Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Konstitusi adalah instrumen wajib yang harus dimiliki oleh suatu negara. Tanpa
konstitusi, negara tidak akan berjalan dengan baik karena arah dari perjalanan suatu
negara ditentukan oleh konstitusi itu sendiri. Meskipun para ilmuan memiliki banyak
definisi tentang konstitusi namun, secara umum konstitusi adalah ketentuan-ketentuan
yang mengatur suatu negara baik dalam bentuk tertulis maupun tidak tertulis.
konstitusi dapat diartikan sebagai sekelompok ketentuan yang mengatur organisasi
negara dan susunan pemerintahan suatu negara. A.V Dicey membedakan antara
ketentuan konstitusi yang mempunyai sifat hukum dan tidak mempunyai sifat hukum.
Perbedaan ini didasarkan pada kriteria apakah pengadilan berwenang memaksakan
penataanya dan atau mengambil tindakan hukum bagi yang tidak taat.
Undang-Undang Dasar Negara Repulik Indonesia Tahun 1945 sebagai
Konstitusi Negara Indonesia telah mengalami sejarah yang sangat panjang dan telah
mengalami pasang surut serta perubahan-perubahan, dari awal pembentukan hingga
proses amandemen. Hal ini adalah agar terwujud suatu kesempurnaan yang dapat
mewujudkan cita-cita bangsa dan dengan masalah-masalah yang dihadapi bangsa
Indonesia diharapkan dapat menjadikan bangsa kita menjadi lebih dewasa serta lebih
bijak dalam proses berbangsa dan bernegara.
Konstitusi merupakan hukum yang lebih tinggi atau bahkan paling tinggi serta
paling fundamental sifatnya, karena konstitusi itu sendiri merupakan sumber ligitimasi
atau landasan otorisasi bentuk-bentuk hukum dan peraturan perundangan-undangan
yang lainnya, dengan adanya 4 kali perubahan konstitusi di Indonesia, penulis akan
mengkaji konstitusi pada saat berlakunya UUDS Tahun 1950.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEKNIK SIPIL 2016 1


1.2. Rumusan Masalah
Penulis menguraikan makalah ini dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan konstitusi dan UUDS 1950 ?
2. Mengapa UUDS 1950 dibentuk ?
3. Bagaimana perkembangan UUDS 1950 ?
4. Apa saja bentuk penyimpangan dari UUDS 1950 ?
5. Apa perbedaan UUDS 1950 dengan Konstitusi RIS ?

1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan konstitusi dan UUDS 1950.
2. Mendeskripsikan sejarah terbentuknya UUDS 1950.
3. Menganalisis konstitusi UUDS 1950.
4. Mengindentifikasi penyimpangan UUDS 1950.
5. Membandingkan UUDS 1950 dengan Kontitusi RIS.

1.4. Metode Penulisan


Sesuai dengan sumber data dan maksud serta tujuan penulisan makalah, penulis
menggunakan beberapa metode penulisan yaitu sebagai berikut:
a. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan suatu metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara menggunakan media internet yang berhubungan dengan isi
dari makalah.
b. Diskusi
Diskusi merupakan suatu metode penulisan makalah yang dilakukan dengan
cara menyampaikan pendapat anggota kelompok mengenai hal yang berhubungan
dengan makalah ini.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEKNIK SIPIL 2016 2


1.5. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang konstitusi dan UUDS 1950,
rumusan masalah yang membatasi pembahasan makalah, tujuan penulisan
makalah, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) Tahun 1950
Bab ini membahas mengenai pengertian konstitusi, perbedaan konstitusi dan
UUD, sejarah UUD 1950 dan sistematika UUDS 1950.
Bab III Analisis Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) Tahun 1950
Bab ini membahas mengenai perkembangan UUDS 1950, kelebihan dan
kekurangan UUDS 1950, bentuk penyimpangan pada UUDS 1950 dan
perbandingan antara Konstitusi RIS dan UUDS 1950.
Bab IV Penutup
Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran yang didapatkan dari
materi yang dibahas.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEKNIK SIPIL 2016 3


BAB II
UNDANG-UNDANG DASAR SEMENTARA (UUDS) TAHUN 1950

2.1. Konstitusi
2.1.1. Definisi Konstitusi
Konstitusi atau Undang-Undang Dasar (bahasa Latin: constitutio) dalam
negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan
negara biasanya dimodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak
mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip
yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya. Dalam kasus bentukan
negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum,
istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai
prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan
struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya,
Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga masyarakatnya.
Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang mendefinisikan
fungsi pemerintahan negara.

