Anda di halaman 1dari 9

ESENSI DEMOKRASI DAN KAITANNYA

DENGAN KONSTITUSI

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Demokrasi dapat diberi makna sebagai pemerintahan yang kedaulatannya


berada ditangan rakyat banyak. Namun dalam mewujudkan asas demokrasi dalam
pemerintahan suatu Negara akan sulit bahkan tidak mungkin untuk melibatkan
seutuhnya seluruh Warga Negara. Walaupun secara konsep sangat ideal.

Pendemokrasian berbeda pada berbagai Negara, tergantung bagaimana Negara


tersebut memberikan keluasan hak dan kewajiban kepada rakyatnya dalam hal
pemerintahan.1 Misalnya kepentingan masyarakat tersalurkan melalui senat, partai
politik, dewan perwakilan rakyat dan parlemen. Dari keadaan inilah terbentuk dan
timbul perbedaan pendemokrasian pada masing-masing Negara.

Melihat perbedaan-perbedaan pendemokrasian yang dilakukan berbagai


Negara, bisa saja membuat rakyat menjadi ragu dan bingung apakah negaranya benar-
benar menjalankan demokrasi dan terutama apabila dilihat dari kebebasan dan hak-
hak yang diberikan yang berbeda-beda disetiap Negara.

PEMBAHASAN

Konsep Demokrasi

1
Syafiie, Inu Kencana. Pengantar Ilmu Pemerintahan. PT Refika Aditama. Bandung. 2011. hlm.129

1
Pengertian demokrasi dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu secara
etimologis dan terminologis. Pengertian etimologis demokrasi dari sudut bahasa
(etimologis), demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos yang berarti rakyat dan
cratos atau cratein yang berarti pemerintahan atau kekuasaan. Jadi secara bahasa
demos-cratein atau demos-cratos berarti pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat.
Sedangkan pengertian terminologis demokrasi dengan melihat beberapa definisi ahli
tentang demokrasi.

Ada satu pengertian mengenai demokrasi yang di anggap paling populer


diantara pengertian yang ada. Pengertian tersebut dikemukakan pada tahun 1863 oleh
Abraham Lincoln yang mengatakan demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat (government of the people, by the people, and for the
people).2 Pemerintahan dari rakyat berarti pemerintahan negara itu mendapat mandat
dari rakyat untuk menyelenggarakan perintahan. Pemerintahan oleh rakyat berarti
pemerintahan negara itu dijalankan oleh rakyat. Pemerintahan untuk rakyat berarti
pemerintahan itu menghasilkan dan menjalankan kebijakan-kebijakan yang di arahkan
untuk kepentingan dan kejahteraan rakyat.

Dalam pengertian yang lebih kompleks, demokrasi berarti suatu sistem


pemerintahan yang mengabdi kepada kepentingan rakyat dengan tanpa memandang
partisipasi mereka dalam kehidupan politik, sementara pengisian jabatan-jabatan
publik dilakukan dengan dukungan suara rakyat dan merekan memiliki hak untuk
memilih dan dipilih. 3

Kriterium Demokrasi

2
Huda, Nimatul. Hukum Tata Negara Inndonesia. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2012. hlm.266
3
Alim, Muhammad. Demokrasi dan Hak Asasi Manusia Dalam Konstitusi Madinah dan Undang-Undang
Dasar 1945. UII Press. Yogyakarta. 2001. hlm.46.

2
Afan Gaffar menyandarkan demokrasi sebagai suatu paham yang universal. Atas
universalitas demokrasi itu mengandunng unsur-unsur sebagai berikut:4

1. Penyelenggaraan kekuasaan berasal dari rakyat;


2. Yang menyelenggarakan kekuasaan secara bertanggung jawab;
3. Diwujudkan secara langsung maupun tidak langsung;
4. Rotasi kekuasaan dari seseorang atau kelompok ke orang atau kelompok
lainnya;
5. Adanya proses pemilihan umum; dan
6. Adanya kebebasan sebagai hak asasi manusia.

Tidak semua Negara dapat menjalankan semua unsur-unsur demokrasi yang


tercantum diatas secara lengkap dalam penyelenggaraan pemerintahannya. Ada
Negara yang mampu menjamin pemilihan umum yang jujur dan bebas serta kebebasan
mengeluarkan pendapat, tetapi Negara lain belum tentu melakukan atau dapat
melakukan hal yang sama seperti Negara tersebut.

Ten Berge, mengemukakan prinsip-prinsip Negara demokrasi, adalah sebagai berikut:5

1. Perwakilan Politik
Kekuasaan politik tertinggi dalam suatu Negara dan dalam masyarakat
diputuskan oleh badan perwakilan, yang dipilih melalui pemilihan umum.
2. Pertanggungjawaban Politik
Organ-organ pemerintahan dalam menjalankan fungsinya sedikit banyak
tergantung secara politik yaitu kepada lembaga perwakilan.
3. Pemencaran Kewenangan

4
Baso Ence, Iriyanto A. Negara Hukum Dan Hak Uji Konstitusionalitas Mahkamah Konstitusi (Telaah
Terhadap Kewenangan Mahkamah Konstitusi). PT Alumni. Bandung. 2008. hlm.93
5
Ridwan. Hukum Administrasi Negara. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2011. hlm.10

3
Konsentrasi kekuasaan dalam masyarakat pada suatu organ pemerintahan
adalah kesewenang-wenangan. Oleh karena itu, kewenangan badan-badan
publik itu harus dipencarkan pada organ-organ berbeda.
4. Pengawasan dan Kontrol (penyelenggaraan) pemerintahan harus dikontrol
5. Kejujuran dan keterbukaan pemerintahan untuk umum
6. Rakyat diberi kemungkinan untuk mengajukan keberatan

Nilai-nilai yang terdapat dalam demokrasi menurut Henry, adalah sebagai berikut:6

1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga


(Institutionalized peaceful settlement of conflict).
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat
yang sedang berubah (Peaceful change in changing society).
3. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur (Orderly succession of
rulers)
4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai batas minimum (Minimum of
coercion).
5. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman (diversity) dalam
masyarakat yang tercermin dengan keanekaragaman pendapat, kepentingan
serta tingkah laku.
6. Menjamin tegaknya keadilan.

Esensi Demokrasi

6
Qamar, Nurul. Hak Asasi Manusia Dalam Negara Hukum Demokratis. Sinar Grafika. Jakarta Timur.2013.
hlm.75

4
Esensi pemerintahan demokratis sekurang-kurangnya ditandai beberapa hal
yang mendasari implementasiya dalam realitas kehidupan bermasyarakat dan
bernegara:7

1. Pemerintahan demokrasi tidak mengedepankan kekuasaan dan melayani


kebutuhan penguasa semata, tetapi sebagai sebuah pemerintahan demokratis
memperhatikan pula aspek keadilan bagi seluruh masyarakatnya dalam
berbagai bidang kehidupan.
2. Pemerintahan demokratis memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh
warga negaranya, baik untuk menjadi penguasa atau pemegang kekuasaan
maupun sebagai rakyat biasa yang harus menerima perintah penguasa.
3. Pemerintah demokrasi mengatasi berbagai permasalahan dengan cara damai,
baik perselisihan pergantian penguasa, maupun menghadapi perubahan-
perubahan yang berimplikasi pada langkah pemerintah yang tidak demokratis
dalam proses pengambilan keputusan terhadap berbagai kebijakan
pemerintahannya.

Pemerintahan demokrasi tidak dapat mengabaikan kepentingan rakyat dan hak-


hak asasi warga negaranya, tetapi memberikan perhatian dan komitmen yang tegas
terhadap persoalan fundamental. Menghargai dan menjunjung tinggi kepentingan
rakyat serta menjamin dan melindungi hak-hak asasi warga negaranya, menjadi salah
satu ukuran pemerintahan yang berwujud. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip
trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan
legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas
(independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain. 8 Kesejajaran dan

7
Baso Ence, Iriyanto A. Negara Hukum Dan Hak Uji Konstitusionalitas Mahkamah Konstitusi (Telaah
Terhadap Kewenangan Mahkamah Konstitusi). PT Alumni. Bandung. 2008. hlm.83-84
8
Yuhana, Abdy. Sistem Ketatanegaraan Indonesia Pasca Perubahan UUD 1945 Sistem Perwakilan Di
Indonesia Dan Masa Depan MPR. Fokusmedia. Bandung. 2013. hlm.43

5
independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini
bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.

Pemerintahan oleh rakyat yang merupakan konsep dari demokrasi ini dapat
diterapkan melalui Pemilihan Umum. Pemilu merupakan sarana aktualisasi komitmen
rakyat untuk dipilih dalam jabatan pemerintahan, sehingga harunya menjelma atau ada
dalam Negara yang menjunjung tingggi demokrasi. Apalagi di Indonesia, setelah
dilakukannya Amandemen pada Pasal 2 ayat (1), Pasal 6A(1), Pasal 18 ayat (3) dan (4),
Pasal 19 ayat (1), Pasal 22C ayat (1), dan Pasal 22E Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur mengenai Pemilihan Umum Secara
Langsung.9

Dengan diadakannya Pemilu rakyat secara tidak langsung ikut berperan dalam
Pemerintahan dimana rakyat memilih Pemimpin/Penguasanya sendiri melalui
Pemilihan Umum secara langsung dan memilih pula wakil-wakilnya secara langsung.
Selain ikut memilih, rakyat juga dapat mengikuti Pemilihan Umum untuk dipilih sebagai
calon pemimpin atau wakil rakyat yang dapat ikut dalam Pemerintahan secara langsung
baik sebagai calon Presiden/Wakil Presiden (melaui Partai Politik) maupun sebagai
calon Legislatif dan calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah (melalui Partai Politik
atau perseorangan).

