2. Bentuk negara secara umum terdiri dari bentuk republik dan kerajaan (monarki), akan
tetapi dalam praktik ketatanegaraan, selain kedua bentuk tersebut juga pernah
dpraktikkan bentuk lainnya antara lain kekhalifahan pada masa awal pemerintahan
Isam. Perbedaan mendasar antara bentuk negara republik dan bentuk kerajaan
(monarki), yaitu bahwa dalam bentuk kerajaan (monarki) kekuasaan didasarkan atas
keturunan-keturunan tertentu yang bersifat tradisional dan karismatik, dan dikendalikan
oleh raja, keluarga-keluarga bangsawan dan pemimpin agama, sedangkan rakyat tidak
memiliki hak dalam penyenggaraan negara. Sedangkan dalam bentuk republik,
kekuasaan didasarkan atas kehendak rakyat, langsung dikendalikan oleh rakyat atau
oleh badan-badan yang dipilih oleh rakyat melalui pemilihan berkala bersifat lebih
rasional.
Setelah terjadinya praktik ketatanegaraan di beberapa negara, maka terjadi pergeseran
pengertian bentuk negara republik dan bentuk kerajaan (monarki). Pergeseran
pengertian bentuk negara republik dan bentuk kerajaan (monarki), yaitu bahwa tidak
lagi didasarkan pada pemegang kekuasaan, akan tetapi pada metode pengangkatan
kepala negara, terjadi karena pembentukan negara konstitusional. Pada negara
konstitusional, kekuasaan aja menjadi sangat terbatas. Dalam perspektif Rousseau,
rakyat ssebagai satu kesatuan merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, sehingga
pemerintahlah yang harus dikorbankan untuk rakyat dan bukan rakyat yang
dikorbankan untuk pemerintah.
Pergeseran pengertian bentuk negara republik dan bentuk kerajaan (monarki), yaitu
bahwa tidak lagi didasarkan pada pemegang kekuasaan, akan tetapi pada metode
pengangkatan kepala negara, pada negara kerajaan (monarki), pengangkatan kepala
negara didasarkan padagaris keturunan atau hubungan darah dan biasanya
berlangsung seumur hidup, sedangkan dalam bentuk negara republik tidak didasarkan
pada garis keturunan atau hubungan darah akan tetapi dipilih oleh rakyat baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam jangka waktu tertentu.
Giovanni Sartori mengemukakan bahwa karakteristik yang harus dimiliki sistem semi
presidensial adalah stuktur kewenangan ganda (dual authority structure). Presiden
sebagai kepala negara dan perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan. Berikut
adalah karakteristik yang dimiliki oleh sistem pemerintahan semi presidensial, yaitu :
a. Kepala negara (Presiden) dipilih melalui pemelihan umum, baik secara langsung
maupun tidak, untuk masa jabatan tertentu.
b. Kepala negara berbagi kekuasaan eksekutif dengan perdana Menteri, menimbulkan
struktur kewenangan ganda (dual authority structure).
c. Presiden independent dari parlemn, akan tetapi tidak berhak memerintah sendiri
atau secara langsung, dan oleh karena itu keinginannya harus melalui
pemerintahannya (kabinet-pen).
d. Perdana Menteri dan kabinet bertangung jawab kepada parlemen, subyek dari mosi
tidak percaya, dan memerlukan dukungan mayoritas dari parlemen.
e. Struktur kewenangan ganda (dual authority structure) pada sistem semi presidensial
memberikan keseimbangan yanag berbeda dan juga untuk mengubah meratanya
kekuasaan dimata eksekutif.