Anda di halaman 1dari 30

NEGARA DAN PEMERINTAHAN

TERBENTUK NEGARA
Negara Dapat Terbentuk apabila memenuhi syarat :
1. Adanya Wilayah (teritorial) tertentu
2. Penduduk atau Rakyat yang menetap di wilayah
tersebut
3. Terdapat pemerintahan yang berdaulat
4. Adanya Pengakuan dari negara-negara lain
Thomas Hobbes (1588-1679)
Pada awalnya di dalam keadaan tanpa
negara yang dinamakan keadaan
alamiah. Ada peperangan antara
seserang dengan orang lain. Ini adalah
“belum omnium contra omnes” dimana
setiap orang memperlihatkan
keinginan-keinginan yang sungguh
egoistis. Disitu tak dapat dibedakan
antara adil dan tidak adil, sedangkan
nafsu-nafsu manusia sajalah yang
berlaku. Sebab itu untuk keadilan
diperlukan aturan-aturan dengan mana
perbuatan-perbuatan manusia dapat
diukur. Ni berarti adanya pembuatan
undang-undang. Jadi suatu negara.
John Locke (1632-1704)

Negara diciptakan karena suatu


perjanjian kemasyarakatan
antara rakyat. Tujuannyaialah
melindungi hak milik, hidup
kebebasab, baik terhadap
bahaya-bahaya dari dalam
maupun bahaya-bahaya dari
luar. Orang memberikan hak
alamiahnya bagi masyarakat,
tetapi tidak semuanya.
Terbentuknya Negara Republik Indonesia

1. Perjuangan Pergerakan
Kemerdekaan
2. Proklamasi atau pintu
gerbang kemerdekaan
3. Keadaan bernegara
yang nilai-nilai
dasarnya adalah
merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan
makmur (Wahjono)
‘.......Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial”
KEDAULATAN NEGARA

1. Kedaulatan Tuhan (God Sovereignty)


Dikemukan oleh Thomas Aquino (Italia) thn
1225-1274. tujuan terbentuknya negara adalah
menyelengarakan kebahagiaan bagi rakyat dan
harus di sesuaikan dengan ajaran agama. Raja
adalah wakil Tuhan di dunia
2. Kedaulatan Hukum (Legal Sovereignty)
Dikemukakan oleh Krabbe (Belanda) Tahun
1859-1936. Semua lembaga negara, aparatur
pemerintah, pengadilan dan seluruh rakyat
harus taat hukum. Segala sesuatu harus
berdasarkan hukum
3. Kedaulatan Negara (State Sovereignty)
Dikemukakan oleh Niccolo Macchiaveli
(1469-1527) Hans Kelsen (1881), dll.
Kedaulatan tertinggi ada pada negara.
Kehendak negara yang dituangkan
dalam berbagai peraturan perundangan
harus menjadi acuan.

4. Kedaulatan Rakyat (Popular Sovereignty)


Dikemukakan oleh Thomas Hobbes
(Inggeris) Tahun 1588-1679, John Locke
(Inggeris) 1632-1704 dan Jean Jacques
Rouseau (Prancis) 1712-1778. Kedaulatan
tertinggi ada di tangan rakyat, semua
kebijakan negara dan keputusan negara.
Rakyat juga berhak memilih dan
menentukan penguasa. Teori ini anut
hampir seluruh negara modern saat ini
BENTUK NEGARA

