Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan petunjuk-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini, Makalah yang berjudul “ Pengertian
Bentuk Pemerintahan dan Teori – Teori Bentuk Pemerintahan” ini disusun dalam rangka
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Negara yang diampu oleh Prof. Dr. Made Subawa,
S.H., M.S.
Makalah ini memuat tentang pengertian dari bentuk pemerintahan serta teori dari
macam – macam bentuk pemerintahan. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi
juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Seperti pepatah yang mengatakan “Tak
ada gading yang tak retak”, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan
dalam penyajian makalah ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
berguna dan dapat menambah pengetahuan pembaca.
Demikian makalah ini saya susun, apabila ada kata- kata yang kurang berkenan dan
banyak terdapat kekurangan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Negara adalah insititusi yang dibentuk oleh kumpulan orang-orang yang hidup
dalam wilayah tertentu dengan tujuan sama yang terikat dan taat terhadap
perundang-undangan serta memiliki pemerintahan sendiri. Negara dibentuk atas
dasar kesepakatan bersama yang bertujuan untuk mengatur kehidupan anggotanya
dalam memperoleh hidup dan memenuhi kebutuhan mereka. Untuk mengatur
bagaimana anggota masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya sebagai warga
negara, negara memberikan batasan-batasan dalam wujud aturan dan hukum.
Setiap negara memiliki bentuk-bentuk tersendiri dalam memerintah. Di dalam
negara terdapat penyelenggara negara, yakni pemerintahan Negara Pemerintahan
ini adalah proses atau cara pemerintah dalam menjalankan wewenangnya di
berbagai bidang (ekonomi, politik, administrasi, dan lain-lain) dalam rangka
mengelola berbagai urusan negara untuk kesejahteraan masyarakat. Maka daripada
itu diperlukan bentuk pemerintahan yang dapat menaungi masyarakatnya yang ideal
dengan sistem pemerintahan yang tepat pula. Bentuk – bentuk pemerintahan itu
tentunya nanti akan sangat berpengaruh bagi jalannya suatu negara dan
masyarakatnya. Mempelajari bentuk pemerintahan ini diperlukan untuk lebih
mengetahui distribusi kekuasaan dalam negara kedalam wujud kewenangan
(bevoegheid) serta dapat diketahui mekanisme pemerintahan, berikut cara pengisian
jabatan-jabatan dalam suatu negara. Oleh karena itu makalah ini akan membahas
apa itu bentuk pemerintahan serta teori – teori bentuk pemerintahan itu sendiri.
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari bentuk pemerintahan.
2. Untuk mengetahui teori – teori bentuk pemerintahan.
3
2.1. Pengertian Bentuk Pemerintahan
Bila berbicara tentang bentuk pemerintahan maka akan selalu berkaitan dengan bentuk
Negara. Para penulis memiliki pendapat yang berbeda mengenai bentuk pemerintahan. Di satu
pihak, berpendapat bahwa bentuk negara dan pemerintahan sama. Keduanya bercampur,
sehingga tidak dapat dibedakan. Perbedaannya hanya terletak pada istilah saja. Para pemikir
seperti Plato, Aristoteles, Polybios, Thomas van Aquinas, dan R. Kranenburg merupakan
penganut paham tersbut. Di pihak lain, N. Machiavelli, G. Jellinek, Hans Kelsen, L. Duguit,
dan Otto Koellreutter menyatakan bahwa bentuk negara berbeda dengan bentuk pemerintahan.
Sementara itu, C.F. Strong (Inggris) dan R.M. Mac Iver (Amerika) memiliki pandangan
tersendiri, berdasarkan pada kriterianya masingmasing dalam menentukan bentuk negara
maupun bentuk pemerintahan. Dari sudut pandang sosiologis maka pembicaraannya adalah
tentang “bentuk negara”. Selain itu negara juga dipandang dari segi strukturnya atau isinya (in
seine struktur), yang disebut dengan sudut pandang yuridis. Dari sudut pandang yuridis maka
pembicaraannya adalah tentang “bentuk pemerintahan”.
Sedangkan menurut Jimly Asshiddiqie, ada perbedaan antara bentuk negara dengan
bentuk pemerintahan, keduanya memiliki konsep yang berbeda. Jika yang dibicarakan adalah
4
bentuk negara berarti bentuk organ atau organisasi negara itu sebagai suatu keseluruhan, dan
jika yang dibahas bukan bentuk organnya melainkan bentuk penyelenggaraan pemerintahan
atau bentuk penyelenggaraan kekuasaan maka istilah yang lebih tepat dipakai adalah bentuk
bentuk pemerintahan. Istilah ini juga berbeda dengan sistem pemerintahan yang menyangkut
pilihan sistem pemerintahan parlementer, presidensiil atau campuran. Menurut Jimly
Asshiddiqie perbedaan antara bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan adalah :
Urgensi mempelajari bentuk pemerintahan adalah untuk lebih mengetahui distribusi kekuasaan
dalam negara kedalam wujud kewenangan (bevoegheid) serta dapat diketahui mekanisme
pemerintahan, berikut cara pengisian jabatan-jabatan dalam suatu negara.
5
b) Monarki konstitusional
1. Ada kalanya proses monarki konstitusional itu datang dari raja itu sendiri
karena takut dikudeta. Contohnya: negara Jepang dengan hak octroon.
2. Ada kalanya proses monarki konstitusional itu terjadi karena adanya
revolusi rakyat terhadap raja. Contohnya: inggris yang melahirkan Bill of
Rights I tahun 1689, Yordania, Denmark, Aarab Saudi, Brunei Darussalam.
Di Uni Soviet saat rezim Stalin, hanya anggota Partai Komunis yang
mendukung birokratisasi Stalin saja dapat memegang jabatan pemerintahan, sisanya
disingkirkan atau dibunuh dengan kejam.
b. Afrika Selatan
6
Di Afrika Selatan sebelum 1994, orang-orang minoritas berkulit putih
memerintah secara oligarki atas mayoritas penduduk Afrika Selatan berkulit hitam.
Politik rasisme ini secara resmi pada 1948 disebut aparteid.
a. Republik Absolut
b. Republik Konstitusional
c. Republik Parlementer
Adapun istilah asing yang sama pengertiannya dengan “bentuk pemerintah” ialah:
7
Teori yang paling tua adalah Aristoteles, yang membedakan adanya bentuk- bentuk
negara dalam bentuknya yang murni dan bentuknya yang merosot. Bentuk-bentuk
negara menurut Aristoteles adalah :
1). Monarki
Pemerintahan oleh satu orang demi kepentingan umum sifat pemerintahan ini ideal dan
baik.
2). Tirani
3). Aristokrasi
4). Oligarki
5). Demokrasi
Pembagian oleh Aristoteles ini didasarkan kepada jumlah orang yang memerintah.
Monarki diperintah oleh seseorang, aristokrasi diperintah oleh sekelompok orang dan
demokrasi diperintah oleh banyak orang, yaitu rakyat seluruhnya.
Teori kedua yang terkenal ialah dari Machiavelli yang mengemukakan bahwa di dunia
ini hanya ada dua bentuk negara : republik dan monarki. Teori ketiga ialah dari Jellinek yang
juga membagi negara dalam dua bentuk, yaitu monarki dan republik. Jellinek mengambil
kriteria cara membentuk kehendak negara (staatswill). Kehendak negara dalam monarki
ditentukan oleh seorang raja, dan dalam republik oleh banyak orang. Disamping ketiga teori
tersebut, timbul teori dari Leon Duguit yang menggunakan istilah “formele gouvernment”
(bentuk pemerintah) yang dibaginya dalam bentuk monarki dan republik. Kriteria yang dipakai
oleh Duguit, ialah cara penunjukan kepala negara, jika monarki kepala negaranya turun
temurun, sedangkan republik tidak. Otto Koelreutter bahkan menambah lagi bentuk
pemerintahan yang ketiga yaitu negara pemimpin otoriter. Kelompok petugas mengikuti dan
8
bersandar pada teori dari Kranenburg itu, karena Kranenburg menganjurkan pembedaan
pengertian bentuk pemerintah dan bentuk Negara.
9
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Bentuk pemerintahan banyak yang berbeda fungsi atau cara kerjanya menurut
ajaran Plato dan Aristoteles yang satu dengan yang lainya saling berkaitan. Apabila
jenis pemerintahan yang kurang tepat cara kerjanya maka seluruh pemerintahan akan
menjadi bobrok. Suatu pemerintahan membina suatu negara dengan menggunakan
jenis jenis pemerintahan tertentu dan apabila ada masalah diselesaikan dengan baik
sampai tuntas maka akan menjadi alat untuk menjaga kestabilan negara dalam jangka
waktu yang cukup lama.
10
Daftar Pustaka
UNSIL, F. (2013). Bentuk - Bentuk Pemerintahan Negara dan Teorinya. Retrieved from
fisipunsil.blogspot.com: https://fisipunsil.blogspot.com/2013/05/bentuk-bentuk-
pemerintahan-negara-dan.html
11