Anda di halaman 1dari 11

Bangsa, Negara Dan konstituasi

A. Pemahaman Tentang Bangsa Dan Negara


1. Pengertian bangsa dan negara
Bangsa dan negara memiliki kaitan yang sangat erat satu sama
lain. Menurut Ernest Renan, seorang guru besar Universitas Sorbone
26 bangsa adalah suatu kesatuan solidaritas, kesatuan yang terdiri dari orang-
orang yang saling merasa setia kawan dengan satu sama lain. Nation
adalah suatu jiwa, suatu asas spiritual .... Ia adalah suatu kesatuan
solidaritas yang besar, tercipta oleh perasaan pengorbanan yang telah
dibuat di masa lampau dan oleh orang-orang yang bersangkutan bersedia
dibuat di masa depan. Nation mempunyai masa lampau, tetapi ia
melanjutkan dirinya pada masa kini melalui suatu kenyataan yang jelas:
yaitu kesepakatan, keinginan yang dikemukakan dengan nyata untuk terus
hidup bersama. Oleh sebab itu suatu nasion tidak tergantung pada
kesamaan asal ras, suku bangsa, agama, bahasa, geografi, atau hal-hal lain
yang sejenis. Dibayangkan berdaulat karena bangsa ini berada di bawah suatu
negara mempunyai kekuasaan atas seluruh wilayah dan bangsa tersebut.
Akhirnya bangsa disebut sebagai komunitas yang dibayangkan karena
terlepas adanya kesenjangan, para anggota bangsa itu selalu memandang
satu sama lain sebagai saudara sebangsa dan setanah air
Pengertian bangsa mengandung elemen pokok berupa jiwa,
kehendak, perasaan, pikiran, semangat, yang bersama-sama membentuk
kesatuan, kebulatan dan ketunggalan serta semuanya itu yang dimaksud
adalah aspek kerohaniannya. Bangsa, bukanlah kenyataan yang bersifat
lahiriah, melainkan bercorak rohaniah, yang adanya hanya dapat
disimpulkan berdasarkan pernyataan senasib sepenangungan dan kemauan
membentuk kolektivitas. Munculnya negara tidak dapat dilepaskan dari
keberadaan manusia sebagai makhluk sosial, di mana sebagai makhluk sosial
manusia memiliki dorongan untuk hidup bersama dengan manusia lain,
berkelompok dan bekerjasama. Karena itulah dalam masyarakat dijumpai
berbagai-bagai macam organisasi, dari organisasi politilik, organisasi
sosial, organisasi profesi, organisasi keagamaan, dan sebagainya. Salah
satu bentuk organisasi dalam kehidupan masyarakat adalah organisasi
yang dinamakan negara. Namun perlu dinyatakan bahwa organisasi yang
dinamakan negara ini memiliki karakteristik atau sifat-sifat yang khusus
yang membedakan dengan organisasi-organisasi lainnya.
Dengan memperhatikan beberapa pendapat di atas, dapat ditarik
pemahaman bahwa negara adalah organisasi masyarakat yang memiliki
wilayah tertentu dan berada di bawah pemerintahan yang berdaulat yang
mengatur kehidupan masyarakat tersebut. Negara merupakan konstruksi
yang diciptakan oleh manusia untuk mengatur pola hubungan antar manusia
dalam kehidupan masyarakat

2. Tujuan negara
 Melindungi seluruh rakyat Indonesia dan tanah airnya
Tujuan utama negara Indonesia adalah perlindungan yang tertuang dalam
Undang-undang Dasar 1945 alinea keempat. Hal ini meliputi perlindungan bagi
seluruh komponen di Indonesia, seperti rakyatnya, kekayaan alam, kebudayaan,
dan nilai-nilai negara. Dalam pemenuhan hak sebagai warga negara, hukum
negara Indonesia memberikan parameter atau ukuran subjek hukum yang
dilindungi, dan hak warga negara telah dicantumkan dalam Undang-undang Dasar
1945, seperti hak asasi manusia, hak terhadap perlindungan hukum yang sama,
hak memperoleh pendidikan, dan hak memiliki sesuatu.

