1
Rendi Adiwilaga dkk, Sistem Pemerintahan Indonesia, Deepublish, Yogyakarta: 2018, hlm.
4.
2
Corra Elly Novianti, “Demokrasi dan Sistem Pemerintahan”, Jurnal Konstitusi, Vol. 10 No.
2, 2013, hlm. 337
3
Andryan, “Harmoniasasi Pemerintah Pusan dengan Daerah sebagai Efektifitas Sistem
Pemerintahan”, Jurnal Legislasi Indonesia, Vol. 16 No. 4, Desember 2019, hlm.427
bekerja dengan memp erhatikan kewenangan dan
pertanggungjawaban mas ing-masing lembag a.
4
Sunarto, “Prinsip Check and Balances dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia”, Masalah-
masalah Hukum, Jilid 45 No.2, April 2016, hlm. 159
5
Muliadi Anangkota, “Klasifikasi Sistem Pemerintahan Perspektif Pemerintahan Modern
Kekinian”, Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol.3 No.2, hlm. 149.
pemerin tahan ko lon ial y ang dipimpin o leh Gub ernur dan
legislatur, seorang presiden terpilih men ggantikan r aja atau
gubernur sebagai pemegang keku asaan eksekutif. Para p enyusun
Konstitusi Amerika Serikat 1789 di Philadelphia tidak me -
ngemukakan bahwa mereka mencip ta - kan s uatu konstitusi yang
sama sekali b aru. Mereka ing in memindahkan sistem
pemerin tahan Kerajaan Inggris yang dinilai baik di Amerika.
Lembag a yang baru ad alah Presiden seb agai pengganti Raja yang
turun temurun. Presiden d ipilih melalui p emilih an umu m yang
bebas. Presiden dibantu oleh presiden. Hanya dari sisi ini
nampak sebag ai pembaharuan yang mendasar diterap - k an di
Amerika Ser ikat. Karena itu tid ak mengherankan apab ila fungsi
kepala n egara dan kep ala pemerintahan masih diper tahankan ,
walaupun dijabat oleh o rang yang sama. Lembag a Kongres
menggunakan sistem bikameral. Majelis tin gginya disebu t Senat
dan Majelis r endah d isebut House of Repr esen - tatives. Sen ate
adalah wakil dari negar a bagian, yang puny a wibawa yang lebih
tinggi dar ipada anggo ta majelis yang d ud uk dalam House of
Representative. Kekuasaan Kongres dan Presiden ter - pisah
dengan kedudukan sama kuat. Artinya Pr esiden tidak dap at
diberhenti- kan oleh Kongres dan Kongres juga tidak dapat
dibubarkan o leh Presiden. Hubungan antara Kongres dan
Presiden inilah yang men cerminkan ajaran Tr ias
Politica.sehingga seringk ali pemerin ta - han presidensial selalu
dihubungkan dengan ajaran teori p emisah an kekuasaan yan g
sangat popular p ada abad k e -18 dan ke-19. 6
6
Indah Sari, “Karakteristik Sistem Pemerintahan Moderen di Tinjau dari Persprektif Ilmu
Negara”, Jurnal Mitra Manajemen, Vol. 7 No.1, 2015, hlm. 8-9.
7
Ribhka Annisa Ocovina, “Sistem Presidensial di Indonesia”, Jurnal Ilmu Pemerintahan,
Vol.4 No.2, Oktober 2018, hlm.249.
a. Kekuasaan eksekutif, keku asaan melaksan akan undang -
undang oleh kep ala n egara.
b. Kekuasaan leg islatif, keku asaan membu at un dang -undang.
c. Kekuasaan eksekutif, kekuasaan yang wajib
memper tahank an undang -undang dan b erhak member ikan
peradilan.
8
Halimah Nur Izzati, “Karakteristik Sistem Parlementer dalam Sistem Pemerintahan di
Indonesia Pasca Amandemen Undnag-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945”, JOM Fakultas Hukum, Vol.3 No.2, Oktober 2016, hlm.4
9
Muhammad Taufik, “Dinamika dalam Penerapan Sistem Pemerintahan Presidensial dan
Parlementer di Indonesia”, Jurnal Hukum Tata Negara, Vol. 1 No. 2, 2020, hlm. 130-131.
10
Muliadi Anangkota, “Klasifikasi Sistem Pemerintahan Perspektif Pemerintahan Modern
Kekinian”, Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol.3 No.2, hlm. 153.
Jadi dalam sistem pemerintahan parlementer, lembag a
eksekutif bertanggungjawab langsung kepada parlemen.
Parlemen memilik i per an penting dalam p emerin tahan n egar a
penganut sistem ini. Cir i jelas y ang mudah diing at un tuk
membed akan sistem ini d engan sistem lainnya, yaitu sistem
parlementer, jabatan presid en hanya seb agai kepala neg ara,
sedangkan yang menjadi kepala pemerintahan adalah perd ana
Menteri.
11
Indah Sari, “Karakteristik Sistem Pemerintahan Moderen di Tinjau dari Persprektif Ilmu
Negara”, Jurnal Mitra Manajemen, Vol. 7 No.1, 2015, hlm. 6
12
Julie VanDusky-Allen, “Winners, Losers, and Protest Behavior in Parliamentary
Systems”, The Social Science Journal, 2016, hlm. 9
Pada dasarnya, ia dicirik an oleh eksekutif ganda, yang terdiri
dari komponen p arlementer —yaitu per dana men teri d an
pemerin tah yang bertanggung jawab kepada legislatif —dan
komponen presidens ial— yaitu presiden yang dipilih secar a
langsung dengan k ekuatan politik yang nyata. 13 Jika sistem
presidensialny a leb ih menonjol, mak a sistem tersebut disebu t
sebagai kuasi-presid ensial atau semi presidensial. Sedangkan ,
jika sistem parlementernya lebih m eno njol, mak a disebut
sebagai kuasi-p arlementer atau semi par lementer.
13
Bart Maddens dan Stefaan Fiers, “The Direct PM Election and The Institutional
Presidenialisation of Parliamentary Sistems”, Electoral Studies, April 2003, hlm. 771.
14
Hyang Iman Kinasih Gusti, “Perbandingan Sistem Pemerintahan Negara Indonesia dan
Sistem Pemerintahan Negara Perancis”, (Tegal: Universitas Pancasakti, 2021), hlm. 114.
15
Indah Sari, “Karakteristik Sistem Pemerintahan Moderen di Tinjau dari Persprektif Ilmu
Negara”, Jurnal Mitra Manajemen, Vol. 7 No.1, 2015, hlm. 11
16
Mario F. Kembuan, “Kajian Yuridis Demokrasi dan Sistem Pemerintahan Menurut
Undang-Undang Dasar 1945”, Lex Et Sociestatis, Vol. VI No. 5, Juli 2018, hlm. 109.
menjad i dua kategori berdasark an pengatur an Undang -Undang
Dasar yang pernah berlaku di Indonesia, yaitu:
a. Sistem Pemer intah an Sebelu m Perubahan U UD 1945
Sistem Pemerintahan Neg ara Indon esia Berd asarkan UUD
1945 Sebelum Diamandemen. Pokok-pokok sistem
pemerin tahan n egara Indonesia b erdasarkan UUD 1945
sebelum diamand emen tertuang d alam Penjelasan UUD
1945 tentang tu juh kunci pokok sistem pemerin tahan
negara tersebut sebagai beriku t :
1) Indonesia ad alah negar a yang b erdasarkan atas h uku m
(rechtsstaat).
2)Sistem Konstitusional.
3) Kekuasaan negara y ang ter tinggi d i tang an Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
4) Presiden adalah peny elengg ara p emer intah negara y ang
tertingg i
dibawah Majelis Permusyawaratan Rakyat.
5) Presiden tidak bertang gung jawab k epada Dewan
Perwakilan
Rakyat.
6) Menteri n egara ialah pembantu pr esiden, menteri
negara tidak
bertanggungjawab kepada Dewan Perwak ilan Rakyat.
7)Kekuasaan kepala negar a tid ak tak terbatas. 17
17
Nisfu Sya’ban, “Sistem Pemerintah Indonesia Sebelum dan Sesudah Amandemen Undang-
Undang Dasar (UUD) 1945”, (Mataram: Universitas Muhammadiyah Mataram, 2020), hlm.
21.
5. Parlemen terd iri atas dua bagian (bikameral), Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah
(DPD). Para anggota dewan merupak an anggota MPR.
DPR memiliki kekuasaan leg islatif dan kekuasaan
mengawasi jalanny a pemer intah an.
6. Kekuasaan yudikatif dijalank an oleh Makamah Agung
dan badan per adilan d ibawahnya.
Sistem pemer intah an ini juga meng ambil unsur -unsur dari
sistem pemer intah an parlementer dan melakukan pembaharu an
untuk menghilangk an kelemahan -kelemahan yang ada dalam
sistem presidensial. Beb erapa variasi dari sistem pemer intah an
presidensial d i Indonesia adalah seb agai b er ikut:
18
Nisfu Sya’ban, “Sistem Pemerintah Indonesia Sebelum dan Sesudah Amandemen Undang-
Undang Dasar (UUD) 1945”, (Mataram: Universitas Muhammadiyah Mataram, 2020), hlm.
