Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TATA HUKUM INDONESIA


A. PENGERTIAN PENGANTAR HUKUM INDONESIA
Semula sebutan yang digunakan untuk mata ajaran Pengantar
Hukum Indonesia (PHI) ialah Pengantar Tata Hukum Indonesia (PTHI)
hal ini tidak mendapat keterangan secara jelas berdasarkan keputusan
Dirjen Dikti tahun 1983.
Sebetulnya penggunaan perubahan penggunaan istilah mata ajaran tersebut tidak
nampak adanya perbedaan yang prinsip atas materi yang dijadikan obyek
pengajaran meskipun dapat dicari segi perbedaannya atas pemakaian istilah
tersebut yaitu :
1. Kata Pengantar menunjuk pada fungsi mata ajaran ini yaitu sebagai pembantu
atau penunjuk jalan guna mengetahui hukum yang berlaku.
2. Perkataan Tata Hukum artinya positief recht (positive law) yang berarti
hukum yang berlaku pada waktu dan tempat tertentu.
3. Kata Indonesia menunjuk pada tempat dimana hukum itu berlaku yang
menjadi obyek ilmu pengetahuan dan obyek pembahasan.
Dari uraian tersebut diatas maka menurut Kusumadi Pudjosewojo bahwa jika
menggunakan istilah PTHI memberikan kesan pembahasannya tentang Tata
Hukum Indonesia tidak sekedar bagian yang tertulis tetapi juga yang tidak tertulis.
Dengan menggunakan perkataan hukum Indonesia memberi kesan sekedar
mempelajari peraturan hukum yang tertulis tidak begitu nampak, bahkan
pengajaran tentang hukum yang tidak tertulis perlu diberikan tempat yang layak,
hal ini mencerminkan kenyataan hukum yang hidup dimasyarakat Indonesia.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan istilah PTHI menjadi PHI
memang beralasan karena dengan dihilangkannya kata tata tidak merubah makna
karena kata tata artinya juga aturan, sehingga jika dengan kata tata nampaknya
terlalu berlebihan.

B. KEDUDUKAN, PERBEDAAN DAN HUBUNGAN PHI DENGAN PIH


Kedudukan antara PIH dengan PHI adalah termasuk mata kuliah dasar
atau basic leervak yang menunjuk kearah cabang ilmu hukum.

Sedangkan perbedaannya antara PIH dengan PHI adalah PIH


memberikan pemandangan umum secara ringkas mengenai seluruh ilmu
pengetahuan hukum PIH mempelajari pengertian dasar/pokok asas-asas
dan penggolongan hukum, dengan perkataan lain PIH menyelidiki tentang
pengertian pokok dan sendi-sendi pokok dari hukum secara keseluruhan.
Oleh karena itu PIH bersifat teoritis karena penyelidikannya tidak hanya hukum yang
berlaku di Indonesia melainkan juga berlaku di Negara lain baik ius constitutum
maupun ius constituendum.

Sedangkan PHI obyek penyelidikannya khusus hokum yang berlaku di Indonesia/ius


constitutum.

Hubungan antara PIH dan PHI dimana merupakan dasar mata kuliah PHI, hubungan
ini nampak ketika dibutuhkan pemecahan dan pembahasan yang menyangkut
pengertian2 yang ada hubungannya dengan hokum yang merupakan ruang lingkup
PIH namun dibutuhkan dalam PHI.

C. SEJARAH TATA HUKUM INDONESIA


Tujuan mempelajari Tata Hukum Indonesia adalah :
1. Untuk mengetahui perbuatan mana yang menurut hukum dan yang melawan
hukum.
2. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan seseorang di dalam masyarakat
3. Dengan diketahuinya kedudukan tersebut maka diketahui pula hak, kewajiban dan
wewenang seseorang dalam masyarakat.

Tata Hukum Indonesia lahir sejak berdirinya Negara Indonesia yaitu pada tanggal 17
Agustus 1945.
Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan (18 Agustus 1945) PPKI mengesahkan UUD
1945. tindakan pengesahan ini mengandung makna :
a. Adanya pengukuhan atas tindakan Proklamasi Kemerdekaan dimana Indonesia
menjadi Negara yang merdeka dan berdaulat.
b. Penetapan Tata Hukum Indonesia sekedar mengenai bagian yang tertulis.
c. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber tertib hukum dan merupakan cita
hukum yang harus memimpin didalam pengisian, pembentukan dan pelaksanaan tertib
hukum Indonesia.

Apa yang dimuat didalam pembukaan UUD 1945 merupakan asas-asasnya saja dan
sebagai refleksinya dituangkan didalam batang tubuh dalam bentuk pasal-pasal UUD
1945. perlu diketahui UUD 1945 saat itu sangat singkat dan hanya memuat aturan-
aturan poko sedangkan pelaksanaannya atas aturan-aturan pokok tersebut dituangkan
dalam UUD. karena lebih mudah dalam cara membuat, merubah dan mencabutnya.

Mengingat Indonesia merupakan Negara bekas jajahan Belanda maka didalam UUD
1945 diatur tentang pasal 2 aturan peralihan yang isinya berbunyi segala badan Negara
dan peraturan yang ada masih langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru
menurut UUD ini.
Aturan peralihan sangat penting karena untuk menghindari timbulnya kekosongan
hukum (rechts-vacuum) selain itu aturan peralihan ini sebagai jembatan antara
ketentuan-ketentuan lama dengan ketentuan-ketentuan yang baru.

D. POLITIK HUKUM NASIONAL


Politik hukum dapat diartikan sebagai pernyataan kehendak dari penguasa Negara
tentang bagaimana arah dari hukum yang berlaku itu hendak dikembangkan.

Untuk mengetahui politik hukum Negara Indonesia sebagai landasan utamanya


adalah pada UUD 1945, akan tetapi secara explisit UUD 1945 tidak memuat satu
ketentuanpun yang menyebutkan adanya politik Negara Indonesia, kecuali hanya
dalam pasal 2 aturan peralihan.

Politik Hukum Indonesia pengaturannya tidak dengan tegas dalam UUD 1945 namun
politik hukum Indonesia ini dapat diketemukan/dilihat secara rinci dalam ketetapan
MPR tentang GBHN, namun saat ini sulit untuk menemukan arah politik hukum
nasional, karena tidak adanya ketetapan MPR yang mengatur tentang GBHN.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai