Matkul : Riset Keperawatan (Mengidentifikasi masalah penelitian)
1. Identifikasi Topik Penelitian
“Keperawatan anak adalah asuhan keperawatan pada anak yang berpusat pada keluarga dan upaya pencegahan trauma pada anak,” ujar Dosen Fakultas Keperawatan Unpad, Henny Suzana Mediani, M.Ng., PhD. Menurut Henny, ada dua aspek yang menjadi filosofi keperawatan anak. Pertama, aspek family center care. Filosofi ini memperkenalkan keluarga sebagai suatu kehidupan yang konstan, dimana individu dalam keluarga harus saling mendukung, menghargai, hingga meningkatkan kekuatan dan kompetensi dalam memberikan asuhan terhadap anak. Aspek ini yang harus dipahami dengan baik oleh seorang perawat. Sementara aspek kedua yaitu a traumatic care yaitu asuhan keperawatan yang tidak menyebabkan trauma pada anak. Seorang perawat anak harus mampu memberikan asuhan keperawatan terapeutik melalui pelaksananaan intervensi keperawatan. Intervensi ini untuk mengurangi pengalaman yang tidak menyenangkan terhadap anak dan keluarga. Perawat juga harus memandang bahwa anak merupakan individu yang unik. Perawat harus menjaga anak jangan sampai mengalami trauma. Asuhan yang diberikan kepada anak pun seminimal mungkin jangan membuat anak menjadi trauma. Agar lebih mendukung proses penyembuhan anak, Henny menyarankan agar sebisa mungkin kontak orang tua dengan anak jangan terpisah. Orang tua diusahakan untuk terus berada di samping anak. Ini dilakukan agar anak minimal tidak mengalami trauma karena berada di tempat asing dan jauh dari orang tua. Keluarga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan anak. Dengan demikian, apabila seorang anak menderita suatu penyakit dan memerlukan perawatan di rumah sakit (hospitalisasi), anak dan keluarga merupakan fokus utama dalam proses perawatan. Hal ini yang membedakan proses keperawatan anak dengan keperawatan pada umumnya.
2. Identifikasi Fenomena Penelitian
Dewasa ini marak sekali kasus-kasus asusila yang melibatkan anak di bawah umur. Berita-berita tentang pemerkosaan disiarkan hampir setiap hari di televisi- televisi nasional. Yang lebih miris lagi adalah, adanya seorang anak yang menjadi korban pelecehan oleh bapaknya sendiri. Fenomena apakah ini? Orang tua yang seharusnya menjaga malah menghancurkan masa depan cerahnya. Kasus seperti ini tidak hanya terjadi satu atau dua kali. Hampir setiap hari kita mendengarnya seakan sudah menjadi konsumsi publik. Banyak yang mengecam dan mengutuk perbuatan tersebut, namun sepertinya tindakan seperti itu saja tidak cukup. Karena nyatanya kasus-kasus serupa terus bermunculan. Yang lebih mengegerkan lagi adalah berita tentang pemerkosaan yang dilakukan 5 bocah SD terhadap teman sebayanya. Korban dan pelaku sama-sama masih dibawah umur. Bagaiamana mungkin bocah yang harusnya masih polos bisa berfikiran kearah itu? Salah satu yang menyebabkan itu adalah, mudahnya mereka mengakses konten-konten yang tidak senonoh. Baik itu melalui internet maupun acara televisi. Tentu ini menjadi PR besar bagi pemerintah dan juga orang tua untuk terus selalu menjaga dan memberikan pemahaman agama sedari kecil.
3. Rumusan Masalah Penelitian
a. Apa saja penyebab maraknya kasus pemerkosaan yang terjadi pada anak di bawah umur? b. Bagaimana pengaruh konten-konten tidak senonoh terhadap perilaku seksual anak dibawah umur? c. bagaimana dampak kurangnya perhatian orang tua dan lingkumgan sosial terhadap anak?