Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ASKEP GADAR KARDIOPULMONAL

ANGINA PEKTORIS

OLEH :

LISA WIDIYA INDRAWATI


P07220216026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur hanya milik Allah SWT, Karena berkat rahmat, karunia
serta hidayah-Nya Tim Penulis dapat menyelesaikan makalah mata ajar ini.
Makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari beberapa pihak yang
ikhlas bersedia meluangkan waktunya untuk membantu Penulis. Maka pada
kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:

1. Dosen pengajar Asuhan Keperawatan Gadar Kardiopulmonal


2. Orangtua tercinta yang selalu memberikan dorongan dan bantuan baik
berupa materil maupun moril yang tidak ternilai harganya.
3. Teman-teman Tingkat IV D4 Keperawatan yang senantiasa memberikan
semangat dan dorongan selama penulisan Makalah ini.
4. Semua pihak yang telah ikut membantu baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan Makalah ini.

Tim penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini.Semoga Makalah ini dapat berguna bagi Penulis,
pihak-pihak yang telah membantu dan kepada siapa saja yang ingin
memanfaatkannya sebagai referensi keilmuanya. Amiin.

Samarinda, 24 Juli 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1


B. Kajian Teori ..................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORI ........................................................................................

A. Pengertian Angina Pektoris .................................................................................


B. Penyebab Angina Pektoris ..................................................................................
C. Tanda dan Gejala Angina Pektoris ......................................................................
D. Patofisiologi Angina Pektoris .............................................................................
E. Pemeriksaan diagnostik termasuk gambaran EKG Angina Pektoris .................
F. Pemeriksaan Lab Angina Pektoris ......................................................................
G. Tindakan Gadar Medik Angina Pektoris.............................................................
H. Diagnosa Keperawatan (SDKI) .........................................................................
I. Kriteria hasil (SLKI) ..........................................................................................
J. Intervensi (SIKI) .................................................................................................

BAB III PENUTUP ......................................................................................................

A. Kesimpulan .........................................................................................................
B. Saran ...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Kajian Teori

C. Tujuan Penulisan

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Medik


1. Definisi
Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik
miokard dan bersifat sementara atau reversibel. (Dasar-dasar
keperawatan kardiotorasik, 1993).
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien
mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau
terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri
yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas
berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996). Angina pektoris
adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa
tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum.
(Penuntun Praktis Kardiovaskuler).
Angina pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan
episode atau paroksismal nyeri atau perasaan tertekan di dada depan.
(Brunner dan Suddart, 1997). Angina pectoris ialah keadaan di mana
klien merasa sakit dada yang kuat akibat dari penyakit jantung
ischemic iaitu kekurangan pengaliran darah dan oksigen ke
myocardium jantung. (Angina bermaksud tercekik. Pectoris
bermaksud dada).
Angina biasanya terjadi waktu latihan, stres emosi yang parah, atau
setelah makan yang berat. Selama periode-periode ini, otot jantung
menuntut lebih banyak oksigen darah daripada arteri-arteri yang
menyempit dapat berikan. Angina secara khas berlangsung dari 1
sampai 15 menit dan dibebaskan dengan istirahat atau dengan
menempatkan tablet nitroglycerin dibawah lidah. Nitroglycerin
mengendurkan pembuluh-pembuluh darah dan menurunkan tekanan
darah. Keduanya istirahat dan nitroglycerin mengurangi permintaan
otot jantung untuk oksigen, jadi membebaskan angina.

5
2. Etiologi
 Faktor penyebab Angina Pektoris antara lain:
– Suplai oksigen yang tidak mencukupi ke sel-sel otot-otot
jantung dibandingkan kebutuhan.
– Ketika beraktivitas, terutama aktivitas yang berat, beban
kerja jantung meningkat. Otot jantung memompa lebih
kuat.
– Riwayat merokok (Baik perokok aktif maupun perokok
pasif)
– Angina disebabkan oleh penurunan aliran darah yang
menuju area jantung. Kadang-kadang , jenis penyakit
jantung yang lain atau hipertensi yang tidak terkontrol
dapat menyebabkan angina.
– Ateriosklerosis merupakan istilah umum untuk beberapa
penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan
kurang lentur dimana bahan lemak terkumpul dibawah
lapisan sebelah dalam dari dinding arteri.
– Spasme arteri koroner
– Anemia berat
– Artritis
– Aorta Insufisiensi

