Anda di halaman 1dari 55

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pertemuan Kedua

Konsep Bangsa, Negara, dan negara


Bangsa
TIM DOSEN
Pengertian Bangsa
Berikut ini pendapat pakar kenegaraan mengenai
bangsa :
a.Menurut Hans Kohn (Jerman), bangsa adalah buah hasil
karya atau tenaga hidup manusia. Pada umumnya bangsa
memiliki faktor-faktor objektif tertentu yang
membedakannya dengan bangsa lain, di antaranya
persamaan keturunan, wilayah, bahasa, adat-istiadat,
kesamaan politik, perasaan, dan keyakinan (agama).
b.Menurut F. Ratzel (Jerman), bangsa terbentuk karena
adanya hasrat tertentu atau adanya keinginan yang
sama. Hasrat tersebut timbul karena adanya rasa
kesatuan antara sesama manusia dan tempat tinggal.
Pengertian Bangsa
Berikut ini pendapat pakar kenegaraan mengenai
bangsa :
c.Menurut Otto Bauer (Jerman), bangsa adalah
kelompok manusia yang mempunyai persamaan
karakter. Karakter tersebut tumbuh karena adanya
persamaan senasib dan sepenanggungan
d. Ir. Soekarno (Indonesia), Bangsa adalah
segerombolan manusia yang besar, keras ia mem-
punyai  keinginan  bersatu, le desir d’etre
 ensemble, keras ia mempunyai character
gemeinschaft,  persamaan watak, tetapi yang hidup
di atas satu wilayah  yang nyata satu unit.
Pengertian Bangsa
Pengertian bangsa juga dapat dikaji  secara sosiologis dan
antropologis, hukum,  serta politis.  
•Bangsa dalam pengertian sosiologis antropologis adalah
persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri yang masing-
masing anggota persekutuan hidup tersebut merasa satu
kesatuan sejarah, bahasa, tradisi, keturunan, kepecayaan,
budaya dan ras.. Ikatan demikian disebut ikatan primordial.
Dengan ikatan itu kita bisa membedakan antara Suku Bangsa
Batak dan Suku Bangsa Jawa atau Sunda. Persekutuan hidup
masyarakat semacam ini dalam suatu Negara dapat merupakan
persekutuan hidup yang mayoritas dan dapat pula persekutuan
hidup minoritas. Contoh : amerika serikat terdiri dari bangsa
Negro, bangsa Indian, bangsa Cina, bangsa Yahudi, dan lain-lain.
Persekutuan hidup, artinya perkumpulan orang-orang yang
saling membutuhkan dan bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama dalam suatu wilayah tertentu. Persekutuan hidup itu
dapat berupa persekutuan hidup mayoritas dan minoritas.
Pengertian Bangsa
Pengertian bangsa juga dapat dikaji  secara
sosiologis dan antropologis, hukum,  serta politis.  
•Bangsa dalam pengertian politik adalah suatu
masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan
mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai
suatu kekuasaan tertinggi keluar dan kedalam,
diikat oleh sebuah organisasi kekuasaan/ politik,
yaitu negara beserta pemerintahnya, serta di ikat
oleh satu kesatuan wilayah nasional, hukum,
perundang-undangan yang berlaku.. Jadi mereka
diikat oleh kekuasaan politik yaitu Negara. Misalnya
bangsa Moro, bangsa Yahudi, bangsa Kurdi, dan
bangsa Tamil.
Pengertian Bangsa
Pengertian bangsa juga dapat dikaji  secara sosiologis dan
antropologis, hukum,  serta politis.  
•Secara hukum,  bangsa adalah rakyat (orang-orang)
yang berada di  suatu masyarakat hukum  yang
terorganisasi. Bangsa pada umumnya menempati wilayah
tertentu, mempunyai bahasa tersendiri, sejarah,
kebiasaan, dan kebudayaan yang sama dalam
pemerintahan yang berdaulat.
•Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
bangsa adalah orang- orang yang bersamaan asal
keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya serta
berpemerintahan sendiri. Bangsa adalah kumpulan
 manusia yang terikat karena kesatuan bahasa dan
wilayah tertentu di muka bumi.
Unsur Bangsa
Freidrich Hertz dalam bukunya Nationality in History and Politic
mengemukakan bahwa ada empat unsur yang berpengaruh
dalam terbentuknya suatu bangsa, yaitu :
1.Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional yang terdiri atas
kesatuan sosial, politik, ekonomi, agama, kebudayaan,
komunikasi, dan solidaritas.
2.Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan
nasional sepenuhnya, yaitu bebas dari dominasi dan campur
tangan bangsa asing terhadap urusan dalam negerinya.
3. Keinginan akan kemandirian, keunggulan, individualitas, dan
keaslian atau kekhasan. Contohnya menjunjung tinggi bahasa
nasional yang mandiri.
4.Keinginan untuk menonjol (unggul) di antara bangsa-bangsa
dalam mengejar kehormatan, pengaruh, dan prestise.
Sedangkan pandangan umum tentang
unsur terbentuknya bangsa adalah:
1. Ada sekelompok manusia yang mempunyai
kemauan untuk bersatu.
2. Berada dalam satu wilayah tertentu.
3. Ada kehendak untuk membentuk atau berada di
bawah pemerintahan yang dibuatnya sendiri.
4. Secara psikologis merasa senasib,
sepenanggungan, setujuan, dan secita-cita
5. Ada kesamaan karakter, identitas, budaya,
bahasa sehingga dapat dibedakan dengan
bangsa lain.
Dasar Pembentukan Bangsa
• Sebuah bangsa akan terbentuk  jika  terdapat 
persamaan- persamaan yang menyatukan sebuah
kelompok masyarakat. Sebuah bangsa pada zaman
modern selalu mengacu pada empat persamaan
sebagai berikut.
1. Persamaan wilayah  tempat tinggal.
2. Persamaan bahasa atau alat komunikasi  yang diterima
 semua anggota.
3. Persamaan kondisi  sosial ekonomi.
4. Persamaan kondisi  sosial psikologis yang terbentuk
pada masa proses pembentukan bangsa itu. Hal ini
ditandai oleh represi atau tantangan bersama untuk
 bertahan hidup.
Dasar Pembentukan Bangsa
• Pada umumnya  bangsa terbentuk karena adanya
faktor-faktor objektif tertentu yang
membedakannya dengan bangsa lain. Faktor-
faktor tersebut adalah:
1. kesamaan keturunan,
2. wilayah,
3. bahasa,
4. adat istiadat,
5. kesamaan politik,
6. perasaan, dan
7. agama.
Hakikat Negara
Hakikat Negara
• Hans Kelsen: negara ialah suatu susunan
pergaulan hidup bersama dengan tata paksa
(dalam Rudolf Aladar: 1969).
• Legemann: negara ialah suatu organisasi
kemasyarakatan yang bertujuan dengan
kekuasaannya mengatur serta menyelenggarakan
sesuatu masyarakat (1985).
• Jean Bodin: negara ialah suatu persekutuan dari
berbagai keluarga dengan segala kepentigannya
yang dipimpin oleh atau dari suatu lembaga yang
berdaulat (1999).
Hakikat Negara
• Franz Magnis-Suseno: negara merupakan satu
kesatuan masyarakat politik. Fungsinya ialah
membuat, menerapkan, serta menjamin
berlakunya norma kelakuan untuk seluruh
masyarakat. Norma ini berlaku dengan pasti,
artinya negara tidak membiarkan aturan-
aturannya dilanggar. Bila dilanggar, pelanggarnya
ditindak serta dikenai sanksi. Sanksi tersebut kalau
perlu dengan menggunakan paksaan fisik (1988).
• Prof. Miriam Budiardjo: negara ialah organisasi
dalam dalam suatu wilayah yang mempunyai
kekuasaan tertinggi yang sah serta ditaati oleh
rakyatnya (1993).
Unsur-unsur Negara
• 1. Wilayah (Daerah Kekuaasaan)
• 2. Rakyat atau Penduduk
• 3. Pemerintah yang berdaulat dan
• 4. Pengakuan dari Negara Lain (Unsur
deklaratif)
1. Wilayah (Daerah Kekuaasaan)
Suatu yang disebut dengan negara harus memiliki unsur ini, yaitu
wilayah. Wilayah adalah seluruh tempat baik berupa daratan,
lautan, dan juga udara yang ada diatasnya yang memiliki batas-
batas tertentu. Suatu negara batas-batas wilayahnya dapat
ditentukan dengan cara :
•Yang pertama adalah batas alam, batas wilayah suatu negara
yang berupa alam adalah danau, gunung, sungai, selat, laut.
•Batas buatan, batas wilayah suatu negara yang berupa batas
buatan adalah tembok/pagar, jalan raya. Sebagai contohnya
adalah tembok cina.
•Batas astronomi, berbeda dengan batas alam dan batas buatan,
batas astronomi ini berupa garis lintang dan garis bujur. Sebagai
contoh batas astronomi negara kita "Indonesia" yaitu 6 derajat LU
- 11 derajat LS dan 95 derajat - 141 derajat BT.
•Batas perjanjian, batas wilayah ini dapat berupa konvensi,
traktat, misalnya konvensi hukum laut internasionel.
2. Rakyat atau Penduduk
• Pengertian rakyat yang merupakan unsur unsur negara adalah kumpulan
orang yang distukan oleh rasa persamaan yang secara bersama-sama
berada/mendiami di suatu wilayah tertentu.
Sedangkan pengertian penduduk adalah semua orang yang
berkedudukan, bertempat tinggal dalam wilayah suatu negara. Orang
yang berada dalam wilayah suatu negara hanya sementara (tidak
menetap) maka disebut dengan bukan penduduk. Contoh orang yang
bukan penduduk seperti wisatawan asing, tamu negara,. Penduduk terdiri
dari warga negara dan bukan warga negara.
Pengertian warga negara adalah penduduk yang memiliki ikatan hukum
dengan suatu negara. Warga negara terdiri dari warga negara asli dan
warga negara keturunan asing.
Berbeda dengan warga negara, kalau pengertian dari bukan warga negara
adalah seseorang yang tidak memiliki ikatan hukum dengan negara
tersebut, disebut juga dengan warga negara asing (WNA).
3. Pemerintah yang berdaulat
• Syarat mutlak terbentuknya suatu negara yang
merupakan unsur negara yang ketiga adalah
pemerintah yang berdaulat. Pemerintah yang berdaulat
ini memiliki pengertian yaitu suatu pemerintah yang
memiliki suatu kedaulatan/kekuasaan tertinggi untuk
mengamankan, mempertahankan, mengatur, dan
melancarkan tata cara penyelenggaraan pemerintahan
negara-negara secara penuh, yang mana kedaulatan ini
ada dua macam yaitu kedaulatan ke dalam dan
kedaulan ke luar.
• Ketiga unsur-unsur negara diatas merupakan unsur
yang mutlak harus ada pada suatu negara atau disebut
dengan unsur konstitutif. Ada tambahan lagi satu unsur
yang merupakan unsur deklaratif, yaitu adanya
pengakuan dari negara lain.
4. Pengakuan dari Negara Lain (Unsur deklaratif)
• Pengakuan dari negara lain ini diperlukan untuk
menjamin berlangsungkan kerjasama internasional
dengan negara lain, ada dua jenis pengakuan dari
negara lain yang ada yaitu : Pengakuan secara de facto,
yang mempunyai arti pengakuan dari negara lain yang
berdasarkan pada fakta berdirinya suatu negara telah
memenuhi persyaratan.
• Pengakuan secara de yure, yang memiliki artik sebagai
pengakuan secara yuridis formal berdasarkan hukum
internasional.
• Pengakuan de facto biasanya merupakan awal dari
pengakuan dari negara lain secara de yure. Sebagai
contohnya : Negara Inggris mengakui pemerintah Uni
Soviet secara de facto dan de yure tidak bersamaan,
secara de facto pada tanggal 16 Maret 1921 dan secara
de yure baru tanggal 1 Februari 1924
Sifat-sifat Negara
• Sifat negara menurut Miriam Budiardjo:
1. Memaksa, artinya negara mempunyai kekuasaan untuk memaksa kekerasan
fisik secara sah. Tujuannya ialah agar peraturan perundangundangan ditaati,
ketertiban dalam masyarakat tercapai, serta anarki  (kekacauan) alam
masyarakat dapat dicegah. Alat pemaksanya bermacam-macam, seperti polisi,
tentara, dan berbagai persenjataan lainnya. Contohnya, setiap warga negara
harus membayar pajak. Orang yang menghindari kewajiban ini dapat
dikenakan denda atau harta miliknya disita, bahkan dapat dikenakan hukuman
kurungan. 
2. Monopoli, yaitu hak negara guna melaksanakan sesuatu sesuai dengan tujuan
bersama dari masyarakat. Contohnya, menjatuhkan hukuman kepada setiap
warga negara yang melanggar peraturan, menjatuhkan hukuman mati,
mewajibkan warga negaranya untuk mengangkat senjata jika negaranya
diserang musuh, memungut pajak, menentukan mata uang yang berlaku
dalam wilayahnya, serta melarang aliran kepercayaan atau aliran politik
tertentu yang dinilai bertentangan dengan tujuan masyarakat.
