Anda di halaman 1dari 8

Bahan ILMU NEGARA

1. Pengertian Negara
Negara adalah suatu organisasi yang di dalamnya terdapat rakyat, wilayah
yang permanen, dan pemerintahan yang sah. Dalam arti luas negara
merupakan sosial (masyarakat) yang diatur secara konstitusional
(berdasarkan undang – undang) untuk mewujudkan kepentingan bersama.
Indonesia adalah sebuah negara yang wilayahnya terbentang dari Sabang
sampai Merauke dengan luas wilayah kurang lebih km2, terdiri dari ribuan
pulau besar dan kecil (sehingga disebut negara kepulauan) dan UUD Negara RI
Tahun 1945 sebagai konstitusinya.

2. Fungsi dan Tujuan Negara


Fungsi atau tugas negara adalah untuk mengatur kehidupan yang ada
dalam negara untuk mencapai tujuan negara. Fungsi negara, antara lain
menjaga ketertiban masyarakat, mengusahakan kesejahteraan rakyat,
membentuk pertahanan, dan menegakkan keadilan. Tujuan negara
Indonesia telah jelas tercantum dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar
1945 alinea ke-4 yaitu :
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Menjaga ketertiban masyarakat adalah tugas seluruh rakyat bersama


aparatur negara dalam hal ini adalah POLRI.

3. Unsur-Unsur Negara

Unsur-unsur suatu negara itu meliputi berikut ini.

a. Rakyat
Rakyat adalah semua orang mendiami wilayah suatu negara. Rakyat adalah
unsur yang terpenting dalam negara karena rakyat yang mendirikan dan
membentuk suatu negara. Rakyat terdiri atas penduduk dan bukan
penduduk.Penduduk, yaitu semua orang yang tinggal dan menetap dalam
suatu negara. Mereka lahir secara turun-temurun dan besar di dalam suatu
negara.Bukan penduduk adalah orang yang tinggal sementara di suatu
negara. Misalnya, turis mancanegara yang berkunjung ke
Indonesia.Penduduk dapat dibedakan menjadi warga negara dan orang
asing. Warga negara adalah semua orang yang menurut undang-undang
diakui sebagai warga negara. Sebaliknya, orang asing atau warga negara

1
asing adalah orang yang mendapat izin tinggal di suatu negara, bukan
sebagai duta besar, konsul, dan konsuler.

b. Wilayah
Wilayah merupakan tempat tinggal rakyat di suatu negara dan merupakan
tempat menyelenggarakan pemerintahan yang sah. Wilayah suatu negara
terdiri atas daratan, lautan, dan udara. Wilayah suatu negara berbatasan
dengan wilayah negara lainnya. Batas-batas wilayah negara dapat berupa
bentang alam contohnya sungai, danau, pegunungan, lembah, laut; batas
buatan contohnya pagar tembok, pagar kawat berduri, patok; batas
menurut ilmu pasti berdasarkan garis lintang, garis bujur.

c. Pemerintahan yang Sah


Pemerintahan yang sah dan berdaulat adalah pemerintahan yang dibentuk
oleh rakyat dan mempunyai kekuasaan tertinggi. Pemerintahan yang sah
juga dihormati dan ditaati oleh seluruh rakyat serta pemerintahan negara
lain.

d. Pengakuan dari Negara Lain


Negara yang baru merdeka memerlukan pengakuan dari negara lain karena
menyangkut keberadaan suatu negara. Apabila negara merdeka tidak diakui
oleh negara lain maka negara tersebut akan sulit untuk menjalin hubungan
dengan negara lain. Pengakuan dari negara yang lain ada yang bersifat de
facto dan ada yang bersifat de jure. Pengakuan de facto, artinya pengakuan
tentang kenyataan adanya suatu negara merdeka.Pengakuan seperti ini
belum bersifat resmi. Sebaliknya, pengakuan de jure, artinya pengakuan
secara resmi berdasarkan hukum oleh negara lain sehingga terjadi
hubungan ekonomi, sosial, budaya, dan diplomatik.

BENTUK NEGARA
A. Negara Kesatuan.