2.1.2. Fungsi Konstitusi


Adapun secara umum fungsi konstitusi dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Sebagai penentu dan pembatas kekuasaan lembaga negara;
b) Untuk mengatur hubungan kekuasaan antara lembaga negara yang satu dengan
yang lain;
c) Untuk mengatur hubungan antara lembaga negara dengan warga negara;
d) Konstitusi menjadi sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara;
e) Sebagai sarana pengendalian masyarakat, baik dalam bidang politik maupun
dalam bidang sosial budaya.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEKNIK SIPIL 2016 4


2.2. Undang-Undang Dasar
2.1.3. Definisi UUD
Undang-Undang Dasar menurut UUD 1945 mempunyai pengertian yang
lebih sempit daripada pengertian hukum dasar karena yang dimaksud Undang-
Undang Dasar adalah hukum dasar yang tertulis, sedangkan pengertian hukum
dasar mencakup juga hukum dasar yang tidak tertulis. Selain hukum dasar yang
tertulis yaitu UUD masih terdapat lagi hukum dasar yang tidak tertulis, tetapi
berlaku dan dipatuhi oleh para pendukungnya.

2.1.4. Kedudukan UUD


Sebagai hukum dasar, UUD merupakan sumber hukum tertinggi dari
keseluruhan produk hukum di Indonesia. Produk-produk hukum seperti undang-
undang, peraturan pemerintah, atau peraturan presiden, dan lain-lainnya, bahkan
setiap tindakan atau kebijakan pemerintah harus dilandasi dan bersumber pada
peraturan yang lebih tinggi, yang pada akhirnya harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan UUD 1945.

2.1.5. Fungsi UUD


UUD berfungsi sebagai hukum dasar tertulis yang mengikat pemerintah,
lembaga-lembaga negara, lembaga masyarakat, dan juga mengikat setiap warga
negara Indonesia dimanapun mereka berada dan juga mengikat setiap penduduk
yang berada di wilayah Negara Republik Indonesia. Sebagai hukum dasar, UUD
berisi norma-norma dan aturan-aturan yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh
semua komponen tersebut. Dengan demikian setiap produk hukum seperti undang-
undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, bahkan setiap tindakan atau
kebijakan pemerintah haruslah berlandaskan dan bersumber pada peraturan yang
lebih tinggi, yang pada akhirnya kesemuanya peraturan perundang-undangan
tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan UUD.

2.3. Perbedaan Konstitusi dan UUD


Undang-Undang Dasar adalah peraturan yang menjadi dasar seluruh peraturan,
konstitusi, atau perundang-undangan disebuah negara, tidak sah sebuah konstitusi

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEKNIK SIPIL 2016 5


tanpa mengacu pada UUD. Sedangkan, konstitusi adalah semua ketentuan, peraturan,
atau perundang-undangan, termasuk didalamnya UUD itu sendiri.
UUD Konstitusi
Memuat peraturan tertulis saja. Memuat peraturan tertulis dan lisan.
Bersifat dasar dan belum memiliki sanksi Bersifat dasar, belum memiliki sanksi
pemaksa atau sanksi pidana bagi pemaksa atau sanksi pidana bagi
penyelenggaraanya. penyelenggaraanya, timbul dan
terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan negara meskipun tidak
tertulis.
Mengandung pokok-pokok sebagai Memuat ketentuan-ketentuan sebagai
berikut: berikut:
Adanya jaminan terhadap HAM dan Organisasi negara, misalnya
warganya; pembagian kekuasaan antar badan
Ditetapkan susunan ketatanegaraan legislatif, eksekutif, dan yudikatif;
suatu negara yang bersifat HAM;
fundamental; Prosedur mengubah UUD;
Adanya pembagian dan pembatasan Ada kalanya memuat larangan untuk
tugas ketatanegaraan yang juga mengubah sifat tertentu dari UUD.
bersifat fundamental.
Contoh : UUD NKRI 1945 Contoh : Konstitusi RIS 1949