3. Mencakup semua, artinya setiap peraturan perundang-undangan berlaku
untuk semua orang tanpa kecuali. Hal itu perlu, sebab kalau seseorang
dibiarkan berada di luar ruang lingkup aktivitas negara, maka usaha negara
untuk mencapai masyarakat yang dicita-citakan akan gagal.
Teori Terbentunya Negara
1. Teori hukum alam adalah teori awal tentang terbentuknya suatu
negara. Teori ini menurut sejarah ada pada zaman Plato dan
Aristoteles. Menurut teori ini, terjadinya negara adalah hal yang natural
atau alami. Segala sesuatu terjadi sesuai dengan hukum alam,
begitupun dengan negara. Teori pembentukan negara ini juga didasari
atas kecenderungan manusia untuk selalu bersosial, berkumul dan
saling berhubungan untuk mencapai kebutuhan hidupnya.
2. Teori ketuhanan adalah teori yang ada saat agama agama besar telah
tersebar ke dunia ini contohnya Islam dan Kristen. Teori ini sesuai
namanya tentu saja dipengaruhi oleh paham keagamaan. Dan
berdasarkan itulah, teori ketuhanan terbentuknya negara didasari
anggapan bahwa negara terbentuk atas dasar keinginan Tuhan. Paham
dan teori ini diajukan oleh beberapa ahli seperti Freidericch Julius Stahl,
Thomas Aquinas, dan Agustinus. Paham ini, sesuai dengan
ketentuannya, Tuhan yang menciptakan negara sehingga negara
dianggap penjelmaan kekuasaan Tuhan. Hal ini mengakibatkan paham
bahwa raja atau penguasa adalah pilihan Tuhan untuk memerintah
sehingga raja memiliki kekuasaan mutlak pada suatu negara atau
kerajaan, contohnya saja Inggris Raya pada zaman kerajaan.
Teori Terbentunya Negara
1. Teori perjanjian ada atas reaksi terhadap kedua teori
sebelumnya. Atas dasar apa? Atas dasar kedua teori yang
ada sebelumnya tidak mampu menjelaskan asal dan
bagaimana terbentuknya negara. Selain itu, teori ini
merupakan bentuk perlawanan atas kekuasaan raja ataupun
penguasa yang menganggap memiliki kekuasaan mutlak
akibat kepercayaan sebagai titisan Tuhan. Teori perjanjian ini
ada dimasa abad pencerahan dan dipelopori oleh ahli ahli
seperti Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, dan
Montesquieu. Berdasarkan teori perjanjian, negara ada
semata mata akibat perjanjian antarmanusia. Menurut teori
ini, negara merupakan wujud perjanjian masyarakat sebelum
bernegara dan kemudian menjadi masyarakat bernegara.
 Hal ini senada dengan pengertian negara oleh Jean Bodin
bahwa negara adalah bentuk persekutuan keluarga dengan
segala kepentingannya.
Terjadinya Negara di Zaman Modern
1.  Penaklukan atau occupatie
2. Peleburan atau fusi
3. Pemecahan
4. Pemisahan Diri
5. Perjuangan
6. Penyerahan atau pemberian
7. Pendudukan atas wilayah yang belum ada
pemerintahan sebelumnya
1. Penaklukan atau occupatie
•  Yaitu suatu daerah yang tidak dipertuan
kemudian diambil alih dan didirikan negara
diwilayah itu.
• Misalnya: Liberia  adalah daerah kosong yang
dijadikan negara oleh para budak Negro yang
dimerdekakan oleh Amerika. Liberia
dimerdekakan pada  tahun 1847.
2.Peleburan atau fusi
• Yaitu suatu penggabungan dari dua atau lebih
negara menjadi satu negara baru.
• Misalnya: Jerman Barat dan Jerman Timur
yang bergabun menjadi negara Jerman.
3. Pemecahan
• Yaitu terbentuknya negara-negara baru akibat terpecahnya
negara lama sehingga negara sebelumnya menjadi tidak
ada lagi.
• Misalnya: Negara Yugoslavia yang terpecah menjadi
Negara Slovenia, Kroasia, Macedonia, Serbia, Boznia-
Harzegovina, Kosovo dan Montenegro.
• Negara Uni Sovyet yang terpecah menjadi banyak negara-
negara baru seperti Armenia, Azerbaijan, Belarus, Estonia,
Georgia, Kazakhstan, Kirgiztan, Latvia, Lituania, Moldova,
Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, Ukraina, dan Uzbekistan.
• Cekoslovakia yang terpecah menjadi negara Ceko dan
Slovakia.
4. Pemisahan Diri
• Yaitu memisahnya suatu bagian wilayah
negara kemudian terbentuk negara baru.