Negara kesatuan adalah bentuk negara yang bersusun tunggal yang


kedaulatan ke dalam dan luarnya berada di tangan pemerintah pusat. Negara
hanya memiliki satu undang – undang dasar, satu kepala negara, satu kabinet
dan satu Dewan Perwakilan Rakyat. Hanya ada satu kebijakan yang
menyangkut persoalan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan. Negara kesatuan memiliki dua sistem yaitu:
1. Sistem Sentralisasi
Menurut sistem ini segala urusan diatur oleh Pemerintah Pusat. Daerah
tinggal melaksanakan peraturan dan pemerintah pusat. Semua peraturan
perundangan berlaku untuk semua daerah. Keuntungan sistem sentralisasi :

 Adanya keseragaman peraturan di semua wilayah negara

2
 Pelaksanaan pembangunan sangat merata antara daerah yang
satudengan yang Iainnya- Penghasilan daerah dapat dinikmati oleh
Seluruh wilayah Negara. Kelemahan sistem sentralisasi
 Tertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat
 Peraturan pemerintah pusat belum tentu sesuai dengan kebutuhan
atau kondisi daerah. Kebijakan pemerintah pusat sering terlambat
sampai ke daerah

2. Sistem Desentralisasi
Menurut sistem ini, negara memberikan sebagian kekuasaannya kepada
daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri (hak otonom). Wilayah
negara dibagi ke dalam daerah-daerah dan pemerintah pusat memberikan
sebagian kekuasaan kepada daerah yang disebut pemerintah daerah
Keuntungan sistem desentralisasi :

 Pembangunan di daerah akan berkembang sesuai ciri khas daerah


 Peraturan dan kebijakan akan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
 Tidak tertumpuk pekerjaan pemerintah pusat
 Partisipasi dan tanggung jawab rakyat terhadap daerah meningkat

Kelemahan sistem desentralisasi :

Adanya ketidak seragaman peraturan antar daerah- Tingkat kemajuan


pembangunan tidak merata diantara daerah- Penghasilan daerah tertentu
tidak dapat dinikmati oleh daerah lain

B. Negara Serikat

Negara Serikat (Federasi) Negara Serikat adalah negara yang bersusun


jamak, yang terdiri atas beberapa negara bagian. Masing-masing negara
bagian tidak berdaulat karena yang berdaulat adalah gabungan negara-
negara bagian (federal) Ciri-ciri negara Serikat :

 Negara terdiri dari negara-negara bagian (bersusun jamak)


 Pemerintah pusat memperoleh kedaulatan dari negara-negara bagian
 Setiap negara bagian berwenang membuat UUD sendiri-
 Setiap negara bagian memiliki Kepala Negara dan DPR sendiri

TEORI TERBENTUKNYA NEGARA

Pendekatan teoritis (sekunder), yaitu dengan menyoal tentang bagaimana asal


mula terbentuknya negara melalui metode filosofis tanpa mencari bukti-bukti
sejarah tentang hal tersebut (karena sulit dan bahkan tak mungkin),
melainkan dengan dugaan-dugaan berdasarkan pemikiran logis.

3
Teori Kenyataan
Timbulnya suatu negara merupakan soal kenyataan. Apabila pada suatu
ketika unsur-unsur negara (wilayah, rakyat, pemerintah yang berdaulat)
terpenuhi, maka pada saat itu pula negara itu menjadi suatu kenyataan.

Teori Ketuhanan
Timbulnya negara itu adalah atas kehendak Tuhan. Segala sesuatu tidak akan
terjadi tanpa kehendak-Nya. Friederich Julius Stahl (1802-1861) menyatakan
bahwa negara tumbuh secara berangsur-angsur melalui proses evolusi, mulai
dari keluarga,menjadi bangsa dan kemudian menjadi negara. Negara bukan
tumbuh disebabkan berkumpulnya kekuatan dari luar, melainkan karena
perkembangan dari dalam. Iatidak tumbuh disebabkan kehendak manusia,
melainkan kehendak Tuhan,´ katanya.Demikian pada umumnya negara
mengakui bahwa selain merupakan hasil perjuanganatau revolusi,
terbentuknya negara adalah karunia atau kehendak Tuhan. Ciri Negara yang
menganut teori Ketuhanan dapat dilihat pada UUD berbagai negara yang
antara lain mencantumkan frasa: Berkat rahmat Tuhan atau By the grace of
God´.Doktrin tentang raja yang bertahta atas kehendak Tuhan (divine right of
king) bertahan hingga abad XVII.