Demokrasi dan Konstitusi

Kesepakatan bersama seluruh rakyat diwujudkan dalam bentuk dokumen dasar


berdirinya negara demokrasi, yaitu konstitusi. Mengingat kesepakatan yang dibuat
adalah oleh seluruh rakyat yang merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, maka

9
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

6
konstitusi pun menjadi hukum tertinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
(the supreme law of the land). Dasar hukum supremasi konstitusi sesungguhnya adalah
karena asumsi tentang kedudukan dan kedaulatan yang dimiliki pembuatnya
(constituent power). Konstitusi mengikat para pembuatnya, yaitu rakyat, dan organisasi
negara yang dibentuk oleh konstitusi itu sendiri.

Walaupun konsepsi demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, namun hal itu
dilaksanakan melalui mekanisme perwakilan dan pemberian kekuasaan kepada negara
dan organ-organ negara. Tentu saja kekuasaan negara harus diselenggarakan sesuai
dengan kehendak rakyat yang termanifestasikan dalam konstitusi. Hal inilah yang
sepanjang sejarah menjadi persoalan. Kekuasaan yang diberikan kepada negara terlalu
sering disalahgunakan untuk kepentingan pemegang kekuasaan negara sendiri, bukan
untuk kepentingan rakyat, bahkan dapat berbalik menjadi kekuasaan yang menindas
rakyat.

Guna mencegah hal itu terjadi, kekuasaan negara harus dibatasi karena tanpa
adanya pembatasan, kekuasaan yang dimiliki negara pasti akan disalahgunakan. Untuk
melakukan pembatasan kekuasaan negara inilah diperlukan konstitusi . Inilah paham
konstitusionalisme, yaitu paham bahwa kekuasaan harus dibatasi agar demokrasi dapat
dijalankan.Pada hakikatnya setiap konstitusi harus memuat pembatasan kekuasaan.
Tanpa adanya pembatasan kekuasaan, suatu konstitusi kehilangan ruh
konstitusionalisme dan hanya akan menjadi legitimasi bagi kekuasaan negara yang tak
terbatas.
Oleh karena itu ketentuan-ketentuan konstitusi tentang tujuan negara, dasar
negara, hak asasi manusia dan hak konstitusional warga negara, serta kedudukan dan
wewenang lembaga negara harus dimaknai sebagai pembatasan kekuasaan. Kalaupun
dapat dimaknai sebagai pemberian kekuasaan pada organ-organ negara, namun
kekuasaan yang diberikan adalah kekuasaan yang terbatas, kekuasaan yang dibatasi
untuk suatu tujuan dan harus diselenggarakan dengan cara tertentu.

7
PENUTUP

Kesimpulan

Dalam pemerinntahan yang demokrasi, rakyat dapat ikut serta berperan dalam
Pemerintahan secara tidak langsung melalui Pemilihan Umum untuk memilih pemimpin
dan wakil-wakilnya. Wakil-wakil rakyat yang merupakan anggota legislative di parlemen
memiliki fungsi legislasi yaitu sebagai lembaga pembuat undang-undang yang
diharapkan berisi aspirasi rakyat dan melindungi hak-hak minoritas dan funngsi
pengawasan yaitu sebagai lembaga yang melakukan pengawasan terhadap
pemerintahan yang menjalankan unndang-undang.

Saran

Konstitusi yang baik dibutuhkan Agar demokrasi dapat dijalankan dengan baik
sehingga kekuasaan yang dimiliki oleh Pemerintah dan aparat Pemerintahan harus
dibatasi agar kekuasaan yang tadinya diberikan untuk mensejahterakan rakyat tidak
berbalik menindas rakyat.

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Alim, Muhammad. Demokrasi dan Hak Asasi Manusia Dalam Konstitusi Madinah dan
Undang-Undang Dasar 1945. UII Press. Yogyakarta. 2001.

Baso Ence, Iriyanto A. Negara Hukum Dan Hak Uji Konstitusionalitas Mahkamah
Konstitusi (Telaah Terhadap Kewenangan Mahkamah Konstitusi). PT Alumni.
Bandung. 2008.

8
Ridwan. Hukum Administrasi Negara. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2011.

Syafiie, Inu Kencana. Pengantar Ilmu Pemerintahan. PT Refika Aditama. Bandung. 2011.

Huda, Nimatul. Hukum Tata Negara Indonesia. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2012.

Yuhana, Abdy. Sistem Ketatanegaraan Indonesia Pasca Perubahan UUD 1945 Sistem
Perwakilan Di Indonesia Dan Masa Depan MPR. Fokusmedia. Bandung. 2013.

Qamar, Nurul. Hak Asasi Manusia Dalam Negara Hukum Demokratis. Sinar Grafika.
Jakarta Timur.2013.

Peraturan:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Anda mungkin juga menyukai