2.4. Sejarah UUDS 1950


Undang-undang Republik Indonesia Serikat menjadikan perubahan model
pemerintahan, sehingga harus melakukan perubahan konstitusi negara. Sistem
pemerintahan yang sebelumya Presidensil diubah menjadi sistem pemerintahan
Parlementer, dimana Soekarno diangkat menjadi kepala pemerintahan. Dalam
perubahannya, hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) dirasa tidak memuaskan
oleh kabinet RIS, karena tidak sesuai dengan cita-cita bangsa, yaitu kesatuan bangsa
Indonesia dalam naungan Negara Kesatuan.
Semangat kesatuan ini dijalankan dalam kurun 1 tahun, alhasil Abdul Halim
berhasil membuat perjanjian dengan beberapa negara serikat lainnya untuk bergabung

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEKNIK SIPIL 2016 6


menjadi negara kesatuan. Setelah terbentuknya negara kesatuan, mulailah dilakukan
perubahan konstitusi. Perubahan konstitusi yang dilakukan dengan pemilihan umum
ini memerlukan waktu yang cukup lama. Oleh karenanya, dibuat lah Undang-Undang
Dasar Sementara yang ditetapkan berdasarkan UU No. 7 Tahun 1950 tentang
perubahan konstitusi sementara Republik Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang
Dasar Sementara Republik Indonesia.

2.5. Kedudukan dan Fungsi UUDS 1950


Sistem pemerintahan yang dianut pada masa berlakunya UUDS 1950 adalah
sistem pemerintahan parlementer. Dalam pasal 83 ayat (1) UUDS 1950 ditegaskan
bahwa Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat diganggu-gugat. Kemudian pada
ayat (2) disebutkan bahwa Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh
kebijaksanaan pemerintah, baik bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-
masing untuk bagiannya sendiri-sendiri. Hal ini berarti yang bertanggung jawab atas
seluruh kebijaksanaan pemerintahan adalah menteri-menteri. Menteri-menteri tersebut
bertanggung jawab kepada parlemen atau DPR. Lembaga-lembaga Negara menurut
UUDS 1950 adalah sebagai berikut:
a) Presiden dan Wakil Presiden;
b) Menteri-Menteri;
c) Dewan Perwakilan Rakyat;
d) Mahkamah Agung;
e) Dewan Pengawas Keuangan.
Sesuai dengan namanya, UUDS 1950 bersifat sementara. Sifat kesementaraan
ini nampak dalam rumusan pasal 134 yang menyatakan bahwa Konstituante
(Lembaga Pembuat UUD) bersama-sama dengan pemerintah selekaslekasnya
menetapkan UUD Republik Indonesia yang akan menggantikan UUDS ini. Anggota
Konstituante dipilih melalui pemilihan umum bulan Desember 1955 dan diresmikan
tanggal 10 November 1956 di Bandung.
Fungsi Undang-undang Dasar Sementara adalah sebagai hukum dasar bagi
pembentukkan lembaga-lembaga negara, fungsi dan hubungannya antara satu dengan
yang lain. Selain itu, mengatur hubungan antara negara dengan warga negara dan
memuat cita-cita serta tujuan negara.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEKNIK SIPIL 2016 7


2.6. Sistematika UUDS 1950
UUDS 1950 memiliki 6 bab dengan sistematika sebagai berikut.
Mukadimah yang terdiri 4 alinea. Di dalamnya memuat dasar Negara Pancasila
Bab I. Negara Republik Indonesia
Bagian 1. Bentuk negara dan kedaulatan (1 pasal)
Bagian 2. Daerah negara (1 pasal)
Bagian 3. Lambang dan bahasa negara (1 pasal)
Bagian 4. Kewarganegaraan dan Penduduk negara (2 pasal)
Bagian 5. Hak-hak dan kebebasan-kebebasan dasar manusia (28 pasal)
Bagian 6. Asas-asas dasar (9 pasal)
Bab II. Alat-alat perlengkapan negara
Bagian 1. Pemerintah (4 pasal)
Bagian 2. Dewan Perwakilan Rakyat (22 pasal)
Bagian 3. Mahkamah Agung (2 pasal)
Bagian 4. Dewan Pengawas Keuangan (2 pasal)
Bab III. Tugas alat-alat perlengkapan nagara
Bagian 1. Pemerintah (6 pasal)
Bagian 2. Perundang-undangan (12 pasal)
Bagian 3. Pengadilan (6 pasal)
Bagian 4. Keuangan
Babakan 1. Hal uang (2 pasal)
Babakan 2. Urusan Keuangan Anggaran Pertnggungjawaban Gaji (9 pasal)
Bagian 5. Hubungan luar negeri (4 pasal)
Bagian 6. Pertahanan Kebangsaan dan Keamanan Umum (7 pasal)
Bab IV. Pemerintahan dan daerah-daerah swapraja (3 pasal)
Bab V. Konstituante (6 pasal)
Bab VI. Perubahan, ketentuan-ketentuan peralihan dan ketentuan-ketentuan penutup
Bagian 1. Perubahan (2 pasal)
Bagian 2. Ketentuan-ketentuan Peralihan (3 pasal)
Bagian 3. Ketentuan-ketentuan Penutup (2 pasal)

