INDAH LESTARI MUH. FARHAN AKHIR R RIAN ZULFIKAR MARSELLA RAHAYU ALIFUDDIN MAULANA F ALDA PRANASTUTI NURLAELA TULQADRIANI
PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI ICP
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR BAB I PENDAHULUAN
Konstitusi merupakan seperangkat aturan dan prinsip-prinsip yang mengatur
bagaimana suatu negara diatur dan beroperasi. Konstitusi juga merupakan landasan bagi hukum dan pemerintahan negara, serta sebagai jaminan bagi hak dan kebebasan individu. Sistem konstitusi merujuk pada kerangka hukum yang mengatur cara negara diatur dan bagaimana hak dan kewajiban individu serta pemerintah diatur dan dipertahankan. Sistem konstitusi adalah sebuah sistem yang mengatur cara-cara pelaksanaan pemerintahan suatu negara. Konstitusi ini merupakan sebuah aturan dasar atau hukum tertinggi yang mengatur struktur dan fungsi pemerintah serta hak dan kewajiban rakyat. Dalam sistem konstitusi, negara harus mematuhi prinsip-prinsip dasar yang telah diatur dalam konstitusi, termasuk prinsip-prinsip demokrasi, kebebasan, hak asasi manusia, dan supremasi hukum. Tujuan dari sistem konstitusi adalah untuk memastikan bahwa pemerintahan berjalan secara efektif dan efisien, serta memberikan perlindungan dan kesejahteraan kepada rakyat. Sistem konstitusi juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan kekuasaan antara pemerintah dan rakyat, serta antara cabang-cabang pemerintahan. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas mengenai sistem konstitusi secara umum. Makalah ini akan membahas tentang pengertian sistem konstitusi, jenis-jenis sistem konstitusi, ciri-ciri sistem konstitusi yang baik, serta keuntungan dan kelemahan dari sistem konstitusi. BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SISTEM KONSTITUSI
Sistem konstitusi adalah kerangka hukum yang mengatur cara negara diatur dan bagaimana hak dan kewajiban individu serta pemerintah diatur dan dipertahankan. Konstitusi merupakan dasar hukum dari suatu negara yang mencakup aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang mengatur cara negara diatur dan dijalankan, hak-hak dasar warga negara, serta kewajiban-kewajiban pemerintah. Konstitusi sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu konstitusi tertulis dan tidak tertulis. Konstitusi tertulis adalah konstitusi yang dituliskan dalam suatu dokumen tertentu, sedangkan konstitusi tidak tertulis adalah konstitusi yang tidak dituliskan dalam satu dokumen tertentu, namun terbentuk melalui kebiasaan, tradisi, dan praktik. B. JENIS-JENIS SISTEM KONSTITUSI Sistem konstitusi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut: 1. Sistem konstitusi presidensial Sistem konstitusi presidensial adalah sistem konstitusi yang memisahkan kekuasaan eksekutif dan legislatif secara tegas dan jelas. Dalam sistem ini, presiden merupakan kepala negara dan kepala pemerintahan, serta memiliki hak veto atas undang-undang yang disahkan oleh legislatif. 2. Sistem konstitusi parlementer Sistem konstitusi parlementer adalah sistem konstitusi yang tidak memisahkan kekuasaan eksekutif dan legislatif secara tegas dan jelas. Dalam sistem ini, kepala negara biasanya merupakan seorang raja atau ratu, sementara kepala pemerintahan adalah perdana menteri yang dipilih oleh parlemen. 3. Sistem konstitusi campuran Sistem konstitusi campuran adalah sistem konstitusi yang menggabungkan elemen- elemen dari sistem konstitusi presidensial dan parlementer. Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif dan legislatif dipisahkan, namun kepala negara dan kepala pemerintahan dapat berasal dari kedua institusi tersebut. C. CIRI-CIRI SISTEM KONSTITUSI YANG BAIK Sistem konstitusi yang baik harus memenuhi beberapa ciri-ciri, yaitu sebagai berikut: 1. Mempunyai dasar hukum yang kuat dan jelas Sistem konstitusi yang baik harus memiliki dasar hukum yang kuat dan jelas. Konstitusi harus menjadi sumber hukum tertinggi dan harus dihormati oleh semua pihak, termasuk pemerintah dan rakyat. Dasar hukum yang jelas dan kuat memastikan bahwa semua tindakan pemerintah sesuai dengan hukum dan tidak menyalahi hak-hak warga negara. 2. Membagi kekuasaan secara jelas dan adil Sistem konstitusi yang baik harus membagi kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif secara jelas dan adil. Pembagian kekuasaan yang jelas dan adil dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan dan melindungi hak-hak warga negara. 3. Mempunyai hak-hak asasi manusia yang diakui Sistem konstitusi yang baik harus mengakui hak-hak asasi manusia dan melindunginya dengan cara yang jelas dan adil. Hak-hak tersebut harus mencakup hak atas kebebasan berbicara, hak atas hak asasi sosial dan ekonomi, serta hak atas kebebasan beragama dan keyakinan. 4. Mempunyai lembaga-lembaga yang independen dan berdaulat Sistem konstitusi yang baik harus memastikan bahwa lembaga-lembaga negara, seperti legislatif, yudikatif, dan eksekutif, independen dan berdaulat. Lembaga-lembaga tersebut harus bekerja secara terpisah dan tidak terikat satu sama lain, dan harus dijalankan dengan cara yang adil dan tidak memihak. 5. Mempunyai mekanisme perubahan konstitusi yang jelas Sistem konstitusi yang baik harus mempunyai mekanisme yang jelas untuk melakukan perubahan konstitusi. Perubahan konstitusi harus dilakukan dengan cara yang adil dan tidak memihak, dan harus melalui proses yang terbuka dan demokratis.
D. KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN SISTEM KONSTITUSI
Sistem konstitusi memiliki keuntungan dan kelemahan yang dapat mempengaruhi
stabilitas dan kualitas pemerintahan suatu negara. Beberapa keuntungan dari sistem konstitusi adalah sebagai berikut: 1. Mempertahankan kestabilan politik dan sosial Sistem konstitusi yang baik dapat mempertahankan kestabilan politik dan sosial dengan menjamin hak-hak individu dan membagi kekuasaan secara adil. 2. Menjaga kebebasan individu dan mendorong partisipasi politik Sistem konstitusi yang baik dapat menjaga kebebasan individu dan mendorong partisipasi politik dengan memberikan hak-hak warga negara yang diakui dan memberikan akses yang lebih terbuka ke dalam proses politik. Namun, ada juga beberapa kelemahan dari sistem konstitusi, yaitu sebagai berikut: 1. Membatasi kebebasan dan inovasi Sistem konstitusi yang terlalu kaku dan rigid dapat membatasi kebebasan dan inovasi, serta membuat sulit untuk melakukan perubahan yang diperlukan. 2. Kemungkinan terjadinya deadlock Sistem konstitusi yang membagi kekuasaan secara tegas dan jelas antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif dapat memicu terjadinya deadlock atau kebuntuan dalam pengambilan keputusan karena masing-masing institusi memegang kekuasaan yang sama. 3. Tidak cocok untuk semua negara Sistem konstitusi tidak cocok untuk semua negara karena tiap negara memiliki kondisi politik, sosial, dan budaya yang berbeda. Sebuah sistem konstitusi yang cocok untuk satu negara tidak selalu cocok untuk negara lain. BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam konklusinya, sistem konstitusi merupakan kerangka hukum yang mengatur
cara negara diatur dan bagaimana hak dan kewajiban individu serta pemerintah diatur dan dipertahankan. Sistem konstitusi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sistem konstitusi presidensial, parlementer, dan campuran. Sistem konstitusi yang baik harus memenuhi beberapa ciri-ciri, seperti memiliki dasar hukum yang kuat, menjaga kebebasan individu, dan mempertahankan kestabilan politik dan sosial. Sistem konstitusi memiliki keuntungan dan kelemahan yang dapat mempengaruhi stabilitas dan kualitas pemerintahan suatu negara. Namun, tiap negara memiliki kondisi politik, sosial, dan budaya yang berbeda, sehingga sebuah sistem konstitusi yang cocok untuk satu negara tidak selalu cocok untuk negara lain.