Disusun Oleh :
Nama : Graciela Shellomita Soenge
NPM : 22300132
Kelas : G
Fakultas Hukum
Program Studi Ilmu Hukum
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
BAB 1
PENDAHULUAN
Hans Kelsen dalam Kusnardi dan Ibrahim (1983) menyatakan bahwa bentuk
pemerintahan ada dua, yaitu bentuk pemerintahan monarki menghendaki
pengisian jabatan pemimpin atau kepala negara dilakukan secara turun temurun,
berdasarkan garis keturunan. Bentuk pemerintahan republik mengharuskan
jabatan pemimpin atau kepala negara dilakukan menggunakan pemilihan umum,
dengan masa jabatan yang ditentukan (Hufron dan Hadi, 2016:157)
Monarki
Pemerintahan monarki memiliki beberapa karakteristik. Salah satu
karakteristik utamanya adalah bahwa peralihan kekuasaan dalam
pemerintahan monarki, baik untuk jabatan kepala negara-negara maupun
jabatan kepala pemerintahan, dilakukan dengan mekanisme turun-
temurun, atau berdasarkan garis keturunan. Bisa pula dilakukan melalui
mekanisme penunjukkan langsung oleh penguasa sebelumnya.
Harus diingat bahwa memang benar bentuk pemerintahan tidak
terbatas pada eksekutif saja, melainkan juga kekuasaan-kekuasaan lain
yang ada di negara. Kalau demikian posisi raja atau ratu yang tidak
mempunyai kekuasaan absolut, atau hanya menjadi kepala negara yang
tidak mempunyai kekuasaan eksekutif atau legislative (kepala negara
hanya symbol negara saja)? Apakah negara tersebut masih merupakan
negara dengan bentuk pemerintahan momarki?
Penulis menjawab bahwa bentuk pemerintahan dalam negara yang
demikian adalah bentuk pemerintahan monarki konstitusional. Artinya,
raja tetap berfungsi sebagai kepala negara yang memiliki kekuasaan
konstitutional tertentu. Sedangkan, kepala pemerintahannya dipilih secara
langsung oleh rakyat, atau melalui cara-cara lain di luar mekanisme
kekerabatan atau penunjukan langsung oleh raja. Kekuasaan raja dalam
monarki constitutional tidak mutlak, tetapi dibatasi oleh konstitusi. Ini
berbeda dengan negara monarki biasa di mana kekuasaan raja bersifat
absolut. Contoh negara dengan bentuk monarki constitutional adalah
Jepang, Inggris, dan Malaysia.
Atas dasar ini, karakter lainnya dari monarki adalah absolut yang
dimiliki oleh raja. Dengan kata lain, raja tersebut mempunyai kekuasaan
mutlak, baik di legislative atau eksekutif atau yudikatif. Negara yang tidak
dipimpin oleh raja dengan kekuasaan yang mutlak tidak bisa disebut
negara dengan bentuk pemerintahan monarki. Begitu juga dengan raja
yang hanya menjadi kepala negara tanpa mempunyai kekuasaan di
legislative, eksekutif, dan yudikatif, juga tidak bisa disebut sebagai negara
yang mempunyai bentuk pemerintahan monarki. Karakteristik tersebut
penting mengigat bisa saja dalam sebuah negara terdapat raja tetapi tidak
mempunyai kekuasaan absolut. Mereka hanya menjadi sebagai symbol
negara saja. Pemerintahan negara tersebut berbentuk monarki, tetapi
monarki yang konstitusional.
Republik
Bentuk pemerintahan selain monarki adalah pemerintahan republic.
Perbedaan mendasar bentuk pemerintahan ini dibandingkan monarki
adalah bahwa pemerintahan republic menjadikan rakyat sebagai pemegang
kedaulatan. Hal ini sesuai dengan istilah republic, yang artinya Kembali ke
rakyat atau masyarakat. Bentuk pemerintahan republic dapat
diidentifikasika dengan menggunakan kajian terhadap karakteristik dari
bentuk pemerintahan republilk.
Ada beberapa karakteristik dari bentuk pemerintahan republic ini.
Pertama, peralihan kekuasaan dilakukan dengan mekanisme pemilihan.
Peralihan kekuasaan, dalm hal ini jabatan kepala negara atau kepala
pemerintahan, dilakukan dengan cara pemilihan oleh rakyat, baik yang
dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pemilihan dilakukan secara
langsung bila seluruh rakyat dalam negara tersebut diberi hak untuk
memilih pemimpin secara langsung. Adapun pemilihan secara tidak
langsung adalah bila rakyat memilih pemimpin melalui perwakilan yang
dipilih oleh rakyat (Asshiddiqie, 2005 (a): 204).
Kedua, pemimpin hanya kepanjangan tangan dari rakyat, karena itu
pemimpin bertanggung jawabt terhadap rakyat. Dalam konteks ini, bentuk
pemerintahan republic dapat dilihat dari bentuk pertanggungjawaban
pemimpin negara atau pemimpin pemerintahan. Jika pertanggung jawaban
pemimpin negara atau pemerintahan keapada rakyat, maka negara tersebut
menganut bentuk pemerintahan republic. Sekali lagi, bentuk
pertanggungjawaban dari pemimpin kepada rakyat ini dapat dilakukan
secara langsung dan tidak langsung.