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEKNIK SIPIL 2016 8


BAB III
ANALISIS UNDANG-UNDANG DASAR SEMENTARA (UUDS)
TAHUN 1950

1.1. Pekembangan UUDS 1950


Bentuk negara federal nampaknya memang mengandung banyak sekali nuansa
politis, berkenaan dengan kepentingan penjajahan Belanda. Oleh karena itu, meskipun
gagasan bentuk negara federal mungkin saja memiliki relevansi sosiologis yang cukup
kuat untuk diterapkan di Indonesia, tetapi karena terkait dengan kepentingan
penjajahan Belanda itu maka ide feodalisme menjadi tidak populer. Apalagi, sebagai
negara yang baru terbentuk, pemerintahan Indonesia memang membutuhkan tahap-
tahap konsolidasi kekuasaan yang efektif sedemikian rupa sehingga bentuk negara
kesatuan dinilai jauh lebih cocok untuk diterapkan daripada bentuk negara federal.
Oleh karena itu, bentuk negara federal RIS ini tidak bertahan lama. Dalam
rangka konsolidasi kekuasaan itu, mula-mula tiga wilayah negara bagian, yaitu Negara
Republilk Indonesia, Negara Indonesia Timur dan Negara Sumatera Timur
menggabungkan diri menjadi satu wilayah Republik Indonesia. Sejak itu wibawa
Pemerintah Republik Indonesia Serikat menjadi berkurang, sehingga akhirnya
dicapailah kata sepakat antara Pemerintah Republik Indonesia Serikat dan Pemerintah
Republik Indonesia untuk kembali bersatu mendirikan negara kesatuan Republik
Indonesia. Kesepakatan itu dituangkan dalam satu naskah persetujuan bersama pada
tanggal 19 Mei 1950, yang pada intinya menyepakati dibentuknya kembali NKRI
sebagai kelanjutan dari negara kesatuan yang diproklamasikan pada tanggal 17
Agustus 1945.
Dalam rangka persiapan ke arah itu, maka untuk keperluan menyiapkan satu
naskah Undang-Undang Dasar, dibentuklah statu Panitia bersama yang akan
menyusun rancangannya. Setelah selesai, rancangan naskah Undang-Undang Dasar itu
kemudian disahkan oleh Badan Pekerja Komite Nasional Pusat pada tanggal 12
Agustus 1950 dan oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat Republik Indonesia
Serikat pada tanggal 14 Agustus 1950. Selanjutnya, naskah UUD baru ini diberlakukan
secara resmi mulai tanggal 17 Agustus, 1950, yaitu dengan ditetapkannya UU No.7
Tahun 1950. UUDS 1950 ini bersifat mengganti sehingga isinya tidak hanya