KLASIK
1. Kerajaan
2. Republik

BERDASAR ORGANISASI NEGARA


1. Negara Federal (Federation State)
2. Negara Kesatuan (Unitary State)
KERAJAAN
• Kepala negara (raja
/ratu) diangkat
secara turun
temurun
• Jabatan diperoleh
menurut garis
keturunan (ascribed
status) bukan
prestasi perjuangan
yang dihasilkan
(achieved status)
REPUBLIK
1. Kepala negara diangkat
melalui mekanisme
pengangkatan dengan syarat-
syarat ditentukan oleh
Undang-Undang
2. Jabatan diperoleh melalui
prestasi dan perjuangan
(achieved status)
3. Pola sikap, perilaku dan
perbuatan pimpinan
pemerintahan selalu mengacu
pada kepentingan umum (res
publika) bukan kepentingan
perorangan atau kelompok
atau raja dan bangsawan
NEGARA FEDERAL
(FEDERATION STATE)
Dalam negara serikat dua atau lebih kesatuan politik baik sudah
berstatus negara maupun yang belum sepakat untuk menjalin ikatan
politik yang dapat mewakilnya secara keseluruhan. Apabila kesatuan
politik berupa negara serikat ini sudah terbentuk maka hanya ada satu
negara serikat yang terdiri dari negara-negara bagian. dengan negara
federasi itu terbentuklah negara baru dan membentuk suatu
pemerintahan. Bentuk negara yang demikian dimulai pada sekitar
tahun 1787 dengan pelopornya Amerika Serikat yang kemudian banyak
ditiru oleh negara-negara lainnya yang berbentuk federasi
SYARAT NEGARA FEDERAL
1. Ada semacam
perasaan nasional
(sense of nationality)
diantara anggota
anggota kesatuan
politik yang hendak
berfederasi tersebut
2. Harus ada keinginan
dari anggota-anggota
kesatuan politik itu
akan persatuan (unity)
(CF Strong)
Negara Federal berangkat dari 1 asumsi
dasar dibentuk oleh sejumlah negara
wilayah yang independen yang sejak
awal memiliki kedaulatan atau semacam
kedaulatan pada dirinya masing-masing
negara-negara yang wilayah itu
bersepakat membentuk sebuah negara
federal negara dan wilayah federasi itu
atau ganti status di negara bagian
wilayah administrasi nama tertentu
dalam lingkungan Federal biasanya
pemerintah federal diberi kekuasaan
penuh : 1.Moneter 2 Pertahanan 3
Keadilan 4 Hubungan luar negeri.
Sedangkan kekuasaan negara bagian
biasanya mengurusi hal-hal yang
sifatnya domestik, seperti : 1.
Pendidikan, 2 Kesehatan, 3.
Kesejahteraan Sosial dan 4. Keamanan
Masyarakat (kepolisian)
(Ryaas Rasyid)
CIRI-CIRI NEGARA FEDERAL
David Salomon;
1. pemerintah Pusat mempunyai
kekuasaan penuh nama atas nama
negara bagian hubungan negara-
negara lain
2. pemerintahan dibagi diantara
pemerintah pusat dan pemerintahan
negara bagian
3. kekuasaan antara pemerintah pusat
pemerintah negara bagian diatur
sedemikian rupa hingga masing-
masing pemerintahan pengaruh
langsung terhadap warga negara
biasanya badan peradilan yang
berfungsi sebagai penengah
KONSEKWENSI NEGARA FEDERAL
Salah satu konsekuensi dari bentuk federal adalah warga
negara harus mentaati 2 bentuk hukum dan dua macam
undang-undang, 2 macam memilih dua pemerintahan
terdapat dua konstitusi commonwelth dan state
pemerintah pusat dan negara bagian
NEGARA KESATUAN
(UNITARY STATE)
CIRI NEGARA KESATUAN

Negara kesatuan disebut


juga negara unitaris
ditinjau dari susunannya
negara kesatuan adalah
negara yang tidak
tersusun atas beberapa
negara. seperti halnya
negara federasi,
melainkan negara itu
sifatnya tunggal artinya
hanya ada satu negara
tidak ada negara dalam
negara (Abu Daud
Busroh)
CIRI NEGARA KESATUAN
Negara kesatuan adalah untuk negara di
mana wewenang legislative tertinggi
dipusatkan dalam satu badan legislatif
nasional/pusat. Kekuasaan terletak pada
pemerintah pusat dan tidak pada
pemerintah daerah. Pemerintah pusat
mempunyai wewenang untuk
menyerahkan kekuasaannya kepada
daerah berdasarkan Hak otonomi
(negara kesatuan dengan system
desentralisasi) tetapi pada akhirnya
kekuasaan tertinggi tetap pada
pemerintah pusat jadi kelihatannya
kedaulatan kedalam maupun kedaulatan
keluar sepenuhnya terletak pada
pemerintah pusat
(CF Strong)
PENJELASAN PASAL 18 UUD 1945
Negara Republik Indonesia berbentuk
negara kesatuan sebagaimana
dijelaskan dalam pasal 18 undang-
undang dasar 1945 yang berbunyi......”
oleh karena negara Indonesia itu suatu
eenhedstaat Indonesia tidak akan
mempunyai daerah dalam
lingkungannya sifat staat juga negara
Indonesia akan dibagi daerah Provinsi
dan daerah provinsi akan dibagi pula
daerah yang lebih kecil daerah-daerah
yang bersifat otonom atau bersifat
daerah administrasi belaka. Semuanya
menurut aturan ditetapkan undang-
undang
SISTEM PEMERINTAHAN

1. SISTEM PARLEMENTER
2. SISTEM PRESIDENSIIL
SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTER

1. Kepala Pemerintahan (Perdana Menteri/Presiden/lainnya)


tergantung pada mosi atau kepercayaan badan legislatif dan dapat
turun jabatannya melalui mosi tidak percaya badan legislatif
2. Kepala Pemerintahan (Perdana Menteri/Presiden/lainnya) beserta
Kabinetnya pilih oleh Parlemen
3. Pemerintahan bersifat kolektif atau kolegial sehingga jatuh bangun
bersama-sama seluruh menteri
4. Indonesia pernah menerapkan sistem pemerintahan parlementer
pada Kabinet Sjahrir I, II, III, Kabinet Amir Sjarifuddin, Kabinet
Natsir, Kabinet Sukiman, Kabinet Wilopo, Kabinet Ali-Wongso,
Kabinet Burhanudin Harahap dan Kabinet Ali Sastroamidjojo
KELEBIHAN SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTER

1. Pembuat kebijakan dapat ditangani secara


cepat karena mudah terjadi penyesuaian
pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini
karena kekuasaan eksekutif dan legislatif
berada pada satu partai atau koalisi partai.
2. Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan
pelaksanaan kebijakan publik jelas.
3. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen
terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi
berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
4. Pembuatan keputusan memakan waktu yang
cepat.
KEKURANGAN SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTER
1. Kedudukan badan eksekutif atau kabinet sangat tergantung pada
mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet
dapat dijatuhkan oleh parlemen.
2. Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa
ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena
sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.
3. Masa pemilihan umum dapat berubah-ubah dengan jangka
waktu tertentu.
4. Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila
para anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari
partai mayoritas. Karena pengaruh mereka yang besar
diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai
parlemen.
5. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan
eksekutif. Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen
dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi menteri
atau jabatan eksekutif lainnya.
SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIIL

• Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala


negara
• Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan
dipilih langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
• Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-
departemen.
• Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan eksekutif
(bukan kepada kekuasaan legislatif).
• Kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
• Kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh legislatif
KELEBIHAN SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL
• Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak
tergantung pada parlemen.
• Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka
waktu tertentu. Misalnya, masa jabatan Presiden
Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Filipina
adalah enam tahun dan Presiden Indonesia adalah lima
tahun.
• Masa pemilihan umum lebih jelas dengan jangka waktu
tertentu.
• Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan
dengan jangka waktu masa jabatannya.
• Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-
jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang luar
termasuk anggota parlemen sendiri.
KEKURANGAN SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL

1. Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan


langsung legislatif sehingga dapat menciptakan
kekuasaan mutlak.
2. Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.
3. Pembuatan keputusan atau kebijakan publik
umumnya hasil tawar-menawar antara
eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi
keputusan tidak tegas
4. Pembuatan keputusan memakan waktu yang
lama
Pemberhentian Presiden
Pasal 7A UUD 1945
“Presiden dan/atau Wakil Presiden
dapat diberhentikan dalam masa
jabatannya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat atas
usul Dewan Perwakilan Rakyat,
baik apabila terbukti telah
melakukan pelanggaran hukum
berupa pengkhianatan terhadap
negara, korupsi, penyuapan,
tindak pidana berat lainnya, atau
perbuatan tercela maupun
apabila terbukti tidak lagi
memenuhi syarat sebagai
Presiden dan/atau Wakil
Presiden.”

Anda mungkin juga menyukai