Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian bentuk pemerintahan


Apa yang dimaksud dengan bentuk pemerintahan? Apakah bentuk pemerintahan sama
dengan bentuk negara? Padmo Wahyono mengemukakan komentar sebagai
berikut”Apakah itu bentuk negara dan apakah itu bentuk pemerintahan?” lalu “Apa
perbedaan pokok antara bentuk negara dengan pemerintahan”

Srri Soemantri secara tegas membedakan bentuk pemerintahan dengan bentuk negara
ketika menegemukakan ulasan sebagai berikut”Dalam kepustakaan Indonesia dikenal
adanya dua istilah yang berbeda maknanya.Kedua istilah tersebut adalah bentuk
pemerintahan dan bentuk negara”. Akan selalu dipahami oleh semua orang.

Kekeliuran ini menimbulkan perbedaan pendapat diantara pakar.Sebagai akibatnya,para


pakar kenegaraan terbagi menjadi 2 kelompok.Kelompok pertama menganggap tidak ada
perbedaan bentuk negara dangan bentuk pemerintahan.Pakarnya adalah
Garner,Gilchrist,Mac Iver dan kranenburg.
Kelompok 2 beranggapan bahwa bentuk negara berbeda dari bentuk pemerintahan.Para
pakarnya adalah Jellinek,Djoko Soetono,Sri soemantri,Moh.Koenardi,Bintan R saragih,Bagir
Manan,Joeniarto,Ramlon Nnaing dan sebagainya.Alasan yang dikemukakan oleh kelompok
2 adalah bahawa bentuk negara merupakan tinjauan dari sudut pandang sosiologis
sedangkan bentuk pemerintahan merupakan tinjauan dari sudut yuridis.

Ilmu negara mengkaji negara dari dua macam titik berdiri yang berbeda dalam mengkaji
negara menghasilkan sudut pandang yangberbeda dan sudut pandang yang berbeda
membuat hasil yang diperoleh juga berbeda.Jika negara dipandang dari titik berdiri
eksternal,hal itu sama artinya memandang negara dari luar.I Dwa Gede Atmadja
mengemukakan pendapat sebagai berikut,”perbedaan antara bentuk negara secara
kesatuan(ganziit) atau dapat dituliskan juga bentuk negara menggambarkan dasar
negara,susunan negara.

Sri Soemantri mengemukakan pandangan mengenai bentuk pmeerintahan sebagai


berikut”bentuk pemerintah berkenaan dengan pemerintahan sedangkan bentuk negara
berkenaan dengan negara”akan tetaoi dalam pendapat sederhana itu tidak ada penjelasan
lebih lanjut mengenai pengertian bentuk pemerintahan sehingga pengertian bentuk
pemerintahan(bentuk pemerintah)masih belum jelas.Dalam konteks penjelasan tentang
bentuk pemerintahan ,Moh.Koesnardi dan Bintan R saragih mengemukakan pendapat
tentang bentuk pemerintahan yang lebih jelas yakni”Bentuk pemerintahan adalah suatu
system yang berlaku mengatur alat-alat perlengkapan negara itu.”maksudnya ialah system
yang mengatur fungsi,tugas dan wewenang masing-masing alat perlengkapan negara atau
organ-organ negara.

2.Macam-Macam Bentuk pemerintahan


Pada masa sekarang,ada dua macam bentuk pemerintahan yangi dikenal yakni (a) monarki
dan (b) republik.Ada yang beranggapan bahwa bentuk pemerintahan tidak hanya itu tetapi
meliputi monarki,aristokrasi dan demokrasi.Bagir manan juga mengemukakan kedua bentuk
pemerintahan tersebut dengan cara yang berbeda yaitu”Bentuk pemerintahan republic
lazim disandingkan dengan bentuk pemerintahan yang kerajaan atau monarki.

Perbedaan ciri-ciri kedua bentuk pemerintahan berkaitan engan (a) corak suprastruktur
organisasi negara,(b) system pengisian jabatan kepala negara dan (c) system pembatasan
masa jabatan kepala negara.

B. Bentuk pemerintahan monarki

Secara etimologi isitilah monarki berasal dari kata monos=satu dan arkhein=memerintah
Dengan demikian secara harfiah,Monarki dapat diartikan sebagai pemerintahan yang
diselenggarakan oleh seorang penguasa.Monarki mengandung arti bahwa dalam
menyelnggarakan pemerintahan,segenap kekuasaan negara di pusatkan di tangan penguasa
sehingga kekuatan mutlak.Doktrin yang melandasi kekuasaan raja bersifat mutlak adalah
doktrin yang bersifat teokratis yakni doktrin kedaulatan tuhan.Sesuai dengan doktrin
tersebut raja dianggap sebagai wakil tuhan.

Monarki dibagi menjadi 3:Monarki Absolut,Monarki constitutional,Monarki parlementer

Monarki absolut:
Merupakan monarki yang bersifat autokrat, berkuasan dengan kekuatan sepenuhnya
terhadap negara dan pemerintahan. Sebagai contoh , hak untuk mengubah ataupun
menyetujui undang undang serta membuat aturan semaunya tanpa menunggu persetujuan
dari pihak legislatif ataupun rakyatnya. Monarki absolut tidak sepenuhnya jelek tergantung
dari pemimpin yang berkuasa saat itu. Monarki dapat berujung kepada Tirani pada jenis
sistem pemerintahan monarki ini.

