Seperti halnya di Inggris, dimana seorang raja tak dapat diganggu gugat, maka jika terjadi
perselisihan antara raja dengan rakyat, Menterilah yang bertanggung jawab terhadap segala
tindakan raja. Sebagai catatan, dalam pemerintahan kabinet parlementer, perlu dicapai adanya
keseimbangan melalui mayoritas partai untuk membentuk kabinrt atas kekuatan sendiri. Kalau tidak,
dibentuk suatu kabinet koalisi berdasarkan kerja sama antar beberapa partai.
a. Parlemen, melalui pemimpin partai yang menguasai mayoritas kursi parlemen, menyusun kabinat
(dewan Menteri). pembentukan kabinet itu akan menyusun sendiri susunan kabinet jika ia merasa
tidak memerlukan koalisi, atau melakukan tawar-menawar dan menyusun bersama kabinet dangan
pemimpin partai politik lain yang akan dilibatkan dalam kabinet koalisi.
b. Perdana Menteri dan para Menteri berasal dari kalangan anggota parlemen dan akan tetap menjadi
anggota parlemen, sehingga hakikat kabinet hanyalah sebuah komisi dari parlemen.
c. Kepala Negara/Raja berperan sebagai penegak bila terjadi pertentangan antara parlementer dan
kabinet.
Konstitusi negara yang menganut sistem parlementer akan menentukan bahwa mereka
yang menduduki jabatan Menteri harus merupakan anggota Parlemen. prinsip ini berada dengan
ajaran trias politika. Karena dalam trias politika melarang adanya rangkap jabatan atau tumpang
tindih pejabat diantara tiga cabang kekuasaan yang ada.
Parlemen tidak saja membuat undang-undang baru, melainkan juga memiliki kekuasaan
untuk merevisi atau mencabut undang-undang yang berlaku dan menentukan apakah sebuah
undang-undang bersifat konstitusional/tidak. Kemacetan kerja atau deadlock antar legislatif dan
eksekutif yang umum terjadi dalam sistem presidensial tidak ditoleransi dalam sistem parlementer.
Raene Tiffany XII IPA 1 KWN/20-9-10
Dalam sistem ini kemacetan dipecahkan dengan mengubah keanggotaan dan perilaku salah
satu/kedua belah pihak (parlemen dan kabinet).
Sistem pemerintahan parlemen memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan sistem ini adalah sebagai
berikut :
1. Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.
2. Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat
antara eksekutif dan legislatif.
3. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi berhati-
hati dalam menjalankan pemerintahan.
2. Kelangsungan kedudukan badan eksekutif tidak bisa ditentukan berakhir sesuai masa jabatannya.
Inggris adalah negara kerajaan. Karena itu, kepala negara Inggris selalu adalah raja/ratu.
Raja menganggap dirinya mempunyai hak suci dari Tuhan untuk memerintah dunia. Raja-raja Inggris
umumnya juga mempunyai lembaga penasihat yang ditentukan sendiri oleh raja, yang anggotanya
hanya dari kalangan bangsawan dan pemimpin gereja. Mereka umumnya dipanggil bersidang oleh
raja apabila negara memerlukan pajak.
b. Parlemen
Cikal bakal parleman di Inggris adalah Witanagemot, yaitu dewan penasehat raja yang
terdiri atas para pangeran, bangsawan, dan pejabat gereja yang dipilih dan dihentikan oleh raja.
Lembaga ini kemudian dikenal dengan parlemen. Semakin sering raja memerlukan tambahan dana
semakin sering parlemen bersidang, yang akan memperkuat kedudukan parlemen dan
mematangkan kelembagaan parlemen itu sendiri.
c. Kabinet
Cikal bakal kabinet di Inggris adalah sebuah kelompok orang yang disebut CABAL yang
dijadikan sebagai penasehat inti dan sekaligus penghubung dirinya dengan parlemen. Pemerintahan
dikendalikan oleh perdana menteri dan kabinetnya. Sehingga merekalah yang bisa dipersalahkan
atau diminta pertanggungjawaban.
UUD 1945 dan konstitusi RIS 1949 di Indonesia UUD disusun oleh para pemimpin bangsa
Indonesia sendiri. Jadi ,awal dirancang menggunakan sistem presidansial. Beberapa anggota BPUPKI
menggunkan konstitusi Amerika Sserikat sebagai rujukan dalam membahas rancangan Hukum Dasar.
Konstitusi Ris1949 disusun melalui KMB yang berlangsung di Den Haag,Belanda dan melibatkan
Raene Tiffany XII IPA 1 KWN/20-9-10
b. Para menteri bertanggung jab kepada presiden, bukan kepala parlemen. Mereka tetap menduduki
jabatannya sebagai menteri selama masih dipercaya oleh Presiden.
c. Masa jabatan menteri sangat bergantung pada kepercayaan parlemen, melainkan tergantung para
Presiden.
Berbeda dari sistem presidensial rangkap jabatan justru dilarang. Seorang anggota parlemen
tidak boleh merangkap menjadi menteri,demikian juga sebaliknya. Misalnya,di Amerika Serikat.
Disana tidak seorangpun diperbolehkan menduduki lebih dari satu jabatan dalam ketiga cabang
kekuasaan yang ada.
b. Masa jabatan badan eksekutif lebih dengan jangka waktu tertentu.
c. Penyusunan progam kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.
b. Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan kekuasaan
mutlak.
Amerika Serikat di bangun sistem checks and balances untuk mencegah satu cabang
kekuasaan menguasai cabang kekuasaan yang lain. Di Amerika terjadi pemisahan kekuasaan negara
ke dalam tiga cabang kekuasaan. Sedangkan Presiden ialah kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan.
Contoh pengaruh
Filipina menggunakan sistem presidensial karena negara ini penuh berada dalam kekuasaan
Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat bahkan juga memfasilitasi penyusunan konstitusi
Filipina menjelang kemerdekaan negara ini. Negara-negara lain seperti Kolombia, Kostarika,
Meksiko, dan Venezuela juga menggunakan sistem pemerintahan presidensial,dengan sistem
pemerintahan Amerika Serikat sebagai modelnya.
Sistem parlementer dan sistem presidensial umum diterapkan di negara-negara sekarang ini.
Kedua sistem pemerintahan tersebut mempunyai perbedaan sistem parlementer. Presiden hanya
sebagai simbol saja bertanggung jawab adalah parlemen/kabinet. Didalam sistem pemerintahan
presidensial, presiden memainkan peran kunci dalam pengelolaan kekuasaan eksekutif. Didalam
sistem presidensial tidak diperbolehkan rangkap jabatan karena sudah ada ketentuan dalam
pembagian kekuasaan.