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEKNIK SIPIL 2016 9


mencerminkan perubahan terhadap Konstitusi Republik Indonesia Serikat Tahun
1949, tetapi menggantikan naskah Konstitusi RIS itu dengan naskah baru sama sekali
dengan nama Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950.
Seperti halnya Konstitusi RIS 1949, UUDS 1950 ini juga bersifat sementara. Hal
ini terlihat jelas dalam rumusan Pasal 134 yang mengharuskan Konstituante bersama-
sama dengan Pemerintah segera menyusun Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
yang akan menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950 itu. Akan
tetapi, berbeda dari Konstitusi RIS yang tidak sempat membentuk Konstituante
sebagaimana diamanatkan di dalamnya, amanat UUDS 1950 telah dilaksanakan
sedemikian rupa, sehingga pemilihan umum berhasil diselenggarakan pada bulan
Desember 1955 untuk memilih anggota Konstituante. Pemilihan Umum ini diadakan
berdasarkan ketentuan UU No. 7 Tahun 1953. Undang-Undang ini berisi dua pasal.
Pertama berisi ketentuan perubahan Konstitusi RIS menjadi UUDS 1950;
Kedua berisi ketentuan mengenai tanggal mulai berlakunya Undang-Undang Dasar
Sementara Tahun 1950 itu menggantikan Konstitusi RIS, yaitu tanggal 17 Agustus
1950. Atas dasar UU inilah diadakan Pemilu tahun 1955, yang menghasilkan
terbentuknya Konstituante yang diresmikan di kota Bandung pada tanggal 10
November 1956.
Majelis Konstituante ini tidak atau belum sampai berhasil menyelesaikan
tugasnya untuk menyusun Undang-Undang Dasar baru ketika Presiden Soekarno
berkesimpulan bahwa Konstituante telah gagal, dan atas dasar itu ia mengeluarkan
Dekrit tanggal 5 Juli 1959 yang memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai UUD
negara Republik Indonesia selanjutnya. Menurut Adnan Buyung Nasution dalam
disertasi yang dipertahankannya di negeri Belanda, Konstituante ketika itu sedang
reses, dan karena itu tidak dapat dikatakan gagal sehingga dijadikan alasan oleh
Presiden untuk mengeluarkan dekrit. Namun demikian, nyatanya sejarah
ketatanegaraan Indonesia telah berlangsung sedemikian rupa, sehingga Dekrit
Presiden tanggal 5 Juli 1959 itu telah menjadi kenyataan sejarah dan kekuatannya telah
memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai UUD negara Republik Indonesia sejak
tanggal 5 Juli 1959 sampai dengan sekarang.
Memang kemudian timbul kontroversi yang luas berkenaan dengan status
hukum berlakunya Dekrit Presiden yang dituangkan dalam bentuk Keputusan Presiden
itu sebagai tindakan hukum yang sah untuk memberlakukan kembali Undang-Undang

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEKNIK SIPIL 2016 10


Dasar 1945. Profesor Djoko Soetono memberikan pembenaran dengan mengaitkan
dasar hukum Dekrit Presiden yang diberi baju hukum dalam bentuk Keputusan
Presiden itu dengan prinsip staatsnoodrecht. Menurut Moh. Kusnardi dan Harmaily
Ibrahim, prinsipstaatsnoodrecht itu pada pokoknya sama dengan pendapat yang
dijadikan landasan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara masa Orde Baru
untuk menetapkan Ketetapan MPR No. XX/MPRS/1966. Adanya istilah Orde Baru
itu saja menggambarkan pendirian MPRS bahwa masa antara tahun 1959 sampai tahun
1965 adalah masa Orde Lama yang dinilai tidak mencerminkan pelaksanaan UUD
1945 secara murni dan konsekuen. Oleh karena itu, MPRS mengeluarkan
TAP No.XX/MPRS/1966 tersebut dengan asumsi bahwa perubahan drastis perlu
dilakukan karena adanya prinsip yang sama, yaitu keadaan darurat (staatsnoodrecht).
Terlepas dari kontroversi itu, yang jelas, sejak Dekrit 5 Juli 1959 sampai
sekarang, UUD 1945 terus berlaku dan diberlakukan sebagai hukum dasar. Sifatnya
masih tetap sebagai UUD sementara. Akan tetapi, karena konsolidasi kekuasaan yang
makin lama makin terpusat di masa Orde Baru, dan siklus kekuasaan mengalami
stagnasi yang statis karena pucuk pimpinan pemerintahan tidak mengalami pergantian
selama 32 tahun, akibatnya UUD 1945 mengalami proses sakralisasi yang irrasional
selama kurun masa Orde Baru itu. UUD 1945 tidak diizinkan bersentuhan dengan ide
perubahan sama sekali. Padahal, UUD 1945 itu jelas merupakan UUD yang masih
bersifat sementara dan belum pernah dipergunakan atau diterapkan dengan sungguh-
sungguh. Satu-satunya kesempatan untuk menerapkan UUD 1945 itu secara relatif
lebih murni dan konsekuen hanyalah di masa Orde baru selama 32 tahun. Itupun
berakibat terjadinya stagnasi atas dinamika kekuasaan. Siklus kekuasaan berhenti,
menyebabkan Presiden Soeharto seakan terpenjara dalam kekuasaan yang dimilikinya,
makin lama makin mempribadi secara tidak rasional. Itulah akibat dari diterapkannya
UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