Monarki Konstituional:
Monarki jenis ini merupakan sistem yang mengijikan adanya perdana menteri dalam suatu
negara. Pada pemerintahan ini, Raja berperan sebagai kepala Negara yang mengurus bagian
bagian tertentu yang dianggap penting dan hanya dapat diurus oleh orang yang diberkati
(darah biru). Kemudian Perdana Menteri bersama dengan legislatif yang ada seperti
parlemen mengurus negara atau sebagai kepala pemerintahan. Monarki konstitusional juga
bervariasi untuk setiap jenis negara.

Monarki Parlementer:
Monarki parlementer adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh
seorang raja dengan menempatkan parlemen (DPR) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.
Dalam monarki parlementer, kekuasaan, eksekutif dipegang oleh kabinet (perdanan menteri)
dan bertanggung jawab kepada parlemen. Fungsi raja hanya sebagain kepala negara (simbol
kekeuasaan) yang kedudukannya ridak dapat diganggu gugat. Bentuk monarki parlementer
sampai sekarang masih tetap dilaksanakan di negara Inggris, Belanda, dan Malaysia.

C.BENTUK PEMERINTAHAN REPUBLIK


1.Istilah,pengertian dan sifat hakikat republic

Republik berasal dari kata res publica yang artinya kepentingan umum.Pemerintahan
republik adalah bentuk pemerintahanyang berasal dari (dipilih) rakyat dan dipimpin atau
dikepalai oleh seorang presiden untuk masa jabatan tertentu.
Indonesia merupakan salah satu negara berbentuk kesatuan dengan bentuk pemerintahan
republic.
Begitu juga dengan jika dipimpin dari, oleh, dan untuk rakyat maka disebut republik dan jika
berasal dari dan oleh raja untuk rakyat maka disebut monarki. Machiavelli dalam bukunya
accel prinsipia mengungkapkan bahwa bentuk negara (hanya ada dua pilihan) jika tidak
republik tentulah Monarki.
Perbedaan dalam kedua bentuk pemerintahan Monarki dan Republik (Jellinek, dalam
bukunya “Allgemene Staatslehre“) didasarkan atas perbedaan proses terjadinya
pembentukan kemauan negara itu yang terdapat dua kemungkinan sebagai berikut:
1. Apabila cara terjadinya pembentukan kemauan negara secara psikologis atau secara
alamiah, yang terjadi dalam jiwa/badan seseorang dan nampak sebagai kemauan
seseorang/individu maka bentuk negaranya adalah Monarki.
2. Apabila cara proses terjadinya pembentukan negara secara yuridis, secara sengaja dibuat
menurut kemauan orang banyak sehingga kemauan itu nampak sebagai kemauan suatu
dewan maka bentuk negaranya adalah Republik.
Dalam pelaksanaannya bentuk pemerintahan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu republik
absolut, republik konstitusional dan republik parlementer yang masing-masing akan
dijelaskan secara singkat dibawah ini.
Republik Absolut
Dalam sistem republik absolut pemerintahan diktator tanpa ada pembatasan kekuasaan.
Penguasa mengabaikan konstitusi dan untuk melegitimasi kekuasaannya digunakanlah partai
politik. Dalam pemerintahan ini parlemen memang ada namun tidak berfungsi.
Republik Konstitusional
Dalam sistem republik konstitusional, presiden memegang kekuasaan kepala negara dan
kepala pemerintahan. Namun, kekuasaan presiden dibatasi oleh konstitusi. Di samping itu,
pengawasan yang efektif dilakukan oleh parlemen.
Republik Parlementer
Dalam sistem republik parlementer, presiden hanya sebagai kepala negara. Namun, presiden
tidak dapat diganggu-gugat. Sedangkan kepala pemerintahan berada di tangan perdana
menteri yang bertanggung jawab kepada parlemen. Dalam sistem ini kekuasaan legislatif
lebih tinggi dari pada kekuasaan eksekutif.
2.CORAK KETATANEGARAAN DEMOKRATIS PADA BENTUK PEMERINTAHAN
REPUBLIK
Ciri pertama bentuk pemerintahan republic sebagai pemerintahan yang diselenggarakan
oleh dan untuk kepentingan umum adalah coroak ketatanegaraan yang bersifat demokratis
diabangun dengan cara mengorganisasikan kekuasaan negara berdasarkan suatu system
yang dapat merealisasikan prinsip atau asas pokok pendirian kepentingan umum secara
konkret dalam praktik penyelenggaraan negara dan kehidupan bernegara.

Secara teoritis,ada dua macam alternative system pengorganisasian kekuasaan negara yang
dapat dikemukakan yaitu (a) system pemusatan kekuasaan atau (b) system pemencaran
keuasaan.Namun,yang tepat untuk bentuk pemerintahaan republic hanya system
pemencaran kekuasaan .Sistem sentralisasi kekuasaan tidak cocok unutuk bentuk
pemerintahaan republic karena system ini menumpuk keuasaan di tangan seseorang atau
suatu organ negara.penumpukan kekuasaan menghasilkan corak ketatanegaraan
berkarakter otokratis.

Struktur kekuasaan yang bercorak otokratis juga berakibat terhadap ketidakmungkinan


rakyat untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan negara.Dalam corak ketatanegaraan
yang otokratis,partisipasi rakyat dalam penyelenggaraan negara sangat terbatas karena
segenap aktivitas penyelenggaraan negara selalu melibatkan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai