Disusun Oleh:
Elvitha Rosemalila 043453031
Erik Hardiansyah 043451228
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Bentuk dan Susunan Negara,
Serta Sistem Pemerintahan" dapat kami selesaikan dengan baik. Kami berharap makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang Bentuk dan Susunan
Negara, Serta Sistem Pemerintahan. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan
yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui
beberapa sumber yakni melalui modul maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada Ibu
Kemuning Senja Ramadhana,S.H, M.KN selaku Tutor Hukum Tata Negara , yang telah
membimbing dalam penulisan makalah ini. Harapan kami, informasi dan materi yang
terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia,
melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan
saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf.
Kami menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Bentuk dan susunan negara, serta sistem pemerintahan merupakan hal yang harus
dipahami tidak saja dalam rangka memahami mengenai organisasi negara, akan tetapi
terutama dalam rangka memahami mengenai organisasi negara, akan tetapi terutama dalam
rangka memahami bagaimana sebuah negara diselenggarakan. Bentuk dan susunan negara,
serta sistem pemerintahan menentukan pembagian kekuasaan antara lembaga-lembaga negara
dan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, atau antara
pemerintah federal dengan negara bagian.
Pada awalnya, bentuk negara dari negara-negara yang ada adalah kerajaan. Dalam
perkembangannya, bentuk kerajaan pada negara tertentu berubah menjadi republik karena
berbagai hal seperti Negara Prancis dan Federal Jerman, walaupun demikian, negara-negara
tertentu tetap bertahan dengan bentuk monarki, seperti Inggris dan Belanda. Pada negara-
negara yang baru merdeka, umumnya menggunakan bentuk republik yang dipimpin oleh
seorang Presiden.
Berbeda dengan negara-negara yang saat ini dikenal, dahulu, jumlah penduduk dalam
sebuah negara tidak sebanyak sekarang, demikian pula dengan wilayah negara, tidak terlalu
luas. Dalam perkembangannya, baik secara sukarela dalam bentuk perjanjian, maupun secara
terpaksa karena penjajahan, beberapa negara akhirnya bergabung menjadi satu negara.
Wilayah yang luas menyebabkan perlunya pengaturan tertentu mengenai pembagian
kewenangan antara bagian-bagian dari negara. Susunan negara yang dipilih oleh negara-
negara tersebut secara umum adalah negara kesatuan atau negara federal.
Pemilihan negara kesatuan atau negara federal sangat beragam pada setiap negara. Pada
negara tertentu didasarkan pada sejarah terbentuknya negara, sedangkan pada negara lain,
dapat disebabkan pengalaman sebuah negara terhadap bentuk negara tertentu. Pemilihan
susunan negara tertentu (federal atau kesatuan) merupakan hal yang penting dalam negara
konstitusional, sebagimana dikemukakan oleh C.F. Strong.
Sebagimana halnya dengan bentuk negara dan bentuk pemerintahan, sistem pemerintahan
juga bervariasi pada berbagai negara. Secara umum, sistem pemerintahan juga bervariasi
pada berbagai negara. Secara umum, sistem pemerintahan terbagi dalam sistem pemerintahan
parlementer, sistem pemerintahan presidensial, dan sistem pemerintahan semi, baik sistem
pemerintahan semi presidensial maupun sistem pemerintahan semi parlementer. Setiap sistem
pemerintahan memiliki karakteristik mendasar, walaupun demikian, dalam praktik
ketatanegaraan, terdapat kekhasan dari negara-negara tertentu yang membedekannya dari
negara lain walaupun sistem pemerintahan yang digunakan secara umum adalah sama.
1.2 Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Bentuk negara secara umum terdiri atas bentuk republik dan bentuk kerajaan
(monarki). Perbedaan antara bentuk negara republik dan bentuk kerajaan (monarki)
mengalami pergeseran. Pergeseran tersebut adalah bahwa semula perbedaan antara bentuk
negara republik dan bentuk kerajaan (monarki) berdasarkan pada pemegang kekuasaan,
bergeser berdasarkan pada metode pengangkatan kepala negara.
Terdapat perbedaan mendasar antara bentuk negara republik dan bentuk kerajaan
(monarki), yaitu baha dalam bentuk kerajaab (monarki) kekuasaan didasarkan atas keturunan-
keturunan tertentu yang bersifat tradisional dan karismatik, dan dikendalikan oleh raja,
keluarga-keluarganya bangsawan dan pemimpin agama, sedangkan rakyat tidak memiliki hak
dalam penyelenggaraan negara, sedangkan dalam bentuk republik, kekuasaan didasarkan atas
kehendak rakyat, langsung dikendalikan oleh rakyat atau oleh badan-badan yang dipilih oleh
rakyat melalui pemilihan berkala dan bersifat lebih rasional.
Pergeseran pengertian bentuk negara republik dan bentuk kerajaan (monarki), yaitu
bahwa tidak lagi didasarkan pada pemegang kekuasaan, akan tetapi pada metode
pengangkatan kepala negara, terjadi karena pembentukan negara konstitusional.