 Meningkatkan kesejahteraan umum


Tujuan negara Indonesia kedua adalah memajukan kesejahteraan umum,
sesuai dengan alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Kesejahteraan umum mencakup tiga unsur: sandang, pangan, dan papan, serta
kesejahteraan lahir dan batin seperti rasa aman dan nyaman, saling
menghormati, gotong royong, menghargai hak, keadilan, kewajiban, dan lain-
lain. Selain itu, kesejahteraan ekonomi dan materi juga penting dan dapat
ditingkatkan dengan bersaing dalam perekonomian nasional dan internasional.
Hal ini akan membantu mencapai tujuan negara Indonesia dalam hal
kesejahteraan.
 Membudayakan kecerdasan bangsa
Tujuan negara Indonesia yang ketiga adalah “mencerdaskan kehidupan
bangsa”, yang berarti memastikan seluruh warga negara Indonesia memiliki
kesempatan dan akses ke pendidikan yang layak dan berkualitas. Tujuan ini
bukan hanya tanggung jawab negara dan pemerintah, tetapi juga seluruh
warga negara Indonesia. Pendidikan yang tinggi dianggap sebagai cara yang
efektif untuk mencapai tujuan ini, tetapi kecerdasan juga dapat diperoleh dari
sumber lain.
 Serta ikut menjaga ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial
Tujuan ketiga negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa,
sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945. Upaya ini tidak
hanya tugas negara dan pemerintah, namun juga tanggung jawab seluruh
warga negara. Pendidikan yang layak dan berkualitas harus tersedia bagi
seluruh warga negara, dengan harapan akan mencapai kemajuan dan
kesejahteraan yang lebih baik.Sementara itu, tujuan negara Indonesia untuk
menciptakan perdamaian di dalam dan di luar negeri sangat penting. Setiap
warga negara harus menjaga perdamaian di antara sesama dan menghormati
perbedaan yang ada. Patuh pada peraturan yang dibuat oleh pemerintah juga
penting untuk menciptakan perdamaian. Demi mencapai tujuan perdamaia
dunia, negara Indonesia menjalankan politik bebas aktif dan melakukan kerja
sama dengan negara lain dengan nilai-nilai perdamaian dan keadilan sosial.
Namun, mencapai empat tujuan tersebut tidaklah cukup hanya dengan
mencantumkannya di atas kertas. Perlu adanya usaha bersama, baik dari
pemerintah maupun masyarakat Indonesia, untuk mewujudkan tujuan-tujuan
tersebut.
3. Unsur unsur negara
Menurut Oppenheim-Lauterpacht, unsur-unsur negara adalah:
1. Unsur pembentuk negara (konstitutif): wilayah/daerah, rakyat, pemerintah
yang
berdaulat
2. Unsur deklaratif: pengakuan oleh negara lain
> Wilayah/Daerah
1) Daratan
Wilayah daratan ada di permukaan bumi dalam batas-batas tertentu dan di
dalam tanah di bawah permukaan bumi. Artinya, semua kekayaan alam yang
terkandung di dalam bumi dalam batas-batas negara adalah hak sepenuhnya
negara pemilik wilayah.
Batas-batas wilayah daratan suatu negara dapat berupa:
• Batas alam, misalnya: sungai, danau, pegunungan, lembah
• Batas buatan, misalnya: pagar tembok, pagar kawat berduri, parit
• Batas menurut ilmu alam: berupa garis lintang dan garis bujur peta bumi
2) Lautan
Lautan yang merupakan wilayah suatu negara disebut laut teritorial negara itu,
sedangkan laut di luarnya disebut laut terbuka (laut bebas, mare liberum).
Ada dua konsepsi pokok tentang laut, yaitu:
1) Res Nullius, yang menyatakan bahwa laut tidak ada pemiliknya, sehingga
dapat diambil/dimiliki oleh setiap negara;
2) Res Communis, yang menyatakan bahwa laut adalah milik bersama
masyarakat
dunia dan karenanya tidak dapat diambil/dimiliki oleh setiap negara.
Tidak ada ketentuan dalam hukum internasional yang menyeragamkan lebar laut
teritorial setiap negara. Kebanyakan negara secara sepihak menentukan sendiri
wilayah lautnya. Pada umumnya dianut tiga (3) mil laut (± 5,5 km) seperti Kanada
dan Australia. Tetapi ada pula yang menentukan batas 12 mil laut (Chili dan
Indonesia), bahkan 200 mil laut (El Salvador). Batas laut Indonesia sejauh 12 mil
laut diumumkan kepada masyarakat internasional melalui Deklarasi Juanda pada
tanggal 13 Desember 1957.
 Rakyat
Rakyat adalah kumpulan manusia yang hidup bersama dalam suatu
masyarakat penghuni suatu negara, meskipun mereka ini mungkin berasal
dari keturunan dan memiliki kepercayaan yang berbeda. Selain rakyat,
penghuni negara juga disebut bangsa. Para ahli menggunakan istilah rakyat
dalam pengertian sosiologis dan bangsa dalam pengertian politis. Rakyat
adalah sekelompok manusia yang memiliki suatu kebudayaan yang sama,
misalnya memiliki kesamaan bahasa dan adat istiadat.
 Pemerintah yang berdaulat
Dalam arti luas, pemerintah adalah gabungan dari semua badan kenegaraan
(eksekutif, legislatif, yudikatif) yang berkuasa memerintah di wilayah suatu
negara. Dalam arti sempit, Pemerintah mencakup lembaga eksekutif saja.
Menurut Utrecht, istilah Pemerintah meliputi pengertian yang tidak sama
sebagai berikut:
1. Pemerintah sebagai gabungan semua badan kenegaraan atau seluruh alat
perlengkapan negara adalam arti luas yang meliputi badan legislatif, eksekutif
dan yudikatif.
2. Pemerintah sebagai badan kenegaraan tertinggi yang berkuasa
memerintah di wilayah suatu negara (dhi. Kepala Negara).
3. Pemerintah sebagai badan eksekutif (Presiden bersama menteri-menteri:
kabinet).