1.2. Kelebihan dan Kekurangan UUDS 1950


1.2.1. Kelebihan UUDS 1950
UUDS 1950 memiiki kelebihan sebagai berikut:
1. Demokrasi Multipartai;
2. Pelaksanaan Pemilu Demokratis;
3. Berhasil Menggalang Dukungan Internasional Melalui KAA.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEKNIK SIPIL 2016 11


3.2.2. Kekurangan UUDS 1950
UUDS 1950 memiiki kekurangan sebagai berikut:
1. Multipartai berdampak pada kepentingan parpol/golongan;
2. Stabilitas politik terancam;
3. Tidak terdapat partai yang menang secara mayoritas;
4. Jatuh bangun kabinet yang singkat;
5. Kebijakan pembangunan tidak berjalan dengan baik.

3.3. Penyimpangan pada UUDS 1950


Bentuk penyimpangan yang terjadi pada masa UUDS 1950 salah satunya adalah
tidak tercapainya stabilitas politik dan pemerintahan yang mengakibatkan dalam
rentang waktu 1950-1959 terjadi 7 kali pergantian kabinet. Selain itu ada pertentangan
tajam dalam Konstituante yang merembet ke masyarakat, termasuk partai politik
Sejak berlakunya UUDS 1950, maka tidak berlaku lagi UUD 1945, karena
negara kesatuan tidak mengenal UUD lain. UUD 1945 dikenal sebagai dokumen
sejarah sampai dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Ciri pemerintahan pada masa UUDS 1950 adalah sebagai berikut:
1) Berlaku sistem kabinet parlementer, yang menimbulkan tujuh kali pergantian
kabinet (dari 1950-1959) yaitu:
a) Kabinet Natsir, (6 September 1950 - 27 April 1951);
b) Kabinet Sukiman, (27 April 1951 - 3 April 1952);
c) Kabinet Wilopo, (3 April 1952 - 30 Juli 1953);
d) Kabinet Ali Sastroamidjoyo, (30 Juli 1953 - 12 Agustus 1955);
e) Kabinet Burhanudin Harahap, (12 Agustus 1955 - 24 Maret 1956);
f) Kabinet Ali Sastroamidjoyo, (24 Maret 1956 - 9 April 1957);
g) Kabinet Djuanda, (9 April 1957 - 10 Juli 1959).
2) Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat (pasal 83 ayat 1 UUDS
1950).
3) Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah, baik
bersama-sama untuk keseluruhan maupun masingmasing untuk bagiannya sendiri-
sendiri. (pasal 83 ayat (2) UUDS 1950).
4) Presiden berhak membubarkan DPR, dengan ketentuan harus mengadakan
pemilihan DPR baru dalam 30 hari.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEKNIK SIPIL 2016 12


5) Dilaksanakannya pemilu yang pertama setelah Indonesia merdeka, yaitu pada masa
cabinet Burhanudin Harahap (1955). Pemilu dilaksanakan dua kali yaitu:
29 September 1955 untuk memilih anggota DPR.
15 Desember 1955 untuk memilih anggota Konstituante. (Konstituante bersama
pemerintah petugas membuat rancangan UUD sebagai pengganti UUDS 1950,
secepat-cepatnya sebagaimana tertuang dalam pasal 134 UUDS 1949).
6) Konstituante gagal menetapkan UUD yang tetap sebagai pengganti UUDS 1950.
Kegagalan ini dianggap oleh Presiden Soekarno dapat membahayakan keselamatan
dan keutuhan bangsa dan negara. Oleh karena itu, dengan dukungan sebagian besar
rakyat Indonesia, presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 tentang
kembalinya kepada UUD 1945 yang terdiri dari Pembukaan UUD 1945; Batang
Tubuh 16 bab, 37 pasal, 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan Tambahan).

3.4. Perbandingan Konstitusi RIS dan UUDS 1950


Perbedaan Konstitusi RIS 1949 UUDS 1950
Sistematika Mukadimah terdiri dari 4 Mukadimah terdiri dari 4
Penulisan alinea disebutkan: alinea disebutkan:
Kemerdekaan disusun dalam Kemerdekaan disusun
suatu piagam negara yang dalam suatu piagam negara
berbentuk Republik - Federasi yang berbentuk Negara
(alinea ke-3). Republik - Kesatuan.(alinea
Memiliki batang tubuh terdiri ke-4).
dari 6 bab dan 197 pasal Memiliki batang tubuh
terdiri dari 6 bab, 146 pasal
dan 1 pasal penutup.

Bentuk RIS yang merdeka berdaulat Republik Indonesia yang


Negara dan ialah suatu negara okum yang merdeka dan berdaulat ialah
Kedaulatan demokrasi dan berbentuk suatu negara okum yang
federasi. (dalam pasal I ayat demokratis dan berbentuk
1). kesatuan. (dalam pasal I ayat
Kekuasaan kedaulatan RIS 1).
dilakukan bersama antara Kedaulatan RI berada
pemerintah, DPR dan Senat. ditangan rakyat dan
(dalam pasal I ayat 2). dilakukan oleh pemerintah
bersama dengan DPR.
(dalam pasal I ayat 2).

Dasar Negara RIS meliputi seluruh daerah Republik Indonesia meliputi


Indonesia yaitu daerah seluruh daerah Indonesia
bersama (Pasal 2).

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEKNIK SIPIL 2016 13


Negara Indonesia Timur.
Negara Pasundan (termasuk
distrik federal Jakarta),
Negara Jawa Timur, Negara
Madura, Negara Sumatera
Timur (Asahan Selatan dan
labuhan Batu), Negara
Sumatera Selatan.
Satuan kenegaraan yang
tegak sendiri, Jawa Tengah,
Bangka, Belitung, Riau
Kalimantan Barat, Dayak
Besar, Daerah banjar,
Kalimantan tenggara dan
Kalimantan Timur. (Pasal 2).

Alat Presiden; Presiden dan Wakil


Kelengkapan Menteri-menteri; Presiden;
Negara Senat; Menteri-menteri;
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan rakyat,
Mahkamah Agung Indonesia Mahlamah Agung dan
dan Dewan Pengawas Dewan Pengawas
Keuangan. Keuangan.

Hubungan Masuk dalam dan memutuskan Masuk dalam dan memutuskan


Luar Negeri perjanjian dan persetujuan lain perjanjian dan persetujuan lain,
hanya dilakukan oleh presiden dilakukan oleh presiden hanya
dengan kuasa undang-undang dengan kuasa undang-undang.
federal.

Konstituante Konstituante dibentuk dengan Konstituante terdiri dari


jalan memperbesar DPR yang sejumlah anggota yang
dipilih dan Senat baru yang besarnya ditetapkan berdasar
ditunjuk serta anggota-anggota atas perhitungan setiap 150.000
luar biasa sebanyak jumlah jiwa penduduk warga negara
anggota biasa majelis. Indonesia memiliki seorang
wakil (pasal 135 ayat 1).

Penyusun Konstitusi RIS rancangannya UUDS 1950 ini dirancang oleh
disusun oleh wakil-wakil panitia gabungan antara
republik Indonesia dan BFO Republik Indonesia Serikat
(pertemuan untuk musyawarah dengan Republik Indonesia.
federal).

Agama Dalam RIS tidak disebutkan Negara berdasarkan


bahwa negara berdasarkan ketuhanan YME (pasal 43
ketuhanan YME. ayat 1).

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEKNIK SIPIL 2016 14


Tidak ada pasal khusus yang Negara menjamin
mengatur jaminan bagi tiap kemerdekaan setiap
penduduk untuk memeluk dan penduduk untuk memeluk
beribadah menurut agama dan dan beribadah menurut
kepercayaannya. agama dan kepercayaannya
masing-masing.

Sistem Parlementer Parlementer


Pemerintahan
Pemerintahan Dijelaskan secara rinci mengenai Tidak dijelaskan secara rinci
Daerah aturan dari negara bagian dari hanya disebutkan bahwa tiap-
alat kelengkapan, pelaksanaan tiap daerah berhak mengurus
pemerintahan, hak, kewajiban, rumah tangganya sendiri sesuai
administrasi dll. dengan UU.

Undang- Kekuasaan perundang-undangan Kekuasan perundang-undangan


Undang dilakukan oleh Pemerintah dilaksanakan antara pemerintah
bersama DPR dan Senat. bersama DPR

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEKNIK SIPIL 2016 15


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Konstitusi adalah semua ketentuan, peraturan(lisan maupun tulisan), atau
perundang-undangan, termasuk didalamnya UUD itu sendiri. Sedangkan UUDS
adalah peraturan yang menjadi dasar seluruh peraturan(tulisan), konstitusi,
atau perundang-undangan disebuah negara yang sifatnya sementara dengan sistem
pemerintahan parlementer yang menggantikan Konstitusi RIS.
2. Terbentuk RIS tidak sejalan dengan keinginan para pendiri negara, sehingga
beberapa negara bagian RIS memutuskan bergabung kembali dengan NKRI.
Perubahan Konstitusi RIS menjadi UUDS 1950 berdasarkan UU No 7 Tahun 1950.
3. Kelebihan UUDS 1950 yaitu demokrasi multipartai, pelaksanaan pemilu
demokratis,dan berhasil menggalang dukungan internasional melalui KAA.
Sedangkan kekurangan UUDS 1950 yaitu multipartai berdampak pada kepentingan
parpol/golongan, stabilitas politik terancam, tidak terdapat partai yang menang
secara mayoritas, jatuh bangun kabinet yang singkat, dan kebijakan pembangunan
tidak berjalan dengan baik.
4. Bentuk penyimpangan yang terjadi pada masa UUDS 1950 adalah tidak tercapainya
stabilitas politik dan pemerintahan yang mengakibatkan dalam rentang waktu 1950-
1959 terjadi 7 kali pergantian kabinet. Selain itu ada pertentangan tajam dalam
Konstituante yang merembet ke masyarakat, termasuk partai politik.
5. Konstitusi RIS dan UUDS 1950 memiliki perbedaan yang signifikan pada bentuk
negaranya dimana Konstitusi RIS memiliki bentuk federasi sementara UUDS 1950
berbentuk republik. Hal ini dilihat dari negara RIS yang dibagi kedalam negara-
negara bagian. Sementara UUDS 1950 tidak dibagi kedalam negara bagian tetapi
menjadi satu kesatuan negara.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEKNIK SIPIL 2016 16


4.2 Saran
Menurut penulis pada masa UUDS 1950 sudah baik karena tercapainya cita-cita
bangsa yaitu negara Indonesia menjadi negara kesatuan, tetapi dalam sistem
pemerintahan yang parlementer menimbulkan konflik politik. Seharusnya partai politik
tidak mementingan kepentingan golongan tetapi mementingan kepentingan rakyat,
sehingga jatuh bangun kabinet dan persaingan antar partai politik tidak terjadi.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEKNIK SIPIL 2016 17


DAFTAR PUSTAKA

https://bentangkusuma.wordpress.com/2011/06/24/perkembangan-konstitusi-di-indonesia/
https://dukunhukum.wordpress.com/2012/04/09/sejarah-singkat-konstitusi-indonesia/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Konstitusi
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Undang-Undang_Dasar_Sementara_Republik_Indonesia
https://Intanstemapal24.blogspot.co.id/2013/02/tutorial-cara-penginstalan-win-
xp.html?m=1
http://kitingpudan.blogspot.co.id/2013/04/konstitusi-yang-pernah-digunakan-di.html?m=1
http://letare-uud.blogspot.co.id/2011/05/perbandingan-uud-1945-konstitusi-ris.html
http://medicalworkshop.blogspot.co.id/2009/10/kedudukan-sifat-dan-fungsi-uud-
1945.html?m=1
http://sejarahnusantara.com/undang-undang-dasar/sejarah-dan-isi-undang-undang-dasar-
sementara-republik-indonesia-tahun-1950-10005.htm

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEKNIK SIPIL 2016 18

Anda mungkin juga menyukai