Anda di halaman 1dari 10

DEMOKRASI

PARLEMENTER
KELOMPOK 2 :
DUMARIA ROSENTA SIANTURI
FIRDAUS SIPAYUNG
REY HANS PURBA
RIBKA TAMARA DAURUK
RISKA MARANATHA SIBORO
PENGERTIAN DEMOKRASI
PARLEMENTER
Sistem pemerintahan parlementer
adalah sistem pemerintahan di mana
kekuasaan eksekutif bertanggung
jawab langsung kepada badan
legislatif. Kelangsungan kekuasaan
eksekutif sangat bergantung pada
kepercayaan dan dukungan
mayoritas suara di badan legislatif.
Setiap kali eksekutif kehilangan
kepercayaan dan dukungan dari
badan legislatif seperti karena mosi
tidak percaya, maka eksekutif akan
jatuh dengan cara mengembalikan
mandat kepada kepala negara yaitu
raja, ratu, presiden, kaisar, atau
sultan. Sistem parlementer
berkambang di Inggris sejak lebih
dari 250 - 300 tahun lalu. Oleh
karena itu, Inggris sering disebut
sebagai ibu dari sistem parlementer
atau mother of parliaments
Umumnya sistem pemerintahan parlementer memiliki
definisi bahwa sistem pemerintahan parlementer merupakan
salah satu sistem pemerintahan yang di mana para pelaku
dari lembaga eksekutif bekerja serta bertanggung jawab
langsung kepada para parlemen.
Di dalam sistem pemerintahan parlementer, lembaga
parlemen mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pemerintahan negara tersebut. selain itu, lembaga parlemen
juga memegang kekuasaan tertinggi serta memiliki hak dan
kewenangan yang besar dalam mengawasi kebijakan serta
program kerja yang dilaksanakan oleh pelaku-pelaku
lembaga eksekutif
Sistem pemerintahan parlemen memberikan wewenang kepada lembaga parlemen
dalam hal mengangkat serta memberhentikan perdana menteri. Lembaga parlemen
juga memiliki kemampuan untuk menjatuhkan pemerintahan tersebut menggunakan
metode semacam mengeluarkan pernyataan tidak percaya dengan bunyi “mosi tidak
percaya”.
Dalam Sistem pemerintahan parlementer ini dikelompokkan dari cabang lembaga
eksekutif pemerintah tersebut. Semua itu tergantung dari dukungan baik secara
langsung maupun tidak langsung dari cabang lembaga legislatif, atau parlemen.
Ciri-ciri 1. Jabatan Presiden hanya sebagai
Kepala Negara, sedangkan untuk
Kepala Pemerintahan adalah Perdana
Menteri

Khusus Sistem
Penempatan jabatan kepala negara
dan kepala pemerintahan dalam
sistem pemerintahan parlementer
adalah presiden diberi jabatan hanya
sebagai kepala negara, lalu untuk

Pemerintahan
kepala pemerintahannya diduduki
oleh perdana menteri. Dengan begitu
dapat disimpulkan bahwa presiden
yang berkedudukan kepala negara
hanya memiliki tugas sebagai kepala

Parlementer
negara yang hanya bisa mengawasi
pemerintahan tanpa adanya
kewenangan apa pun dalam kegiatan
pemerintahan
2. Yang Memiliki Hak Prerogatif adalah Perdana Menteri
Seperti yang Grameds tahu bahwa hak prerogatif adalah hak istimewa seorang pejabat pemerintahan yang hanya dapat dimiliki
oleh seorang kepala pemerintahan, dalam sistem pemerintahan parlementer, yang menduduki jabatan adalah perdana menteri.
Selain itu, hak ini juga hanya dapat dimiliki oleh seseorang yang paham dengan betul mengenai semua hukum serta undang-
undang yang berada di luar kekuasaan badan perwakilan.
Pada sistem parlementer, hak prerogatif yang dimiliki oleh perdana menteri adalah hak untuk mengangkat serta
memberhentikan para pejabat atau bahkan menteri yang memimpin baik departemen maupun non departemen.

