Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

BENTUK NEGARA DAN SISETEM PEMERINTAHAN

A. Bentuk negara

Dalam literatur hukum dan politik yang biasa disebut


sebagai bentuk-bentuk negara atau staatsvormen itu
menyangkut pilihan antara kerajaan (monarki)atau republik.
Namun dalam sejarah dikenal pula adanya bentuk lain dari
kedua bentuk tersebut seperti khalifa dan kekaisaran. Di
kerajaan jepang misalnya sebelum perang dunia kedua,
dikenal adanya kaisar, atau idi amin diuaganda pernah jiga
memproklamasikan diri sebaigai kaisar. Turki pernah dipim[in
oleh khalifah yang membawahi wilaya negeri-negeri islam
yang sangat luas dan tergabung dalam kekhalifahan Osman.
Namun, di zaman sekarang pada umumnya dipahami bahwa
pengertian bentuk negara (staatsvorm) itu berkaitan dengan
dua pilihan saja, yaitu:

1. Bentuk kerajaan (Monarki)


2. Bentuk republik

Sistem kerajaan (monarki, kesultanan atau kekaisaran),


ialah negara yang dikepalai oleh seorang raja, dan bersifat
turun-temurun dan menjabat untuk seumur hidup. Selain
raja kepala negara dalam sistem kerajaan (monarki) dapat
berupa Kaisar seperti di Jepang atau Cina sebelum d jajah
oleh Inggris. Adapun contoh-contoh negara dengan bentuk
kerajaan ini adalah Belanda, Inggris, Norwegia, Arab Saudi,
Yordania, Muangthai .
Dalam sistem kerajaan (monarki) pengangkatan kepala
negara didasarkan atas garis keturunan atau hubungan
darah. Di Jepang misalnya kepala negara biasanya disebut
raja atau kaisar dan selalu laki-laki tertua. Hal ini tegas diatur
dalam UUD Jepang bahwa yang berhak mewarisi tahta kaisar
hanya putera laki-laki. Sementara itu, kerajaan Malaysia yang
berbentuk federal menerapkan variasi yang agak berbeda
dalam tata cara penggantian rajanya. Kepala negara disebut
Yang Dipertuan Agong yang berasal dari antara para raja atau
sultan dari negara-negara bagian yang membentuk dewan
raja-raja. Yang Dipertuan Agong ditentukan secara bergiliran
di antara anggota para raja atau sultan dalam Dewan Raja-
raja itu.

Berbeda dari kerajaan, kepala negara republik biasanya


disebut presiden atau ketua seperti di Republik Rakyat Cina,
Republik Demokratik Kongo atau Indonesia sendiri dengan
sebutan Republik Indonesia, dalam sistem republik pemilihan
kepala negara tidak dasarkan pada garis keturunan tetapi
didasarkan pada suatu proses pemilihan atau cara lain yang
bukan didasarkan pada garis keturunan seperti melalui
proses demokrasi yakni melalui pemilihan baik itu pemilihan
langsung maupun dengan sistem perwakilan.

Kata republik berasal dari bahasa latin respublica (res +


publicae) yang mengandung arti hak atau kepentingan
rakyat. Makanya, dalam konteks kekinian konsep republik
dikaitkan dengan pengertian negara sebagai penjelmaan
kekuasaan dari rakyat, sedangkan monarki atau kerajaan
kekuasaan yang datang secara turun temurun dari raja atau
ratu kepada putera/puteri mahkotanya.1

Bentuk negara adalah merupakan batas antara


peninjauan secara sosiologis dan peninjauan secara yuridis
mengenai negara. Peninjauan secara sosiologis yaitu apabila
negara dilihat secara keseluruhan tanpa melihat isinya dan
sebagainya. Disebut peninjauan secara yuridis yaitu apabila
negara hanya dilihat dari isinya atau strukturnya.

Bentuk negara pengertiannya sering digaduhkan dengan


bentuk pemerintahan. Pembahasan bentuk negara menurut
perkembngan sejarahnya yakni sejak zaman Yunani Kuno
hinga sekarang.2

B. Sistem pemerintahan

Menuurut (Sarundajang, 2012), sistem pemerintahan


adalah sebutan populer dari bentuk pemerintahan. Hal
didasari dari pemikiran bahwa bentuk negara adalah
peninjauan secara sosiologi, sedangkan secara yuridis disebut
bentuk pemerintahan, yaitu sistem yang berlaku yang
menentukan bagaimana hbungan antara alat perlengkapan

1
Mexsasai Indra, Dinamika Hukum Tata Negara Indonesia,
cetakan kesatu, (Bandung: Pt Retika Aditama, 2011), h. 117-118.
2
Ni’matul Huda. Ilmu negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015),
hlm. 227.
negara diatur oleh konstitusinya. Karena itu bentuk
pemerintahan sering dan lebih populer disebut sebagai
sistem pemerintahan. Hubungan sisem pemerintahan
dengan konsep sistem, yaitu sebagai suatu susunan atau
tatanan berupa suatu struktur yang terdiri dari bagian-bagian
atau komponen-kmponen yang berkaitan satu sama lain
secara teratur dan terencana untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan sifat hubungan antara organ-organ yang


diserahi kekuasaan yang ada di dalam negara itu, khususnya
berdasarkan sifat hubungan badan legislatif dengan badan
eksekutif, maka sistem pemerintahan di dalam negra yang
mengadakan atau menyelenggarakan sistem pemisahan
kekuasaan itu, didapatkan adanya tiga macam sistem
pemerintahan, yaitu:

1. Negara dengan sistem pemerintahan presidensial


2. Negara dengan sistem pemerintahan parlementer
3. Negara dengan sistem pemerintahan badan pekerja
atau referendum3

3
Ni’matul Huda. Ilmu negara, … hlm. 252.

Anda mungkin juga menyukai