1
menteri, bertanggung jawab sendiri satau bersama-sama kepada parlemen.
Kesalahan yang dilakukan oleh kabinet tidak dapat melibatkan kepala
negara. Karena itulah di Inggris dikenal istilah “the king can do no wrong”.
Pertanggung jawaban menteri kepada parlemen tersebut dapat berakibat
kabinet meletakkan jabatan dan mengembalikan mandat kepada kepala
negara manakala parlemen tidak lagi mempercayai kabinet.
2
6) Dalam sistem banyak partai, formatur kabinet harus membentuk
kabinet secara koalisi, karena kabinet harus mendapat dukungan
kepercayaan dari parlemen.
7) Apabila terjadi perselisihan antara kabinet dan parlemen dan kepala
negara beranggapan kabinet berada dalam pihak yang benar, maka
kepala negara akan membubarkan parlemen. Dan menjadi tanggung
jawab kabinet untuk melaksanakan pemilu dalam tempo 30 hari
setelah pembubaran itu. Sebagai akibatnya, apabila partai politik
yang menguasai parlemen menang dalam pemilu tersebut, maka
kabinet akan terus memerintah. Sebaliknya, apabila partai oposisi
yang memenangkan pemilu, maka dengan sendirinya kabinet
mengembalikan mandatnya dan partai politik yang menang akan
membentuk kabinet baru.
Dalam hal terjadinya suatu krisis kabinet karena kabinet tidak lagi
memperoleh dukungan dari mayorits badan legislatif, kadang-kadang
dialami kesukaran untuk membentuk suatu kabinet baru, oleh karena
pandangan masing-masing partai tidak dapat dipertemukan. Dalam keadaan
semacam ini terpaksa dibentuk suatu kabinet ekstra-parlementer, yaitu
suatu kabinet yang dibentuk tanpa formateur kabinet merasa terikat pada
konstelasi kekuatan politik dalam badan legislatif.
3
Garis tanggung jawab dalam ditentikan berakhir sesuai
pembuatan dan pelaksanaan dengan masa jabatannya karena
kebijakan publik jelas sewaktu-waktu kabinet dapat
Adanya pengawasan yang kuat bubar
dari parlemen terhadap kabinet Kabinet dapat mengendalikan
sehingga kabinet menjadi parlemen. Hal ini terjadi bila
berhati-hati dalam menjalankan para anggota kabinet adalah
pemerintahan. anggota parlemen dan berasal
darin partai mayoritas. Karena
pengaruh mereka yang besar di
parlemen dan partai, anggota
kabinet pun dapat menguasai
parlemen
Parlemen menjadi tempat
kaderisasi bagi jabatan-jabatan
eksekutif. Pengalaman mereka
menjadi anggota parlemen
dimanfaatkan dan menjadi bekal
penting untuk menjadi menteri
atau jabatan eksekutif lainnya.
4
parlemen. Karena presiden dipilih oleh rakyat, maka sebagai kepala
eksekutif ia hanya bertanggung jawab kepada rakyat.
5
kabinet mudah disesuaikan keputusan tidak tegas dan
dengan jangka waktu masa memakan waktu yang lama.
jabatannya
Legislatif bukan tempat
kaderisasi untuk jabatan-jabatan
eksekutif karena dapat diisi
oleh orang luar termasuk
anggota parlemen sendiri.
a. Referandum Obligatoir
adalah referandum yang harus terlebih dahulu mendapat persetujuan
langsung dari rakyat sebelum suatu undang-undang tertentu
diberlakukan. Persetujuan dari rakyat mutlak harus diberikan dalam
pembuatan suatu undang-undang yang mengikat seluruh rakyat,
karena dianggap sangat penting. Contoh, adalah persetujuan yang
diberikan oleh rakyat terhadap pembuatan undang-undang dasar.
b. Referendum Fakultatif
adalah referandum yang dilaksanakan apabila dalam waktu tertentu
sesudah suatu undang-undang diumumkan dan dilaksanakan, sejumlah
orang tertentu yang punya hak suara menginginkan diadakannya
referandum. Dalam hal ini apabila referandum menghendaki undang-
undang tersebut dilaskanakan, maka undang-undang itu terus berlaku.
6
Tetapi apabila undang-undang itu ditolak dalam referandum tersebut,
maka undang-undang itu tidak berlaku lagi.
c. Referandum Konsultatif
adalah referandum yang menyangkut soal-soal teknis. Biasanya rakyat
sendiri kurang paham tentang materi undang-undang yang dimintakan
persertujuaannya.