Anda di halaman 1dari 29

ASAS-ASAS HTN DALAM UUD

1945 SETELAH PERUBAHAN


Pengertian

Asas adalah suatu hal yang dianggap oleh masyarakat hukum


sebagai basic truth, sebab melalui asas hukum pertimbangan etis
dan sosial masyarakat masuk ke dalam hukum, dan menjadi sumber
menghidupi nilai-nilai etis, moral dan sosial masyarakatnya
Asas-asas HTN dalam UUD 1945 setelah Perubahan

1. Asas Kedaulatan Rakyat


2. Asas Negara Hukum
3. Asas Negara Kesatuan
4. Asas Pemisahan Kekuasaan berdasarkan Prinsip Checks and
Balances
1. Asas Kedaulatan Rakyat
• Pasal 1 ayat (2) UUD 1945: Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar
• Demokrasi pertama-tama merupakan gagasan yang mengandaikan bahwa
kekuasaan itu adalah dari, oleh dan untuk rakyat.
• Dalam pengertian yang lebih partisipatif demokrasi itu bahkan disebut sebagai
konsep kekuasaan dari, oleh, untuk dan bersama rakyat
• Yang dimaksud rakyat yang berdaulat adalah semua orang dewasa yang sehat secara
jasmani dan rohani, warga negara dari suatu negara tersebut dan tidak terpidana
Kategori Demokrasi

