Oleh :
Kelompok VII
Choiriyah NPM : 2040703059
Rezk NPM : 2040703083
Siti Hamidah NPM : 2040703086
Puji dan syukur tim penulis panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas
Rahmat-Nya yang telah dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesaikan Analisis
Jurnal “ Acute Respiratory Distress Syndrome “ yang merupakan salah satu tugas
Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan masih terdapat
beberapa kekurangan, hal ini tidak lepas dari terbatasnya pengetahuan dan
wawasan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang konstruktif untuk perbaikan di masa yang akan
datang, karena manusia yang mau maju adalah orang yang mau menerima kritikan
dan belajar dari suatu kesalahan.
Akhir kata dengan penuh harapan penulis berharap semoga analisis jurnal
yang berjudul “Acute Distress Respiratory syndrome ” mendapat ridho dari Allah
SWT, dan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Aamiin....
Tim Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1
1.2. Tujuan..............................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................2
2.1. Konsep Teori....................................................................................................2
2.1.1. Defenisi................................................................................................2
2.1.2. Penyebab Acute Respiratory Distress Syndrome...........2_Toc68591674
2.1.3. Faktor Risiko Acute Respiratory Distress Syndrome..........................3
2.1.4. Gejala Acute Respiratory Distress Syndrome......................................3
2.1.5. Diagnosis Acute Respiratory Distress Syndrome................................4
2.1.6. Pengobatan Acute Respiratory Distress Syndrome.............................4
2.1.7. Pencegahan Acute Respiratory Distress Syndrome.............................5
2.1.8. Diagnosis Keperawatan........................................................................7
2.2. Analisis Jurnal..................................................................................................7
2.3 Metode Penelitian............................................................................................9
BAB III PENUTUP.............................................................................................10
3.1. Kesimpulan....................................................................................................10
3.2. Saran................................................................................................................10
Daftar Pustaka......................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari analisis jurnal ini adalah menambah wawasan perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan, khususnya di bidang keperawatan gawat
darurat pada kasus ARDS.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Defenisi
ARDS atau acute respiratory distress syndrome adalah gangguan
pernapasan berat yang disebabkan oleh penumpukan cairan di alveoli atau
kantung udara kecil di paru-paru. Gejala utamanya adalah sesak napas berat dan
sulit bernapas.
ARDS sering disebabkan oleh penyakit kritis, seperti sepsis atau
pneumonia berat. ARDS merupakan kondisi darurat yang mengancam nyawa
penderitanya, sehingga perlu mendapat penanganan yang cepat dan tepat.
(Darmawan(Alomedika), 2019)
2
d. Luka bakar
e. Menghirup zat berbahaya, seperti asap pekat atau uap kimia
f. Tersedak atau kondisi nyaris tenggelam
g. Menerima transfusi darah dengan volume darah yang banyak
h. Pankreatitis.(Darmawan(Alomedika), 2019)
3
j. Batuk
k. Demam
l. Sakit kepala atau pusing
m. Bingung (Darmawan(Alomedika), 2019)
4
darah agar organ tubuh pasien berfungsi normal dan terhindar dari gagal organ.
Tujuan lain dari pengobatan ARDS adalah untuk meredakan gejala dan mencegah
komplikasi.
Beberapa metode untuk mengatasi ARDS adalah:
a. Memberikan bantuan oksigen melalui selang hidung atau masker bagi pasien
dengan gejala ringan
b. Memasang alat bantu napas dan ventilator untuk membantu mengalirkan
oksigen ke paru-paru
c. Memberikan cairan melalui infus
d. Memberikan asupan nutrisi menggunakan selang nasogastrik yang dipasang
melalui hidung
e. Memberikan obat antibiotik untuk mencegah dan mengatasi infeksi
f. Memberikan obat pengencer darah untuk mencegah pengumpalan darah di
kaki dan paru-paru
g.Memberikan obat pereda nyeri, obat untuk mengurangi asam.
(Darmawan(Alomedika), 2019)
5
PATHWAY
6
2.1.8 Diagnosis Keperawatan
Diagnosa yang sering terjadi pada pasien ARDS adalah :
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan napas
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus
kapiler
3. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan aliran arteri dan
atau vena
4.Anxietas berhubungan dengan krisi situasional. (Askep Pada Klien Acute
Respiratory Distres Syndrome (ARDS) - Ppt Download, n.d.)
7
Posisi prone direkomendasikan karena terbukti mampu menurunkan
angka mortalitas. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya risiko
VILI karena lebih seragamnya distribusi ventilasi dan berkurangnya tekanan paru
lobus kiri bawah (oleh jantung), paru yang tidak mengalami obstruksi,
mengandung lebih banyak unit alveolar pada regio dorsal daripada regio ventral,
serta tampak adanya kompresi pada segmen dependen akibat gradien pleura
gravitasional. Pasien yang berada pada posisi prone memiliki fraksi unit alveolar
terkompresi yang lebih kecil. (Darmawan(Alomedika), 2019)
Totalitas literatur sebelum 2013 menetapkan dasar untuk uji coba terbaru
dari posisi rawan pada ARDS sedang-berat oleh Guerin dan rekan . Di antara 466
pasien yang terdaftar dalam uji coba PROSEVA, mortalitas 28 hari adalah 16%
pada kelompok rentan dan 33% pada kelompok terlentang (p <0,001; rasio hazard
untuk kematian dengan posisi rawan adalah 0,39 (interval konfidensi 95% (CI))
0,25–0,63).(Guérin et al., 2020)
Dalam meta-analisis, delapan uji coba acak (2129 pasien) selama 12 tahun,
efek posisi rawan di semua tingkat keparahan ARDS dievaluasi. Posisi tengkurap
yang dilakukan selama lebih dari 12 jam per hari dan penelitian terbatas pada
ARDS sedang hingga berat dikaitkan dengan manfaat moral [RR 0,74 (95% CI
0,56-0,99)] .(Guérin et al., 2020)
Posisi tengkurap secara konsisten terlihat menguntungkan sebagian besar
pasien ARDS yang hipoksemik; namun, mengingat kurangnya perincian dari data
yang dikumpulkan, evaluasi ambang PaO2 / FiO2 spesifik dari 150 mmHg tidak
layak. Sampai saat ini, bagaimanapun, data yang dikumpulkan telah menunjukkan
manfaat yang konsisten di seluruh ARDS yang parah . Te 2017 American Toracic
Society / European Society of Intensive Care Medicine / Society of Critical Care
Medicine pedoman praktik klinis mechanic ventilasi kal pada pasien dewasa
dengan ARDS sangat dianjurkan bahwa pasien dengan ARDS berat menerima
posisi tengkurap selama lebih dari 12 jam per hari . Sangat disarankan untuk
pedoman 2019 dari French Society of Intensive Care Medicine (SRLF) untuk
manajemen ARDS.
8
Sebagai kesimpulan, posisi tengkurap sekarang telah mengambil tempat
yang tepat di gudang penatalaksanaan ARDS, dan penting untuk mengetahui
apakah posisi rawan pada pasien yang tidak diintubasi juga dapat memastikan
dampak menguntungkannya pada hasil klinis.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Salah satu intervensi yang direkomendasikan dalam tata laksana ARDS
berdasarkan American Thoracic Society/European Society of Intensive Care
Medicine/Society of Critical Care Medicine antara lain adalah posisi pronasi.
Memposisikan pasien dalam posisi tengkurap memberikan efek dalam
meningkatkan oksigenasi dan berhubungan dengan menurunkan mortalitas. Posisi
pronasi disarankan untuk dilakukan pada pasien ARDS sedang dan berat selama
12 jam per hari atau lebih
Posisi prone direkomendasikan karena pada pasien ARDS, perubahan dari
posisi terlentang ke tengkurap menghasilkan distribusi rasio gas-jaringan yang
lebih merata di sepanjang sumbu dependen-nondependen dan distribusi stres paru-
paru dan distribusi yang lebih homogen. regangan. Perubahan ke posisi tengkurap
umumnya disertai dengan peningkatan gas darah arteri, yang terutama disebabkan
oleh kesesuaian ventilasi / perfusi secara keseluruhan yang lebih baik.
3.2 Saran
Setelah melihat pembahasan ini diharapkan tenaga kesehatan khususnya
dibidang keperawatan gawat darurat dapat memahami tentang intervensi posisi
pronasi pada pasien ARDS serta dapat mengaplikasikan pada pelayanan
keperawatan gawat darurat.
10
Daftar Pustaka
1. Askep Pada Klien Acute Respiratory Distres Syndrome (ARDS) - ppt download.
(n.d.). Retrieved April 5, 2021, from https://slideplayer.info/slide/11820536/
3. Guérin, C., Albert, R. K., Beitler, J., Gattinoni, L., Jaber, S., Marini, J. J.,
Munshi, L., Papazian, L., Pesenti, A., Vieillard-Baron, A., & Mancebo, J.
(2020). Prone position in ARDS patients: why, when, how and for whom.
Intensive Care Medicine, 46(12), 2385–2396.
https://doi.org/10.1007/s00134-020-06306-w
11