Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN

Oleh :

NAMA : Jeannita Aumara

KELAS : A/III

NIM : 172102721

PRODI : S1. KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2022
1.1. Pengertian Sistem Parlemen

Parlemen adalah sebuah badan legislatif, khususnya di negara-negara sistem pemerintahannya


berdasarkan sistem Westminster dari Britania Raya. Nama ini berasal dari bahasa Perancis yaitu
parlement. Badan legislatif yang disebut parlemen dilaksanakan oleh sebuah pemerintah dengan
sistem parlementer di mana eksekutif secara konstitusional bertanggungjawab kepada
parlemen.Sistem ini di sebut Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana
parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan.

Inggris Dikenal sebagai induk dan pelopor sistem parlementer (the mother of parliaments), karena
inggris yang pertama kali menciptakan sistem parlemen yang mampu bekerja (workable). Artinya
suatu parlemen yang dipilih oleh rakyat melalui pemilu yang mampu memecahkan masalah sosial
ekonomi kemasyarakatan. Melaui pemilihan yang demokratis dan prosedur parlementaria, Inggris
dapat mengatasi masalah sosial sehingga menciptakan kesejahteraan negara (welfare state).

Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki peranan
penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat
perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara
mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem presidensiil, di mana sistem
parlemen dapat memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang
terhadap jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil, presiden berwenang terhadap jalannya
pemerintahan, namun dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala negara
saja.

Sistem parlementer dibedakan oleh cabang eksekutif pemerintah tergantung dari dukungan secara
langsung atau tidak langsung cabang legislatif, atau parlemen.

Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen pun
dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya.
Berbeda dengan sistem presidensiil, di mana sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden dan
seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan.
Dalam presidensiil, presiden berwenang terhadap jalannya pemerintahan, namun dalam sistem
parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala negara saja.

1.2. Prinsip Dasar atau Ciri-ciri :

1. Adanya pemisahan antara kepala Negara dan kepala pemerintahan. Akan tetapi, tidak ada
pemisah antara kekuasaan eksekutif dan legislatif
2. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya dipilih langsung oleh
rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki kekuasaan besar sebagai badan perwakilan
dan lembaga legislatif.
3. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang memenangkan pemiihan
umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan umum memiliki peluang besar menjadi
mayoritas dan memiliki kekuasaan besar di parlemen.
4. Kepala pemerintah adalah pimpinan kekuasaan mayoritas di parlemen. Kepala Negara hanya
memiliki kekuasaan simbolis di luar eksekutif dan legislatif. Jadi kekuasaan legislatif lebih kuat
dari kekuasaan eksekutif.
5. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri sebagai pemimpin
kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk melaksakan kekuasaan eksekutif. Dalam
sistem ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
Anggota kabinet umumnya berasal dari parlemen.
6. Pemerintah bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan sepanjang mendapat
dukungan mayoritas anggota parlemen. Hal ini berarti bahwa sewaktu-waktu parlemen dapat
menjatuhkan kabinet jika mayoritas anggota parlemen menyampaikan mosi tidak percaya
kepada kabinet.
7. Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan adalah
perdana menteri, sedangkan kepala negara adalah presiden dalam negara republik atau
raja/sultan dalam negara monarki. Kepala negara tidak memiliki kekuasaan pemerintahan. Ia
hanya berperan sebgai symbol kedaulatan dan keutuhan negara.

1.3. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer

Sistem parlemen dipuji, dibanding dengan sistem presidensiil, karena kefleksibilitasannya dan
tanggapannya kepada publik. Kekurangannya adalah dia sering mengarah ke pemerintahan yang
kurang stabil, seperti dalam Republik Weimar Jerman dan Republik Keempat Perancis. Sistem
parlemen biasanya memiliki perbedaan yang jelas antara kepala pemerintahan dan kepala negara,
dengan kepala pemerintahan adalah perdana menteri, dan kepala negara ditunjuk sebagai dengan
kekuasaan sedikit atau seremonial. Namun beberapa sistem parlemen juga memiliki seorang
presiden terpilih dengan banyak kuasa sebagai kepala negara, memberikan keseimbangan dalam
sistem ini. Lebih jelasnya Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer adalah
sebagai berikut :

 Kelebihan
 Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian
pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif
berada pada satu partai atau koalisi partai.
 Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.
 Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi
barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
 Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen
sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
 Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa ditentukan berakhir sesuai
dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.
 Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet adalah
anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Karena pengaruh mereka yang besar
diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat menguasai parlemen.
Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman mereka
menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi menteri
atau jabatan eksekutif lainnya.
 Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer :
 Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen
sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
 Kelangsungan kedudukan kabinet tidak bisa ditentukan berakhir sesuai dengan masa
jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.
 Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet adalah
anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas. Karena pengaruh mereka yang besar
diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.
 Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman mereka
menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi menteri
atau jabatan eksekutif lainnya.

1.4. Contoh Negara Yang Menggunakan Sistem Parlemen

A. Inggris

 Kepala Negara adalah raja, ratu sifatnya simbolis tidak dapat diganggu gugat
 UU dalam penyelenggaraan Negara bersifat konvensi
 Kekuasaan pemerintah ada di tangan perdana menteri
 Cabinet yang tidak memiliki kepercayaan dar badan legislatif harus
meletakkan jabatannya
 Perdana menteri seaktu-waktu dapat mengadakan pemilu
 Hanya ada 2 partai besar yaitu konservatif dan partai buruh
B. Prancis

Presiden kuat karena dipilih langsung oleh rakyat Kepala Negara adalah presiden dengan masa
jabatan 7 tahun Presiden dapat bertindak dimasa darurat untuk menyelesaikan krisis.

