Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL DISKUSI

“KEKUASAAN di INDONESIA”

Kelompok 2 :

1. Adelia Salsa R. (02)

2. Dea Ayu Pengukir (09)

3. Dhamarriyo Utomo (10)

4. Hazel Calafauz Ristandi (14)

5. Intan Permatasari (16)


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah sebuah negara kesatuan yang berbentuk republik ( pasal 1 ayat 1
UUD 1945 ) bentuk negara kesatuan tentu berbeda dengan negara serikat atau federal, oleh
karena itu pembagian kekuasaan secara vertikal negara RI terdiri dari pemerintah pusat dan
pemerintah daerah dengan sistem desentralisasi dan dekonsentrasi, dan tidak ada negara
bagian di dalamnya , bentuk republik artinya kedaulatan ( kekuasaan tertinggi) ada ditangan
rakyat dengan sistem pemerintahan presidensial bukan sistem pemerintahan parlementer,
artinya presiden sebagai kepala negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan, dengan
demikian presiden adalah pemegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan kedaulatan
rakyat.
B. Rumusan Masalah

Apa yang terjadi pada kekuasaan di Indonesia ?

C. Tujuan

1. Mendiskusikan tentang perbedaan bentuk negara kesatuan dengan bentuk negara


federal
2. Mendiskusikan tentang jika Indonesia menjadi Negara federal serta alasannya
3. Mendiskusikan tentang perbedaan sistem pemerintahan presidensial dengan sistem
pemerintahan parlementer
4. Mendiskusikan tentang sistem pemerintahan presidensial NKRI diganti dengan sistem
pemerintahan parlementer, serta alasannya.
“KEKUASAAN di INDONESIA”
Tempat diskusi : Grup Whatsapp
Tanggal diskusi : Minggu, 2 Agustus 2020
Peserta diskusi :
1. Adelia Salsa R. (02)

2. Dea Ayu Pengukir (09)

3. Dhamarriyo Utomo (10)

4. Hazel Calafauz Ristandi (14)

5. Intan Permatasari (16)

Uraian Diskusi
Wacana

Indonesia adalah sebuah negara kesatuan yang berbentuk republik ( pasal 1 ayat
1 UUD 1945 ) bentuk negara kesatuan tentu berbeda dengan negara serikat atau
federal, oleh karena itu pembagian kekuasaan secara vertikal negara RI terdiri dari
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan sistem desentralisasi dan
dekonsentrasi, dan tidak ada negara bagian di dalam nya, bentuk republik artinya
kedaulatan ( kekuasaan tertinggi) ada ditangan rakyat dengan sistem pemerintahan
presidensial bukan sistem pemerintahan parlementer, artinya presiden sebagai kepala
negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan, dengan demikian presiden adalah
pemegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan kedaulatan rakyat.

Pertanyaan yang diajukan saat diskusi :

1.Perbedaan bentuk negara kesatuan dan bentuk negara federal ?


Jadi perbedaannya adalah negara kesatuan hanya mengakui satu kedaulatan yaitu
kedaulatan negara dan satuan-satuan sub nasionalnya hanya menjalankan kekuasaan
kekuasaan yang dipilih oleh pemerintah pusat sedangkan negara federal mengakui
kedaulatan negara bagian, memiliki satu pemerintah pusat dan pemerintahan gabungan
atau bisa diartikan dengan satu negara yang dibagi menjadi negara-negara bagian atau
negara-negara bagian bekerjasama dengan membentuk kesatuan yang disebut negara
federal negara bagian juga bisa membuat hukum sendiri, jadi tiap-tiap negara bisa jadi
memiliki hukum yang berbeda-beda.

2. Apakah Anda setuju jika bentuk negara kesatuan republik Indonesia itu
diubah menjadi negara federal, apa alasan Anda ?
Tidak, karena Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD NRI 1945 telah dijelaskan bahwasanya,
“Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik”. Pasal tersebut
menjelaskan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk
pemerintahannya adalah republik. Jika kita mengubah isi dari UUD Negara Republik
Indonesia tahun 1945 sama halnya dengan kita membubarkan Negara Indonesia ini. Selain
itu bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia terbukti lebih cocok daripada bentuk negara
federal RIS(Republik Indonesia Serikat) hal ini dapat dibuktikan dengan bentuk negara RIS
yang tidak berlangsung lama dikarenakan bentuk negara federal ini tidak dikehendaki oleh
sebagian besar bangsa Indonesia. Rakyat Indonesia beranggapan bahwa bentuk RIS
merupakan upaya Belanda dalam memecah belah persatuan dan kesatuan kita serta tidak
sesuai dengan Ideologi bangsa Indonesia. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa kita tidak
dapat mengubah bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi bentuk Negara
federasi. Karena NKRI telah menjadi jati diri bangsa Indonesia yang tidak dapat diganti
dengan bentuk negara mana pun dan bentuk kesatuan ini merupakan hasil dari keputusan
para leluhur yang sudah disesuaikan dengan kebudayaan luhur Indonesia bukan merupakan
bentuk negara yang berasal dari luar yang tidak sesuai dengan kebudayaan bangsa.

3. Apa berbedaan sistem pemerintah presidensial dengan sistem


pemerintahan parlementer ?
Sistem pemerintahan Presidensial adalah sistem pemerintahan negara
republik dimana kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu bukan oleh parlemen.
presiden dan terpisah dari kekuasaan legislatif di parlemen.
Sistem pemerintahan Parlementer adalah: sistem pemerintahan di mana
parlemen memiliki peran penting dalam pemerintahan. Pada sistem parlementer,
kepala negara dan kepala pemerintahan terpisah. Menteri dalam kabinet pada
pemerintahan Parlementer diangkat dan bertanggung jawab kepada Parlemen.
Perbedaan kedua sistem pemerintahannya terletak pada :
1. Kepala Negara dan Kepala pemerintahan
✓ Sistem pemerintahan presidensial kepala negara maupun kepala
pemerintahannya dijabat oleh seorang presiden.
✓ Sistem pemerintahan parlementer memiliki presiden / sultan / raja sebagai
kepala negara, sedangkan untuk menjalankan pemerintahannya yaitu
perdana menteri.
2. Lembaga Supremasi Tertinggi
✓ Pada sistem pemerintahan presidensial tidak ada istilah lembaga supremasi
tertinggi atau lembaga tertinggi negara, yang ada adalah supremasi
konstitusi.

✓ Pada sistem pemerintahan parlementer, masih terdapat lembaga supremasi


tertinggi yaitu parlemen.

3. Kekuasaan Eksekutif dan Legislatif


✓ Sistem pemerintahan presidensial mengizinkan kekuasaan eksekutif dan
legislatif berjalan sejajar artinya kekuasaan keduanya sama-sama kuat
sehingga tidak dapat saling menjatuhkan.

✓ Sistem pemerintahan parlementer tidak mengizinkan kesetaraan kedudukan


antara eksekutif dan legislatif seperti dalam sistem pemerintahan
presidensial.

4. Masa Jabatan Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan


✓ Masa jabatan kepala negara dan kepala pemerintahan pada negara dengan
sistem pemerintahan presidensial jelas karena sudah diatur di dalam Undang
- Undang.
✓ Presiden dan perdana menteri pada sistem pemerintahan parlementer
tidaklah menentu karena semua tergantung dari parlemen..

5. Penyesuaian Pelaksanaan Program Kerja


✓ Pada sistem pemerintahan presidensial, masa jabatan presiden sebagai
kepala pemerintahan sudah diatur di dalam UU sehingga dalam membuat
program kerjanya pemerintah telah memikirkan dengan baik alokasi waktu
pelaksanaan program kerja yang disusunnya..
✓ Pada sistem pemerintahan parlementer, masa jabatan pemerintah sangat
bergantung pada parlemen sehingga tidak dapat dipastikan kapan kabinet
akan turun dari jabatannya.

6. Pembentukan Kabinet
✓ Pada sistem pemerintahan presidensial, kabinet dipilih dan dilantik sendiri
oleh presiden. .
✓ Pada sistem pemerintahan parlementer, kabinet dibentuk oleh parlemen yang
mana setiap anggota kabinet merupakan anggota terpilih dari parlemen
sehingga bertanggung jawab langsung kepada parlemen. Kabinet ini berada
dalam lingkup tanggung jawab perdana menteri dan bukanlah presiden
seperti pada sistem pemerintahan presidensial.

7. Peran Partai Politik


✓ Dalam sistem pemerintahan presidensial partai politik berperan menjadi
fasilitator yang mengusung calon presiden dan wakil presiden.
✓ Dalam sistem pemerintahan parlementer, partai politik dapat memasukkan
ideologi politik sehingga mempengaruhi kepemimpinan presiden dan wakil
presiden terpilih.
8. Kestabilan Posisi Eksekutif
✓ Pada sistem pemerintahan presidensial, masa jabatan yang jelas dalam UU
dan kekuasaan eksekutif yang sejajar dengan legislatif membuat posisi
eksekutif dalam sistem pemerintahan ini lebih stabil.
✓ Pada sistem pemerintahan parlementer kekuasaan eksekutif cenderung tidak
stabil karena sangat tergantung oleh parlemen.

9. Legitimasi
✓ Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam sistem pemerintahan
presidensial sehingga legitimasinya didapatkan dari rakyat.
✓ Pada sistem pemerintahan parlementer, legitimasi didapatkan dari parlemen
sehingga posisi perdana menteri dalam memerintah negara dinilai kurang
kuat karena tidak mendapat dukungan dari rakyat secara langsung.

10. Pembagian Kekuasaan Eksekutif dan Legislatif


✓ Terdapat pembagian kekuasaan yang jelas antara eksekutif dan legislatif
dalam sistem pemerintahan presidensial baik secara kelembagaan maupun
secara kepersonalan anggota. Hal ini dikarenakan ditetapkannya aturan
perundang-undangan tentang larangan merangkap jabatan eksekutif dan
legislatif.
✓ Pembagian kekuasaan antara eksekutif dan legislatif dalam sistem
pemerintahan parlementer tidak begitu jelas karena eksekutif dipilih dari
anggota legislatif atau bisa dikatakan kabinet dipilih dari anggota parlemen.

4. Apakah anda setuju jika sistem pemerintahan presidensial NKRI diganti


dengan sistem pemerintahan parlementer ? Apa alasan anda!
Tidak setuju, karena dalam sejarahnya, Indonesia pernah menerapkan sistem pemerintahan
parlementer. Sistem ini tidak bertahan lama, karena hanya diterapkan mulai dari 14
November 1945 hingga 5 Juli 1959 saja. Alasan penerapannya pun bukan karena sistem
parlementer itu disukai, karena itu hanya taktik agar Belanda mau berunding dengan
Indonesia yang waktu itu baru saja merdeka.
Sistem pemerintahan parlementer dinilai lebih dinamis dan rapuh apabila dibandingkan
dengan sistem presidensial. Dalam sistem parlementer, kabinet dapat dijatuhkan secara
tiba-tiba oleh parlemen, dan parlemen pun juga dapat dijatuhkan oleh presiden sesuai
dengan saran dari perdana menteri.
Tentu hal yang seperti itu tidak diinginkan karena akan menghambat laju perkembangan
dan pembangunan. Tapi perlu diingat, meskipun cukup stabil, sistem presidensial juga
memunculkan permasalahan tersendiri. Presiden yang bertugas sebagai kepala
pemerintahan dan merangkap sebagai kepala negara, tidak memiliki pemisahan yang jelas
antara kedua peran tersebut. Apabila presiden memutuskan sesuatu, tidak bisa dilacak
apakah keputusan itu diputuskan dengan kapasitasnya sebagai kepala pemerintahan atau
sebagai kepala negara.

Parahnya, di UUD 1945 pun juga tidak dibedakan antara tugas kepala negara dan kepala
pemerintahan. Ada beberapa usaha untuk membahas hal ini, namun tampaknya tidak
membuahkan hasil apapun. Karena tanpa ada amandemen, kepada negara dan kepala
pemerintahan, keduanya tetap dipegang oleh presiden meskipun pembagian tugasnya
kurang jelas. Selain itu,
Karena Indonesia menganut sistem Demokrasi yaitu pemerintahan yang berasal dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sehingga kedaulatan/kekuasaan tertinggi berada di tangan
rakyat, sedangkan pada sistem parlementer kekuasaan tertingginya adalah parlemen.
Sehingga rakyat mungkin akan kurang puas terhadap pemerintahan yang berlaku. Kita tahu
bahwa Indonesia pernah gagal saat menerapkan sistem parlementer yang disebabkan
karena dalam sistem parlementer, kabinet dapat dijatuhkan secara tiba-tiba oleh parlemen,
dan parlemen pun juga dapat dijatuhkan oleh presiden sesuai dengan saran dari perdana
menteri. Intinya adalah pemerintah Indonesia tidak bisa menerima jika tiba-tiba dijatuhkan
dan harus diganti dengan orang lain yang lebih berkualitas dan terjamin. Sistem ini tidak
cocok diterapkan di Indonesia karena tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

SIMPULAN

Setiap negara boleh memilih sistem pemerintahannya masing-masing. Ada 2 sistem


pemerintahan di dunia, yaitu Presidensial dan Federal, Keduanya memiliki kelebihan dan
kekurangan mesing-masing. Tidak semua Negara cocok dengan sistem Presidensial, begitu
pun dengan sistem Federal.

Anda mungkin juga menyukai