3. Lembaga Eksekutif Memiliki Tanggung Jawab Terhadap Lembaga Legislatif


Lembaga eksekutif mempertanggungjawabkan semua tindakan yang telah mereka lakukan kepada lembaga legislatif atau
parlemen. Semua kegiatan baik kegiatan pelaporan beserta dengan semua kewenangan serta kekuasaan dilaksanakan
berdasarkan ijin serta bagaimana keputusan melalui lembaga legislatif terlebih dulu.
4. Anggota Menteri Memiliki Tanggung Jawab Terhadap Lembaga Legislatif
Sebagai seorang menteri dalam tugasnya memiliki kewajiban untuk selalu meminta izin
kepada lembaga legislatif. Selain itu, semua pekerjaan serta perbuatannya harus
dipertanggungjawabkan kepada lembaga legislatif juga.
Adanya aturan seperti itu terkadang menjadi pemicu timbulnya semacam kesenjangan
kekuasaan di lingkungan pemerintahan

5. Lembaga Legislatif memiliki wewenang untuk menurunkan lembaga eksekutif


Para pejabat setara menteri maupun presiden serta wakilnya tidak memiliki wewenang
apapun di dalam sistem pemerintahan parlementer.
Dari pernyataan tersebut berarti dapat diartikan bahwa semua jabatan yang ada di sistem
pemerintahan parlementer ini memiliki persentase terjadinya pergeseran atau bahkan
menjatuhkan jabatan hanya dengan mendengar keputusan yang dihasilkan dari rapat
parlemen yang dilaksanakan oleh anggota legislatif
6. Lembaga Eksekutif dipilih oleh Lembaga
Legislatif
Grameds dapat melihat dengan sangat jelas bahwa
lembaga legislatif ini memiliki peran yang sangat
penting dalam sistem pemerintahan. Lembaga
eksekutif yang bergerak untuk membantu proses
kerja dari presiden yang berada dalam susunan
pemerintahan dipilih dengan berdasarkan kepada
keputusan legislati
•Ini beberapa Kelebihan dari Sistem Pemerintahan
Parlementer:
•Seorang pembuat kebijakan dapat ditangani secara
cepat karena mudah terjadi sangat mudah
penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif.
Hal ini sangat mudah terjadi dikarenakan kekuasaan
Kelebihan Dari lembaga eksekutif dan lembaga legislatif berada pada
satu partai atau partai.
Sistem •Batas tanggung jawab dalam setiap pembuatan serta
Pemerintahan pelaksanaan kebijakan publik sangat jelas.
•Kelebihan lainnya adalah adanya tingkat pengawasan
Parlementer yang sangat kuat serta ketat dari para parlemen
terhadap kabinet yang ada. Hal ini membuat kabinet
menjadi lebih berhati-hati dalam mengerjakan
pemerintahan.
•Keputusan dibuat dalam waktu yang relatif cepat.
Kekurangan Dari Sistem Pemerintahan Parlementer

Dalam sistem pemerintahan parlementer, badan lembaga eksekutif atau kabinet


memiliki posisi yang sangatlah bergantung pada jumlah mayoritas serta
dukungan dari parlemen. Hal itulah yang menyebabkan sewaktu-waktu kabinet
dapat dilengserkan oleh parlemen.
Masa jabatan dari suatu cabinet tidak bisa ditentukan hanya dari berakhirnya
masa jabatannya, karena badan lembaga eksekutif dapat sesuka hati dan
sewaktu-waktu membubarkan kabinet tersebut.
Waktu terjadinya pemilihan umum dapat berubah sewaktu-waktu dengan jangka
waktu yang tertentu pula.
Parlemen memiliki kemungkinan akan dikendalikan oleh cabinet. Hal semacam
itu dapat terjadi apabila mayoritas anggota kabinet adalah anggota parlemen
yang asalnya dari partai. Karena orang-orang tersebut memiliki impact yang
besar di partai dan parlemen, maka tidak menutup kemungkinan jika anggota
kabinet mengendalikan anggota parlemen.
Orang-orang yang memiliki jabatan sebagai lembaga eksekutif menjadikan
parlemen sebagai tempat untuk melakukan kaderisasi. Bagi mereka yang pernah
menjadi anggota atau masih menjadi anggota parlemen akan dimanfaatkan
informasinya yang akan digunakan oleh orang-orang eksekutif untuk bekal
apabila ia menjadi seorang menteri dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai