Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

A.Bentuk Negara
1.Negara Kesatuan
Menurut fahmi amrusyi, Negara kesatuan dapat dibedakan dalam
dua bentuk, yaitu: (a) Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi;
(b) Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi. Dalam Negara
kesatuan dengan sistem sentralisasi, segala sesuatu dalam Negara
langsung diatur dan diurus oleh pemerintah pusat dan daerah-
daerah hanya tinggal melaksanakan segala apa yang telah
diinstuksikan oleh pemerintah pusat. Sementara itu, dalam Negara
kesatuan dengan sistem desentralisasi, kepada daerah-daerah
diberikan kesempatan dan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus
rumah tangganya sendiri (otonomi daerah) yang dinamakan dengan
daerah otonom.

Prinsip pembagian kekuasaan atau kewenangan pada Negara


kesatuan adalah: pertama, kekuasaan atau kewenangan pada
dasarnya milik pemerintah pusat, daerah diberi hak dan kewajiban
mengelola dan menyelenggarakan sebagian kewenangan
pemerintahan yang dilimpahkan atau diserahkan. Kedua, pemerintah
pusat dan pemerintah daerah tetap memiliki garis komando dan
hubungan hierarkis. Ketiga, kewenangan atau kekuasaan yang
dialihkan atau diserahkan kepada daerah dalam kondisi tertentu
karena daerah tidak mampu menjalankan dengan baik sehingga
kewenangan yang dilimpahkan dan diserahkan tersebut dapat ditarik
kembali ke pemerintah pusat sebagai pemilik kekuasaan atau
kewenangan tersebut.
2. NEGARA FEDERAL
Negara federal adalah bentuk Negara yang terdiri dari beberapa
Negara yang mengikat diri untuk menjadi suatu Negara baru dengan
masin- masing memberikan sebagian dari kedaulatannya pada
pemerintah pusat.

Menurut C.F Strong, ciri-ciri Negara federal, yakni supremasi


konstitusi federal, adanya pemencaran kekuasaan (distribution of
powers) antara Negara federal dengan Negara-negara bagian, dan
adanya suatu kekuasaan tertinggi yang bertugas menyelesaikan
sengketa-sengketa yang mungkin timbul antara Negara federal
dengan Negara bagian.

3.NEGARA KONFEDERASI
Oppenheim menyatakan: suatu konfederasi terdiri dari beberapa
Negara yang berdaulat penuh untuk mempertahankan kemerdekaan
ekstern dan intern, bersatu atas dasar perjanjian internasional yang
diakui dengan menyelenggarakan beberapa alat perlengkapan
tersendiri mempunyai kekuasaan tertentu terhadap Negara anggota
konfederasi, tetapi tidak terhadap warga Negara-negara itu.

Konstitusi dari sebuah konfederasi Negara-negara merupakan sebuah


tatanan hokum yang berlaku bagi seluruh teritorial Negara-negara
yang bergabung dalam masyarakat internasional itu. Konstitusi ini
memiliki karakter sebagai tatanan hukum pusat membentuk satu
masyarakat bagian, yakni “konfederasi”.
B. BENTUK PEMERINTAH
1. Pemerintah Republik (republic)
Dalam praktik kehidupan kenegaraan di dalam pemerintah republic,
terjadi unsur penyimpangan. Intinya secara ekstrem dapat dibagi
dua, pemerintah republik absolut (republik kediktatoran) dan
pemerintahan republic demokratik. Pemerintahan absolut
merupakan bentuk pemerintahan yang mengatasnamakan
rakyat,tetapi sesungguhnya dalam kenyataannya kekuasaan rakyat
hanya semata-mata dilakukan oleh penguasa tertinggi didalam
Negara.sedangkan, pemerintahan republik demokratik merupakan
suatu bentuk pemerintahan dimana rakyat mempunyai kedaulatan
tertinggi sehingga kekuasaan eksekutif ,legislative, dan yudikatif
berada pada rakyatdan dijalankan oleh rakyat secara secara langsung
atau melalui wakil-wakilnya.

Pemerintahan republic terbagi menjadi dua, yaitu pemerintahan


republic serikat dan pemerintahan republic kesatuan. Pemerintahan
republic serikat terbagi lagi menjadi republic serikat parlementer,
contohnya Amerika serikat. Sementara itu, pemerintahan republic
kesatuan dibagi menjadi pemerintahan republic parlementer,
contohnya: Prancis dan pemerintahan republic peresidential
contohny: Indonesia.

