Pengertian :
Berasal dari bahasa Yunani terdiri dari kata “monos” yang berarti satu atau tunggal dan kata
“archein” yang berarti kekuasaan.
1. Monarchy Absolut
Pengertian : Dalam Bahasa Inggris, monarki absolut sering disebut sebagai absolute
monarchy yang merupakan bentuk pemerintahan di mana pemimpin berkuasa secara
penuh karena tidak ada batasan hukum yang mengikat
Ciri utama dari bentuk pemerintahan monarki absolut adalah dipimpin oleh seorang raja, ratu,
kaisar, syah, atau sultan. Dalam kepemimpinannya, para pemimpin negara memiliki
kekuasaan yang tidak terbatas. Seluruh perkataan serta perintahnya harus selalu dituruti dan
dijalankan oleh semua rakyat. Seorang pemimpin dalam negara yang menganut monarki
absolut, memilik kekuasaan eksekutif, legislatif, serta yudikatif. Ciri lain dari bentuk
pemerintah monarki absolut adalah kepemimpinan akan digantikan jika peimpin sebelumnya
menyerahkan tahtanya atau pemimpin meninggal dunia. Biasanya tidak ada batasan waktu
tertentu bagi pemimpin untuk terus memimpin negaranya atau bersifat seumur hidup. Contoh
negara monarki absolut Sebelum abad ke-19, hampir seluruh negara dan wilayah menerapkan
sistem monarki absolut. Namun lama kelamaan sistem monarki absolut ditinggalkan dan
digantikan dengan demokrasi. Pada masa kini masih ada beberapa negara yang menerapkan
monarki absolut sebagai bentuk pemerintahannya. Negara mana sajakah itu?
Contoh Negara
Dalam Buku Pengantar Ilmu Pemerintahan (2021) karya Haudi, dituliskan jika Arab Saudi,
Brunei Darussalam, Swaziland, serta Bhutan, merupakan contoh negara yang menganut
monarki absolut. Didalam sumber yang lainnya ada negara Uni Emirat Arab.
2. Monarchy Konstitusional
Pengertian :
Monarki konstitusional atau constitutional monarchy termasuk dalam salah satu bentuk
pemerintahan monarki. Kekuasaan kepala negara negara dibatasi oleh konstitusi negara. Raja
atau ratu dalam bentuk pemerintahan monarki konstitusional hanya bertindak sebagai kepala
negara saja. Karena kepala pemerintahannya dipimpin oleh seorang perdana menteri. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), monarki konstitusional merupakan bentuk
pemerintahan yang mana raja atau ratu merupakan kepala negara dan kekuasaannya dibatasi
oleh peraturan atau undang-undang yang berlaku.
Mengutip dari Encyclopaedia Britannica, secara de facto raja atau ratu memang menjadi
pemimpin negara dalam bentuk pemerintahan monarki absolut. Namun, kekuasaan raja atau
ratu pada bidang lainnya dilimpahkan ke badan legislatif serta yudikatif. Menurut Abdullah
Hehamahua dalam Buku Membedah Keberagaman Umat Islam Indonesia: Menuju
Masyarakat Madani (2016), ada dua proses yang melatarbelakangi terbentuknya monarki
konstitusional, yakni: 1. Konstitusi sebagai penyaluran aspirasi masyarakat Artinya konstitusi
yang dibuat menjadi cara bagi masyarakat untuk menyampaikan kritik atau aspirasi kepada
pemerintah. Konstitusi ini diusulkan sendiri oleh pemimpin negara karena takut dikudeta
masyarakat. Contohnya adalah Jepang dengan hak octroon.
2. Konstitusi muncul sebagai bentuk revolusi Artinya konstitusi ini muncul dari rakyat
sebagai bentuk revolusi terhadap raja. Contohnya adalah Inggris dengan Bill of Rights.
Ciri utama dari bentuk pemerintahan monarki konstitusional adalah raja atau ratu sebagai
kepala negaranya dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahannya, Dapatkan informasi,
inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Namun, masih ada ciri lain dari monarki
konstitusional. Apa sajakah itu? Jabatan kepala negara berlangsung seumur hidup. Pemilihan
kepala negara didasarkan pada keturunan. Jabatan kepala pemerintahan memiliki jangka
waktu tertentu yang disesuaikan dengan peraturan negara. Pemilihan kepala pemerintahan
didasarkan pada ketentuan negara, apakah pemilihan secara langsung atau melalui parlemen.
Contoh negara monarki konstitusional
Cth Negara :
Dalam Buku Pengantar Ilmu Pemerintahan (2021) karya Haudi, dituliskan jika contoh negara
yang menganut monarki konstitusional adalah Thailand, Jepang, Inggris, Jordania, Kamboja
dan Malaysia.
3. Monarchy Parlementer
Pengertian :
Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian
pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan
legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.
Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.
Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet
menjadi berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
Pembuatan keputusan memakan waktu yang cepat.
Kedudukan badan eksekutif atau kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan
parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa ditentukan berakhir
sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.
Masa pemilihan umum dapat berubah-ubah dengan jangka waktu tertentu.
Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet
adalah anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Karena pengaruh mereka
yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.
Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman
mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk
menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.
Cth Negara :
Negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer adalah Inggris, Jepang, Belanda,
Malaysia, Singapura dan sebagainya.