Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Penerapan Sistem Trias Politica Dan Sistem Checks And Balances


Sebagai Penyelesaian Tugas Yang Diberikan Kepada Mahasiswa

Di Susun Oleh :
Muh. Nabhan
(20156122011)

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI BISNIS ISLAM


PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MAJENE
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘Alaykum warahmatullahi wabarakatu
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan kita begitu
banyak nikmat sehingga kita dapat melaksanakan kegiatan kita setiap hari tanpa suatu
halangan apa pun.

Shalawat serta salam tak lupa pula kita kirimkan kepada junjungan kita yakni
Baginda Rasulullah SAW. Sebab beliau lah kita dapat membedakan mana baik dan
buruknya, mana yang hak dan yang batil, dan mana jalan menuju ke syurga dan mana
jalan menuju keneraka. Mudah-mudahan dengan shalawat yang kita kirimkan bisa
menjadi syafaat nantinya di akhirat kelak. Aamiin ya rabbal alamiin.

Terima kasih banyak atas kerja sama para rekan-rekan teman sekalian dalam
penyusunan makalah ini, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Oleh karna itu, saya sangat menghargai apa bila ada kritikan dan
masukan dari teman-teman sekalian, sehingga nantinya dapat membuat makalah yang
lebih baik lagi.
Pambusuang, 25 Mei 2023

penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan masalah.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 3
A. Pengertian Trias Politica........................................................................... 3
B. Penerapan Konsep Sistem Trias Politica................................................. 4
C. Penerapan Konsep Sistem Checks And Balances................................... 5
BAB III PENUTUP................................................................................................ 8
A. Kesimpulan................................................................................................. 8
B. Saran............................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu negara dapat dikatakan berjalan dengan baik, apabila disuatu negara
tersebut terdapat suatu wilayah atau daerah teritorial yang sah, yang mana
didalamnya terdapat sebuah pemerintahan yang sah damnm diakui dan berdaulat,
serta diberi kekuasaan yang sah untuk mengatur para rakyatnya. Kekuasaan yang
sah artinya bahwa pemerintahan yang berdaulat adalah representasi dari seluruh
rakyat dan menjalankan kekuasaan atas kehendak rakyat.
Kekuasaan adalah wewenang atas sesuatu atau untuk menentukan sesuatu.
Dalam hal ini pemerintah menjalankan kekuasaan atas kehendak rakyat, artinya
bahwa berdasarkan konsensus yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945, telah disepakati bahwa rakyat memberikan wewenang kepada
pemerintah, mewakili dan mengurus urusan pemerintah.
Pada saat menjalankan roda pemerintahan, pemerintah memerlukan suatu
“Sistem Pemerintahan”. Sistem pemerintahan merupakan gabungan dari istilah
yaitu “Sistem” dan “Pemerintahan”. Sistem adalah suatu keseluruhan, terdiri dari
beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional baik antara bagian-
bagian maupun hubungan terhadap keseluruhan, sehingga hubungan itu
menimbulkan ketergantungan antar bagian-bagian yang akibatnya juga salah satu
bagian tidak bekerja dengan baik akan memengaruhi keseluruhannya itu.
Sementara pemerintah dalam arti luas adalah segala urusan yang dilakukan
oleh negara dalam menjalankan kesejahteraan rakyat dan kepentingan negara
sendiri. Jadi tidak diartikan sebagai pemerintah yang hanya menjalankan tugas
eksekutif saja, melainkan juga meliputi tugas-tugas lain termasuk Legislatif dan
Yudikatif. Ketika membahas mengenai sistem pemerintahan maka akan erat
kaitannya dengan pembagian kekuasaan serta hubungan antar lembaga negara
yang menjalankan kekuasaan-kekuasaan negara itu, dalam rangka
menyelenggarakan kepentingan rakyat yaitu mencapai cita-cita nasional yang
tertuang dalam pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
pada Tahun 1945 Alinea IV,yaitu melindungi seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud trias politica?
2. Bagaimana penerapan konsep trias politica dan sistem checks and balances?
C. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui lebih jauh apa itu trias politica, dan bagaimana penerapan
trias politica.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Trias Politica
Trias Politica adalah suatu prinsip normatif bahwa kekuasaan-kekuasaan
yang sebaiknya tidak diserahkan kepada orang yang sama untuk mencegah
penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak yang berkuasa.
Menurut bahasa Trias Politica berasal dari yunani, Tri yang berarti tiga, As
yang berarti poros atau pusat, dan politica yang berarti kekuasaan. Sedangkan
menurut istilah Trias Politica adalah suatu ajaran yang mempunyai anggapan
bahwa kekuasaan itu terdiri 3 kekuasaan, yaitu Legislatif sebagai pembuat
Undang-Undang, Eksekutif sebagai pelaksana Undang-Undang, sedangkan
Yudikatif sebagai yang mengadili yang melanggar Undang-Undang.
Artinya Trias Politica menawarkan suatu konsep mengenai kehidupan
bernegara dengan melakukan pemisahan kekuasaan yang diharapkan akan
saling lepas dalam kedudukan yang sederajat, sehingga dapat saling
mengendalikan dan mengimbangi satu sama lain, selain itu harapannya dapat
membatasi kekuasaan agar tidak terjadi pemusatan pada satu tangan yang
nantinya akan melahirkan ke sewenang-wenangan.
Ditinjau dari segi pembagian kekuasaannya, lembaga negara atau lembaga
pemerintah dapat dibedakan menjadi 2 yakni :
1. Secara vertikal, yaitu pembagian kekuasaan menurut tingkatannya.
Maksudnya adalah pembagian kekuasaan antar berapa tingkat pemerintahan.
2. Secara horizontal, yaitu pembagian kekuasaan menurut fungsinya.
Maksudnya pembagian ini lebih menitikberatkan pada pembedaan dan fungsi
pemerintahan.
Yang dimaksud pembagian kekuasaan dalam penelitian ini adalah
pembagian kekuasaan secara horizontal, yaitu pembagian kekuasaan yang
didasarkan atas sifat tugas yang berbeda-beda jenis dan fungsinya.