Kedaulatan berarti kekuasan yang tertinggi, tidak di bawah kekuasaan lain.


Pemerintah yang berdaulat berarti pemerintah yang memegang kekuasaan
tertinggi di dalam negaranya dan tidak berada di bawah kekuasaan
pemerintah negara lain.
Maka, dikatakan bahwa pemerintah yang berdaulat itu berkuasa ke dalam
dan ke luar:
1. Kekuasaan ke dalam, berarti bahwa kekuasaan pemerintah itu dihormati
dan ditaati oleh seluruh rakyat dalam negara itu;
2. Kekuasaan ke luar, berarti bahwa kekuasaan pemerintah itu dihormati dan
diakuin oleh negara-negara lain.
> Pengakuan oleh negara lain
Pengakuan oleh negara lain didasarkan pada hukum internasional.
Pengakuan itu bersifat deklaratif/evidenter, bukan konstitutif. Proklamasi
kemerdekaan Amerika Serikat dilaksanakan pada tanggal 4 Juli 1776, namun
Inggris (yang pernah berkuasa di wilayah AS) baru mengakui kemerdekaan
negara itu pada tahun 1783. Adanya pengakuan dari negara lain menjadi
tanda bahwa suatu negara baru yang telah memenuhi persyaratan konstitutif
diterima sebagai anggota baru dalam pergaulan antarnegara. Dipandang dari
sudut hukum internasional, faktor pengakuan sangat
penting, yaitu untuk:
• Tidak mengasingkan suatu kumpulan manusia dari hubungan-hubungan
internasional;
• Menjamin kelanjutan hubungan-hubungan intenasional dengan jalan
mencegah kekosongan hukum yang merugikan, baik bagi kepentingan-
kepentingan individu maupun hubungan antarnegara.

4. Bentuk bentuk negara


1. Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah bentuk suatu negara yang merdeka dan berdaulat,
dengan satu pemerintahan pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh
daerah.
a. Negara kesatuan dengan sisitem sentralisasi adalah pemerintahan yang
langsungdipimpin oleh pemerintahan pusat, sementara pemerintahan daerah
di bawahnya melaksanakan kebijakan pemerintahan pusat. Model
pemerintahan Orde Baru di bawah pemerintahan presiden Soeharto adalah
salah satu contoh sistem pemerintahan model ini.
b. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi adalah penyerahan
wewenang dari pemerintahahan pusat ke daerah.contohnya: kepala daerah
diberikan kesempatan dan kewenangan untuk memgurus urusan
pemerintahan diwilayah sendiri. Sisitem ini dikenal dengan istilah otonomi
daerah atau swatantra. Sistem pemerintahan negara Malaysia dan
pemerintahan paske Orde Baru di Indonesia dengan sistem otonomi khusus
dapat dimasukan kedalam model ini.
2. Negara serikat
Negara serikat atau Federasi merupakan bentuk negara gabungan yang
terdiri dari beberapa negara bagian dari sebuah negara serikat. Pada mulanya
negara-negara bagian tersebut merupakan negara yang merdeka, berdaulat
dan berdiri sendiri. Setelah memnggabungkan dengan negara serikat, dengan
sendirinya negara tersebut melepaskan sebagian dari kekuasaannya dan
menyerahkannya kepada Negara Serikat. Penyerahan kekuasaan dari negara-
negara bagian kepada nagara serikat tersebut dikenal dengan istilah limitatif
(satu demui satu) dimana hanya kekuasaan yang diberikan oleh negara-
negara bagian saja (delagated powers) yang menjadi kekuasaan Negara
Serikat. Namun pada perkembangan selanjutnya, negara serikat
mengatur hal yang bersifat strategis seperti kebijakan politik luar negeri,
keamanan dan pertahanan negara.

Disamping 2 bentuk diatas, dari sisi pelaksana dan


mekanisme pemilihannya, bentuk Negara dapat digolongkan ketiga kelompok
yaitu: Monarki, Oligarki, dan Demokrasi.
a. Monarki: Pemerintahan monarki adalah model pemerintahan yang
dikepalai oleh raja atau ratu Dalam prakteknya, monarki ada dua jenis yaitu:
Monarki absolut,Monarki konstutional. Monarki parlamenter.
1) Monarki absolut adalah model pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi
di tangan satu orang raja atu ratu. Termasuk dalam kategori ini adalah negara
Arab saudi, Brunae, Swazilan, bhutan, dll.
2) Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaan
kepala negaranya (perdana mentri) dibatasi oleh ketentuan-ketentuan
kostitusi nagara. Praktek monarki konstitusional ini adalah yang paling
banyak dipraktekan di beberapa negara, seperti Thailand,jepang, Inggris,
jordania dan lan-lain.
3) Monarki parlamenter adalah bentuk pemerintahan yang bertanggung
jawab atas kebijaksanaan pemerintahannya adalah mentri, Termasuk dalam
kategori ini adalah negara Inggris, Belanda, dan Malaysia.
Dengan demikian pengertian negara yang berbentuk monarki adalah negara
dimana cara penunjukan kepala negaranya berdasarkan keturunan dari raja
yang sebelumya.
b. Oligarki
Model pemerintahan oligarki adalah pemerintahan yang dijalankan oleh
beberapa orang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu.
c. Demokrasi
Pemerintahan model demokrasi adalah pemerintahan yang bersandarkan
pada kedaulatan rakyat atau bendasarkan kekuasaannya pada pilihan atau
kehendak rrakyat malalui mekanisme pemulihan Umum (pemilu) yang
berlangsung secara jujur, bebas,dan adil.

B. Pemahaman tentang konstitusi


1. PengertianKonstitusi
Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam negara
adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan
negara biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak
mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip
yang menajdi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya. Dalam kasus bentukan
negara, kontitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum,
istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai
prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentuk
struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya.

2. Unsur, tujuan, dan urgensi konstitusi bagi negara


 Tujuan konstitusi adalah sebagai sarana memberikan pembatasan dan
pengawasan terhadap kekuasaan politik dan membebaskan kekuasaan dari
kontrol mutlak para penguasa atau memberi batasan kepada para penguasaan
pemerintahan.Jika sebuah negara tidak memiliki konstitusi, maka sulit untuk
mereka bertahan. Dengan demikian tujuan lain konstitusi adalah sarana yang
memungkinkan negara bisa mengatur masyarakatnya secara tertib dan
terorganisir.