Ketiga, bentuk pemerintahan republic dapat diberlakukan dalam
bentuk negara kesatuan atau serikat, karena tidak mengharuskan adanya
kekuasaan mutlak negara kesatuan dan serikat, karena tidak mengharuskan
adanya kekuasaan mutlak dalam suatu negara atau pemerintahan. Selain
itu, bentuk pemerintahan republic juga dapat menerapkan konsep
pemisahan dan pembagian kekuasaan sehingga, bentuk pemerintahan
republic dapat diterapkan dalam bentuk negara federal yang desentralisasi,
atau bentuk negara kesatuan yang sentralistis.
B. Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan merupakan cara penyelenggaraan pemerintahan
dalam cabang eksekutif. Pemerintahan yang dimaksud adalah terbatas pada
kekuasaaan eksekutif. Sehingga Ketika membicarakan tentang sistem
pemerintahan, maka objek kajian terletak pada eksekutif atau pemerintahan,
walaupun ada kaitan dengan cabang kekuasaan lain seperti legislative. Sistem
pemerintahan terdiri atas sistem pemerintahan presidensial, sistem pemerintahan
parlementer, sistem pemerintahan campuran, dan sistem pemerintahan collegial.
Sistem pemerintahan campuran dapat terdiri atas quasi presidensial dan quasi
parlementer atau hybrid system (Asshiddiqie, 2055 (a): 203-204).
Sistem pemerintahan di dunia yang jenisnya beragam menjadi pilihan
dari masing-masing negara di dalam menjalankan roda pemerintahan eksekutif.
Tanpa ada sistem pemerintahan yang tepat, maka roda pemerintahan tidak akan
berjalan dengan baik. Mekanisme penyelenggaraan dan pertanggungjawab
pemerintahan pun tidak dapat berjalan. Identifikasi terhadap sistem pemerintahan
dapat dilakukan dengan mengetahui dan memahami karakteristik dari sistem
pemerintahan yang diterapkan dalam negara-negara yang ada di dunia. Tanpa
mengenal karakteristik sistem pemerintahan, kita akan mengalami kesulitan dalam
mengidentifikasi sistem pemerintahan yang dipakai di suatu negara. Karakter
sistem pemerintahan akan berbeda-beda sesuai dengan jenis sistem pemerintahan
yang ada.
2.2 Pembahasan
2.2.1 Bentuk Pemerintahan dan Sistem Pemerintahan di Negara AS
Menurut Saldi Isra, sistem Pemerintahan Presidensi tidak dapat dipisahkan
dari AS. Dalam literatur dinyatakan, Amerika Serikat tidak saja merupakan tanah
kelahiran Sistem Presidensial, Tetapi juga contoh ideal karena memenuhi hamper
semua kriteria yang ada dalam Sistem Presidensial. Hal senada dikatakan juga
oleh Jimly Asshiddiqie, bahwa AS merupakan salah satu contoh ideal
pemerintahan presidensial di dunia.
Dalam UUD Amerika Serikat tidak ada ketentuan yang menyatakan secara
tegas bahwa AS menganut sistem Presidensial. Ciri sistem tersebut didapati
dengan menyimpulkan isi pasal-pasalnya, antara lain dalam pasal 2 ayat (1)
paragraph 1 yang menentukan:
Sistem checks dan balances Nampak dari beberapa praktik ketatanegaraan
antara eksekutif dan legislative. Sistem ini di perlukan sebagai penyeimbang
kekuasaan Presiden yang relative besar. 10 Presiden berkewajiban melaksanakan
undang-undang buatan Kongres, namu sebagai penyeimbangnya, Presiden dapat
mempengaruhi Kongres dalam pembuatan undang-undang melalui mekanisme.
Studi lanjutan seorang professor terkait hal ini, bekerja sama dengan
perusahaan transportasi untuk memeriksa apakah Financial Precarity di antara
pengemudi truk mempengaruhi kemungkinan mengalami kecelakaan. Meskipun
hanya memiliki Pendidikan sekolah menengah, sebagian besar pekerja ini
memperoleh pendapatan yang menempatkannya di atas median untuk rumah
tangga di Amerika Serikat. Dengan demikian, mewakili “kelas menengah” di
Amerika, dengan harapan Financial Precarity tidak mempengaruhi orang secara
luas.
Di Amerika Serikat, desain sistem sosial sangat bergantung pada
kebijaksanaan pengusaha untuk menyediakan jaring pengaman sosial yang
penting seperti asuransi kesehatan dan tabungan pension, serta tunjangan
peningkatan kesejahteraan lainnya seperti pada saaat sakit yang dibayar dan cuti
berbayar. Dibandingkan dengan ekonomi maju lainnya, di mana manfaat sosial
dikelola terutama oleh negara, di Amerika Serikat lebih memilih dilakukan secara
mandiri daripada melalui keterlibatan pemerintah.
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di aats dapat ditarik kesimpulannya bahwa sistem
pemerintahan merupakan cara penyelenggaraan pemerintahan dalam cabang
eksekutif.Pemerintahan yang dimaksud adalah terbatas pada kekuasaan eksekutif.
Sistem pemerintahan di dunia yang jenisnya beragam menjadi pilihan dari
masing-masing negara di dalam menjalankan roda pemerintahan eksekutif. Tanpa
mengenal karakteristik sistem pemerintahan, kita akan mengalami kesulitan dalam
mengidentifikasi sistem pemerintahan yang di pakai di suatu negara. Bentuk
pemerintahan merupakan bagian dari bentuk negara. Pemerintah sebagai unsur
negara merupakan bagian yang ada di dalam negara untuk menjalankan kekuasaan
negara.
DAFTAR PUSTAKA
E-book:
Jurnal:
https://jurnal.unismabekasi.ac.id/index.php/kybernan/article/view/549