2. PEMERINTAHAN KERAJAAN (Monarchi)


Pemerintahan kerajaan atau sering disebut monarki berasal darikata
bahasa yunani “monos” yang berarti pemerintahan oleh satu,
tunggal, dan “Archein” yang berarti memerintah, menguasai. Jadi,
monarki berarti pemerintahan oleh satu orang. Raja memerintah
dengan kekuasaan penuh. Raja menetapkan undang undang, raja
mengadili perselisihan, menetapkan hukuman bagi yang salah dan
menganugerahi penghargaan bagi yang berjasa. Pengertian Negara
monarki yang dikuasai atau diperintah oleh satu orang, dalam
konteks kesejarahan (historis). Namun, Negara monarki sudah
berkembang sebuah sistem pemerintahan yang tidak lagi
digantungkan pada kehendak satu orang (raja) saja.

Pemerintahan kerajaan terbagi dua, yaitu pemerintahan kerajaan


serikat dan pemerintahan kerajaan kesatuan. Pemerintahan kerajaan
serikat terbagi menjadi pemerintahan kerajaan serikat parlementer,
contohnya Malaysia dan pemerintahan kerajaan serikat non
parlementer. Pemerintahan kerajaan kesatuan terbagi menjadi
pemerintahan kerajaan kesatuan parlementer, contohnya inggris dan
pemerintahan kerajaan kesatuan non parlementer, contohnya: Saudi
Arabia.

3. PEMERINTAHAN OLIGARKI, ARISTOKRASI,


DAN DEMOKRASI
Oligarki adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaan Negara
terletak ditangan sejumlah orang yang memerintahkan. Aristokrasi
adalah bentuk pemerintahan dimana kekuasaan Negara terletak
ditangan sejumlah kecil dari rakyat yang merupakan orang-orang
yang terbaik dan mereka menjalankan kekuasaan itu untuk
kepentingan semja orang . Demokrasi adalah bentuk pemerintahan
dimana kekuasaan Negara terletak ditangan penguasa besama-sama
rakyatnya.
C. SISTEM PEMERINTAHAN
1. Sistem pemerintahan presidensial
a. sejarah sistem pemerintahan presidensial
sejarah sistem presdensial berawal dari lahirnya Negara baru amerika
serikat, buah perjuangan rakyat koloni inggris dibenua amerika untuk
memiliki pemerintahan sendiri lepas dari pusat kekuasaan kerajaan
inggris. Perlawanan rakyat tersebut dipicu oleh perasaan tidak adil
masyarakat koloni yang sebagian besar dadi inggris, namun hak dan
kedudukannya ditempatkan tidak sederajat dengan hak dan
kedudukan penduduk inggris. Keinginan rakyat amerika sudah tentu
berbenturan dengan inggris yang tidak ingin wilayah koloninya lepas
dari Negara induk. Kehendak mereka untuk merdeka akhirnya harus
ditempuh melalui peperangan panjang dan melelahkan melawan
inggris (1775-1783), yang kalah adalah Negara adikuasa dan adidaya.
Rakyat koloni memenankan peperangan dan selanjutnya mereka
menyatakan dirinya merdeka sebagai bangsa amerika. Negara
amerika dibentuk berdasarkan prinsip adanya pemerintahan federal
(pemerintah pusat) dan pemerintah Negara bagian dimana setiap
anggota federasi (Negara bagian) sepakat untuk tetap menghargai
eksistensi wilayah masing-masing.

UUD Amerika serikat adalah undang-undang dasar dengan arsitektur


konstitusinya yang kokoh dan mengandung kekaguman banyak
kalangan ahli Negara dan ahli ketatanegaran. Apabila UUD yang tidak
tertulis inggris oleh seorang ahli Negara bangsa inggris, Gladstone,
disebut sebagai “the most subtle organism which has prceeded from
progressive history”, UUD tertulis amerika serikat disebut sebagai
“the most wonderful work ever sturck off at a given time by the brain
and purpose of man”
b. Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial
Menurut C. F. Strong, ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial
anatara lain sebagai berikut.

1). Presiden adalah kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan.


2). Presiden tidak dipilih oleh pemegang kekuasaan legislative,
tetapi dipilih langsung oleh rakyat atau dewan pemilih seperti
amerika.
3). Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislative.
4). Presiden tidak dapat membubarkan pemegang kekuasaan
legislative dan tidak dapat memerintahkan diadakan pemilihan.

c. Kelebihan dan kekurangan sistem pemerintahan presidensial

Adapun kelebihan sistem pemerintahan presidensial antara lain


sebagai berikut.

1). Stabilitas eksekutif didasarkan pada masa jabatan presiden.

2). Presiden sebagai kepala Negara dan kepala pemerintahan dipilih


secara langsung oleh rakyat (demokratis).

3). Pemisahan kekuasaan berarti pemerintahan yang dibatasi dalam


rangka melindungi kebebasan individu atas tirani pemerintah.

Adapun kekurangan sistem pemerintahan presidensial antara lain


sebagai berikut.

1). Kemendegan atau konflik antara eksekutif dan legislative yang


bisa berubah menjadi jalan buntu dan kebuntuan akibat dari
koeksistensi dari dua badan independen yang diciptakan oleh
pemerintahan presidensial dan yang mungkin bertentangan.

2). Kekuatan temporal. Masa jabatan presdien yang pasti


menguraikan periode-periode yang dibatasi secara kaku dan tidak
berkelanjutan sehingga tidak memberikan kesempatan untuk
melakukan berbagai penyesuaian yang dikehendaki oleh keadilan.

3). Sistem ini berjalan atas dasar aturan “pemenang menguasai


semua” yang cenderung membuat politik demokrasi sebaga sebuah
permainan dengan sebuah potensi konfliknya.

2. Sistem Pemerintahan Parlementer

a. Sejarah Sistem pemerintahan Parlementer


sistem parlementer lahir di inggris sebagai buah perjuangan kekuatan
diluar raja (diperankan oleh bangsawan) untuk memperoleh sebagian
kewenangan yang sebelumnya berada pada raja. Proses demokratis
di inggris terjadi melalui tahapan cukup panjang ratusan tahun.
Dimulai dari Magna Carta Libertatum (Perjanjian agung kebebasan,
1215), yakni dengan disepakatinya perjanjian tertulis tentang: (1) hak
kaum clerus, untuk memilih uskup dan padri dengan bebas; (2) hak
kaum bangsawan mengenai kepemilikan tanah turun temurun; (3)
hak kota untuk dibebaskan dari pajak sewenang- wenang.
Selanjutnya, proses penyempurnaan pemerintahan inggris berlanjut
dengan keluarnya parliament of act 1911 dan 1949. Proses
penyempurnaan terus berlangsung menyesuaikan dengan tuntutan
zaman. Proses penyempurnaan berlangsung antara lain melalui
putusan hakim khususnya mengenai undang-undang produk
parlement dan konvensi yang mengatur hubungan antara parlemen
dengan kabinet.

b. Ciri-ciri Sistem pemerintahan Parlementer


C. F. Strong berpendapat bahwa ciri-ciri sistem pemerintahan
parlementer adalah sebagai berikut.
1). kabinet yang dipilih oleh perdana mentri dibentuk atau
berdasarkan kekuatan-kekuatan yang menguasai parlemen.

2) .para anggota kabinet mungkin seluruhnya atau mungkin sebagian


adalah anggota parlemen.

3). Perdana mentri bersama cabinet bertanggung jawab kepada


parlemen.

4). Kepala Negara dengan saran atau nasihat perdana mentri dapat
membubarkan parlemen dan memerintahkan diadakannya pemilhan
umum.

c. kelebihan dan kekurangan sistem pemerintahan


parlemen
Adapun kelebihan sistem pemeritahan parlementer antara lain
sebagai berikut.

1). Adanya kemudahan menemukan jalan keluar karena adanya mosi


legislative sehingga dapat menjaga legislative dan eksekutif tetap
sejalan dalam sistem parlementer.

2). Sistem parlementer dipandang lebih fleksibel karena tidak ada


pembatasanmasa jabatan yang pasti.

3). Sistem pemerintahan parlementer lebih demokratis karena


cabinet yang dibentuk adalah koalisi dari berbagai partai yang ada di
parlemen.

Adapun kekurangan sistem pemerintahan parlementer antara lain


sebagai berikut.

1). Terjadinya instabilitas eksekutif karena adanya ketergantungan


kabinet pada mosi tidak percaya legislative. Pemecahan yang sering
dianjurkan adalah “,osi tidak percaya yang konstruktif”.
2). Pemilih kepala eksekutif tidak dilakukan langsung oleh rakyat,
tetapi oleh partai politik, meskipun dalam praktiknya bnyak sistem
parlementer menentukan fungsi yang sejajar dengan pemilihan
perdana mentri oleh rakyat.

3). Tidak adanya secara tegas antara legislative dan eksekutif. Hal ini
dipandang dapat membahayakan kebebasan individu.

Anda mungkin juga menyukai