Artikel Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Hukum
Pemilu Prodi Hukum Tata Negara Fakultas Syariah & Hukum Islam.
Dosen Pengampu :
Andi Abu Dzar Nuzul, S.H
Kelompok 2
Muliadi : 742352020030
Indriani : 742352020032
1
Hans Kelsen. General Theory of Law and State. New York: Maxwell, 1971. Hlm. 256
2
Moh. Kusnadi dan Harmaily Ibrahim. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta:
FH UI, 1988, hlm. 166
1
berhadapan dengan Monarki. Kalau kepala negaranya ditunjuk tidak berdasarkan
turun – temurun tetapi dipilih, maka kita berhadapan dengan Republik.
a) Monarki absolut
b) Monarki konstitusional
c) Monarki parlementer
2
ridak dapat diganggu gugat. Bentuk monarki parlementer sampai sekarang masih
tetap dilaksanakan di negara Inggris, Belanda, dan Malaysia.
Republik berasal dari kata res publica yang artinya kepentingan umum.
Pemerintahan republik adalah bentuk pemerintahan yang berasal dari (dipilih)
rakyat dan dipimpin atau dikepalai oleh seorang presiden untuk masa jabatan
tertentu.
Begitu juga dengan bentuk pemerintahan jika dipimpin dari, oleh, dan untuk
rakyat maka disebut republik dan jika berasal dari dan oleh raja untuk rakyat maka
disebut monarki. Machiavelli mengungkapkan bahwa bentuk negara (hanya ada
dua pilihan) jika tidak republik tentulah Monarki.
3
https://pemerintah.net/bentuk-pemerintahan-republik/ (Diakses pada tanggal 08 Juni 2022)
3
a. Republik absolut
b. Republik konstitusional
c. Republik parlementer
Sebuah republik diperintah oleh sebuah konstitusi, yang sedikit berbeda dari
monarki, tetapi tidak secara signifikan. Tidak ada yang dipaksa oleh pemerintah
untuk melayani, mereka memiliki semua hak yang sama seperti setiap warga
negara. Selain itu, tidak semua negara dengan republik memiliki monarki. Beberapa
dari mereka memiliki pemerintahan dengan kekuasaan absolut, sementara yang lain
memiliki kekuasaan yang terbatas.4
4
https://pemerintahan.uma.ac.id/2021/08/perbedaan-monarki-dan-republik/ (Diakses pada
tanggal 08 Juni 2022).
4
diberi hak untuk memilih pemimpin politik. Meski sudah tidak ada lagi perempuan
di militer, mereka tetap berhak mencalonkan diri sebagai calon dalam pemilu.
Meskipun teokrasi telah ada sejak lama, republik jauh lebih baik daripada
monarki. Seorang raja harus selalu menjawab keinginan takhta, yang mungkin
termasuk kematian. Karena republik tidak memiliki raja atau ratu, penguasa dipilih
berdasarkan popularitas mereka, yang diputuskan oleh mayoritas warga negara.
Jika ada revolusi, biasanya ada Pemerintahan Sementara, yang terdiri dari
pemerintahan sementara. Kebanyakan monarki tidak bertahan lama karena mereka
hanya bisa bertahan sampai pihak lain datang.
5
DAFTAR PUSTAKA