Teori Perjanjian Masyarakat


Teori ini disusun berdasarkan anggapan bahwa sebelum ada negara, manusia
hidup sendiri-sendiri dan berpindah-pindah. Pada waktu itu belum ada
masyarakat dan peraturan yang mengaturnya sehingga kekacauan mudah
terjadi di mana pun dan kapan pun. Tanpa peraturan, kehidupan manusia
tidak berbeda dengan cara hidup binatang buas, sebagaimana dilukiskan oleh
Thomas Hobbes: Homo homini lupus dan Bellum omnium contra omnes. Teori
Perjanjian Masyarakat diungkapkannya dalam buku Leviathan. Ketakutan
akan kehidupan berciri survival of the fittest itulah yang menyadarkan
manusia akan kebutuhannya: negara yang diperintah oleh seorang raja yang
dapat menghapus rasa takut. Demikianlah akal sehat manusia telah
membimbing dambaan suatu kehidupan yang tertib dan tenteram. Maka,
dibuatlah perjanjian masyarakat (contract social). Perjanjian antar kelompok
manusia yang melahirkan negara dan perjanjian itu sendiri disebut pactum
unionis. Bersamaan dengan itu terjadi pula perjanjian yang disebut pactum
subiectionis, yaitu perjanjian antar kelompok manusia dengan penguasa yang
diangkat dalam pactum unionis. Isi pactum subiectionis adalah pernyataan
penyerahan hak-hak alami kepada penguasa dan berjanji akan taat
kepadanya. Penganut teori Perjanjian Masyarakat antara lain: Grotius (1583-
1645), John Locke(1632-1704), Immanuel Kant (1724-1804), Thomas Hobbes
(1588-1679), J.J.Rousseau (1712-1778). Ketika menyusun teorinya itu,
Thomas Hobbes berpihak kepada Raja Charles I yang sedang berseteru dengan

4
Parlemen. Teorinya itu kemudian digunakan untuk memperkuat kedudukan
raja. Maka ia hanya mengakui pactum subiectionis, yaitu pactum yang
menyatakan penyerahan seluruh haknya kepada penguasa dan hak yang
sudah diserahkan itu tak dapat diminta kembali. Sehubungan dengan itulah
Thomas Hobbes menegaskan idealnya bahwa negara seharusnya berbentuk
kerajaan mutlak/absolut. John Locke menyusun teori Perjanjian Masyarakat
dalam bukunya TwoTreaties on Civil Government bersamaan dengan tumbuh
kembangnya kaum borjuis (golongan menengah) yang menghendaki
perlindungan penguasa atas diri dan kepentingannya. Maka John Locke
mendalilkan bahwa dalam pactum subiectionis tidak semua hak manusia
diserahkan kepada raja. Seharusnya ada beberapa hak tertentu (yang
diberikan alam) tetap melekat padanya. Hak yang tidak diserahkan itu adalah
hak azasi manusia yang terdiri: hak hidup, hak kebebasan dan hak milik.
Hak-hak itu harus dijamin raja dalam UUD negara. Menurut John Locke,
negara sebaiknyaberbentuk kerajaan yang berundang-undang dasar atau
monarki konstitusional. J.J. Rousseau dalam bukunya Du Contract Social
berpendapat bahwa setelah menerima mandat dari rakyat, penguasa
mengembalikan hak-hak rakyat dalam bentuk hak warga negara (civil rights).
Ia juga menyatakan bahwa negara yang terbentuk oleh Perjanjian Masyarakat
harus menjamin kebebasan dan persamaan. Penguasa sekadar wakil rakyat,
dibentuk berdasarkan kehendak rakyat (volonte general ). Maka, apabila tidak
mampu menjamin kebebasan dan persamaan, penguasa itu dapat diganti.
Mengenai kebenaran tentang terbentuknya negara oleh Perjanjian Masyarakat
itu,para penyusun teorinya sendiri berbeda pendapat. Grotius menganggap
bahwa Perjanjian Masyarakat adalah kenyataan sejarah, sedangkan Hobbes,
Locke, Kant, dan Rousseau menganggapnya sekadar khayalan logis.

Teori Kekuasaan
Teori Kekuasaan menyatakan bahwa negara terbentuk berdasarkan
kekuasaan. Orang kuatlah yang pertama-tama mendirikan negara, karena
dengan kekuatannya itu ia berkuasa memaksakan kehendaknya terhadap
orang lain sebagaimana disindir oleh Kallikles dan Voltaire: “Raja yang
pertama adalah prajurit yang berhasil”. Karl Marx berpandangan bahwa
negara timbul karena kekuasaan. Menurutnya, sebelum negara ada di dunia
ini telah terdapat masyarakat komunis purba. Buktinya pada masa itu belum
dikenal hak milik pribadi. Semua alat produksi menjadi milik seluruh
masyarakat. Adanya hak milik pribadi memecah masyarakat menjadi dua
kelas yang bertentangan, yaitu kelas masyarakat pemilik alat-alat produksi
dan yang bukan pemilik. Kelas yang pertama tidak merasa aman dengan
kelebihan yang dimilikinya dalam bidang ekonomi. Mereka memerlukan
organisasi paksa yangdisebut negara, untuk mempertahankan pola produksi
yang telah memberikan posisi istimewa kepada mereka dan untuk
melanggengkan pemilikan atas alat-alat produksi tersebut. H.J. Laski
berpendapat bahwa negara berkewenangan mengatur tingkah laku manusia.
Negara menyusun sejumlah peraturan untuk memaksakan ketaatan kepada

5
negara. Leon Duguit menyatakan bahwa seseorang dapat memaksakan
kehendaknya terhadap orang lain karena ia memiliki kelebihan atau
keistimewaan dalam bentuk lahiriah (fisik), kecerdasan, ekonomi dan agama.

Teori Hukum Alam


Para penganut teori hukum alam menganggap adanya hukum yang berlaku
abadi dan universal (tidak berubah, berlaku di setiap waktu dan tempat).
Hukum alam bukan buatan negara, melainkan hukum yang berlaku menurut
kehendak alam. Penganut Teori Hukum Alam antara lain:
Masa Purba: Plato (429-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM)
Masa Abad Pertengahan: Augustinus (354-430) dan Thomas Aquino (1226-
1234)
Masa Renaissance: para penganut teori Perjanjian Masyarakat

Menurut Plato, asal mula terjadinya negara adalah karena:

1. adanya keinginan dan kebutuhan manusia yang beraneka ragam


sehingga menyebabkan mereka harus bekerja sama untuk memenuhi
kebutuhan hidup;
2. manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa
berhubungan dengan manusia lain dan harus menghasilkan segala
sesuatu yang bisa melebihi kebutuhannya sendiri untuk dipertukarkan;
3. mereka saling menukarkan hasil karya satu sama lain dan kemudian
bergabung dengan sesamanya membentuk desa;
4. hubungan kerja sama antar-desa lambat laun menimbulkan masyarakat
(Negara-kota). Aristoteles meneruskan pandangan Plato tentang asal
mula terjadinya negara. Menurutnya, berdasarkan kodratnya manusia
harus berhubungan dengan manusia lain dalam mempertahankan
keberadaannya dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Hubungan itu
pada awalnya terjadi di dalam keluarga, kemudian berkembang menjadi
suatu kelompok yang agak besar. Kelompok-kelompok yang terbentuk
dari keluarga-keluarga itu kemudian bergabung dan membentuk desa.
Dan kerja sama antar-desa melahirkan negara kecil (negara kota).
Augustinus dan Thomas Aquino mendasarkan teori mereka pada ajaran
agama. Augustinus menganggap bahwa negara (kerajaan) yang ada di
dunia ini adalah ciptaan iblis (CivitateDiaboli), sedangkan Kerajaan
Tuhan (Civitate Dei) berada dialam akhirat. Gereja dianggap sebagai
bayangan Civitate Dei yang akan mengarahkan hukum buatan manusia
kepada azas-azas Kristen yang abadi. Sedangkan Thomas Aquino
berpendapat bahwa negara merupakan lembaga alamiah yang lahir
karena kebutuhan sosial manusia. Negara adalah lembaga yang
bertujuan menjamin ketertiban dalam kehidupan masyarakat,
penyelenggara kepentingan umum, dan penjelmaan yang tidak
sempurna dari kehendak masyarakatnya.

6
Teori Hukum Murni
Menurut Hans Kelsen, negara adalah suatu kesatuan tata hukum yang
bersifat memaksa. Setiap orang harus taat dan tunduk. Kehendak negara
adalah kehendak hukum. Negara identik dengan hukum.Paul Laband (1838-
1918) dari Jerman memelopori aliran yang meneliti Negara semata-mata dari
segi hukum. Pemikirannya diteruskan oleh Hans Kelsen (Austria) yang
mendirikan Mazhab Wina. Hans Kelsen mengemukakan pandangan yuridis
yang sangat ekstrim: menyamakan negara dengan tata hukum nasional
(national legal order ) dan berpendapat bahwa problema negara harus
diselesaikan dengan cara normatif. Ia mengabaikan faktor sosiologis karena
hal itu hanya akan mengaburkan analisis yuridis. Hans Kelsen dikenal sebagai
pejuang teori hukum murni (reinerechtslehre), yaitu teori mengenai mengenai
pembentukan dan perkembangan hokum secara formal, terlepas dari isi
material dan ideal norma-norma hukum yang bersangkutan. Menurut dia,
negara adalah suatu badan hukum (rechts-persoon, juristicperson), seperti
halnya NV, CV, PT. Dalam definisi Hans Kelsen, badan hukum adalah
‘sekelompok orang yang oleh hukum diperlakukan sebagai suatu kesatuan,
yaitu sebagai suatu person yang memiliki hak dan kewajiban.’ (General T
heory of Law and State, 1961). Perbedaan antara negara sebagai badan
hukum dengan badan-badan hukum lain adalah bahwa negara merupakan
badan badan hukum tertinggiyang bersifat mengatur dan menertibkan.

Teori Modern
Teori modern menitikberatkan fakta dan sudut pandangan tertentu untuk
memeroleh kesimpulan tentang asal mula, hakikat dan bentuk negara. Para
tokoh Teori Modern adalah Prof.Mr. R. Kranenburg dan Prof.Dr. J.H.A.
Logemann. Kranenburg mengatakan bahwa pada hakikatnya negara adalah
suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan sekelompok manusia yang
disebut bangsa. Sebaliknya, Logemann mengatakan bahwa negara adalah
suatu organisasi kekuasaan yangmenyatukan kelompok manusia yang
kemudian disebut bangsa. Perbedaan pandangan mereka sesungguhnya
terletak pada pengertian istilah bangsa. Kranenburg menitik-beratkan
pengertian bangsa secara etnologis, sedangkan Logemann lebih menekankan
pengertian rakyat suatu negara dan memperhatikan hubungan antar
organisasi kekuasaan dengan kelompok manusia di dalamnya.

TEORI LENYAPNYA NEGARA

1. Teori Organis Tokoh: Herbert Spencer, F.J. Schmittenner, Constantin


Frantz, dan Bluntschi. Para penganut teori ini berpendapat bahwa
negara adalah suatu organisme,selayaknya makhluk hidup. Individu
yang menjadi komponen negara diibaratkan sebagai sel-sel makhluk
hidup itu. Fisiologi negara sama dengan makhluk hidup yang mengalami
kelahiran, pertumbuhan, perkembangan dan kematian.

7
2. Teori Anarkhis Anarkisme atau dieja anarkhisme yaitu suatu paham
yang mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan
kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuhsuburkan
penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan,
beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan.
3. Teori MarxismeMarxisme adalah sebuah paham yang mengikuti
pandangan-pandangan dari KarlMarx. Marx menyusun sebuah teori
besar yang berkaitan dengan system ekonomi, sistem social dan sistem
politik. Pengikut teori ini disebut sebagai Marxis. Teori ini merupakan
dasar teori komunisme modern. Teori ini tertuang dalam buku
Manisfesto Komunis yang dibuat oleh Marx dan sahabatnya, Friedrich
Engels. Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham
kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang
dengan mengorbankan kaum proletar. Kondisi kaum proletar sangat
menyedihkan karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah
minimum sementara hasil keringat mereka dinikmatioleh kaum
kapitalis. Banyak kaum proletar yang harus hidup di daerah
pinggiran dan kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul
karena adanya "kepemilikan pribadi" dan penguasaan kekayaan yang
didominasi orang-orang kaya. Untuk mensejahterakan kaum proletar,
Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme diganti dengan paham
komunisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx kaum
proletar akan memberontak dan menuntut keadilan. Itulah dasar dari
marxisme.
4. Teori Mati Tuanya Negara
 Faktor Alam: suatu negara dapat lenyap secara alamiah, misalnya
karenagunung meletus, tenggelamnya pulau atau bencana alam
lain. Lenyapnyasuatu wilayah berarti lenyapnya negara dari
percaturan dunia.
 Faktor Sosial: suatu negara yang sudah diakui negara-negara lain
suatu ketikadapat lenyap antara lain karena: terjadinya revolusi
(kudeta yang berhasil),penaklukan, persetujuan, penggabungan

Anda mungkin juga menyukai