Pembentukan negara konstitusional dimulai dari Inggris (undocumentary constitution),
kemudian menyebar ke negara-negara lainnya. Pada negara konstitusional, kekuasaan raja
menjadi sangat terbatas. Konstitusi merupakan kontrak sosial antara negara dan warga
negara.
Pergeseran pengertian bentuk negara republik dan bentuk kerajaan (monarki), yaitu
bahwa tidak lagi didasarkan pada pemegang kekuasaan, akan tetapi pada metode
pengangkatan kepala negara, pada negara kerajaan (monarki), pengangkatan kepala negara
didasarkan pada garis keturunan atau hubungan darah dan biasanya berlangsung seumur
hidup, sedangkan dalam bentuk negara republik tidak didasarkan pada garis keturunan atau
hubungan darah akan tetapi dipilih oleh rakyat baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam jangka waktu tertentu.
Pemilihan susunan negara tertentu (federal atau kesatuan) merupakan hal yang
penting dalam negara konstitusional. Hal ini dikemukakan oleh C.F. Strong, yaitu “ Every
modern constitutional state belongs to one of two great classes-unitary or federal---“ baik
dalam negara federal maupun negara kesatuan, diselenggarakan dengan asas penyelenggaraan
pemerintahan, yaitu asas sentralisasi dan asas desentralisasi. Pada hakikatnya asas sentralisasi
dan asas desentralisasi adalah sebuah kontinum bukan sebuah dikotomi, di mana tidak ada
negara yang hanya diselenggarakan secara sentralisasi saja, dan sebaliknya tidak ada satu
pemerintahan yang menyelenggarakan pemerintahannya secara desentralisasi saja sehingga
tidak terdapat pengaturan yang bersifat sentral nasional.
1. Negara Kesatuan
C.F. Strong menjelaskan pengertian negara kesatuan, yaitu bahwa negara kesatuan
adalah negara yang diorganisir dibawah satu pemerintahan pusat; artinya kekuasaan
apa pun yang dimiliki berbagai distrik di dalam wilayah yang dikelola sebagai suatu
keseluruhan oleh pemerintah pusat harus diselenggarakan berdasarkan diskresi dari
pemerintah pusat, dan kekuasaan pemerintah pusat adalah kekuasaan tertinggi tanpa
adanya pembatasan yang di tetapkan undang-undang yang memberikan kekuasaan
khusus pada bagian-bagian dari negara kesatuan.
2. Negara Federal
C.F. Strong menjelaskan pengertian negara federal, yaitu bahwa negara federal adlah
negara dengan sejumlah negara sederajat yang bersatu untuk tujuan-tujuan bersama.
Dalam negara federal, konsep yang dibangun adalah hubungan timbal balik yang
saling menguntungkan, dan dalam derajat tertentu, negara-negara yang bersepakat
harus menyerahkan sebagian kedaulatannya kepada pemerintah federal untuk
mengatur dan mengurus kewenangan bersama.
3. Negara Konfederal
Sistem " memliki suatu penegertian, suatu keseluruhan terdiri dari beberapa
bagian yang mempunyai hubungan fungsional baik dari bagian - bagian maupun
hubungan fungsional terhadap keseluruhannya, sedangkan "pemerintahan" dalam arti
luas adalah segala urusan yang dilakukan negara dalam menyelenggarakan
kesejahteraan rakyatnya dan kepemtingan negaranya. Secara umum dikenal istilah
sistem pemerintahan parlementer. Sistem pemerintahan presidensial dan sistem
pemerintah semi, baik sistem pemerintahan presidensial semi presidensial, maupun
sistem presidensial sistem pemerintahan parlementer.
Pada Negara yang melakukan pemisahan kekuasan dengan bentuk Negara Republik.
Maka sistem pemerintahan adalah sistem pemerintahan presidensial atau sistem pemerintahan
semi. Dalam hal Negara tersebut tidak melakukan pemisahan kekuasaan, walaupun berbentuk
Republik, maka sistem pemerintahan yang digunakan adalah sistem pemerintahan
parlementer, jadi inti dari sistem pemerintahan presidensial adalah pada pemisahan
kekuasaan.
bagi negara yang melakukan penyatuan kekuasaan dalam bentuk negara monarki
(kerajaan), maka yang digunakan adalah sistem pemerintahan parlementer atau sistem
pemerintahan semi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bentuk negara secara umum terdiri atas bentuk republik dan bentuk kerajaan
(monarki). Perbedaan antara bentuk negara republik dan bentuk kerajaan
(monarki) mengalami pergeseran. Pergeseran tersebut adalah bahwa semula
perbedaan antara bentuk negara republik dan bentuk kerajaan (monarki)
berdasarkan pada pemegang kekuasaan, bergeser berdasarkan pada metode
pengangkatan kepala negara.