24-25.
tersebut harus dilakukan melalui amandemen konstitusi d an
revisi UU. 19
19
Moh Ilham A. Hamudy dan M. Saidi Rifki, “Strengthening the Multi-Party Presidential
Government in Indonesia”, Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review, Vol.4
No.2, Juli 2019, hlm. 225.
20
Ahmad Yani, “Sistem Pemerintahan Indonesia: Pendekatan Teori dan Praktek
Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945”, Jurnal Legislasi Indonesia, Vol. 15 No.2, Juli
2018, hlm.55
DAFTAR PUSTAKA
Adiwilaga, Rendy, Alfian, Yani, & Rusdia, Ujud. (2018). Sistem Pemerintah
Indonesia. Yogyakarta: Deepublish.
Gusti, H. (2021). "Perbandingan Sistem Pemerintahan Negara Indonesia dan
Sistem Pemerintahan Negara Prancis". Skripsi. Tegal: Universitas
Pancasakti.
Kembuan, F. M. (2018). Kajian Yuridis Demokrasi dan Sistem Pemerintahan
Menurut Undang-Undang Dasar 1945. Lex Et Societatis Vol. VI/No.
5/Jul/2018.
Sari, Indah. (2011). Karakteristik Sistem Pemerintahan Moderen ditinjau dari
Perspektif Ilmu Negara.
https://www.coursehero.com/file/122544042/520-973-1-SMpdf/.
Hamudy, M. I. A., & Rifki, M. S. (2019). Strengthening the Multi-Party
Presidential Government in Indonesia. Politik Indonesia: Indonesian
Political Science Review, 4(2), 208–232.
https://doi.org/10.15294/ipsr.v4i2.18447.
Maddens, B., & Fiers, S. (2004). The direct PM election and the institutional
presidentialisation of parliamentary systems. Electoral Studies, 23(4),
769–793. https://doi.org/10.1016/j.electstud.2003.10.006
Nizar, M., Amiruddin, & Sabardi, L. (2019). Ajaran Kausalitas Dalam
Penegakan Hukum Pidana (Studi Putusan Mahkamah ASunarto, S.
(2016). Prinsip Checks and Balances Dalam Sistem Ketatanegaraan
Indonesia. Masalah-Masalah Hukum, 45(2), 157.
https://doi.org/10.14710/mmh.45.2.2016.157-163gung Nomor 498 .
Jurnal Education and Development, 7(1), 185–185.
https://journal.ipts.ac.id/index.php/ED/article/view/1140
Noviati, C. E. (2017). Demokrasi Dan Sistem Pemerintahan. Jurnal
Konstitusi, 10(2), 333–354.
Izzati, N. H. (2016). Karakteristik Sistem Parlementer dalam Sistem
Pemerintahan di Indonesis Pasca Amandemen Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945. JOM Fakultas Hukum Volume III
Nomor 2, Oktober 2016.
Andryan. (2019). Harmonisasi Pemerintahan Pusat dengan Daerah sebagai
Efektifitas Sistem Pemerintahan. Jurnal LEGISLASI INDONESIA.
16(4), 419-432.
Sunarto, S. (2016). Prinsip Checks and Balances Dalam Sistem
Ketatanegaraan Indonesia. Masalah-Masalah Hukum, 45(2), 157.
https://doi.org/10.14710/mmh.45.2.2016.157-163
Suryana, N. (2019). CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan SENGKARUT
KEPENTINGAN AKTOR KEAMANAN (TINJAUAN ATAS
DINAMIKA PERUMUSAN UU KEAMANAN NASIONAL).
Core.Ac.Uk, 4(2), 247–251.
https://doi.org/10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx
SYA’BAN, N. (2020). Sistem Pemerintahan Indonesia Sebelum Dan
Sesudah Amadendemen Undang-Undang Dasar (Uud) 1945. 54.
Taufik, M. (2021). Dinamika Dalam Penerapan Sistem Pemerintahan
Pesidensial Dan Parlementer Di Indonesia. Qaumiyyah: Jurnal Hukum
Tata Negara, 1(2), 127–141.
https://doi.org/10.24239/qaumiyyah.v1i2.10
VanDusky-Allen, J. (2017). Winners, losers, and protest behavior in
parliamentary systems. Social Science Journal, 54(1), 30–38.
https://doi.org/10.1016/j.soscij.2016.12.003
Yani, A. (2018). Sistem Pemerintahan Indonesia: Pendekatan Teori dan
Praktek Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945. Jurnal Ilmiah
Kebijakan Hukum, 12(2), 119.
https://doi.org/10.30641/kebijakan.2018.v12.119-135