• Misalnya: Wilayah India yang kemudian
terpecah membentuk negara India, Pakistan
dan Bangladesh. 
• Timor Leste yang memisahkan diri dari
Indonesia
5. Perjuangan
• Yaitu hasil dari rakyat suatu wilayah yang
umumnya dijajah negara lain kemudian
memerdekakan diri.
• Misalnya: Indonesia yang melakukan
perjuangan revolusi sehingga mampu
membentuk negara merdeka.
• Kebanyakan kemerdekaan yang diperoleh
negara Asia-Afrika setelah Perang Dunia II
adalah hasil perjuangan rakyatnya. 
6. Penyerahan atau pemberian
• Yaitu pemberian kemerdekaan kepada suatu
koloni oleh negara lain yang umumnya adalah
bekas jajahannya.
• Misalnya: Inggris dan Perancis yang memiliki
wilayah jajahan di Afrika, banyak memberikan
kemerdekaan kepada  bangsa didaerah itu,
contohnya Kongo yang dimerdekakan oleh
Perancis. 
7. Pendudukan atas wilayah yang
belum ada pemerintahan sebelumnya
• Yaitu pendudukan yang terjadi pada wilayah yang
sudah ada penduduknya tetapi tidak memiliki
pemerintahan.
• Misalnya: Australia merupakan daerah baru yang
ditemukan Inggris meskipun disana telah
terdapat suku Aborigin. Daerah Australia
selanjutnya dibuat koloni-koloni dimana
penduduknya didatangkan dari daratan Eropa.
Australia dimerdekakan pada tahun 1901. 
Fungsi Negara menurut Prof. Miriam
Budiardjo:
• Melaksanakan Ketertiban: Keteriban penting untuk
mencegah terjadinya bentrokan dalam masyarakat agar
tujuan bersama dapat tercapai. Dalam hal ini, negara
berfungsi sebagai stabilisator. Negara memiliki kekuasaan
untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam
masyarakat agar terjadi ketertiban. Dalam melaksanakan
ketertiban tersebut, negara mengacu pada ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
• Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyatnya: Fungsi Negara selanjutnya adalah kewajiban
untuk mengusahakan tercapainya kemakmuran dan
kesejahteraan rakyatnya. Dewasa ini, fungsi ini sangat
penting, terutama untuk negara baru atau negara-negara
yang sedang berkembang.
Fungsi Negara menurut Prof. Miriam
Budiardjo:
• Melaksanakan pertahanan: Negara wajib mempunyai
alat-alat pertahanan agar melaksanakan fungsi tersebut
untuk menjaga, mencegah, dan menanggulangi
berbagai gangguan, ancaman, tantangan, dan
hambatan.
• Menegakkan keadilan: Untuk melaksanakan fungsi ini,
negara dapat menggunakan badan-badan pengadilan
yang ada di negara tersebut. Keadilan adalah hak setiap
manusia,  karena itu setiap orang harus memperoleh
rasa keadilan, memperoleh hak-haknya, serta terhindar
dari perlakuan sewenang-wenang ataupun
ketidakadilan lainnya, baik yang dilakukan oleh orang
lain bahkan mungkin yang dilakukan oleh negara.
Faktor-faktor penting bagi pembentukan
bangsa Indonesia sebagai berikut 
1. Adanya persamaan nasib , yaitu penderitaan
bersama dibawah penjajahan bangsa asing lebih
kurang selama 350 tahun 
2. Adanya keinginan bersama untuk merdeka ,
melepaskan diri dari belenggu penjajahan 
3. Adanya kesatuan tempat tinggal , yaitu wilayah
nusantara yang membentang dari Sabang
sampai Merauke 
4. Adanya cita-cita, tujuan dan visi bersama untuk
mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai
suatu bangsa
Proses Terjadinya Negara Indonesia
1. Terjadinya negara tidak sekedar dimulai dari
proklamasi, tetapi adanya pengakuan akan hak setiap
bangsa untuk memerdekakan dirinya. Bangsa
indonesia memiliki tekad kuat untuk menghapus
segala penindasan dan penjajahan suatu bangsa atas
bangsa lain (Alinea I Pembukaan UUD 1945 ).
2. Adanya perjuangan bangsa Indonesia melawan
penjajahan. Perjuangan panjang bangsa Indonesia
menghasilkan proklamasi. Proklamasi barulah
menghantarkan kepintu gerbang kemerdekaan.
Negara yang kita cita-citakan adalah negara yang
menuju pada keadaan merdeka, bersatu, berdaulat,
adil, dan makmur (Alinea II Pembukaan UUD 1945).
Proses Terjadinya Negara
Indonesia
3. Terjadinya negara Indonesia adalah kehendak
bersama seluruh bangsa Indonesia, sebagai suatu
keinginan luhur bersama. Di samping itu adalah
kehendak atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Inilah
yang membuktikan bangsa Indonesia adalah bangsa
yang religius dan mengakui adanya motivasi spiritual
(Alinea III Pembukaan UUD 1945).
4. Negara Indonesia perlu menyusun alat-alat
kelengkapan negara meliputi tujuan negara, bentuk
negara, sistem pemerintahan negara, UUD negara,
dan dasar negara. Dengan demikian, semakin
sempurna proses terjadinya negara Indonesia (Alinea
IV Pembukaan UUD 1945).
Tujuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
(Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
terdapat dalam Pembukaan Undang Undang Dasar
1945 alinea keempat)
a.Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia;
b.Memajukan kesejahteraan umum;
c.Mencerdaskan kehidupan bangsa;
d.Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan social.
Identitas Nasional Indonesia
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan
yaitu Bahasa Indonesia
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Pancasila
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal
Ika
Identitas Nasional Indonesia
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD
1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
10.Kebudayaan daerah yang telah diterima
sebagai Kebudayaan Nasional.
Faktor-Faktor Pembentukan Bangsa Menurut
Dasar Identitas adalah sebagai berikut:
1. Primordial yang termasuk dalam faktor ini yaitu ikatan kekerabatan,
kesamaan suku bangsa, daerah, bahasa dan adat istiadat.
2. Sakral dalam faktor ini yaitu adanya kesamaan agama yang dianut oleh
masyarakat dan dalam hal ini agama dapat membentuk suatu ideologi
doktrin yang kuat dalam masyarakat, sehingga keterkaitannya dapat
menimbulkan bangsa
3. Tokoh menjadi salah satu faktor pembentuk bangsa karena bagi
masyarakat, tokoh dijadikan sebagai panutan untuk mewujudkan misi-misi
bangsa.
4. Sejarah merupakan salah satu faktor pembentukan bangsa karena sejarah
dan pengalaman masa lalu seperti penderitaan akan melahirkan solidaritas
sehingga memungkinkan untuk membentuk satu tekad dan satu tujuan
antar kelompok masyarakat.
5. Perkembangan Ekonomi dikatakan sebagai faktor pembentukan bangsa
karena semakin meningkatnya perkembangan ekonomi semakin beragam
pula kebutuhan masyarakat sehingga membuat masyarakat semakin
ketergantungan satu sama lain dan secara tidak langsung akan membuat
masyarakat ingin membentuk satu kesatuan yaitu bangsa sebagai jalan
untuk memenuhi kebutuhan satu sama lain.
Proses Pembentukan Bangsa-Negara
Menurut Model Ortodoks.
Model ortodoks yaitu bermula dari adanya suatu bangsa
terlebih dahulu, untuk kemudian bangsa itu membentuk
suatu Negara tersendiri. Contoh bangsa Yahudi berupaya
mendirikan negara Israel.
•Ciri-ciri model Ortodoks :
a.Tidak mengalami perubahan unsur karena suatu bangsa
membentuk suatu Negara.
b.Membutuhkan waktu yang singkat saja,yaitu hanya
membentuk struktur pemerintahan, bukan pembentukan
identitas kultular baru.
c.Muncul setelah terbentuknya bangsa Negara.
d.Partisipasi politik dianggap sebagai bagian terpisah dari
proses integrasi nasional
Proses Pembentukan Bangsa-Negara
Menurut Model mutakhir
Model mutakhir berawal dari adanya Negara terlebih dahulu
yang terbentuk melalui proses tersendiri, sedangkan
penduduk Negara merupakan sekumpulan suku bangsa dan
ras. Contohnya adalah kemunculan Negara Amerika Serikat
pada tahun 1776.
•Ciri-ciri Model Mutakhir:
1.Mengalami perubahan unsur karena dari banyak kelompok
suku bangsa menjadi satu bangsa.
2.Memerlukan waktu yang lama karena harus mencapai
kesepakatan tentang identitas cultural yang baru.
3.Kesadaran politik warga muncul mendahului bahkan
menjadi kondisi awal terbentuknya bangsa Negara.
4.Partisipasi politik dan rezim politik merupakan hal yang tak
terpisahkan dari proses integrasi nasional.
Perbedaan kedua model:
1. Ada tidaknya perubahan unsur dalam
penggelompokkan masyarakat
1. Model Tidak mengandung perubahan
1 Ortodo unsur karena suatu bangsa
ks membentuk satu negara
1. Modelwaktu
2.Lamanya mengandung perubahan
yang diperlukan unsur
dalam proses
2pembentukan
Mutakh dari banyak kelompok suku
bangsa-negara
ir
2.1 Model bangsa menjadi
Memerlukan waktusatu
yangbangsa
singkat baru.
karena
Ortodoks membentuk struktur kekuasaan saja
2.2 Model Memerlukan waktu yang lebih lama
Mutakhir karena harus mencapai kesepakatan
BINUS UNIVERSITY 41
3. Kesadaran politik
3.1 Model Muncul setelah terbentuknya bangsa-negara
Ortodok
s
3.2 Model Kesadaran politik muncul mendahului dan
Mutakhi menjadi kondisi awal bagi terbentuknya bangsa-
4. Derajat
r pentingnya
negara partisipasi politik dan rezim
politik
4. Mo Partisipasi politik dan
1
del rezim politik dianggap
Ort sebagai hal yang terpisah
odo
BINUS UNIVERSITY dari proses integrasi 42
Kelemahan dari kedua model diatas
adalah:
• 1) Memandang proses pembentukan bangsa-
negara dari sudut kemajemukan suku bangsa
saja. Padahal, permasalahan integrasi nasional
juga dipengaruhi oleh kemajemukan agama,
ras dan ekonomi;
• 2) Faktor historis yang berkaitan dengan
pengalaman penjajahan tidak termasuk dalam
kedua model tersebut;
• 3) dan konteks Indonesia SUMPAH PEMUDA
BANGSA NEGARA INDONESIA
Bangsa Indonesia dalam arti politis, karena itu
membutuhkan:
•Perubahan unsur dari banyak suku bangsa menjadi satu
bangsa; Bangsa Indonesia
•Waktu yang lama untuk mencapai kesepakatan ttng
indentitas kultur yang baru, kultur bangsa Indonesia
•Kesadaran Politik menjadi kondisi awal terbentuknya
bangsa negara
•Partisipasi politik dan rezim politik merupakan bagai
tidak terpisahkan dari proses integras nasional
Bangsa  dan Nasionalisme
• Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap
memiliki identitas  bersama, dan mempunyai  kesamaan
bahasa, agama, ideologi, budaya, dan sejarah. Bahkan
bangsa umumnya  dianggap memiliki  asal-usul keturunan
 yang sama. Konsep bahwa semua manusia dibagi menjadi
kelompok-kelompok bangsa ini merupakan salah satu
doktrin  paling berpengaruh dalam sejarah. Doktrin  ini
merupakan doktrin  etika dan filsafat, dan menjadi  awal
dari nasionalisme. Persatuan bahasa mempermudah
 perkembangan nasionalisme tetapi tidak  mutlak
 diperlukan  untuk  kebangkitan nasionalisme. Dalam hal
nasionalisme, syarat yang mutlak dan utama adalah adanya
kemauan dan tekad bersama.
Identitas Nasional
•  Kata Identitas berasal dari kata Identitu, yang memiliki
arti tanda-tanda, ciri-ciri, atau jati diri yang melekat
pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya
dengan yang lain.
• Kata "nasional" merupakan identitas yang melekat
pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat
oleh kesamaan-kesamaan fisiik, baik fisik seperti
budaya, agama dan bahasa maupun nonfisik seperti
cita-cita, keinginan dan tujuan.
• Himpunan kelompok inilah yang kemudian disebut
dengan identitas bangsa atau identitas nasional yang
pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok yang
diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-
pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional.
Identitas Nasional
• Identitas nasional adalah ciri, tanda, atau jati
diri bangsa yang berbeda dengan bangsa-
bangsa lain. Identitas nasional lebih merujuk
pada identitas bangsa dalam pengertian
politik (political unity).
• Identitas nasional Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa-bangsa lain
salah satu di antaranya adalah adanya ideologi
Pancasila sebagai dasar filsafat, pandangan
hidup,  kepribadian, dan dasar negara
Faktor Pembentuk Identitas Nasional
• Faktor-faktor yang diperkirakan menjadi identitas
bersama suatu bangsa menurut Ramlan Surbakti
(1999) meliputi
1. Primordial
2. Sakral
3. Tokoh
4. Bhinneka Tunggal Ika
5. Sejarah,
6. Perkembangan ekonomi, dan k
7. Elembagaan
1. Primordial
• Faktor ini meliputi ikatan kekerabatan (darah dan
keluarga), kesamaan suku-bangsa, daerah asal
(homeland), bahasa, dan adat-istiadat.
