Anda di halaman 1dari 15

PENGAJARAN MIKRO

“Partisipasi Warga Negara dalam


Sistem Politik Indonesia”

DOSEN PEMBIMBING:
DR. HJ. RABIATUL ADAWIYAH
OLEH: HASAN ASRI
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Menghargai nilai-nilai terkait fungsi dan
kewenangan lembaga-lembaga Negara
menurut Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai
bentuk sikap beriman dan bertaqwa.
• Peduli terhadap fungsi lembaga-lembaga
negara menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
• Menerapkan partisipasi warga negara dalam
SPI
• Menyajikan hasil analisis tentang partisipasi
warga negara dalam SPI
Partisipasi Warga Negara dalam
Sistem Politik Indonesia
Partisipasi politik adalah kegiatan yang dilakukan
oleh warga negara baik secara individu maupun
kolektif, atas dasar keinginan sendiri maupun
dorongan dari pihak lain yang tujuannya untuk
memengaruhi keputusan politik yang akan
diambil oleh pemerintah, agar keputusan tersebut
menguntungkannya.
Kegiatan politik yang tercakup dalam konsep
partisipasi politik mempunyai bermacam-macam
bentuk dan intensitas. Hal ini menyebabkan
bervariasinya partisipasi politik yang dilakukan oleh
warga negara dari mulai tingkatan yang pasif
sampai pada tingkatan yang aktif.
Partisipasi dan perilaku politik harus berlandaskan
pada nilai dan norma yang berlaku. Berikut contoh
partisipasi dan perilaku politik yang sesuai dengan
nilai dan norma yang berlaku.
1. Di Lingkungan Sekolah
setiap siswa dapat menampilkan
pola perilaku politik yang
mencerminkan pelaksanaan
demokrasi langsung melalui
kegiatan-kegiatan sebagai
berikut.
a. Pemilihan ketua kelas, ketua
OSIS dan ketua organisasi
ekstrakurikuler seperti pramuka,
pencinta alam, PMR, paskibraka
dan sebagainya.
• b. Pembuatan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga OSIS atau
organisasi ekstrakurikuler yang diikuti.
• c. Forum-forum diskusi atau musyawarah
yang diselenggarakan di sekolah.
Dalam pelaksanaan demokrasi tidak
langsung siswa dapat menyampaikan
aspirasi dan pendapatnya melalui usulan
dan saran yang ditujukan kepada pejabat
sekolah atau pejabat pemerintah.
Supaya perilaku politik yang ditampilkan
mencerminkan perilaku politik yang sesuai
aturan, maka setiap siswa harus
memperhatikan ketentuan-ketentuan atau
norma-norma sebagai berikut.
1. Pancasila
2. Undang-Undang Dasar RI 1945
3. Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun
1998 Tentang Kemerdekaan
Menyampaikan Pendapat di Muka Umum
4. Tata Tertib Siswa, dan sebagainya
2. Di Lingkungan Masyarakat
Perilaku politik yang merupakan
cerminan dari demokrasi langsung
dapat ditampilkan warga masyarakat
melalui beberapa kegiatan sebagai
berikut.
a. Forum warga
b. Pemilihan ketua RT, RW, kepala
desa, ketua organisasi masyarakat
dan sebagainya.
c. Pembuatan peraturan yang berupa
anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga bagi organisasi masyarakat,
koperasi, RT-RW, LMD dan
sebagainya.
Warga masyarakat dapat menampilkan
perilaku yang mencerminkan pelaksanaan
demokrasi tidak langsung melalui
penyampaian pendapat atau aspirasi baik
secara lisan ataupun tertulis melalui
lembaga perwakilan rakyat atau melalui
media massa seperti koran ataumajalah.
Agar dalam pelaksanaan perilaku politik
tersebut sesuai dengan aturan dan norma-
norma sebagai berikut.
1. Pancasila dan UUD RI 1945.
2. Peraturan perundang-undangan yang
terkait, misalnya undang-undang HAM,
undang-undang parpai politik dan
sebagainya.
3. Peraturan yang berlaku khusus di
lingkungan setempat, seperti peraturan RT-
RW, peraturan Desa dan sebagianya.
4. Norma-norma sosial yang berlaku.
3. Di Lingkungan Negara
Dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, perilaku politik yang dapat
kita tampilkan secara langsung
diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Pemilihan umum untuk memilih
anggota legislatif dan presiden.
2. Pemilihan kepala daerah secara
langsung (Pilkada).
3. Aksi demonstrasi yang tertib, damai
dan santun.
Perilaku politik yang tidak langsung dapat
diwujudkan melalui penyampaian aspirasi
pada lembaga perwakilan rakyat, partai
politik, organisasi masyarakat dan media
massa.
Supaya perilaku yang ditampilkan
mencerminkan perilaku politik yang sesuai
aturan, maka harus menaati ketentuan-
ketentuan dan norma-norma sebagai
berikut.
1. Pancasila
2. UUD NRI 1945
3. Peraturan Pemerintah
4. Keputusan Presiden
5. Peraturan Daerah
KESIMPULAN
• Sistem politik dapat diartikan sebagai keseluruhan
kegiatan politik di dalam negara atau masyarakat
berupa proses alokasi nilai-nilai dasar kepada
masyarakat dan menunjukkan pola hubungan yang
fungsional diantara kegiatan-kegiatan politik tersebut.
• Infrastruktur politik adalah kelompok-kelompok
kekuatan politik dalam masyarakat yang turut
berpartisipasi secara aktif. Kelompok-kelompok
tersebut dapat berperan menjadi pelaku politik tidak
formal untuk turut serta dalam membentuk kebijakan
negara.

Anda mungkin juga menyukai