KEDAULATAN
KESATUAN
NEGARA
REPUBLIK
INDONESIA
Kelompok 2
Nama Anggota Kelompok
2
1 Anindya Bella L.P 9A/03 5 Natasha Michelle A.D 9A/25
PENGERTIAN KEDAULATAN
Kedaulatan adalah :
Kekuasaan yang tertinggi untuk membuat undang-undang dan
melaksanakannya dengan semua cara yang tersedia sehingga
negara dapat menentukan kehidupan bangsa dan negaranya
tanpa ada campur tangan/tekanan dari bangsa lain.
SIFAT-SIFAT DAN
BENTUK
KEDAULATAN SIFAT-SIFAT KEDAULATAN
1. Asli, artinya kekuasaan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi
2. Permanen, artinya kekuasaan itu tetap ada sepanjang negara tetap berdiri walaupun pemerintah sudah berganti
3. Tunggal, artinya kekuasaan itu merupakan satu-satunya dalam negara dan tidak dibagikan kepada badan-badan
lain
4. Tidak terbatas, artinya kekuasaan itu tidak dibatasi oleh kekuasaan lain
BENTUK-BENTUK KEDAULATAN
5. Kedaulatan ke dalam
artinya : bangsa yang merdeka memiliki kekuasaan untuk menyusun dan mengatur
organisasi pemerintahan sendiri menurut kehendak bangsanya sendiri.
contoh : - Pemerintahan membuat peraturan perundang-undangan
- Pemerintah melindungi dan menjaga kelestarian wilayah Indonesia
- Rakyat berhak memilih presiden melalui pemilu
2. Kedaulatan ke luar
artinya : berarti mempunyai kekuasaan untuk berhubungan dan bekerja sama dengan bangsa lain tanpa terikat oleh
kekuasaan lain.
contoh : - Mengadakan perjanjian dengan negara lain
- Menyatakan perang/perdamaian
Teori
1.
Kedaulatan
TEORI KEDAULATAN TUHAN
Yaitu : Beranggapan bahwa raja atau penguasa memperoleh kekuasaan tertinggi dari Tuhan sebagai asal
segala sesuatu (causa prima)
Pelopor teori kedaulatan Tuhan :
a.) Augustinus (354-430)
b.) Thomas Aquino (1215-1274) c.)
F. Hegel (1770-1831)
d.) F.J Stahl (1802-1861)
Teori kedaulatan dianut oleh raja-raja yang mengaku sebagai keturunan dewa atau penjelmaan dewa seperti :
Raja Mesir Kuno, Kaisar Jepang, Kaisar Tiongkok, Raja Belanda, Raja Ethiopia dan Ken Arok.
b) Kekuasaan eksekutif,
yaitu : kekuasaan untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kekuasaan eksekutif sering disebut sebagai kekuasaan menjalankan pemerintahan
c) Kekuasaan yudikatif,
yaitu : kekuasaan untuk menegakkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku apabila terjadi pelanggaran. Kekuasaan yudikatif sering disebut
sebagai kekuasaan kehakiman.
B. BENTUK DAN PRINSIP KEDAULATAN
NEGARA
REPUBLIK
INDONESIA
PRINSIP KEDAULATAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA YAITU :
1. Perlindungan konstitusional
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
3. Pemilihan umum yang bebas
4. Kebebasan menyatakan pendapat
5. Kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi
6. Pendidikan kewarganegaraan
Musyawarah mufakat harus berpangkal tolak pada :
3. Bebas, semua warga negara yang telah memiliki hak dalam pemilu, memiliki kebebasan untuk
menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari siapa pun
4. Rahasia, para pemilih yang melaksanakan haknya dijamin pilihannya tidak akan diketahui oleh
siapa pun dengan jalan apa pun
5. Jujur Asas Jujur mengandung arti bahwa, penyelenggara pemilu, aparat pemerintah, peserta
pemilu, pengawas pemilu, pemantau pemilu, pemilih, serta semua pihak yang terkait harus
bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan
6. Adil, menjamin bahwa setiap pemilih dan peserta pemilu, mendapatkan perlakuan yang sama,
bebas dari kecurangan pihak manapun
Gambar : Memilih dan dipilih dalam pemilu merupakan hak bagi warga negara
yang telah memenuhi syarat
C. MELAKSANAKAN PRINSIP-
PRINSIP
KEDAULATAN SESUAI DENGAN UUD
1945
1. Perkembangan Demokrasi di Negara Republik Indonesia
a. Demokrasi Parlementer 1945 – 1959
Sistem demokrasi parlementer ditandai dengan sistem pemerintahan
parlementer. Hal ini ditetapkan lewat Maklumat Wakil Presiden No. X dan
Maklumat Pemerintah mengenai perg antian sistem pemerintahan dari
Presidensial menjadi Parlementer pada 3 November 1945. Pada 14
November 1945 terbentuklah kabinet pertama yang dipimpin Soetan Sjahrir
atau Kabinet Sjahrir sebagai perdana menteri. Kabinet ini hanya berusia tiga
bulan karena dijatuhkan oposisi. Tetapi pada 12 Maret1946 kembali
membentuk kabinet Sjahrir setelah ditunjuk Presiden Soekarno untuk kedua
kalinya. Kabinet Sjahrir II terbentuk pada 12 Maret 1946 dan berakhir pada 2
Oktober 1946 sekali lagi akibat tekanan oposisi. Setelah itu, Sjahrir ditunjuk
untuk ketiga kalinya membentuk kabinet. Kabinet Sjahrir III berlangsung
selama kurun waktu 2 Oktober 1946 hingga 27 Juni 1947.