Bila terjadi pertentangan antara cabinet dengan legislative maka presiden membubarkan
legislatif. Jika suatu UU telah disetujui legislatif tapi tidak disetujui presiden maka diajukan
kepada rakyat melalui referendum atau persetujuan pengadilan konstitusiona Mosi dan
interplasi dipersukar harus disetujui oleh 10% dari anggota legislatif.

C. India
Badan eksekutif adalah presiden sebagai kepala Negara dan perdana menteri yang dipimpin oleh
perdana menteri .
Presiden dipilih oleh lembaga legislatif baik dipusat maupun didaerah. Pemerintah dapat
menyatakan keadaan darurat dan pembatasan kegiatan bagi para pelaku politik agar tidak
mengganggu usaha pembangunan.

2.1. Pengertian Sistem Pemerintahan Presidensial


Sistem pemerintahan presidensial atau disebut juga dengan sistem kongresional adalah sistem
pemerintahan dimana badan eksekutif dan legislatif memiliki kedudukan yang independen. Kedua
badan tersebut tidak berhubungan secara langsung seperti dalam sistem pemerintahan
parlementer.

Mereka dipilih oleh rakyat secara terpisah. Sistem presidensial tidak mengenal adanya lembaga
pemegang supremasi tertinggi. Kedaulatan negara dipisahkan (separation of power) menjadi tiga
cabang kekuasaan, yakni legislatif, eksekutif, dan yudikatif, yang secara ideal diformulasikan
sebagai.

"Trias Politica” oleh Montesquieu. Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat untuk
masa kerja yang lamanya ditentukan konstitusi. Konsentrasi kekuasaan ada pada presiden sebagai
kepala negara dan kepala pemerintahan. Dalam sistem presidensial para menteri adalah pembantu
presiden yang diangkat dan bertanggung jawab kepada presiden.
Sistem pemerintahan presidensial merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana
kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif.
Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensiil terdiri dari 2 unsur yaitu:

 Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat


pemerintahan yang terkait.
 Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap, tidak bisa saling
menjatuh.

2.2. Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Presidensial

Berikut ini merupakan cirri-ciri dari Sistem Pemerintahan Presidensial, antara lain :
- Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala negara.
- Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih langsung oleh
mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
- Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikanmenteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen. Menteri-
menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan eksekutif (bukan kepada kekuasaan legislatif).
- Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab kepada presiden dan
tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.
- Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan presiden tidak dipilih oleh
parlemen.
- Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer.
- Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan. Anggota parlemen dipilih
oleh rakyat

2.3. Kelebihan dan kelemahan Sistem Pemerintahan Presidensial :

 Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial :


1. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.
2. Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa
jabatan.
3. Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Filipina adalah enam tahun dan
Presiden Indonesia adalah lima tahun.
4. Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.
5. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh
orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.
6. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.
7. Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa
jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Indonesia adalah lima
tahun.
8. Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.
9. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh
orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.
 Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial :
1. Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan
kekuasaan mutlak.
2. Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.
3. Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara
eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas dan memakan
waktu yang lama.
4. Karena presiden tidak bertanggung jawab pada badan legislatif, maka sistem
pertanggungjawabannya menjadi tidak jelas.
5. Bisa menciptakan sebuah kekuasaan yang mutlak karena kekuasaan eksekutif berada di
luar pengawasan langsung legislatif.

2.5 Contoh Negara Yang Menggunakan Sistem Pemerintahan Presidensial

Contoh negara yang menggunakan sistem pemerintahan presidensial: Amerika Serikat,Filipina,


Brasil, Mesir, dan Argentina.
Indonesia yang menganut sistem pemerintahan presidensial tidak akan sama persis dengan sistem
pemerintahan presidensial yang berjalan di Amerika Serikat. Bahkan, negara-negara tertentu
memakai sistem campuran antara presidensial dan parlementer (mixed parliamentary presidential
system). Contohnya, negara Prancis sekarang ini. Negara tersebut memiliki presiden sebagai
kepala negara yang memiliki kekuasaan besar, tetapi juga terdapat perdana menteri yang diangkat
oleh presiden untuk menjalankan pemerintahan sehari-hari.

3.1 Pengertian Sistem Semi Presidensial.


Sistem semipresidensial adalah sistem pemerintahan yang menggabungkan kedua sistem
pemerintahan: presidensial dan parlementer.

Terkadang, sistem ini juga disebut dengan Dual Eksekutif (Eksekutif Ganda). Dalam sistem ini,
presiden dipilih oleh rakyat sehingga memiliki kekuasaan yang kuat. Presiden melaksanakan
kekuasaan bersama-sama dengan perdana menteri. Sistem ini digunakan oleh Republik Kelima
Prancis.

Sistem Semi Presidensial adalah sistem pemerintahan yang menggabungkan kedua sistem
pemerintahan: presidensial dan parlementer. Terkadang, sistem ini juga disebut dengan Dual
Eksekutif (Eksekutif Ganda). Dalam sistem ini, presiden dipilih oleh rakyat sehingga memiliki
kekuasaan yang kuat.

4.2. Kelebihan dan kekurangan dari sistem semi parlementer

 kelebihan:

Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat
antara eksekutif dan legislatif.

Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas. Adanya
pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi berhati-hati
dalam menjalankan pemerintahan. Pembuatan keputusan memakan waktu yang cepat.

 Kekurangan:

Kedudukan badan eksekutif atau kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen
sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.

Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa ditentukan berakhir sesuai
dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.

Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet adalah
anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi
jabatan-jabatan eksekutif.

4.3. Contoh Sistem Semi Parlementer.

Negara yang menganut sistem ini antara lain:

1. Finlandia,
2. Argentina, dan
3. Portugal.

Anda mungkin juga menyukai