Anda di halaman 1dari 2

Nama : Arshya Fatimah Azzahra

NIM : 072111333027

Mata Kuliah : Kajian Kepresidenan

Rangkuman Materi Pertemuan ke-2 (Prof. Ramlan) – 12/02/2024

Pertemuan kali ini, membahas tentang kajian kepresidenan dari sisi komparatif dari
sistem politik di berbagai negara. Sistem tersebut seperti Parlementer, Presidensial, dan Semi-
Presidensial, atau bentuk pemerintahannya tersendiri. Bentuk-bentuk tersebut berangkat dari
bentuk masing-masing negara. Bentuk negara terbentuk melalui asusmi, atau anggapan
masyarakat yang fungsinya terlibat dalam suatu negara. Ada pula teori konflik yang diangkat
oleh Karl Marx, yang membagi masyarakat atas dua kelas; memiliki alat produksi dan tidak,
atau kewenangan dan yang tidak sehingga keduanya akan menimbulkan konflik.
1. Presidensial
Dalam bentuk pemerintahan presidensial, kepala negara dan kepala
pemerintahan dipegang oleh presiden. Negara dalam konteks ini selalu memiliki sistem
republik. Kekuasaan presiden dalam sistem parlementer terbatas, sementara dalam
sistem presidensial, kekuasaan presiden jauh lebih besar. Kekuasaan presiden yang
sangat besar (memengang dua jabatan sekaligus), membuatnya dipilih langsung oleh
rakyat agar dapat dikontrol secara langsung.. Dalam sistem ini, pembuatan Undang-
Undang Dasar (UUD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga
dipengaruhi oleh presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dipilih langsung
oleh rakyat. Presiden memiliki wewenang dalam menunjuk menteri-menteri yang
bertanggung jawab dalam menjalankan berbagai departemen pemerintahan. Selain itu,
kepala pemerintahan dalam sistem presidensial dapat dijatuhkan jika terbukti
melanggar hukum dan bersalah dalam pengadilan, menegaskan prinsip akuntabilitas
dan pemerintahan yang berdasarkan aturan hukum. Dengan demikian, sistem
presidensial menegaskan pentingnya pemilihan langsung oleh rakyat dalam
menentukan kepemimpinan eksekutif serta menegaskan prinsip keadilan dan supremasi
hukum sebagai pijakan utama dalam menjalankan pemerintahan.

2. Semi-Presidensial
Dalam sistem ini, kepala negara dan perdana menteri berperan penting. Presiden
menjalankan fungsi kepala pemerintahan, namun dengan pembagian tugas yang jelas.
Tugas internasional seperti perdagangan dan diplomasi dipegang oleh perdana menteri,
sementara tugas domestik diurus oleh presiden. Perdana menteri biasanya dipilih oleh
dan dari anggota parlemen, dengan mempertimbangkan partai politik yang
mendominasi di parlemen. Ini menunjukkan adanya campuran antara aspek-aspek
sistem presidensial dan parlementer, yang memberikan kerangka kerja yang unik dalam
pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan pemerintahan.
Dalam sistem campuran antara presidensial dan parlementer, pembuat Undang-Undang
Dasar (UUD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat bervariasi
tergantung pada peran masing-masing presiden dan perdana menteri dalam sistem
tersebut. Terdapat pembagian tanggung jawab di antara mereka di mana perdana
menteri bertanggung jawab atas menteri dalam negeri, sementara presiden bertanggung
jawab atas menteri luar negeri. Masa jabatan dan mekanisme penggantian kepala
pemerintahan juga dapat bervariasi tergantung pada konstitusi dan hukum yang berlaku
di negara tersebut.

3. Parlementer
Dalam demokrasi parlementer, kepala pemerintahan yang sebenarnya adalah
seorang perdana menteri atau kepala kabinet. Perdana menteri biasanya dipilih oleh
parlemen atau partai politik yang memiliki mayoritas di parlemen setelah pemilihan
umum. Pada sistem ini, keahlian teknis biasanya diakomodasi melalui berbagai
mekanisme. Salah satu cara adalah dengan mengandalkan staf ahli atau konsultan untuk
memberikan pengetahuan teknis yang diperlukan. Terkait teknisnya, di mana
pembuatan Undang-Undang Dasar (UUD) dipegang oleh parlemen yang mendapatkan
legitimasi langsung dari rakyat melalui pemilihan umum. Dalam sistem ini, anggota
kabinet ditentukan dari kalangan anggota parlemen yang berasal dari partai politik yang
memenangkan mayoritas kursi dalam pemilu. Efektivitas kekuasaan lebih ditentukan
oleh kabinet, karena kabinet merupakan badan eksekutif yang bertanggung jawab atas
penyelenggaraan pemerintahan sehari-hari. Seluruh menteri dalam kabinet berasal dari
parlemen dan secara langsung bertanggung jawab kepada parlemen. di mana menteri
harus mempertanggungjawabkan kebijakan dan tindakan mereka kepada badan
legislatif yang dipilih oleh rakyat. Kepala pemerintahan, yang biasanya adalah seorang
perdana menteri, dapat dipecat dari jabatannya jika kebijakannya tidak mayoritas di
mata parlemen atau kehilangan kepercayaan mayoritas anggota parlemen. Ini
menegaskan bahwa dalam sistem parlementer, pemerintahan yang efektif bergantung
pada dukungan mayoritas di parlemen dan dapat berubah sesuai dengan dinamika
politik yang ada.

Anda mungkin juga menyukai