Setelah pemerintahan Sjahrir III, kabinet silih dibentuk silih berganti. Tercatat ada
kabinet Amir Sjarifudin I dan II, Kabinet Darurat, serta Kabinet Hatta I dan II. Pada
1949, demokrasi parlementer diperkuat dengan landasan konsititusional Undang-
undang Dasar Sementara 1950. Di Undang-Undang Dasar Sementara 1950
menyatakan lembaga eksekutif atas presiden sebagai kepala negara konstitusional
dan menteri-menteri bertanggungjawab kepada perdana menteri sebagai kepala
pemerintahan sehari-hari.
Untuk itu pada tanggal 05 Juli 1959, presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 05 Juli
1959 yang isinya :
1. Pembubaran badan konstituante
2. Memberlakukan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUD sementara 1950
3. Pembentukan majelis permusyawarahan Rakyat sementara (MPRS)
4. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS)
Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden ini, maka Demikrasi Parlementer berakhir
Gambar : Teks Dekrit Presiden 5 Juli
1959
b. Demokrasi Terpimpin 1959- 1966
Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959 disambut baik oleh rakyat dan didukung oleh TNI AD.
Dekrit Presiden juga dibenarkan oleh Mahkamah Agung dan DPR yang bersedia
bekerja terus dalam rangka menegakkan UUD 1945. Pada periode ini, pemerintah
Indonesia menganut sistem Demokrasi terpimpin.
Penyimpangan pada masa demokrasi terpimpin tahun 1959 sampai 1966 yaitu:
1. Menafsirkan Pancasila terpisah-pisah, tidak dalam kesatuan bulat dan utuh
2. Pengangkatan presiden seumur hidup
3. Presiden membubarkan DPR hasil Pemilu 1955
4. Konsep Pancasila berubah menjadi konsep Nasakom (Nasionalis, Agama, dan
Komunis)
5. Bergesernya makna Demokrasi Terpimpin menjadi pemusatan kekuasaan pada
Presiden
6. Pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif yang cenderung memihak komunis
7. Manipol USDEK yang dibuat Presiden menjadi GBHN
Discussion 2
Sistem pemerintahan Indonesia mengalami berbagai perubahan sesuai perubahan
politik kenegaraan, yaitu sistem parlementer, sistem semiparlementer, dan sistem
presidensial.
o Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan oleh MPR atas usul DPR apabila terbukti :
- Telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan,
o Usul pemberhentian Presiden oleh DPR diajukan ke Mahkamah Konstitusi untuk diperiksa, diadili dan
diputuskan
o Apabila Mahkaman Konstitusi memutuskan bahwa presiden dan atau/ wakil presiden terbukti bersalah,
Semetara pasal 20A ayat 2 UUD tahun 1945 mengatur hak-hak DPR. Hak DPR ini
berfungsi untuk menjalankan fungsi DPR agra lebih efektif, sebagai berikut :
o Hak interpelasi, ialah hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah dalam
menjalankan pemerintah
o Hak angket, ialah hak DPR untuk melakukan penyelidikan mengenai
bkebijakan pemerintah yang diduga bertentangan dengan hukum
o Hak mengeluarkan pendapat, ialah hak DPR untuk menyampaikan pendapat atau usul
d. DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD-RI)
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan sebuah lembaga tinggi negara di dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia.Anggota DPD adalah perwakilan dari setiap provinsi yang dipilih secara
langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Untuk masing-masing provinsi, dibutuhkan empat orang
anggota DPD yang akan mewakili daerahnya di pusat. Adapun terkait masa jabatan DPD sama seperti
Presiden dan juga DPR, yaitu lima tahun. Setelah pemilihan selesai, anggota DPD terpilih akan berdomisili
di ibu kota negara Republik Indonesia.
Tugas dan Wewenang DPD, ditegaskan dalam pasal 22D UUD negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu sebagai
berikut :
o Mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang berhubungan dengan otonomi daerah, hubungan daerah dan pusat,
pembentukan, pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan juga sumber daya ekonomi
yang lainnya, serta hal-hal yang berhubungan dengan pertimbangan keuangan pusat dan daerah kepada Dewan
Perwakilan Rakyat.
o Ikut serta membahas rancangan Undang-Undang yang berhubungan dengan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam poin
pertama.
o Menyusun serta menyampaikan daftar inventaris masalah rancangan undang-undang dari DPR maupun Presiden yang
berhubungan dengan hal-hal yang disebutkan dalam poin pertama
o Memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat mengenai rancangan Undang-Undang tentang APBN dan
yang berhubungan dengan agama, pendidikan, maupun pajak.
o Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang tentang otonomi daerah, pemekaran, pembentukan, dan
penggabungan daerah, hubungan daerah dengan pusat, pengelolaan sumber daya alam dan juga sumber daya ekonomi
yang lain, pelaksanaan APBN, pendidikan pajak, dan agama.
o Menyampaikan hasil pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang otonomi daerah, pemekaran, pembentukan, dan
penggabungan daerah, hubungan daerah dengan pusat, pengelolaan sumber daya alam dan juga sumber daya ekonomi
yang lain, pelaksanaan APBN, pendidikan pajak, dan agama kepada DPR untuk dijadikan bahan pertimbangan dan
ditindaklanjuti.
o Menerima hasil pemeriksaan terhadap keuangan negara dari Badan Pengawas Keuangan untuk dijadikan sebagai bahan
membuat pertimbangan kepada DPR mengenai rancangan undang-undang yang berhubungan dengan APBN.
e. BADAN PEMERIKSAAN KEUANGAN (BPK)
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (disingkat BPK RI, dulu disingkat BEPEKA) adalah
lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang
bebas dan mandiri. Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan oleh Presiden. Anggota BPK sebelum
memangku jabatannya wajib mengucapkan sumpah atau janji menurut agamanya yang dipandu oleh
Ketua Mahkamah Agung..
Tugas Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) :
o BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan
Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara
Dalam melaksanakan tugasnya, BPK berwenang:
o menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan, menentukan waktu dan metode
pemeriksaan serta menyusun dan menyajikan laporan pemeriksaan;
o meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang, unit organisasi Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum,
Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara;
o melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik negara, di tempat pelaksanaan kegiatan,
pembukuan dan tata usaha keuangan negara, serta pemeriksaan terhadap perhitungan-perhitungan, surat-surat,
bukti-bukti, rekening koran, pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan
keuangan negara;
o menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
yang wajib disampaikan kepada BPK;
o menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah konsultasi dengan Pemerintah Pusat/Pemerintah
Daerah yang wajib digunakan dalam pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara;
o menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara;
o menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK yang bekerja untuk dan atas nama BPK;
f. MAHKAMAH AG U N G (MA)
Mahkamah Agung Republik Indonesia (disingkat MA RI atau MA) adalah lembaga tinggi negara dalam
sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama
dengan Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial serta bebas dari pengaruh cabang-cabang kekuasaan
lainnya. Mahkamah Agung menyatakan kekuasaannya pada badan peradilan dalam lingkungan peradilan
umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan tata usaha negara dan lingkungan peradilan
militer.
Mahkamah Agung memiliki wewenang sesuai UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai berikut :
o Mengadili pada tingkat kasasi, ialah pengajuan perkara kepada Mahkamah Agung. Keputusan pada tingkat kasasi
merupakan keputusan tertinggi dalam proses peradilan.
o Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang. MA berhak
menentukan bertentangan atau tidaknya isi suatu peraturan di bawah undang-undang seperti peraturan
pemerintah, peraturan presiden, peraturan daerah bahkan peraturan sekolah dengan undang-undang
o Memilih 3 orang hakim konstitusi Mahkamah Konstitusi
o Memberikan pertimbang kepada Presiden mengenai grasi dan rahabilitasi