• Faktor primodial merupakan identitas yang khas
untuk menyatukan masyarakat Indonesia
sehingga mereka dapat membentuk bangsa
negara.
• Dengan faktor ini masyarakat dapat membentuk
bangsa-negara. Contoh : Bangsa Yahudi mem-
bentuk negara Israel.
2. Sakral
• Kesamaan agama yang dianut oleh suatu masyarakat, atau
ikatan ideologi yang kuat dalam masyarakat, juga
merupakan faktor yang dapat membentuk negara-bangsa.
Namun kadang terjadi kesamaan agama dam ideologi suatu
masyarakat juga menjadi faktor yang mempersulit proses
pembentukan negara-bangsa.
• Agama dan ideologi merupakan faktor sakral yang dapat
membentuk bangsa negara. Faktor sakral ikut
menyumbang terbentuknya satu nasionalitas baru. Negara
Indonesia diikat oleh kesamaan ideologi Pancasila.
• Sebagai contoh dapat disebutkan kesamaan agama Islam di
beberapa negara Arab, kesamaan agama Katholik di
negara-negara Amerika Latin, dan sejumlah negara-negara
komunis.
3. Tokoh

• Kepemimpinan para tokoh yang disegani dan


dihormati masyarakat (kharis-matik), dapat
menjadi faktor yang menyatukan bangsa-negara.
• Contoh :  Mahat-ma Ghandidi India,  Yoseph Broz
Titodi Yugoslavia, Nelson Mandeladi Afrika
Selatan, dan  Dr. Ir. Sukarno(Bung Karno)di
Indonesia.
• 4.  Sejarah :
Persepsi yang sama tentang pengalaman masa lalu
yang menderita akibat penjajahan menimbulkan
perasaan senasib sepenanggungan dan solidaritas
warga masyarakat, sehingga melahirkan tekad dan
tujuan untuk membentuk negara. Contoh :
Indonesia.
• 5. Bhinneka Tunggal Ika :
Kesediaan warga masyarakat untuk bersatu dalam
perbedaan (unity in diversity) tanpa menghilangkan
keterikatannya pada suku bangsa, adat-istiadat, ras,
dan agama, dapat membentuk organisasi besar
berupa negara. Contoh : Republik Indonesia.
• 6.  Perkembangan Ekonomi :
Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan
spesialisasi pekerjaan dan profesi sesuai dengan aneka
kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan variasi
kebutuhan masyarakat, semakin saling bergantung di
antara jenis pekerjaan, dan akan semakin besar
solidaritas dan persatuan dalam  masyarakat. Contoh :
Negara-negara di Amerika utara dan Eropa barat.
• 7.  Kelembagaan :
Kerja dan perilaku lembaga pemerintahan dan politik yang
baik, yangmem-pertemukan dan melayani warga tanpa
membeda-bedakan asal-usul, suku, agama, ras, dll. dapat
mempersatukan orang-orang sebagai suatu bangsa.
Faktor-faktor pembentuk identitas
nasional menurut  Srijantia dalah :
1. Suku bangsa, yaitu golongan sosial yang khusus dan
bersifat askriptif (ada sejak lahir) yang sama coraknya
dengan golongan umur dan jenis kelamin. Indonesia
dikenal sebagai bangsa yang terdiri dari banyak suku
bangsa (lk. 300) dan setiap suku bangsa mempunyai
adat-istiadat, tata kelakuan, dan norma yang berbeda-
beda, akan tetapi trintegrasi dalam suatu negara
Indonesia.
2. Kebudayaan, yang menurut ilmu sosiologi termasuk di
dalamnya adalah ilmu pengetahuan, teknologi, bahasa,
kesenian, mata pencarian, peralatan/perkakas, kesenian,
sistem kepercayaan, adat-istiadat, dll. Kebudayaan
sebagai parameter identitas nasional harus yang
merupakan milik bersama (bukan individu/ pribadi).
Faktor-faktor pembentuk identitas
nasional menurut  Srijantia dalah :
3. Bahasa, yang merupakan kesitimewaan
manusia dalam berkomunikasi dengan
sesamanya. Bahasa memiliki simbol yang
menjadikan suatu perkataan mampu
melambangkan arti apa pun.
4. Kondisi geografis,  yang menunjukkan lokasi
negara dalam kerangka ruang, tempat, dan
waktu, sehingga menjadi jelas batas-batas
wilayahnya dimuka bumi.

Anda mungkin juga menyukai