 Faktor resiko antara lain adalah:


Dapat Diubah (dimodifikasi)
– Diet (hiperlipidemia)
– Rokok
– Hipertensi
– Stress

6
– Obesitas
– Kurang aktifitas
– Diabetes Mellitus
– Pemakaian kontrasepsi oral

Tidak dapat diubah

– Usia
– Jenis Kelamin
– Ras
– Herediter

 Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara


lain:
– Emosi
– Stress
– Kerja fisik terlalu berat
– Hawa terlalu panas dan lembab
– Terlalu kenyang
– Banyak merokok

3. Patofisiologi
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidak
adekuatan suplay oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan
karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner
(ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab
ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang
bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis.
Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling
sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat,
maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan
meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan
megalirkan lebih banyak darah dan oksigen keotot jantung.

7
Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit
akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon
terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik
(kekurangan suplai darah) miokardium.
Angina Pectoris Adanya endotel yang cedera mengakibatkan
hilangnya produksi No (nitrat Oksida yang berfungsi untuk
menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi
ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus
koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen
ke miokard berkurang.
Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu
nampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 %
serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner
akan berkurang.
Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk
memenuhi kebutuhan energi mereka. Metabolisme ini menghasilkan
asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan menimbulkan
nyeri. Apabila kenutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka
suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi
oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan
asam laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda. Sejumlah
faktor yang dapat menimbulkan nyeri angina:
1) Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara
meningkatkan kebutuhan oksigen jantung.
2) Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokontriksi
dan peningkatan tekanan darah, disertai peningkatan
kebutuhan oksigen.
3) Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke
daerah mesentrik untuk pencernaan, sehingga menurunkan
ketersediaan darah unuk supai jantung.
4) Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan,
menyebabkan frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan

8
adrenalin dan meningkatnya tekanan darah dengan demikian
beban kerja jantung juga meningkat.

Penimbunan lemak (lipid) dan jaringan fibrous pada dinding arteri koroner

Penyempitan pembuluh darah koroner

Obstruksi / hambatan aliran darah miokard

Iskemia (berkurangnya kadar oksigen)

Mengubah metabolisme aerobik menjadi an aerobik

Tertimbun asa laktat

Ph sel menurun

Muncul efek hipoksia

Mengganggu fungsi ventrikel kiri

Menurunnya fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan
berkurangnya jumlah curah jantung sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan
setiap kali jantung berdenyut)

Berkurangnya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung (heremodinamik)

Tekana jantung kiri, tekanan akhir diastolik ventrikel kiri dan tekanan dan paru-
paru kiri meningkat

Peningkatan ringan tekanan darah dan denyut jantung

9
Nyeri

4. Manifestasi Klinis
Iskemia otot jantung akan memberi nyeri dengan derajat yang
bervariasi, mulai dari rasa tertekan pada dada sampai nyeri hebat yang
disertai dengan rasa takut atau rasa akan menjelang ajal. Nyeri sangat
terasa pada di daerah belakang sternum atas atau sternum ketiga
tengah (retrosentral). Meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi,
namun nyeri tersebut dapat menyebar ke leher, dagu, bahu, dan aspek
dalam ekstremitas atas.
Pasien biasanya memperlihatkan rasa sesak, tercekik, dengan
kualitas yang terus menerus. Rasa lemah di lengan atas, pergelangan
tangan, dan tangan akan menyertai rasa nyeri. Selama terjadi nyeri
fisik, pasien mungkin akan merasa akan meninggal. Karakteristik
utama nyeri tersebut akan berkurang apabila faktor presipitasinya
dihilangkan.
Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa
panas, kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest
discomfort).

5. Pemeriksaan Diagnostik
 Elektrokardiogram
Gambaran elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada
waktu istirahat dan bukan pada waktu serangan angina seringkali
masih normal. Gambaran EKG kadang-kadang menunjukkan
bahwa pasien pernah mendapat infark miokard pada masa lampau.
Kadang-kadang EKG menunjukkan pembesaran ventrikel kiri
pada pasien hipertensi dan angina. Kadang-kadang EKG
menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak

10
khas. Pada waktu serangan angina, EKG akan menunjukkan
adanya depresi segmen ST dan gelombang T menjadi negatif.
 Foto Rontgen Dada
Foto rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung
yang normal, tetapi pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung
yang membesar dan kadang-kadang tampak adanya kalsifikasi
arkus aorta.
 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam
diagnosis angina pectoris. Walaupun demikian untuk
menyingkirkan diagnosis infark miokard jantung akut maka sering
dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT, atau LDH. Enzim
tersebut akan meninggi pada infark jantung akut sedangkan pada
angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan lipid darah seperti
kadar kolesterol, HDL, LDL, dan trigliserida perlu dilakukan
untuk menemukan faktor resiko seperti hiperlipidemia dan
pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk menemukan
diabetes mellitus yang juga merupakan faktor risiko bagi pasien
angina pectoris.
 Uji Latihan Jasmani
Karena pada angina pectoris gambaran EKG seringkali
masih normal, maka seringkali perlu dibuat suatu ujian jasmani.
Pada uji jasmani tersebut dibuat EKG pada waktu istirahat lalu
pasien disuruh melakukan latihan dengan alat treadmill atau
sepeda ergometer sampai pasien mencapai kecepatan jantung
maksimal atau submaksimal dan selama latihan EKG di monitor
demikian pula setelah selesai EKG terus di monitor. Tes dianggap
positif bila didapatkan depresi segmen ST sebesar 1 mm atau
lebih pada waktu latihan atau sesudahnya. Lebih-lebih bila
disamping depresi segmen ST juga timbul rasa sakit dada seperti
pada waktu serangan, maka kemungkinan besar pasien memang
menderita angina pectoris.

11
Di tempat yang tidak memiliki treadmill, test latihan
jasmani dapat dilakukan dengan cara Master, yaitu latihan dengan
naik turun tangga dan dilakukan pemeriksaan EKG sebelum dan
sesudah melakukan latihan tersebut.
 Thallium Exercise Myocardial Imaging
Pemeriksaan ini dilakukan bersama-sama ujian latihan
jasmani dan dapat menambah sensifitas dan spesifitas uji
latihan.thallium 201 disuntikkan secara intravena pada puncak
latihan, kemudian dilakukan pemeriksaan scanning jantung segera
setelah latihan dihentikan dan diulang kembali setelah pasien
sehat dan kembali normal. Bila ada iskemia maka akan tampak
cold spot pada daerah yang yang menderita iskemia pada waktu
latihan dan menjadi normal setelah pasien istirahat. Pemeriksaan
ini juga menunjukkan bagian otot jantung yang menderita
iskemia.

6. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan
kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen.
Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi farmakologi dan
kontrol terhadap faktor risiko. Secara bedah tujuan ini dapat dicapai
melalui revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas
arteri koroner atau angiosplasti koroner transluminar perkutan (PCTA
= percutaneous transluminal coronary angioplasty). Biasanya
diterapkan kombinasi antara terapi medis dan pembedahan.
Tiga teknik utama yang menawarkan penyembuhan bagi klien
dengan penyakit arteri koroner mencakup penggunaan alat
intrakoroner untuk meningkatkan aliran darah, penggunaan laser
untuk menguapkan plak dan endarterektomi koroner perkutan untuk
mengangkat obstruksi. Penelitian yang bertujuan untuk
membandingkan hasil akhir yang dicapai oleh salah satu atau seluruh
teknik di atas, melalui bedah pintas koroner dan PTCA sedang

12
dilakukan. Ilmu pengetahuan terus dikembangkan untuk mengurangi
gejala dan kemunduran proses angina yang diderita pasien.
7. Komplikasi
 Stres Psikologis
 Infark Miokard
 Aritmia
 Gagal Jantung
 Nyeri Dada Seperti Ditekan Untuk Waktu Yang Lama Dan
Berulang-Ulang.
 Nyeri Menyebar Ke Anggota Tubuh Lainnya Seperti Punggung,
Bahu, Lengan, Rahang, Gigi, Dan Perut.
 Nyeri Perut Berkepanjangan.
 Merasa Gelisah.
 Mengalami Serangan Panik.
 Mual.
 Muntah.
 Napas Pendek.
 Keringat Dingin.
 Pingsan.
 Mengalami kesulitan berbicara dan bergerak.

8. Gambaran EKG

13
9. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis
angina pectoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis
infark miokard jantung akut maka sering dilakukan pemeriksaan
enzim CPK, SGOT, atau LDH.
Enzim tersebut akan meninggi pada infark jantung akut sedangkan
pada angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan lipid darah seperti
kadar kolesterol, HDL, LDL, dan trigliserida perlu dilakukan untuk
menemukan faktor resiko seperti hiperlipidemia dan pemeriksaan
gula darah perlu dilakukan untuk menemukan diabetes mellitus yahng
juga merupakan faktor risiko bagi pasien angina pectoris.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Diagnosa Keperawatan
 Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera Fisiologis
(penyumbatan arteria koronaria, vasospasme, hipoksia, uji
diagnostik, dan kegiatan yang melelahkan). (D.0077)
 Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
tekanan darah (hipertensi, angina, penyumbatan arteria
koronaria). (D.0009)
 Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan, suplai
oksigen tidak seimbang dengan kebutuhan, imobilisasi, nyeri
kelelahan. (D.0056)
 Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (perubahan
status kesehatan, perubahan fungsi dan peran, konsep diri,
ancaman kematian). (D.0080)

2. Intervensi Keperawatan

Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera Fisiologis (penyumbatan


arteria koronaria, vasospasme, hipoksia, uji diagnostik, dan kegiatan yang

14
melelahkan). (D.0077)

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien


berkurang/ teratasi
Kriteria hasil : Pasien menyatakan/menunjukan nyeri hilang, pasien melaporkan
episode angina menurun dalam frekuensi durasi dan beratnya.
INTERVENSI RASIONAL
– Anjurkan pasien untuk 1) Nyeri dan penurunan curah
memberitahu perawat dengan jantung dapat merangsang
cepat bila terjadi nyeri dada. sistem saraf simpatis untuk
mengeluarkan sejumlah besar
nor epineprin, yang
meningkatkan agregasi
trombosit dan mengeluarkan
trombokxane
2) Nyeri tidak bisa ditahan
menyebabkan respon
vasovagal, menurunkan TD
dan frekuensi jantung.
– Identifikasi terjadinya faktor 1) Membantu membedakan nyeri
pencetus, bila ada: frekuensi, dada dini dan alat evaluasi
durasi, intensitas dan lokasi kemungkinan kemajuan
nyeri. menjadi angina tidak stabil
(angina stabil biasanya
berakhir 3 sampai 5 menit
sementara angina tidak stabil
lebih lama dan dapat berakhir
lebih dari 45 menit.
– Evaluasi laporan nyeri pada 1) Nyeri jantung dapat menyebar
rahang, leher, bahu, tangan atau contoh nyeri sering lebih ke
lengan (khusunya pada sisi kiri. permukaan dipersarafi oleh
tingkat saraf spinal yang sama.

15
– Letakkan pasien pada istirahat 1) Menurunka kebutuhan
total selama episode angina. oksigen miokard untuk
meminimalkan resiko cidera
jaringan atau nekrosis.
– Tinggikan kepala tempat tidur 1) Memudahkan pertukaran gas
bila pasien napas pendek untuk menurunkan hipoksia
dan napas pendek berulang
– Pantau kecepatan atau irama 1) Pasien angina tidak stabil
jantung mengalami peningkatan
disritmia yang mengancam
hidup secara akut, yang terjadi
pada respon terhadap iskemia
dan atau stress
– Panatau tanda vital tiap 5 menit 1) TD dapat meningkat secara
selama serangan angina dini sehubungan dengan
rangsangan simpatis,
kemudian turun bila curah
jantung dipengaruhi.
– Pertahankan tenang , lingkungan 1) Stres mental atau emosi
nyaman, batasi pengunjung bila meningkatkan kerja miokard
perlu
– Berikan makanan lembut. Biarkan 1) Menurunkan kerja miokard
pasien istirahat selama 1 jam sehubungan dengan kerja
setelah makan pencernaan, manurunkan
risiko serangan angina
– Kolaborasi: 1) Nitrigliserin mempunyai
Berikan antiangina sesuai standar untuk pengobatan dan
indikasi: nitrogliserin: sublingual mencegah nyeri angina selam
lebih dari 100 tahun
Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan darah
(hipertensi, angina, penyumbatan arteria koronaria). (D.0009)

16
Tujuan: Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan terjadi keadekuatan
aliran darah pembuluh darah distal
Kriteria hasil: Pasien menunjukkan keadekuatan denyut nadi perifer , warna
kulit tidak pucat, tidak terjadi edema perifer, tidak ada nyeri ekstermitas, turgor
kulit normal, TTV dalam batas normal.
INTERVENSI RASIONAL
– Periksa sirkulasi perifer ( mis. Takikardi dapat terjadi karena nyeri,
Nadi perifer, edema, pengisian cemas, hipoksemia, dan menurunnya
kapiler, warna, suhu) curah jantung. Perubahan juga terjadi
pada TD (hipertensi atau hipotensi)
karena respon jantung
– Identifikasi faktor risiko Menurunkan perfusi otak dapat
gangguan sirkulasi menghasilkan perubahan sensorium.
– Monitor panas, kemerahan, nyeri, Sirkulasi perifer menurun bila curah
atau bengkak pada ekstermitas jantung turun, membuat kulit pucat
dan warna abu-abu (tergantung
tingkat hipoksia) dan menurunya
kekuatan nadi perifer
– Hindari pemasangan infus atau Menurunkan konsumsi oksigen atau
pengambilan darah di area kebutuhan menurunkan kerja miokard
keterbatasan perfusi dan risiko dekompensasi
– Hindari pengukuran tekanan Penghematan energy, menurunkan
darah pada ekstermitas dengan kerja jantung.
keterbatasan perfusi
– Efek yang diinginkan untuk
menurunkan kebutuhan oksigen
miokard dengan menurunkan stress
ventricular. Obat dengan kandungan
inotropik negative dapat menurunkan
perfusi terhadap iskemik miokardium.
Kombinasi nitras dan penyekat beta
dapat memberi efek terkumpul pada

17
curah jantung.
Kaji tanda-tanda dan gejala-gejala GJK Angina hanya gejalab patologis yang
disebabkan oleh iskemia
miokard.penyakit yang emepengaruhi
fungsi jantung emnjadi
dekompensasi.
Kolaborasi : Meskipun berbeda pada bentuk
Berikan obat sesuai indikasi : penyekat kerjanya, penyekat saluran kalsium
saluran kalsium, contoh ditiazem berperan penting dalam mencegah
(cardizem); nifedipin (procardia); dan menghilangkan iskemia pencetus
verapamil(calan). spasme arteri koroner dan
menurunkan tahanan vaskuler,
sehingga menurunkan TD dan kerja
jantung.
Penyakit beta, contoh atenolol Obat ini menurunkan kerja jantung
(tenormin); nadolol (corgard); propanolol dengan menurunkan frekuensi jantung
(inderal); esmolal (brebivbloc). dan TD sistolik.
Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan, suplai oksigen tidak
seimbang dengan kebutuhan, imobilisasi, nyeri kelelahan. (D.0056)

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat


berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan.
Kriteria hasil : Pasien melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang
dapat diukur, pasien menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi
fisiologis.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji respons klien terhadap aktivitas, Menyebutkan parameter membantu
perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 dalam mengkaji respons fisiologi
kali per menit di atas frekuensi istirahat; terhadap stress aktivitas dan, bila ada
peningkatan TD yang nyata merupakan indikator dari kelebihan
selama/sesudah aktivitas; dispnea atau kerja yang berkaitan dengan tingkat
nyeri dada; keletihan dan kelemahan aktivitas.

18
yang berlebihan; diaphoresis; pusing atau
pingsan.
Instruksikan pasien tentang teknik Teknik menghemat energi
penghematan energi. mengurangi penggunaan energy, juga
membantu keseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen.
Berikan dorongan untuk melakukan Kemajuan aktivitas bertahap
aktivitas/perawatan diri bertahap jika mencegah peningkatan kerja jantung
dapat ditoleransi. Berikan bantuan sesuai tiba-tiba. Memberikan bantuan hanya
kebutuhan. sebatas kebutuhan akan mendorong
kemandirian dalam melakukan
aktivitas.
Ansietas Berhubungan Dengan Respon Patofisiologis Dan Ancaman
Terhadap Status Kesehatan. (D.0080)
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ansietas pasien
turun sampai tingkat yang dapat diatasi.
Kriteria hasil : Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat
sesuai, pasien menunjukkan strategi koping efektif/keterampilan pemecahan
masalah, pasien melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi.
INTERVENSI RASIONAL
Jelaskan tujuan tes dan prosedur, contoh Menurunkan cemas dan takut
tes stress. terhadap diagnose dan prognosis.
Tingkatkan ekspresi perasaan dan Perasaan tidak ekspresikan dapat
takut,contoh menolak, depresi, dan menimbulkan kekacauan internal dan
marah. efek gambaran diri.
Dorong keluarga dan teman untuk Meyakinkan pasien bahwa peran
menganggap pasien sebelumnya. dalam keluarga dan kerja tidak
berubah.
Kolaborasi : berikan sedative, Mungkin diperlukan untuk membantu
tranquilizer sesuai indikasi pasien rileks sampai secara fisik
mampu untuk membuat strategi

19
koping adekuat.
5. KURANG PENGETAHUAN (KEBUTUHAN BELAJAR) MENGENAI
KODISI, KEBUTUHAN PENGOBATAN BERHUBUNGAN DENGAN
KURANGNYA INFORMASI.
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan
pasien bertambah.
Kriteria hasil : Pasien menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan
pengobatan, berpartisipasi dalam program pengobatan serta melakukan perubahan
pola hidup.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji ulang patofisiologi kondisi. Pasien dengan angina membutuhkan
Tekankan perlyunya mencegah serangan belajar mengapa hal itu terjadi dan
angina. apakah dapat dikontrol. Ini adalah
focus manajemen terapeutik supaya
menurunkan infark miokard.
Dorong untuk menghindari faktor/situasi Dapat menurunkan insiden /beratnya
yang sebagai pencetus episode angina, episode iskemik.
contoh: stress emosional, kerja fisik,
makan terlalu banyak/berat, terpajan
pada suhu lingkungan yang ekstrem
Kaji pentingnya control berat badan, Pengetahuan faktor resiko penting
menghentikan merokok, perubahan diet memberikan pasien kesempatan untuk
dan olahraga. membuat perubahan kebutuhan.
Tunjukan/dorong pasien untuk memantau Membiarkan pasien untuk
nadi sendiri selama aktivitas, mengidentifikasi aktivitas yang dapat
jadwal/aktivitas sederhana, hindari dimodifikasi untuk menghindari
regangan. stress jantung dan tetap dibawah
ambang angina.
Diskusikan langkah yang diambil bila Menyiapkan pasien pada kejadian
terjadi serangan angina, contoh untuk menghilangkan takut yang
menghentikan aktivitas, pemberian obat mungkin tidak tahu apa yang harus

20
bila perlu, penggunaan teknik relaksasi. dilakukan bila terjadi serangan.
Kaji ulang obat yang diresepkan untuk Angina adalah kondisi rumit yang
mengontrol/mencegah serangan angina. sering memerlukan penggunaan
banyak obat untuk menurunkan kerja
jantung, memperbaiki sirkulasi
koroner, dan mengontrol terjadinya
serangan.
Tekankan pentingnya mengecek dengan Obat yang dijual bebas mempunyai
dokter kapan menggunakan obat-obat potensi penyimpangan.
yang dijual bebas.

4. Evaluasi
 Mengungkapkan bahwa nyeri angina berkurang atau hilang.
 Menunjukkan hemodinamik yang stabil (nadi dan tekanan darah) dengan
melakukan kegiatan seperti aktivitas hidup sehari-hari.
 Dapat mengidentifikasi kegiatan yang melelahkan dan dapat menghindarinya.
 Dapat menyebutkan faktor-faktor pencetus serangan angina.
 Dapat menjelaskan sifat angina & pengobatannya.
 Dapat menjelaskan teknik yang efektif untuk menangani stres.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah dibuat maka dapat disimpulkan bahwa
Angina Pektoris merupakan nyeri dada sementara atau perasaan tertekan didaerah
jantung. atau nyeri dada yang disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen
terhadap miokardium. Angina Pektoris merupakan suatu penyakit berbahaya yang
timbul karena penyempitan arteri yang menyalurkan darah ke otot-otot jantung.

B. Saran
1. Mahasiswa diharapkan lebih memahami konsep dari penyakit angina pektoris
sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.
2. Mahasiswa harus mampu memberikan pengarahan dan motivasi pada keluarga
dengan klien yang menderita angina pektoris.

22
DAFTAR PUSTAKA

Mary Baradero, Mary Wilfrid Dayrit, Yakobus Siswadi, 2008, Seri Asuhan
Keperawatan Kilen Gangguan Kardiovaskuler, Jakarta: EGC
http://samudra-fox.blogspot.com/2012/04/laporan-pendahuluan-angina-
pectoris.html
http://seputarsehat.com/asuhan-keperawatan-angina-pectoris
http://sistemkardiovaskular.blogspot.com/2009/01/penyakit-arteri-koronari.html

23

Anda mungkin juga menyukai