Oleh
KELOMPOK 5
Alisha Nurlaili (110110150196)
Mega Nursihati (110110150153)
Nabila Chiesarani (110110150178)
Nefi Friyanti (110110150179)
R. Firda Maulina Ulfa (110110150151)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PADJAJARAN
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Ilmu Negara. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup
yakni Al-Quran untuk keselamatan umat di dunia. Kami berterima kasih kepada Dr.
Zainal Mutaqin, S.H., M.H. dan Hj. Santi Hapsari DA., S.H.,M.H. selaku Dosen
mata kuliah Ilmu Negara Universitas Padjadjaran yang telah memberikan tugas
makalah ini.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik
dan saran demi perbaikan makalah yang telah kami buat untuk masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini ini bisa bermanfaat dan menjadikan referensi
bagi kita sehingga menambah pengetahuan kita mengenai pengertian dan bentukbentuk pemerintahan. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Negara menurut George Jellinek adalah organisasi kekuasaan dari
sekelompok manusia yang telah berkediaman tertentu, sedangkan menurut
Kranenburg negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak dari
suatu golongan atau bangsa sendiri.1
Negara dapat terbentuk apabila telah memenuhi syarat terbentuknya
negara,
pemerintahan di setiap negara berbeda-beda sesuai dengan apa yang dianut negara
masing-masing. Bentuk negara dengan bentuk pemerintahan adalah dua hal yang
berbeda.
Bentuk negara merupakan batas antara peninjauan secara sosiologis dan
peninjauan secara yuridis mengenai negara. Peninjauan secara sosiologis jika
negara dilihat secara keseluruhan tanpa melihat isinya, sedangkan secara yuridis
jika negara hanya dilihat dari isinya atau strukturnya.
Bentuk pemerintahan adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk
pada rangkaian institusi politik yang digunakan untuk mengorganisasikan
suatu negara untuk menegakkan kekuasaannya atas suatu komunitas politik.
1 I Gede Pantja
Bentuk
negara
kita
adalah
negara
kesatuan,
sementara
bentuk
pemerintahannya adalah Republik. Untuk itu dalam makalah ini kami mengambil
tema Bentuk Pemerintahan yang ada di berbagai negara.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Bentuk Pemerintahan
b. Bentuk-bentuk Pemerintahan
1. Bentuk pemerintahan dimana terdapat hubungan yang erat antara badan
eksekutif dan badan legislatif.
Dalam bentuk ini eksekutif dan legislatif saling tergantung satu sama lain.
Eksekutif terdiri dari Raja atau Presiden yang disebut kepala negara dan
kabinetnya dipimpin oleh Perdana Menteri atau Kanselir sebagai kepala
pemerintahan. Badan eksekutif ini berhubungan erat dengan badan badan
legislatif yang disebut dengan Parlemen. Kabinet yang dipimpin oleh
Perdana Menteri tunduk dan bertanggung jawab kepada Parlemen.
2 Moh. Kusnardi dan Bintan Saragih, Ilmu Negara, Jakarta, Perintis Press, 1980, hlm.
120
Referendum
Refenrendum berasal dari kata rever yang berarti mengembalikan.
Referendum adalah permintaan atau persetujuan dan/atau pendapat
rakyat, apakah setuju atau tidak terhadap kebijakan yang telah, sedang
atau yang akan dilaksanakan oleh badan Legislatif atau Eksekutif.
Referendum dapat dibagi dalam tiga bentuk, yakni sebagai berikut :
1) Referendum Obligator, yaitu untuk berlakunya suatu undangundang tertentu harus terlebih dahulu mendapat persetujuan
langsung dari rakyat. Referendum semacam ini diadakan apabila
materi muatan undang-undang tersebut menyangkut hak-hak
rakyat.
2) Referendum fakulatif, yaitu referendum yang dilaksanakan
apabila dalam waktu tertentu setelah sebuah undang-undang
1
Droit
Contitutioneel,
menerangkan
bahwa
monarki
adalah
Monarki Parlementer
Republik Absolut
Republik Konstitusional
Republik Parlementer
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Deddy Ismatullah dan Asep A. Sahid Gatara, Ilmu Negara dalam Multi Perspektif,
Kekuasaan, Masyarakat, Hukum, dan Agama, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2007)
A.