Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan petunjuk-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini, Makalah yang berjudul “ Pengertian
Bentuk Pemerintahan dan Teori – Teori Bentuk Pemerintahan” ini disusun dalam rangka
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Negara yang diampu oleh Prof. Dr. Made Subawa,
S.H., M.S.

Makalah ini memuat tentang pengertian dari bentuk pemerintahan serta teori dari
macam – macam bentuk pemerintahan. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi
juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Seperti pepatah yang mengatakan “Tak
ada gading yang tak retak”, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan
dalam penyajian makalah ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
berguna dan dapat menambah pengetahuan pembaca.

Demikian makalah ini saya susun, apabila ada kata- kata yang kurang berkenan dan
banyak terdapat kekurangan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Denpasar, 24 November 2020

Ni Made Putri Prami Pratiwi

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................. 1

Daftar Isi .......................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang................................................................................................ 3


1.2. Rumusan Masalah........................................................................................... 3
1.3. Tujuan ............................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Bentuk Pemerintahan ..................................................................... 4


2.2. Teori – Teori Bentuk Pemerintahan ................................................................. 5

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan .............................................................................................................. 10

Daftar Pustaka .............................................................................................................. 11

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Negara adalah insititusi yang dibentuk oleh kumpulan orang-orang yang hidup
dalam wilayah tertentu dengan tujuan sama yang terikat dan taat terhadap
perundang-undangan serta memiliki pemerintahan sendiri. Negara dibentuk atas
dasar kesepakatan bersama yang bertujuan untuk mengatur kehidupan anggotanya
dalam memperoleh hidup dan memenuhi kebutuhan mereka. Untuk mengatur
bagaimana anggota masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya sebagai warga
negara, negara memberikan batasan-batasan dalam wujud aturan dan hukum.
Setiap negara memiliki bentuk-bentuk tersendiri dalam memerintah. Di dalam
negara terdapat penyelenggara negara, yakni pemerintahan Negara Pemerintahan
ini adalah proses atau cara pemerintah dalam menjalankan wewenangnya di
berbagai bidang (ekonomi, politik, administrasi, dan lain-lain) dalam rangka
mengelola berbagai urusan negara untuk kesejahteraan masyarakat. Maka daripada
itu diperlukan bentuk pemerintahan yang dapat menaungi masyarakatnya yang ideal
dengan sistem pemerintahan yang tepat pula. Bentuk – bentuk pemerintahan itu
tentunya nanti akan sangat berpengaruh bagi jalannya suatu negara dan
masyarakatnya. Mempelajari bentuk pemerintahan ini diperlukan untuk lebih
mengetahui distribusi kekuasaan dalam negara kedalam wujud kewenangan
(bevoegheid) serta dapat diketahui mekanisme pemerintahan, berikut cara pengisian
jabatan-jabatan dalam suatu negara. Oleh karena itu makalah ini akan membahas
apa itu bentuk pemerintahan serta teori – teori bentuk pemerintahan itu sendiri.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari bentuk pemerintahan?
2. Apa saja teori – teori bentuk pemerintahan?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari bentuk pemerintahan.
2. Untuk mengetahui teori – teori bentuk pemerintahan.

3
2.1. Pengertian Bentuk Pemerintahan

Di dalam negara terdapat penyelenggara negara, yakni pemerintahan Negara. Secara


umum, pengertian pemerintahan adalah proses atau cara pemerintah dalam menjalankan
wewenangnya di berbagai bidang (ekonomi, politik, administrasi, dan lain-lain) dalam rangka
mengelola berbagai urusan negara untuk kesejahteraan masyarakat. Pengertian pemerintahan
dalam arti sempit adalah semua kegiatan, fungsi, tugas dan kewajiban yang dijalankan oleh
lembaga eksekutif untuk mencapai tujuan negara. Sedangkan pengertian pemerintahan dalam
arti luas adalah semua kegiatan yang bersumber pada kedaulatan dan kemerdekaan,
berlandaskan pada dasar negara, rakyat atau penduduk dan wilayah negara itu demi tercapainya
tujuan negara.

Pemerintahan negara juga mempunyai bentuk, yang disebut dengan bentuk


pemerintahan (regeringsvorm, forme de gouvernement). Bentuk pemerintahan adalah suatu
istilah yang digunakan untuk merujuk pada rangkaian institusi politik yang digunakan untuk
mengorganisasikan suatu negara untuk menegakkan kekuasaannya atas suatu komunitas
politik. Definisi ini tetap berlaku bahkan untuk pemerintahan yang tidak sah atau tidak berhasil
menegakkan kekuasaannya. Tak tergantung dari kualitasnya, pemerintahan yang gagalpun
tetap merupakan suatu bentuk pemerintahan.

Bila berbicara tentang bentuk pemerintahan maka akan selalu berkaitan dengan bentuk
Negara. Para penulis memiliki pendapat yang berbeda mengenai bentuk pemerintahan. Di satu
pihak, berpendapat bahwa bentuk negara dan pemerintahan sama. Keduanya bercampur,
sehingga tidak dapat dibedakan. Perbedaannya hanya terletak pada istilah saja. Para pemikir
seperti Plato, Aristoteles, Polybios, Thomas van Aquinas, dan R. Kranenburg merupakan
penganut paham tersbut. Di pihak lain, N. Machiavelli, G. Jellinek, Hans Kelsen, L. Duguit,
dan Otto Koellreutter menyatakan bahwa bentuk negara berbeda dengan bentuk pemerintahan.
Sementara itu, C.F. Strong (Inggris) dan R.M. Mac Iver (Amerika) memiliki pandangan
tersendiri, berdasarkan pada kriterianya masingmasing dalam menentukan bentuk negara
maupun bentuk pemerintahan. Dari sudut pandang sosiologis maka pembicaraannya adalah
tentang “bentuk negara”. Selain itu negara juga dipandang dari segi strukturnya atau isinya (in
seine struktur), yang disebut dengan sudut pandang yuridis. Dari sudut pandang yuridis maka
pembicaraannya adalah tentang “bentuk pemerintahan”.

Sedangkan menurut Jimly Asshiddiqie, ada perbedaan antara bentuk negara dengan
bentuk pemerintahan, keduanya memiliki konsep yang berbeda. Jika yang dibicarakan adalah

4
bentuk negara berarti bentuk organ atau organisasi negara itu sebagai suatu keseluruhan, dan
jika yang dibahas bukan bentuk organnya melainkan bentuk penyelenggaraan pemerintahan
atau bentuk penyelenggaraan kekuasaan maka istilah yang lebih tepat dipakai adalah bentuk
bentuk pemerintahan. Istilah ini juga berbeda dengan sistem pemerintahan yang menyangkut
pilihan sistem pemerintahan parlementer, presidensiil atau campuran. Menurut Jimly
Asshiddiqie perbedaan antara bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan adalah :

1. Bentuk pemerintahan bersifat statis, berkenaan dengan bentuknya (vormen)


sedangkan sistem pemerintahan bersifat dinamis.
2. Dalam bentuk pemerintahan kata “pemerintahan” lebih luas pengertiannya karena
mencakup seluruh cabang kekuasaan, dedangkan pada sistem pemerintahan, kata
“pemerintahan” lebih sempit pengertiannya karena mencakup cabang eksekutif
saja.

Urgensi mempelajari bentuk pemerintahan adalah untuk lebih mengetahui distribusi kekuasaan
dalam negara kedalam wujud kewenangan (bevoegheid) serta dapat diketahui mekanisme
pemerintahan, berikut cara pengisian jabatan-jabatan dalam suatu negara.

2.2. Teori – Teori Bentuk Pemerintahan

1). Bentuk Pemerintahan Monarki (Kerajaan)


Leon Duguit dalam bukunya Traite de Droit Constitutional membedakan
pemerintahan dalam bentuk monarki dan republik. Perbedaan antara bentuk
pemerintahan “monarki” dan “republik” menurut Leon Duguit, adalah ada pada kepala
negaranya. Jika ditunjuk berdasarkan hak turun – temurun, maka kita berhadapan
dengan Monarki. Kalau kepala negaranya ditunjuk tidak berdasarkan turun – temurun
tetapi dipilih, maka kita berhadapan dengan Republik. Dalam praktik – praktik
ketatanegaraan, bentuk pemerintahan monarki dan republik dapat dibedakan atas:
a) Monarki Absolut

Monarki absolut adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang


dikepalai oleh seorang (raja, ratu,, syah, atau kaisar) yang kekuasaan dan wewenangnya
tidak terbatas. Perintah raja merupakan wewenang yang hrus dipatuhi oleh rakyatnya.
Pada diri raja terdapat kekuasaan eksekutif, yudikatif, dan legislatif yang menyatu
dalam ucapan dan perbuatannya. Contoh Perancis semasa Louis XIV dengan
semboyannya yang terkenal L’etat C’est Moi (negara adalah saya).

5
b) Monarki konstitusional

Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang


dikepalai oleh seorang raja yang kekuasaannya dibatasi undang – undang dasar
(konstitusi). Proses monarki kontitusional adalah sebagai berikut :

1. Ada kalanya proses monarki konstitusional itu datang dari raja itu sendiri
karena takut dikudeta. Contohnya: negara Jepang dengan hak octroon.
2. Ada kalanya proses monarki konstitusional itu terjadi karena adanya
revolusi rakyat terhadap raja. Contohnya: inggris yang melahirkan Bill of
Rights I tahun 1689, Yordania, Denmark, Aarab Saudi, Brunei Darussalam.

c). Monarki Parlementer

Monarki parlementer adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang


dikepalai oleh seorang raja dengan menempatkan parlemen (DPR) sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi. Dalam monarki parlementer, kekuasaan, eksekutif dipegang oleh
kabinet (perdanan menteri) dan bertanggung jawab kepada parlemen. Fungsi raja hanya
sebagain kepala negara (simbol kekeuasaan) yang kedudukannya ridak dapat diganggu
gugat. Bentuk monarki parlementer sampai sekarang masih tetap dilaksanakan di
negara Inggris, Belanda, dan Malaysia.

2). Bentuk Pemerintahan Oligarki


Oligarki adalah kekuasaan yang dikendalikan oleh sedikit orang, tetapi
memiliki pengaruh dominan dalam pemerintahan. Oligarki merupakan tipe klasik suatu
bentuk kekuasaan. Kata oligarki berasal dari bahasa Yunani, yaitu oligoi berarti
"beberapa" atau "segelintir" danarche berarti "memerintah". Oligarki adalah bentuk
pemerintahan yang dipimpin oleh beberapa orang, namun untuk kepentingan beberapa
orang tersebut (bentuk negatif). Hampir senada dengan itu, menurut Aristoteles,
oligarki adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok cendekiawan
demi kepentingan kelompoknya. Negara-negara Oligarki :
a. Uni Soviet

Di Uni Soviet saat rezim Stalin, hanya anggota Partai Komunis yang
mendukung birokratisasi Stalin saja dapat memegang jabatan pemerintahan, sisanya
disingkirkan atau dibunuh dengan kejam.

b. Afrika Selatan

6
Di Afrika Selatan sebelum 1994, orang-orang minoritas berkulit putih
memerintah secara oligarki atas mayoritas penduduk Afrika Selatan berkulit hitam.
Politik rasisme ini secara resmi pada 1948 disebut aparteid.

3. Bentuk Pemerintahan Republik

Dalam pelaksaaan bentuk pemerintahan republik dapat dibedakan menjadi


republik absolut, republik kontitusional, dan republik parlementer.

a. Republik Absolut

Dalam sistem republik absolut, pemerintahan bersifat diktator tanpa ada


pembatasan kekuasaan. Penguasa mengakibatkan konstitusi dan untuk melegitimasi
kekuasaannya digunakanlah partai politik. Dalam pemerintahan ini, parlemen memang
ada, namun tidak berfungsi.

b. Republik Konstitusional

Dalam sistem republik konstitusional, presiden memegang kekuasaan kepala


negara dan kepala pemerintahan. Namun, kekuasaan presiden dibatasi oleh konstitusi.
Di samping itu, pengawasan yang efektif dilakukan oleh parlemen.

c. Republik Parlementer

Dalam sistem republik palementer, presiden hanya berfungsi sebagai kepala


negara. Namun, presiden tidak dapat diganggu gugat. Sedangkan kepala pemerintah
berada di tangan perdana menteri yang bertanggung jawab kepada parlemen. Dalam
sistem ini, kekuasaan legislatif lebih tinggi dari pada kekuasaan eksekutif.

Adapun istilah asing yang sama pengertiannya dengan “bentuk pemerintah” ialah:

1. The form of government (Inggris) bukan governing


2. La forme de gouvernement (Prancis), bukan gouverner
3. Regeringsvorm (Belanda), bukan regerensvorm.

Kelompok petugas menyadari bahwa pemakaian “bentuk pemerintahan” itu sudah


meresap dalam masyarakat kita melalui buku-buku pelajaran di sekolah- sekolah. Meskipun
demikian, kelompok petugas berpendapat bahwa penggunaan yang salah itu seyogianya
dibetulkan dan konstituante adalah instasi resmi yang dalam hal ini layak melakukan koreksi
dan menganjurkan penggunaan istilah yang tepat dalam masyarakat.

7
Teori yang paling tua adalah Aristoteles, yang membedakan adanya bentuk- bentuk
negara dalam bentuknya yang murni dan bentuknya yang merosot. Bentuk-bentuk
negara menurut Aristoteles adalah :

1). Monarki

Pemerintahan oleh satu orang demi kepentingan umum sifat pemerintahan ini ideal dan
baik.

2). Tirani

Pemerintahan oleh seseorang demi kepentingan pribadi. Bentuk pemerintahan ini


burukdan merupakan kememrosotan.

3). Aristokrasi

Pemerintahan oleh orang-orang tertentu demi kepentingan sebagian orang. Bentuk


pemerintahan ini kurang baik dan merupakan pemerosotan.

4). Oligarki

Pemerintahan oleh beberapa orang demi kepentingan kelompoknya. Bentuk


pemerintahan ini merupakan pemerosotan dan buruk.

5). Demokrasi

Pembagian oleh Aristoteles ini didasarkan kepada jumlah orang yang memerintah.
Monarki diperintah oleh seseorang, aristokrasi diperintah oleh sekelompok orang dan
demokrasi diperintah oleh banyak orang, yaitu rakyat seluruhnya.

Teori kedua yang terkenal ialah dari Machiavelli yang mengemukakan bahwa di dunia
ini hanya ada dua bentuk negara : republik dan monarki. Teori ketiga ialah dari Jellinek yang
juga membagi negara dalam dua bentuk, yaitu monarki dan republik. Jellinek mengambil
kriteria cara membentuk kehendak negara (staatswill). Kehendak negara dalam monarki
ditentukan oleh seorang raja, dan dalam republik oleh banyak orang. Disamping ketiga teori
tersebut, timbul teori dari Leon Duguit yang menggunakan istilah “formele gouvernment”
(bentuk pemerintah) yang dibaginya dalam bentuk monarki dan republik. Kriteria yang dipakai
oleh Duguit, ialah cara penunjukan kepala negara, jika monarki kepala negaranya turun
temurun, sedangkan republik tidak. Otto Koelreutter bahkan menambah lagi bentuk
pemerintahan yang ketiga yaitu negara pemimpin otoriter. Kelompok petugas mengikuti dan

8
bersandar pada teori dari Kranenburg itu, karena Kranenburg menganjurkan pembedaan
pengertian bentuk pemerintah dan bentuk Negara.

9
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Bentuk pemerintahan banyak yang berbeda fungsi atau cara kerjanya menurut
ajaran Plato dan Aristoteles yang satu dengan yang lainya saling berkaitan. Apabila
jenis pemerintahan yang kurang tepat cara kerjanya maka seluruh pemerintahan akan
menjadi bobrok. Suatu pemerintahan membina suatu negara dengan menggunakan
jenis jenis pemerintahan tertentu dan apabila ada masalah diselesaikan dengan baik
sampai tuntas maka akan menjadi alat untuk menjaga kestabilan negara dalam jangka
waktu yang cukup lama.

Pemerintahan monarki adalah bentuk pemerintahan yang baik karena bentuk


pemerintahan yang kekuasaannya dipegang oleh satu orang yang berusaha
mewujudkan kesejahteraan umum. Sedangkan tirani merupakan bentuk
pemerosotannya karena bentuk pemerintahannya oleh satu orang yang berusaha
mewujudkan kepentingan dirinya sendiri tanpa mengindahkan kesejahteraan umum.

Setiap bentuk pemerintahan mempunyai fungsi dan cara kerja masing-masing.


Pemerintahan aristokrasi adalah bentuk pemerintahan yang dijalankan oleh kekeuasaan
dijalankan oleh beberapa orang yang berusaha mewujudkan kesejahteraan umum. Dan
pemerosotannya adalah bentuk pemerintahan oligarki dalah bentuk pemerintahan yang
dijalankan oleh sekelompok orang yang bertujuan mewujudkan kepentingan
kelompoknya sendiri.

Pemerintahan Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang seluruh warga


negaranya terlibatdalam pengaturan negara. Namun diantara mereka yang berkuasa
terdapat orang-orang yangkurang baik. Dan pemerosotannya adalah mobokrasi.Tiga
bentuk pemerintahan yang baik adalah Monarki, aristokrasi dan polity. Bentuk
pemerintahan yang buruk adalah tirani sebagai bentuk pemerosotan dan monarki,
oligarkisebagai bentuk pemerosotan dari aristokrasi dan demokrasi sebagai bentuk
pemerosotan dari polity.

10
Daftar Pustaka

BAB III - Kerangka Teori. (n.d.). Retrieved from repository.uin-suska: http://repository.uin-


suska.ac.id/8171/4/BAB%20III.pdf

Noviardi, S. A. (n.d.). Jelaskan Pengertian dan Bentuk - Bentuk Pemerintahan. Retrieved


from osf.io:
file:///C:/Users/Asus/Downloads/tugas%20hk%20tt%20negara%20(4).pdf

UNSIL, F. (2013). Bentuk - Bentuk Pemerintahan Negara dan Teorinya. Retrieved from
fisipunsil.blogspot.com: https://fisipunsil.blogspot.com/2013/05/bentuk-bentuk-
pemerintahan-negara-dan.html

11

Anda mungkin juga menyukai