 Fungsi Konstitusi
Fungsi konstitusi menurut guru besar hukum tata negara Jimly Asshiddiqie,
adalah
1. Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ negara.
2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara.
3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara dengan warga
negara
4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun
kegiatan penyelenggaraankekuasaannegara.
5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli
(yang dalam sistem demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara.
6. Fungsi simbolik sebagai pemersatu (symbol of unity), sebagai rujukan
identitas dan keagungan kebangsaan (identity of nation), serta sebagai center of
ceremony.
7. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control), baik dalam
arti sempit hanya di bidang politik maupun dalam arti luas mencakup bidang
sosial dan ekonomi.
8. Fungsi sebagai sarana perekayasa dan pembaruan masyarakat

3. Perubahan konstitusi
Sistem Perubahan Konstitusi Dalam sistem ketatanegaraan modern, ada dua
sistem yang berkembang dalam perubahan konstitusi, yaitu:
a. Renewal atau Pembaruan
Renewal atau pembaruan adalah sistem perubahan konstitusi secara
keseluruhan sehingga yang diberlakukan kemudian adalah konstitusi yang
benar-benar baru. Negara yang menganut sistem ini adalah Jerman, Perancis,
Belanda.
b. Amandemen atau Perubahan
Amandemen atau perubahan adalah perubahan konstitusi dengan tetap
memberlakukan konstitusi yang asli. Hasil perubahan tersebut merupakan
bagian atau lampiran yang menyertai konstitusi yang asli.
C. Sistem politik dan ketatanegaraan indonesia
1. KELEMBAGAAN NEGARA PASCA PERUBAHAN UNDANG UNDANG
1945
Perubahan UUD 1945 dilakukan secara bertahap dan menjadi salah satu agenda
Sidang MPR dari 1999 hingga 2002 . Perubahan pertama dilakukan dalam Sidang
Umum MPR Tahun 1999. Arah perubahan pertama UUD 1945 adalah membatasi
kekuasaan Presiden dan memperkuat kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) sebagai lembaga legislatif.
Perubahan kedua dilakukan dalam sidang Tahunan MPR Tahun 2000. Perubahan
kedua menghasilkan rumusan perubahan pasal-pasal yang meliputi masalah
wilayah negara dan pembagian pemerintahan daerah, menyempumakan perubahan
pertama dalam hal memperkuat kedudukan DPR, dan ketentuan¬-ketentuan
terperinci tentang HAM.
Perubahan ketiga ditetapkan pada Sidang Tahunan MPR 2001. Perubahan tahap
ini mengubah dan atau menambah ketentuan-ketentuan pasal tentang asas-asas
landasan bemegara, kelembagaan negara dan hubungan antarlembaga negara,
serta ketentuan-ketentuan tentang Pemilihan Umum. Sedangkan perubahan
keempat dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR Tahun 2002.
Perubahan Keempat tersebut meliputi ketentuan tentang kelembagaan negara dan
hubungan antarlembaga negara, penghapusan Dewan Pertimbangan Agung
(DPA), pendidikan dan kebudayaan, perekonomian dan kesejahteraan sosial, dan
aturan peralihan serta aturan tambahan.
Empat tahap perubahan UUD 1945 tersebut meliputi hampir keseluruhan materi
UUD 1945. Naskah asli UUD 1945 berisi 71 butir ketentuan, sedangkan
perubahan yang dilakukan menghasilkan 199 butir ketentuan. Dari sisi kualitatif,
perubahan UUD 1945 bersifat sangat mendasar karena mengubah prinsip
kedaulatan rakyat yang semula dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR menjadi
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Hal itu menyebabkan semua
lembaga negara dalam UUD 1945 berkedudukan sederajat dan melaksanakan
kedaulatan rakyat dalam lingkup wewenangnya masing-masing. Perubahan lain
adalah dari kekuasaan Presiden yang sangat besar (concentration of power and
responsibility upon the President) menjadi prinsip saling mengawasi dan
mengimbangi (checks and balances). Prinsip-prinsip tersebut menegaskan cita
negara yang hendak dibangun, yaitu negara hukum yang demokratis.

Perubahan (Amandemen) UUD 1945:


* Mempertegas prinsip negara berdasarkan atas hukum [Pasal 1 ayat (3)] dengan
menempatkan kekuasaan kehakiman sebagai kekuasaan yang merdeka, penghormatan
kepada hak asasi manusia serta kekuasaan yang dijalankan atas prinsip due process of
law.
* Mengatur mekanisme pengangkatan dan pemberhentian para pejabat negara, seperti
Hakim.
* Sistem konstitusional berdasarkan perimbangan kekuasaan (check and balances) yaitu
setiap kekuasaan dibatasi oleh Undang-undang berdasarkan fungsi masing-masing.
* Setiap lembaga negara sejajar kedudukannya di bawah UUD 1945.
* Menata kembali lembaga-lembaga negara yang ada serta membentuk beberapa
lembaga negara baru agar sesuai dengan sistem konstitusional dan prinsip negara
berdasarkan hukum.
* Penyempurnaan pada sisi kedudukan dan kewenangan maing-masing lembaga negara
disesuaikan dengan perkembangan negara demokrasi modern.
2. PERUBAHAN PADA MPR
· Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga tinggi negara lainnya
seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK.
· Menghilangkan supremasi kewenangannya.
· Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN.
· Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden (karena presiden dipilih secara
langsung melalui pemilu).
· Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD.
· Susunan keanggotaanya berubah, yaitu terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat
dan angota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih secara langsung melalui pemilu.
3. PERUBAHAN PADA DPR
· Posisi dan kewenangannya diperkuat.
· Mempunyai kekuasan membentuk UU (sebelumnya ada di tangan presiden,
sedangkan DPR hanya memberikan persetujuan saja) sementara pemerintah berhak
mengajukan RUU.
· Proses dan mekanisme membentuk UU antara DPR dan Pemerintah.
· Mempertegas fungsi DPR, yaitu: fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan sebagai mekanisme kontrol antar lembaga negara.
4. PERUBAHAN PADA DPD
· Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan kepentingan
daerah dalam badan perwakilan tingkat nasional setelah ditiadakannya utusan daerah
dan utusan golongan yang diangkat sebagai anggota MPR.
· Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara Republik Indonesia.
· Dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu.
· Mempunyai kewenangan mengajukan dan ikut membahas RUU yang berkaitan dengan
otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU lain yang berkait dengan
kepentingan daerah.
5. PERUBAHAN PADA PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
Membatasi beberapa kekuasaan presiden dengan memperbaiki tata cara pemilihan dan
pemberhentian presiden dalam masa jabatannya serta memperkuat sistem
pemerintahan presidensial.
· Kekuasaan legislatif sepenuhnya diserahkan kepada DPR.
· Membatasi masa jabatan presiden maksimum menjadi dua periode saja.
· Kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus memperhatikan
pertimbangan DPR.
· Kewenangan pemberian grasi, amnesti dan abolisi harus memperhatikan
pertimbangan DPR.
· Memperbaiki syarat dan mekanisme pengangkatan calon presiden dan wakil presiden
menjadi dipilih secara langsung oleh rakyat melui pemilu, juga mengenai
pemberhentian jabatan presiden dalam masa jabatannya.
6. MAHKAMAH AGUNG
Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang
menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan [Pasal 24 ayat
(1)].
· Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peaturan perundang-undangan di
bawah Undang-undang dan wewenang lain yang diberikan Undang-undang.
· Di bawahnya terdapat badan-badan peradilan dalam lingkungan Peradilan Umum,
lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan militer dan lingkungan Peradilan
Tata Usaha Negara (PTUN).
· Badan-badan lain yang yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur
dalam Undang-undang seperti : Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain-lain.
7. MAHKAMAH KONSTITUSI
· Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi (the guardian of the
constitution).
· Mempunyai kewenangan: Menguji UU terhadap UUD, Memutus sengketa
kewenangan antar lembaga negara, memutus pembubaran partai politik, memutus
sengketa hasil pemilu dan memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan
pelanggaran oleh presiden dan atau wakil presiden menurut UUD.
· Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan masing-masing oleh Mahkamah
Agung, DPR dan pemerintah dan ditetapkan oleh Presiden, sehingga mencerminkan
perwakilan dari 3 cabang kekuasaan negara yaitu yudikatif, legislatif, dan eksekutif.
8. BADAN PEMERIKSAAN KEUANGAN (BPK)
· Anggota BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
· Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara (APBN) dan
daerah (APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan DPD dan
ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum.
· Berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.
· Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal departemen yang
bersangkutan ke dalam BPK.
9. KOMISI YUDISIAL
· Tugasnya mencalonkan Hakim Agung dan melakukan pengawasan moralitas dan kode
etik para Hakim.

Anda mungkin juga menyukai