Anda di halaman 1dari 7

Fachrezi Ilham Styawan

201910360311361

Politik Pemerintahan Asia Tenggara (E)

Review Sistem Pemerintahan

Sistem Pemerintahan Presidensial

Sistem presidensial atau yang dapat disebut dengan sistem kongresional merupakan sistem
pemerintahan negara republik yang mana kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu dan
terpisah dengan kekuasaan legislatif.

Adapun sitem pemerintahan yang menganut paham presidensal memiliki unsur-unsur


sebagai berikut:

1. Presiden yang dipilih oleh rakyat


2. Presiden secara bersamaan menjabat sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan dan
pada jabatannya ini mengangkat pejabat-pejabat pemerintahan yang terkait.
3. Harus dijamin memiliki kewenangan legislatif oleh UUD atau konstitusi.
Dalam sistem presidensial, presiden menempati posisi yang cukup kuat dan tidak dapat
dijatuhkan oleh faktor rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Dalam system ini
masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Apabila presiden melakukan pelanggaran
konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat dengan masalah kriminal, posisi presiden
dapat ‘dijatuhkaan’. apabila presiden diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran tertentu,
biasanya seorang wakil presiden dapat menggantikan posisinya.
Adapun ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial seperti berikut:
1. Dikepalai oleh seorang presiden yang menjabat sebagai kepala pemerintahan sekaligus
kepala negara.
2. Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih
langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
3. Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen.
4. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan eksekutif (bukan kepada
kekuasaan legislatif).
5. Kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
6. Kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh kekuasaan legislatif.

Dalam berbagai sistem pemerintahan tidak luput dari kekurangan yang ada. Adapun
kelemahan-kelemahan yang terdapat pada sistem pemerintahan presidensial sebagai berikut:
1. Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan
kekuasaan mutlak.
2. Pembuatan keputusan atau kebijakan publik biasanya hasil tawar-menawar antara
eksekutif dan legislatif sehingga memungkinkan terjadinya keputusan yang tidak tegas
3. Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.
4. Sistem pembuatan keputusan umumnya membutuhkan waktu yang lama.
Dalam sistem pemrinahan presidensial juga terdapat beberapa kelebihan. Adapun
kelebihanya diantarnya sebagai berikut:
1. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.
2. Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa
jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Filipina adalah enam
tahun dan Presiden Indonesia adalah lima tahun.
3. Penyusunan program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.
4. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh
orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.
5. Masa pemilihan umum lebih jelas dengan jangka waktu tertentu.
Contoh negara yang menganut sistem presidensial adalah Indonesia, AS, Filipina dan
mayoritas negara-negara Amerika Latin dan Amerika Tengah.

Sistem Pemerintahan Parlementer

Sistem pemerintahan parlementer adalah sistem pemerintahan yang eksekutif dengan


legislatifnya memiliki hubungan yang bersifat timbal balik dan saling mempengaruhi. Sistem
pemerintahan parlementer juga dapat diartkan sebagai sistem pemerintahan dimana terjadinya
hubungan antara badan eksekutif dan legislatif yang sangat erat, hal ini disebabkan karena
adanya pertanggungjawaban para Menteri terhadap Parlemen. Setiap kabinet yang dibentuk
harus memperoleh dukungan kepercayaan dengan suara terbanyak di Parlemen, dengan demikian
kebijakan pemerintah atau kabinet tidak boleh menyimpang dari apa yang dikehendaki oleh
Parlemen. Sistem pemerintahan parlementer menjadi sistem pemerintahan yang paling luas
diterapkan di seluruh dunia.

Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer:

1. Kedudukan kepala negara tidak dapat diganggu gugat.


2. Kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri bertangung jawab kepada parlemen.
3. Kedudukan kepala negara dan kepala pemerintahan tidak terletak dalam satu orang.
4. Susunan anggota dan program kabinet didasarkan atas suara terbanyak dalam parlemen.
5. Kabinet dapat dijatuhkan atau dibubarkan setiap waktu oleh parlemen.
Sistem pemerintahan parlementer dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem pemerintahan
parlementer dua partai dan sistem pemerintahan parlementer multipartai. Berikut ciri-ciri system
pemerintahan parlementer dua partai:
1. Ketua partai politik yang memenagkan pemilu sekaligus ditunjuk sebagai formatur
kabinet, dan lansung sebagai Perdana Menteri.
2. Seluruh Menteri dalam adalah mereka yang terpilih sebagai anggota parlemen dengan
konsekuensi setelah diangkat menjadi Menteri harus non aktif dalam parlemen (kabinet
parlementer)
3. Partai politik yang menguasai kabinet adalah sama dengan partai politik yang memegang
mayoritas di House of Commons, maka kedudukan kabinet sangat kuat sehingga jarang
di jatuhkan oleh parlemen sebelum dilaksanakan pemilu berikutnya.
Adapun ciri-ciri system pemerintahan parlementer multipartai sebagai berikut:
1. Didalam parlemen tidak satu pun dari partai politik yang mampu menguasai kursi secara
mayoritas, maka pembentukan kabinet disini sering tidak lancar.
2. Kepala negara akan menunjuk tokoh politik tertentu untuk bertindak sebagai pembentuk
kabinet atau formatur.
Dalam sistem pemerintahan parlementer terdapat juga beberapa kekurangan-kekurangan.
Beberapa kekurangan-kekurangannya sebagai berikut:
1. Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat bergantung pada mayoritas dukungan
parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
2. Keberlangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak dapat dipastikan berhenti
sesuai dengan masa kedudukannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat berhenti.
3. Parlemen digunakan menjadi tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif.
4. Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet
adalah anggota parlemen dan bersumber dari partai meyoritas. Karena pengaruh mereka
yang luhur di parlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.
Dalam sistem pemerintahan parlementer terdapat juga beberapa kelebihan-kelebihan.
Beberapa kelebihan-kelebihannya sebagai berikut:
1. Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.
2. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi
barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
Sistem Pemerintahan Monarki-konstitusional
Pemerintahan monarki adalah bentuk pemerintahan yang dikepalai oleh raja atau ratu. Dalam
prakteknya, monarki ada tiga jenis yaitu Monarki-absolut, Monarki-konstutional, dan Monarki-
parlamenter. Namun yang akan saya bahas disini adalah system pemerintahan monarki-
konstitusional. Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaan kepala
negaranya dipimpin oleh perdana mentri dan dibatasi oleh ketentuan-ketentuan konstitusi negara.
Praktek monarki konstitusional ini adalah yang paling banyak dipraktekan di beberapa negara,
seperti Thailand, Jepang, Inggris, jordania dan lan-lain.
Sistem pemerintahan monarki-konstitusional memiliki beberapa ciri-ciri, diantaranya sebagai
berikut:
1. Jabatan kepala negara berlaku seumur hidup.
2. Pemilihan kepala negara didasarkan pada keturunan.
3. Pemilihan kepala pemerintahan dilandaskan pada ketentuan negara, akankah pemilihan
dilakukan secara langsung atau melalui parlemen.
4. Jabatan kepala pemerintahan memiliki jangka waktu tertentu yang disesuaikan dengan
peraturan negara.
Kelebihan sistem pemerintahan monarki-konstitusional:

1. Raja memegang kekuasaan tertinggi


2. Pengambilan kebijakan tidak berbelit belit
3. Rantai komando langsung dari raja dan turun ke bawah hingga rakyat
4. Raja berkuasa membentuk aturan
5. Hubungan diplomasi ditentukan oleh raja

Kelemahan sistem pemerintahan monarki-konstitusional:

1. Rakyat tidak memiliki kuasa


2. Rakyat tidak memiliki kebebasan berpendapat
3. Kemakmuran rakyat bergantung kepada kebaikan raja
4. Raja dapat bertindak sesuka hati
5. Hak asasi rakyat terbelenggu

Sistem Pemerintahan Monarki-Absolut

Monarki absolut adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh
seorang raja atau ratu yang kekuasaan dan wewenangnya tidak terbatas. Perintah
raja merupakan wewenang yang harus dipatuhi oleh rakyatnya. Pada diri raja terdapat kekuasaan
eksekutif, yudikatif, dan legislatif yang menyatu dalam ucapan dan perbuatannya.

Adapun ciri-ciri dari sistem pemerintahan monarki-absolut berikut ini:

1. Seorang pemimpin dalam negara yang menganut monarki absolut, memiliki


kekuasaan eksekutif, legislatif, serta yudikatif.
2. Kepemimpinan kepala negara atau kerajaan akan digantikan apabila pemimpin
sebelumnya menyerahkan tahtanya atau meninggal dunia.
3. Tidak ada batasan waktu tertentu bagi pemimpin untuk terus memimpin negaranya
atau bersifat seumur hidup.
Suatu sistem pemerintahan pastinya memeliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari
sistem pemerintahan Monarki Absolut adalah:
1. Pengambilan keputusan dan pembuatan hukum yang lebih cepat.
2. Memungkinkan tujuan jangka panjang direncanakan dan dicapai.
3. Monarki bekerja untuk mendorong identitas kultur suatu bangsa.

Berikut kekurangannya:

1. Kita bisa saja dipimpin oleh seorang anak kecil.

2. Dapat berubah menjadi tirani.

3. Seringkali, warga negara di kelas sosial ekonomi rendah mendapatkan sedikit


hak istimewa.

Sistem Politik Demokratis


Demokratis merupakan bentuk pemerintahan juga sebutan bagi negara yang menganut
sistem pemerintahan yang mengedepankan kedaulan rakyat dan kemudian dijalankan oleh
pemerintah untuk menjalankan hak dan wewenangnya atas nama rakyat. Demokrasi merupakan
sistem pemerintahan yang di dalamnya memberikan hak bagi warganya untuk menerima
kebebasan dalam berpendapat dan berpartisipasi dalam pembuatan hukum.
Demokrasi menurut ideologinya terbagi menjadi tiga. Demokrasi liberal yang
berlandaskan pada kebebasan individu dan dalam menerapkan sistem demokrasi ini maka negara
harus memberikan perlindungan hak individual kepada warga negaranya. Demokrasi sosial
berlandaskan pada komunalisme rakyat yang artinya negara yang dalam pelaksanaannya,
kepentingan umum menjadi lebih diutamakan daripada hak individual yang memilki tujuan agar
dapat mengurangi kesenjangan sosial di masyarakat. Yang terakhir adalah demokrasi Pancasila
yang dianut oleh Indonesia.

Ciri-ciri negara yang menganut paham demokrasi yakni:

1. Negara menjamin hak berekespresi, mengemukakan pendapat bagi rakyatnya


2. Keputusan pemerintah ditujukan kepada seluruh rakyat
3. Menjalankan konstitusi
4. Adanya perwakilan dari rakyat
5. Adanya sistem partai

Sistem Politik Otoriter


Merupakan sistem politik yang kekuasaan pemerintahannya dipegang oleh satu orang
saja dan sewenang-wenang. Kepemimpinan otoriter ini memiliki kendali mutlak atas anggota
yang ada di bawahnya sehingga pemimpin otoriter ini menjadi penggerak orang dibawahnya.
Bentuk pemerintahan dari sistem otoriter ini adalah otokrasi yang mana kekuasaan politiknya
dipegang oleh satu orang saja. Ciri-ciri system politik otoriter yakni:

Negara yang mempunyai satu paham yang digunakan untuk mengatur semua dimensi
dalam kehidupan bernegaranya dan harus dipatuhi oleh masyarakatnya

1. Negara yang hanya mempunyai satu partai politik


2. Terdapat otoritas kuat terhadap masyarakatnya dengan cara kekuatan militer
3. Pengelolaan berpusat pada semua sektor ekonomi dan dilakukan melalui jajaran
birokrasi yang dijalankan oleh pemerintah
4. Semua aktivitas penduduk diawasi oleh pemerintah
5. Pemantauan ketat serta memonopoli media massa yang dilakukan oleh penguasa dan
partai penguasa

Anda mungkin juga menyukai