DEMOKRASI TIDAK
DEMOKRASI LANGSUNG
LANGSUNG
adalah model demokrasi yang
memungkinkan semua warga adalah kedaulatan berada
tanpa melalui pejabat yang di tangan rakyat namun
dipilih atau diangkat dapat ikut implementasinya
dalam pembuatan keputusan
menggunakan sistem
negara.
perwakilan
Elemen-elemen Demokrasi
1. Penyelenggara kekuasaan berasal 1. Rotasi kekuasaan dari seseorang
dari rakyat atau kelompok ke orang atau
2. Setiap pemegang jabatan yang kelompok yang lainnya yang
dipilih oleh rakyat harus dapat dilakukan secara teratur dan damai
dipertanggungjawabkan 2. Adanya proses pemilu yang
3. Diwujudkan secara langsung dilakukan secara teratur dalam
maupun tidak langsung menjamin hak politik rakyat untuk
memilih dan dipilih; dan
3. Adanya kebebasan sebagai HAM
Beberapa Hal Penopang Tegaknya Demokrasi
(Bagir Manan)
1. PENDIDIKAN (meliputi aspek konseptual dan penerapannya)
2. PEMBERDAYAAN EKONOMI RAKYAT (kelas bawah, menengah, dan kelas
atas)
3. PEROMBAKAN STRUKTUR DAN SIKAP FEODALISTIK (perbedaan rakyat
dan penyelenggara negara tidak diletakkan dalam hubungan antara yang berkuasa
dan yang dikuasai, melainkan sekedar perbedaan fungsi antara yang bertugas
melayani dan yang berhak menerima pelayanan.
4. MEMBANGUN SUPREMASI HUKUM (demokrasi tanpa hukum adalah
kediktatoran yang tersembunyi)
2. Asas Negara Hukum
• Pasal 1 ayat (3) UUD 1945: Negara Indonesia adalah negara hukum
• Negara hukum berarti suatu negara yang di dalam wilayahnya:
1. Semua alat-alat kelengkapan dari negara khususnya alat-alat perlengkapan dari
pemerintah dalam tindakannya baik terhadap warga negara maupun dalam
saling berhubungan masing-masing tidak boleh sewenang-wenang, melainkan
harus memperhatikan peraturan-peraturan hukum yang berlaku; dan
2. Semua orang (penduduk) dalam hubungan kemasyarakatan harus tunduk pada
peraturan-peraturan hukum yang berlaku (Wirjono Prodjodikoro)
Negara Hukum adalah suatu negara, di mana perseorangan mempunyai hak terhadap negara, di
mana hak-hak asasi manusia diakui oleh undang-undang, di mana untuk merealisasikan
perlindungan hak-hak ini kekuasaan negara dipisah-pisahkan hingga badan penyelenggara, badan
pembuat undang-undang dan badan peradilan berada pada pelbagai tangan, dan dengan susunan
badan peradilan yang bebas kedudukannya, untuk dapat memberi perlindungan semestinya kepada
setiap orang yang merasa hak-haknya dirugikan, walaupun andaikata hal ini terjadi oleh alat
negara sendiri. (Sudargo Gautama)
Pembagian Negara Hukum
Terdapat lima konsep negara hukum yang dianggap berpengaruh, dan tiap-
tiap konsep memiliki karakter dan ciri-ciri yang berlainan (Tahir Azhari)
1. Rechtsstaat,
2. The rule of law
3. Socialist Legality
4. Nomokrasi Islam
5. Negara Hukum Pancasila
a. Rechtsstaat
• Suatu konsep negara hukum yang dikenal di Belanda dan negara
Eropa Kontinental.
• Cirinya:
Bersumber dari rasio manusia-liberalistik/individualistik-humanisme
yang antroposentrik (lebih dipusatkan pada manusia)-pemisahan
antara agama dan negara secara mutlak-freedom of religion dalam
arti positif dan negatif, ateisme dimungkinkan
Unsur-unsur Rechtsstaat (F.J. Stahl)
1. Pengakuan dan Perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia;
2. Untuk melindungi hak asasi tersebut maka penyelenggaraan negara harus
berdasarkan teori trias politica;
3. Pemerintah menjalankan tugasnya berdasarkan atas undang-undang
(wetmatigheid van bestuur);
4. Apabila pemerintah dalam menjalankan tugasnya berdasarkan undang-undang
masih melanggar hak asasi (campur tangan pemerintah dalam kehidupan
peribadi seseorang), ada peradilan administrasi yang akan menyelesaikannya
b. The Rule of Law
• Konsep negara hukum yang dikenal di negara-negara Anglo-Saxon
seperti Inggris dan Amerika Serikat.
• Cirinya:
Bersumber dari rasio manusia-liberalistik/individualistik-humanisme
yang antroposentrik (lebih dipusatkan pada manusia)-pemisahan antara
agama dan negara secara mutlak-freedom of religion dalam arti positif
dan negatif, ateisme dimungkinkan
Unsur-unsur Rule of Law (A.V. Dicey)
1. Supremasi aturan-aturan hukum;
2. Kedudukan yang sama di hadapan hukum; dan
3. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia
c. Socialist Legality
• Konsep negara hukum yang dianut di negara-negara komunis.
• Cirinya:
Bersumber dari rasio manusia- komunis-ateis, totaliter-kebebasan
beragama yang semu, dan kebebasan propaganda anti agama
Unsur-unsur Utama Socialist Legality
1. Perwujudan sosialisme
2. Hukum adalah alat di bawah sosialisme
3. Penekanan pada sosialisme, dibanding hak-hak perorangan
d. Nomokrasi Islam
• Konsep negara hukum yang mengacu kepada Hukum Islam.
• Cirinya:
Bersumber dari Al Qur’an, Sunnah & Ra’yu nomokrasi, bukan
teokrasi-persaudaraan dan humanisme teosentrik-kebebasan
dalam arti positif
Unsur-Unsur Utama Nomokrasi Islam
1. Kekuasaan sebagai amanah 1. Peradilan Bebas
2. Musyawarah 2. Perdamaian
3. Keadilan 3. Kesejahteraan dan
4. Persamaan 4. Ketaatan Rakyat
5. Pengakuan dan Perlindungan
HAM
e. Negara Hukum Pancasila
• Konsep negara hukum yang didasari oleh Pancasila dan UUD 1945.
• Cirinya:
1. Negara Hukum Pancasila didasari oleh semangat kebersamaan
untuk bebas dari penjajahan
2. Adanya hubungan antara agama dalam Negara yang tidak bisa
dipisahkan.
3. Adanya jaminan terhadap freedom of religion atau kebebasan
beragama dalam konotasi yang positif..
4. Adanya prinsip musyawarah, keadilan sosial serta hukum yang
tunduk pada kepentingan nasional dan persatuan Indonesia yang
melindungi segenap tumpah darah Indonesia.
5. Keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat, yang
nengedepankan asas kerukunan dalam hubungan antara pemerintah
dan rakyat.
3. Asas Negara Kesatuan
• Pasal 1 ayat (1) UUD 1945:
Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk
Republik.
• Pasal 37 ayat (5) UUD 1945:
Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
tidak dapat dilakukan perubahan
• Negara kesatuan adalah negara di mana pemegang tampuk kekuasaan
tertinggi atas segenap urusan negara ialah pemerintah pusat tanpa
adanya suatu delegasi atau pelimpahan kekuasaan kepada pemerintah
daerah.
• Dalam Negara kesatuan, tanggung jawab pelaksanaan tugas-tugas
pemerintahan pada dasarnya tetap berada ditangan pemerintah pusat.
Problem
• Dalam sistem federal, konsep kekuasaan asli atau kekuasaan sisa
(residual power) berada di daerah atau bagian,
• Pada sistem negara kesatuan (unitary), kekuasaan asli atau kekuasaan
sisa itu berada di pusat.
• Pasal 10 UU Pemda, yang ditentukan adalah kewenangan pusat yaitu
urusan hubungan luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan,
moneter dan fiskal, dan urusan agama, sedangkan kewenangan
berkenaan dengan urusan sisanya (lainnya) justru ditentukan berada di
kabupaten/kota
Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam penyelenggaraan pemerintahannya
menganut asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.

• Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah


kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia
• Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah
kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di
wilayah tertentu.
• Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau
desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari
pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
4. Asas Pemisahan Kekuasaan

• Urgensi adanya pemisahan kekuasaan untuk menghindari kesewenang-


wenangan penguasa sehingga akan melanggar hak asasi manusia.
Karena pada dasarnya sifat kekuasaan itu adalah cenderung untuk
disalahgunakan oleh pemegangnya.

• Power tends to corrupt, absolute power corrupt absolutely (Lord Acton)


• KONSEP PEMBAGIAN KEKUASAAN (Distribution of Power) adalah
merujuk pada hubungan kekuasaan yang bersifat vertikal untuk membedakan
antara kekuasaan pemerintahan atasan dan kekuasaan pemerintahan bawahan.
• KONSEP PEMISAHAN KEKUASAAN (Separation of power) adalah
merujuk pada hubungan kekuasaan yang bersifat horizontal.
• UUD 1945 sebelum perubahan menganut konsep pembagian kekuasaan
• UUD 1945 setelah perubahan menganut konsep pemisahan kekuasaan
berdasarkan prinsip checks and balances
Ciri-ciri Konsep Pemisahan Kekuasaan

1. Differentiation, doktrin pemisahan kekuasaan bersifat membedakan


fungsi-fungsi kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudisial.

2. Legal Incompatibility of Office Holding, menghendaki orang yang


menduduki jabatan di lembaga legislatif tidak boleh merangkap pada
jabatan di luar cabang legislatif
3. Isolation, Immunity, Independence, masing-masing organ tidak boleh intervensi
terhadap kegiatan organ lain
4. Checks and Balances, setiap cabang kekuasaan mengendalikan dan mengimbangi
kekuatan cabang-cabang kekuasaan yang lain
5. Coordinate Status and Lack of Accountability, koordinasi dan kesederajatan, yaitu
semua organ negara yang menjalankan fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif
mempunyai kedudukan yang sederajat dan mempunyai hubungan yang bersifat
koordinatif, bukan subordinatif.
Bukti UUD Pasca Perubahan Menganut Prinsip
Pemisahan Kekuasaan
1. Adanya pergeseran kekuasaan legislatif dari tangan Presiden ke DPR
2. Diadopsikannya sistem pengujian konstitusional atas UU oleh MK
3. Lembaga pelaku kedaulatan rakyat tidak hanya MPR, melainkan
semua lembaga negara merupakan penjelmaan kedaulatan rakyat
4. MPR bukan lagi lembaga tertinggi negara
5. Hubungan antarlembaga (tinggi) negara bersifat saling mengendalikan
sesuai prinsip checs and balances

Anda mungkin juga menyukai