Anda di halaman 1dari 4

1.

Diskusikan dalam kelompok Anda menurut para sarjana tentang bentuk negara
dan pemerintahan, apa saja yang membedakan kedua hal tersebut!
2. Diskusikan dalam kelompok Anda menurut pendapat Plato, tentang 5 bentuk
negara pada zaman Yunani Kono
3. Diskusikan bersama kelompok Anda pendapat George Jellinek tentang
perbedaan antara bentuk negara republik dengan kerajaan,didasarkan
perbedaan terjadinya pembentukan kemauan negara itu.
4. Jelaskan perbedaan sistem pemerintahan parlementer dengan presidensiil!
5. Di Indonesia menganut ajaran trias politika menurut Montesquieu namun dalam
penerapannya tidak secara mutlak !

1. Bentuk pemerintahan negara Indonesia adalah republik konstitusional,


sedangkan sistem pemerintahan negara Indonesia adalah sistem presidensial.
Bentuk pemerintahan republik merupakan pemerintahan yang mandat
kekuasaannya berasal dari rakyat, melalui mekanisme pemilihian umum dan
biasanya dipimpin oleh seorang presiden.

Setiap negara pada dasarnya memiliki bentuk negara yang berbeda-beda.


Bentuk suatu negara dapat dibedakan menjadi dua, yakni negara
kesatuan dan negara serikat (federal). Negara Indonesia terdiri dari banyak
kepulauan, suku, adat, dan keyakinan. Merujuk pada UUD 1945 pasal 1
ayat 1, Bentuk Negara Indonesia sendiri adalah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Berikut penjelasan mengenai bentuk Negara Indonesia.

Negara Kesatuan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu
negara kesatuan dengan sistem sentralisasi dan negara kesatuan dengan
sistem desentralisasi. Menurut Pasal 18 UUD 1945 Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) merupakan Negara Kesatuan yang
berbentuk Republik dengan sistem desentralisasi.
2. kata “negara” mempunyai dua arti. Pertama, negara adalah masyarakat atau
wilayah yang merupakan satu kesatuan politis. Dalam arti ini, India, Korea
Selatan, atau Brazilia merupakan negara. Kedua, â€œnegara” adalah
lembaga pusat yang menjamin kesatuan politis itu, yang menata dan dengan
demikian menguasai wilayah itu.

Plato mengemukakan ada lima macam bentuk negara yang sesuai dengan


sifat tertentu dari jiwa manusia, yaitu :

1. Aristokrasi adalah pemerintahan oleh Aristokrat (cendikiawan) sesuai dengan


pikiran keadilan.
2. Timokrasi yaitu pemerintahan oleh orang-orang yang ingin mencapai
kemahsyuran dan kehormatan.
3. Oligarchi yaitu pemerintahan oleh para hartawan. Keadaan ini melahirkan
milik partikulir, maka orang-orang miskin pun bersatu melawan kaum hartawan.
4. Demokrasi yaitu pemerintahan oleh rakyat miskin. Karena salah
mempergunakannya maka keadaan ini berakhir dengan kekacauan atau anarki.
5. Tirani yaitu pemerintahan seorang penguasa yang bertindak secara sewenang-
wenang. Bentuk ini adalah yang paling jauh dari cita-cita tenang keadilan.

3. dalam bukunya Algemeine Staatslehre, Jellinek  membedakan  bentuk negara


monarki dan republik berdasarkan pembenukan kemauan negara.
Bila  pembentukan kemauan negara  ditentukan oleh seorang saja  maka bentuk
negaranya adalah monarki. Sedangkan jika kemauan negara ditentukan oleh
lebih dari satu orang maka negara yang terbentuk adalah republik.
Namun, jika bertitik tolak pada pendapat Jellinek, maka negara Inggris, Swedia,
Norwegia, Denmark, Nederland dan Belgia harus dikategorikan  sebagai negara
republik sebab negara-negara tersebut terbentuk karena kemauan orang
banyak, namun kenyataannya  menurut HTN, negara-negara tersebut berbentuk
monarki.
4. Presidensial = Kepala Negara dan Kepala Pemerintahannya adalah Presiden
dan antara lembaga legislatif dengan eksekutif terpisah.

Parlementer = Kepala Negaranya adalah Raja/Ratu, Perdana Menteri sebagai


kepala pemerintahan, Legislatif dan eksekutif menjadi satu.

