

Aspek
No Uraian
Informasi

1. Pengertian Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah


negara tertentu dan diorganisasi oleh pemerintah negara yang sah,
yang umumnya memiliki kedaulatan, baik kedaulatan
kedalam maupun kedaulatan keluar. 

2. Unsur- Menurut Konvensi montevideo tahun 1933, yang


unsur diselenggarakan oleh negara-negara Pan-Amerika di kota
negara Montevideo, bahwa negara harus memiliki unsur : a)
Penduduk yang tetap, b) Wilayah tertentu, c) Pemerintah, d)
Kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain 

3. Bentuk Negara kesatuan ialah negara yang merdeka dan berdaulat di


negara mana di seluruh negara yang berkuasa hanyalah satu
pemerintah yang mengatur seluruh daerah.

Negara Serikat ialah suatu negara yang merupakan gabungan


dari beberapa negara, yang disebut negara bagian.

4. Tujuan Tujuan negara merupakan pedoman dalam menyusun dan


negara mengendalikan alat perlengkapan negara serta mengatur
kehidupan rakyatnya.

5. Tujuan Dari Pembukaan Alinea keempat tersebut, tujuan Negara


Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari:
Indonesia
Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia

Memajukan kesejahteraan umum

Mencerdaskan kehidupan bangsa

Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan


kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial

Anda mungkin juga menyukai