Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN


ANGINA PEKTORIS

OLEH
KELAS: A/III

KELOMPOK II
1. Yunita Tali Tael (1714 02721)
2. Anguinto Selan (1716 02721)
3. Jeannita S.H. Aumara (1721 02721)
4. Isak Yakub Dimu Lulu (1688 02721)
5. Julniana Dillak
6. Muni Bansae ( 1695 02721)
7. Elda Tanone (1703 02721)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah melimpahkan
rahmat dan berkatnya sehingga penulis dapat meyelesaikan tugas dengan judul “asuhan
keperawatan pada pasien dengan diagnose angina pectoris” Dengan adanya penulisan makalah
ini semoga dapat membantu dalam pembelajaran kita dan bisa menyelesaikan masalah-masalah,
yang khususnya dalam ruang lingkup ilmu keperawatan.

Penulis menyadari bahwa susunan pembuatan studi kasus ini belum mencapai hasil yang
sempurna. Oleh karena itu, kritikan dan saran sangat diharapkan yang bersifat membangun demi
penyempurnaan tugas ini.

Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga tugas ini dapat
membantu pembaca dalam mengupas imajinasi mengenai hal-hal yang masih belum
diungkapkan dalam membahas asuhan keperawatan pada penyakit angina pectoris.

Kupang, 03 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................

BAB I : LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................

1. 3 Tujuan................................................................................................................

1.4 Manfaat...............................................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Definisi...............................................................................................................

2.2 Etiologi...............................................................................................................

2.3 Klasifikasi...........................................................................................................

2.4 Patofisiologi........................................................................................................

2.5 Pathway..............................................................................................................

2.6 Manifestasi Klinis...............................................................................................

2.7 Komplikasi.........................................................................................................

2.8 Pemeriksaan Diagnostik ....................................................................................


..................................................................................................................................

2.9 Penatalaksanaan..................................................................................................

BAB III : PENUTUP

4.1 Saran...................................................................................................................

4.2 kesimpulan..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

LAPORAN PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang

Angina Pectoris adalah nyeri dada yang ditimbulkan karena iskemik miokrad dan
bersifat sementara atau reversible. Angina Pectoris adalah suatu sintromakronis dimana
klien dapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti di tekan, atau terasa berat di dada
yang sering kali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktivitas dan
segera hilang bila aktifitas berhenti. Angina pektoris adalah suatu istilah yang di gunakan
untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah
retrosterum (penuntun praktis kardiovaskuler) (syaufuddin.2014)

Angina pektoris adalah suatu sindroma klinis yang di tandai dengan episode atau paroksismal
nyeri atau perasaan tertekan di dada depan. Angina pectoris ialah ke adadan di mana klien merasa
sakit dada yang kuat akibat dari penyakit jantung ischemic yaitu kekurangan pengaliran darah dan
oksigen ke myocardium jantung.

Angina biasanya terjadi di waktu Latihan, sres emosi yang parah, atau setelah makan yang berat
selama periode-periode ini, otot jantung menuntut lebih banyak oksigen darah dari pada arteri
arteri yang menyepit dapat berikan. Angina secara khas berlangsung dari 1-15 menit dan
dibebaskan dengan istirahat atau dengan menempatka tablet nitrolycerin mengendurkan
pembuluh-pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Keduanya istrahat dan nitroglycerin
mengurangi permintaan otot jantung untuk oksigen, jadi membebaskan angina, (sudoyo,2017)

1.2 Rumusan Masalah

a. Untuk menegetahui apa itu angina pectoris?

b. Untuk mengetahui apa saja etiologi dan factor resiko dari angina pectoris?

c. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi dari angina pectoris?

d. Bagaiaman patofisiologi angina pectoris?

e. Bagaimana penatalaksanaan angina pectoris?


1.3 Tujuan

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari pembuatan Asuhan Keperawatan ini yaitu untuk menegetahui penyakit
Angina Pectoris pada pasien

b. Tujuan Khusus

a. Untuk menegetahui apa itu angina pectoris?

b. Untuk mengetahui apa saja etiologi dan factor resiko dari angina pectoris?

c. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi dari angina pectoris?

d. Bagaiaman patofisiologi angina pectoris?

e. Bagaimana penatalaksanaan angina pectoris?

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari Asuhan Keperawatan ini adalah dimanfaatkan sebaik mungkin, sehingga
dapat memenuhi tugas yang diberikan dan sebagai sarana media pembelajaran serta menambah
wawasan pengetahuan
BAB II

PEMBAHASAN

ANGINA PECTORIS

2.1 Definisi
Angina Pectoris adalah perasaan tercekik di dada. Angina pectoris juga merupakan
istilah yang umum digunakan dalam kesehatan untuk menggambarkan rasa dari nyeri dada
yang disebabkan oleh iskemia miokard. (Perrin, 2009). Istilah angina berasal dari bahasa
latin yang artinya tersumbat. Angina pectoris adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan nyeri dada atau ketidaknyamanan akibat penyakit arteri koronari.
(Morton. 2009).
Angina pectoris memiliki arti nyeri dada intermiten yang disebabkan oleh iskemia
miokardium yang refersibel dan sementara (Robbins, 2007). Angina pectoris adalah nyeri
hebat berasal dari jantung dan terjadi sebagai respon terhadap suplai oksigen yang tidak
adekuat ke sel-sel miokardium. Nyeri bisa menyebar dilengan kiri ke punggung, ke rahang
atau ke daerah abdomen (Corwin, 2009). Jadi berdasarkan pengertian di atas, dapat
disimpulkan angina pectoris adalah nyeri hebat yang menyebar ke lengan kiri, ke
punggung, ke rahang, atau ke daerah abdomen dan terjadi sebagai akibat suplai oksigen
yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium.

2.2 Etiologi
Angina pektoris dapat terjadi bila otot jantung memerlukan asupan oksigen yang lebih
pada waktu tertentu, misalnya pada saat bekerja, makan, atau saat sedang mengalami stress.
Jika pada jantung mengalami penambahan beban kerja, tetapi supplai oksigen yang
diterima sedikit, maka akan menyebabkan rasa sakit pada jantung. Oksigen sangatlah
diperlukan oleh sel miokard untuk dapat mempertahankan fungsinya. Oksigen yang didapat
dari proses koroner untuk sel miokard ini, telah terpakai sebanyak 70 - 80 %, sehingga
wajar bila aliran koroner menjadi meningkat. Aliran darah koroner terutama terjadi
sewaktu diastole pada saat otot ventrikel dalam keadaan istirahat.
Faktor- faktor yang mempengaruhi pemakaian oksigen pada jantung, adalah:

a. Denyut Jantung
Apabila denyut jantung bertambah cepat, maka kebutuhan oksigen tiap menitnya akan
bertambah.

b. Kontraktilitas
Dengan bekerja, maka akan banyak mengeluarkan katekolamin (adrenalin dan nor
adrenalin) sehingga dapat meningkatkan kontraksi pada jantung.

c. Tekanan Sistolik Ventrikel Kiri


Makin tinggi tekanan, maka akan semakin banyak pemakaian oksigen.

d. Ukuran Jantung
Jantung yang besar, akan memerlukan oksigen yang banyak.

Faktor-faktor penyebab lainnya, antara lain adalah :

1. Aterosklerosis
2. Denyut jantung yang terlalu cepat
3. Anemia berat
4. Kelainan pada katup jantung, terutama aortic stenosis yang disebabkan oleh
sedikitnya aliran darah ke katup jantung.
5. Penebalan pada di dinding otot jantung - hipertropi- dimana dapat terjadi pada
penderita tekanan darah tinggi sepanjang tahun
6. Spasme arteri coroner
2.3 Klasifikasi
1. Angina Stabil
Juga disebut angina klasik. Terjadi sewaktu arteri koroner yang aterosklerotik tidak
dapat berdilatasi untuk meningkatkan aliran darah saat terjadi peningkatan kebutuhan
oksigen. Peningkatan kerja jantung dapat menyertai aktifitas fisik seperti berolah raga,
naiktangga, atau bekerja keras. Pajanan dingin, terutama bila disertai bekerja seperti
menyekop salju. Stres mental termasuk stress yang terjadi akibat rasa marah serta tugas
mental seperti berhitung, dapat mencetuskan angina klasik. Nyeri pada angina jenis ini,
biasanya menghilang, apabila individu yang bersangkutan menghentikan aktivitasnya.
2. Angina Variant (Prinzmetal)
Terjadi tanpa peningkatan jelas beban kerja jantung dan pada kenyataannya sering
terjadi pada saat istirahat. Pada angina ini, suatu arteri koroner mengalami spasme yang
menyebabkan iskemik jantung. Kadang-kadang tempat spasme berkaitan dengan
aterosklerosis. Ada kemungkinan bahwa walaupun tiak jelas tampak lesi pada arteri,
dapat terjadi kerusakan lapisan endotel yang samar. Hal ini menyebabkan peptide
vasoaktif memiliki akses langsung ke lapisan otot polos dan menyebabkan kontraksi
arteri koroner. Disritmia sering terjadi pada angina variant
3. Angina Tidak Stabil
Merupakan jenis angina yang sangat berbahaya dan membutuhkan penanganan
segera. Dijumpai pada individu dengan penyakit arteri koroner yang memburuk. Angina
ini biasanya menyertai peningkatan beban kerja jantung. Hal ini tampaknya terjadi akibat
aterosklerosis koroner, yang ditandai perkembangan thrombus yang mudah mengalami
spasme. Terjadi spasme sebagai respon terhadap peptida vasoaktif yang dikeluarkan
trombosit yang tertarik ke area yang mengalami kerusakan. Seiring dengan pertumbuhan
thrombus, frekuensi dan keparahan serangan angina tidak stabil meningkat dan individu
beresiko mengalami kerusakan jantung irreversible. Unstable angina dapat juga
dikarenakan kondisi kurang darah (anemia) khususnya jika anda telah memiliki
penyempitan arteri koroner sebelumnya Tidak seperti stable angina, angina jenis ini tidak
memiliki pola dan dapat timbul tanpa aktivitas fisik berat sebelumnya serta tidak
menurun dengan minum obat ataupun istirahat. Angina tidak stabil termasuk gejala infark
miokard pada sindrom koroner akut.
2.4 Patofsiologi
Sakit dada pada angina pektoris disebabkan karena timbulnya iskemia miokard
atau karena suplai darah dan oksigen ke miokard berkurang. Aliran darah berkurang
karena penyempitan pembuluh darah koroner (arteri koronaria). Penyempitan terjadi
karena proses ateroskleosis atau spasme pembuluh koroner atau kombinasi proses
aterosklerosis dan spasme.

Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar.


Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi nutrient oleh sel-
sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran
darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah
yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen
menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat. Pada lumen yang menyempit dan
berdinding kasar, akan cenderung terjadi pembentukan bekuan darah. Hal ini
menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit
tromboemboli, yang merupakan komplikasi tersering aterosklerosis.

Pada mulanya, suplai darah tersebut walaupun berkurang masih cukup untuk
memenuhi kebutuhan miokard pada waktu istirahat, tetapi tidak cukup bila kebutuhan
oksigen miokard meningkat seperti pada waktu pasien melakukan aktivitaas fisik yang
cukup berat. Pada saat beban kerja suatu jaringan meningkat, kebutuhan oksigennya juga
meningkat. Apabila kebutuhan oksigen meningkat pada jantung yang sehat, arteri-arteri
koroner akan berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot
jantung. Akan tetapi apabila arteri koroner mengalami kekakuan atau menyempit akibat
aterosklerosis dan tidak dapatberdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan
oksigen, dan terjadi iskemia(kekurangan suplai darah) miokardium dan sel-sel
miokardium mulai menggunakan glikolisis anaerob untuk memenuhi kebutuhan
energinya. Proses pembentukan energy ini sangat tidak efisien dan menyebabkan
pembentukan asam laktat. Asam laktat menurunkan pH miokardium dan menyebabkan
nyeri ang berkaitan dengan angina pectoris. Apabila kebutuhan energy sel-sel jantung
berkurang, suplai oksigen oksigen menjadi adekut dan sel-sel otot kembali keproses
fosforilasi oksidatif untuk membentuk energy. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat.
Dengan menghilangnya penimbunan asam laktat, nyeri angina pectoris mereda.

2.5 Pahway
2.6 Manifestasi Klinis
a. Angina Stabil
 Rasa tidak nyaman sering menyebar ke leher, bahu dan punggung.
 Sesak pada saat beraktifitas, kelelahan
 Merasa tidak nyaman pada sternum seperti rasa tertekan
 Hilang dalam waktu yang pendek sekitar 5 menit atau kurang
 Hilang dengan segera ketika anda beristirahat atau menggunakan pengobatan
terhadap angina
b. Angina tidak stabil
 Ciri khas ketidaknyamanan di dada pada angina ini berupa: nyeri dada retrosternal
atau percordial yang tertekan, sering menyebar ke leher, lengan kiri, dan bahu.
 Mual, muntah, palpitasi dan sesak napas
 Gejala terjadi pada saat istirahat atau pada saaat beraktifitas ringan
 Biasanya lebih parah dan hilang dalam waktu yang lebih lama
 Dapat tidak akan hilang saat beristirahat ataupun pengobatan angina
 EKG: Deviasi segment ST depresi atau elevasi.
c. Angina Varians
 Ketidaknyamanan retrosternal mungkin menyebar ke lengan, leher atau rahang
biasanya terjadi pada saat istirahat, sering terjadi pada waktu pagi hari.
 EKG deviasi segment ST depresi atau elevasi yang timbul pada waktu serangan yang
kemudian normal setelah serangan selesai.
2.7 Komplikasi

1) Stable Angina Pectoris 


2) Unstable Angina Pectoris
3) Hipoksemi 
4) Dekompensatio cordis
5) Infark miokard acut (IMA) 
6) Aritmia

7) Kematian Jantung Mendadak (Sudden Cardiac Death)


2.8 Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
Untuk menyingkirkan diagnosis infark miokard jantung akut maka sering dilakukan
pemeriksaan enzim CPK, SGOT atau LDH. Enzim tersebut akan meninggi pada infark
jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan lipid darah,
seperti kadar kolesterol, HDL, LDL, dan trigliserida perlu dilakukan untuk menemukan
faktor risiko.
b. EKG
EKG merekam adanya nyeri mungkin disebabkan iskemia dengan menggambarkan tanda
ST elevasi atau depresi. Rekaman EKG selama episode nyeri memberi kesan adanya
kekakuan arteri koroner dan meluasnya otot jantung menandakan adanya atau terjadinya
iskemia.
c. Latihan EKG
Selama stress tes, pasien berlatih dengan treadmill atau sepeda yang tidak berjalan sampai
mencapai 85% dari frekuensi jantung. EKG atau vital sign mungkin mengindikasikan
adanya iskemia
d. EBCT (Electron Beam Computed Temography)
Tindakan non invasive ini memungkinkan mendeteksi jumlah dari kalsium dalam arteri
koroner. Karena klasifikasi terjadi dengan adanya pembentukan dari plak aterosklerosis
dikoroner. Tingginya nilai kalsium koroner mempunyai hubungan dengan penyakit
sumbatan koroner.
e. Koroner Angiography
Angiography merupakan tes atau pemeriksaan diagnostic yang paling akurat dalam
menegakkan diagnose adanya sumbatan pada arteri koroner karena adanya aterosklerosis.
f. Foto Thoraks
Foto thorak adalah teknik yang mudah untuk melihat atau mendeteksi adanya
cardiomegaly dan penyebab nyeri dada yang bukan pada bagian jantung (misalnya;
pleuritis atau pneumonia).
2.9 Penatalaksanaan
Ada dua tujuan utama penatalaksanaan angina pectoris:

1) Mencegah terjadinya infark miokard dan nekrosis, dengan demikian meningkatkan


kuantitas hidup.
2) Mengurangi symptom dan frekwensi serta beratnya ischemia, dengan demikian  
meningkatkan kualitas hidup.
Prinsip penatalaksanaan angina pectoris adalah: meningkatkan pemberian oksigen
(dengan meningkatkan aliran darah koroner) dan menurunkan kebutuhan oksigen
(dengan mengurangi kerja jantung).

 1. Terapi Farmakologis untuk anti angina dan anti iskhemia


a.    Penyekat Beta
obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta dapat menurunkan
kebutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan frekwensi denyut jantung,
kontraktilitas, tekanan di arteri dan peregangan pada dinding ventrikel kiri. Efek
samping biasanya muncul bradikardi dan timbul blok atrioventrikuler. Obat penyekat
beta antara lain: atenolol, metoprolol, propranolol, nadolol.
b.    Nitrat dan Nitrit
Merupakan vasodilator endothelium yang sangat bermanfaat untuk mengurangi
symptom angina pectoris, disamping juga mempunyai efek antitrombotik dan
antiplatelet. Nitrat menurunkan kebutuhan oksigen miokard melalui pengurangan
preload sehingga terjadi pengurangan volume ventrikel dan tekanan arterial. Salah satu
masalah penggunaan nitrat jangka panjang adalah terjadinya toleransi terhadap nitrat.
Untuk mencegah terjadinya toleransi dianjurkan memakai nitrat dengan periode bebas
nitrat yang cukup yaitu 8 – 12 jam. Obat golongan nitrat dan nitrit adalah : amil nitrit,
ISDN, isosorbid mononitrat, nitrogliserin.
c.     Kalsium Antagonis
obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium melalui saluran
kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi otot polos pembulu darah sehingga terjadi
vasodilatasi pada pembuluh darah epikardial dan sistemik. Kalsium antagonis juga
menurunkan kabutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan resistensi vaskuler
sistemik. Golongan obat kalsium antagonis adalah amlodipin, bepridil, diltiazem,
felodipin, isradipin, nikardipin, nifedipin, nimodipin, verapamil.
d.    Terapi Farmakologis untuk mencegah Infark miokard akut
1) Terapi antiplatelet, obatnya adalah aspirin diberikan pada penderita PJK baik
akut atau kronik, kecuali ada kontra indikasi, maka penderita dapat diberikan
tiiclopidin atau clopidogrel.
2) Terapi Antitrombolitik, obatnya adalah heparin dan warfarin. Penggunaan
antitrombolitik dosis rendah akan menurunkan resiko terjadinya ischemia pada
penderita dengan factor resiko .
3) Terapi penurunan kolesterol, simvastatin akan menurunkan LDL (low
density lipoprotein) sehingga memperbaiki fungsi endotel pada daerah
atheroskelerosis maka aliran darah di arteria koronaria lebih baik.
           2.     Revaskularisasi Miokard
Angina pectoris dapat menetap sampai bertahun-tahun dalam bentuk serangan
ringan yang stabil. Namun bila menjadi tidak stabil maka dianggap serius, episode
nyeri dada menjadi lebih sering dan berat, terjadi tanpa penyebab yang jelas. Bila
gejala tidak dapat dikontrol dengan terapi farmakologis yang memadai, maka
tindakan invasive seperti PTCA (angioplasty coroner transluminal percutan) harus
dipikirkan untuk memperbaiki sirkulasi koronaria.

           3.    Terapi Non Farmakologis


Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan oksigen
jantung antara lain : pasien harus berhenti merokok, karena merokok
mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan darah, sehingga memaksa jantung
bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan menurunkan berat badan untuk
mengurangi kerja jantung. Mengurangi stress untuk menurunkan kadar adrenalin
yang dapat menimbulkan vasokontriksi pembulu darah. Pengontrolan gula darah.
Penggunaan kontra sepsi dan kepribadian seperti sangat kompetitif, agresif atau
ambisius.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Angina pectoris adalah suatu syndrome yang ditandai dengan rasa tidak enak yang
berulang di dada dan daerah lain sekitarnya yang berkaitan yang disebabkan oleh ischemia
miokard tetapi tidak sampai terjadi nekrosis. Rasa tidak enak tersebut sering kali
digambarkan sebagai rasa tertekan, rasa terjerat, rasa kemeng, rasa penuh, rasa terbakar, rasa
bengkak dan rasa seperti sakit gigi.Rasa tidak enak tersebut biasanya berkisar 1 – 15 menit di
daerah retrosternal, tetapi dapat juga menjalar ke rahang, leher, bahu, punggung dan lengan
kiri.Walaupun jarang, kadang-kadang juga menjalar ke lengan kanan.Kadang-kadang
keluhannya dapat berupa cepat capai, sesak nafas pada saat aktivitas, yang disebabkan oleh
gangguan fungsi akibat ischemia miokard.Penyakit angina pektoris ini juga disebut sebagai
penyakit kejang jantung.Penyakit ini timbul karena adanya penyempitan pembuluh koroner
pada jantung yang mengakibatkan jantung kehabisan tenaga pada saat kegiatan jantung
dipacu secara terus-menerus karena aktifitas fisik atau mental.
Oleh karebna itu kita harus melakukan pencegahan dini terhadap penyakit angina pectoris
Berikut adalah beberapa tindakan pencegahan angina:
1. Berhenti merokok.
2. Menurunkan berat badan jika mengalami obesitas.
3. Mengkonsumsi makanan rendah lemak dan tinggi serat.
4. Olahraga teratur terbukti efektif mencegah angina.
5. Hindari stres yang tidak perlu dan belajar teknik relaksasi.
6. Kurangi konsumsi alkohol.
7. Jangan menambahkan garam pada makanan.
3.2 Saran

Dari tugas kasus ini saya mengharapkan agar para pembaca bisa membaca, memahami
dan membuat tugas kasus ini menjadi referensi untuk belajar mengetahui tentang penyakit
angina pectotris yang merupakan salah satu penyakit sistem kardiovaskuler. Demi
kesempurnaannya penulis mengharapkan kritik dan dan saran yang membangun dari
pembaca agar bisa menjadi lebih baik selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medical-Bedah Vol 2. Jakarta: EGC

Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6. Jakarta:
EGC

Ruhyanudin, faqih. 2006. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system

kardiovaskuler. Malang: UMM Press

Elizabeth J. 2009. Patofisiologi. Jakarta: EGC

Houn, H. Gray, Keith D. Dawkins, Iain A. Simpson & Jhon M. Morgan. 2005. Lecture notes

kardiologi. Jakarta: Erlangga

CorwinEJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC

Finarga. 2010. Angina. Dimuat dalam http://finarga.blogspot.com/ (diakses pada 11 Maret 2012

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius

Anda mungkin juga menyukai