Ciri-ciri sistem presidensial adalah :  

 Kepala Negara = Presiden


 Kepala Pemerintahan = Presiden  
 Kekuasaan Kepala Negara = Pemisahan atau Pembagian
 Masa Jabatan Kepala Negara = Maksimal 2 Periode
 Masa Jabatan Kepala Pemerintahan = Maksimal 2 Periode
 Kekuasaan Negara = Pemisahan atau Pembagian
 Pemilihan Kepala Negara = Secara Langsung oleh rakyat atau secara tidak
langsung oleh parlemen
 Pemilihan Kepala Pemerintahan = Secara Langsung oleh rakyat atau secara
tidak langsung oleh parlemen
 Hubungan Legislatif dengan Eksekutif = Terpisah

  Sistem Semi Parlementer adalah klasifikasi sistem pemerintahan yang


diusulkan oleh Maurice Duverger, dimana warga negara secara langsung
memilih legislatif dan perdana menteri pada saat yang bersamaan.
Ciri-ciri sistem semi parlementer adalah :  

 Kepala Negara = Presiden


 Kepala Pemerintahan = Perdana Menteri
 Kekuasaan Kepala Negara = Pemisahan atau Pembagian
 Masa Jabatan Kepala Negara = Maksimal 2 Periode
 Masa Jabatan Kepala Pemerintahan = Seumur Hidup
 Kekuasaan Negara = Pemisahan atau Pembagian
 Pemilihan Kepala Negara = Secara Langsung oleh rakyat atau secara tidak
langsung oleh parlemen
 Pemilihan Kepala Pemerintahan = Secara Langsung oleh rakyat atau secara
tidak langsung oleh parlemen
 Hubungan Legislatif dengan Eksekutif = Menjadi Satu

5. Charles-Louis de Secondat, Baron de La Brède et de Montesquieu (lahir 18


Januari 1689 – meninggal 10 Februari 1755 pada umur 66 tahun), atau lebih
dikenal dengan Montesquieu, adalah pemikir politik Prancis yang hidup pada Era
Pencerahan (bahasa Inggris: Enlightenment). Ia terkenal dengan teorinya
mengenai pemisahan kekuasaan yang banyak disadur pada diskusi-diskusi
mengenai pemerintahan dan diterapkan pada banyak konstitusi di seluruh dunia.
Ia memegang peranan penting dalam memopulerkan istilah "feodalisme" dan
"Kekaisaran Bizantium"

Trias politica menurut montesquieu, adalah sebagai berikut:

1. Eksekutif: merupakan lembaga yang melaksanakan undang-undang. Lembaga


eksekutif dipimpin oleh seorang raja atau presiden beserta kabinetnya. Tidak
hanya melaksanakan undang-undang, lembaga ini juga mempunyai beberapa
kewenangan. Menurut Miriam Budiardjo, lembaga eksekutif mempunyai
kewenangan diplomatik, yudikatif, administratif, legislatif, dan militer.
Kewenangan diplomatik yaitu kewenangan menyelenggarakan hubungan
diplomatik dengan negara-negara lain. Kewenangan yudikatif adalah
kewenangan memberikan grasi dan amnesti kepada warga negaranya yang
melakukan pelanggaran hukum. Kewenangan administratif adalah kewenangan
melaksanakan peraturan dan perundang-undangan dalam administrasi negara.
Melalui kewenangan legislatifnya, seorang presiden atau menteri dapat membuat
undang-undang bersama dewan perwakilan. Lembaga eksekutif juga mempunyai
kewenangan mengatur angkatan bersenjata, menyatakan perang apabila
dibutuhkan, dan menjaga keamanan negara.
2. Legislatif: merupakan lembaga yang dibentuk untuk mencegah kesewenang-
wenangan raja atau presiden. Lembaga legislatif yang merupakan wakil dari
rakyat ini diberikan kekuasaan untuk membuat undang-undang dan
menetapkannya. Tidak hanya itu, lembaga ini juga diberikan hak untuk meminta
keterangan kebijakan lembaga eksekutif yang akan dilaksanakan maupun yang
sedang dilaksanakan. Selain meminta keterangan kepada lembaga eksekutif,
lembaga ini juga mempunyai hak untuk menyelidiki sendiri dengan membentuk
panitia penyelidik. Hak mosi tidak percaya juga dimiliki oleh lembaga ini. Hak ini
merupakan hak yang memiliki potensi besar untuk menjatuhkan lembaga
eksekutif.
3. Yudikatif: mempunyai kekuasaan untuk mengontrol seluruh lembaga negara
yang menyimpang atas hukum yang berlaku pada negara tersebut. Lembaga
yudikatif dibentuk sebagai alat penegakan hukum, hak penguji material,
penyelesaian penyelisihan, hak mengesahkan peraturan hukum atau
membatalkan peraturan apabila bertentangan dengan dasar negara. [1]

Anda mungkin juga menyukai