3
B. Penerapan Konsep Sistem Trias Politica
Pada pokok ajaran Trias Politica isinya tiap pemerintahan harus ada 3 jenis
kekuasaan yaitu Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif.
1. Kekuasaan Legislatif
Kekuasaan Legislatif adalah kekuasaan yang membuat Undang-
Undang. Kekuasaan untuk membuat Undang-Undang harus terletak
dalam suatu badan khusus itu. Jika penyusunan Undang-Undang tidak
diletakkan pada suatu badan tertentu, maka akan mungkin tiap golongan
atau tiap orang mengadakan Undang-Undang untuk kepentingannya
sendiri.
Suatu negara yang menamakan diri sebagai negara demokrasi yang
peraturan perundangan harus berdasarkan kedaulatan rakyat, maka badan
perwakilan rakyat yang harus dianggap sebagai badan yang mempunyai
kekuasaan tertinggi untuk menyusun Undang-Undang dan dinamakan
Legislatif.
Legislatif adalah yang terpenting sekali dalam susunan kenegaraan
karna Undang-Undang adalah ibarat tiang yang menegakkan hidup
perumahan Negara dan sebagai alat yang menjadi pedoman hidup bagi
masyarakat dan bernegara.
Sebagai badan pembentuk Undang-Undang, maka legislatif itu hanya
berhak mengadakan Undang-Undang saja, tidak boleh melaksanakannya.
Untuk menjalankan Undang-Undang itu haruslah diserahkan kepada
suatu badan yang lain.
2. Kekuasaan Eksekutif
Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan untuk melaksanakan Undang-
Undang. Kekuasaan pelaksana Undang-Undang dipegang oleh Kepala
Negara. Kepala Negara tentu tidak dapat dengan sendirinya menjalankan
segala Undang-Undang ini. Oleh karena itu, kekuasaan dari kepala
negara mendelegasikan kepada pejabat-pejabat pemerintah yang

4
bersama-sama merupakan suatu badan pelaksana Undang-Undang.
Badan inilah yang menjalankan kekuasaan Eksekutif.
3. Kekuasaan Yudikatif
Kekuasaan Yudikatif adalah kekuasaan yang berkewajiban
mempertahankan Undang-Undang dan berhak memberikan peradilan
kepada rakyatnya. Badan Yudikatif adalah yang berkuasa memutuskan
perkara, menjatuhkan hukum kepada pelanggaran Undang-Undang yang
telah diadakan dan dijalankan.
Walaupun pada hakim itu biasanya diangkat oleh Kepala Negara tetapi
mereka mempunyai kedudukan yang istimewa dan mempunyai hak
tersendiri, karna hakim tidak diperintah oleh Kepala Negara yang
mengangkatnya, bahkan hakim adalah badan yang berhak menghukum
Kepala Negara jika Kepala Negara melakukan pelanggaran.
C. Penerapan Konsep Sistem Checks And Balances
Konsep checks and balances merupakan prinsip ketatanegaraan yang
menghendaki agar kekuasaan Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif sama-sama
sederajat dan saling mengontrol satu sama lain. Kekuasaan negara dapat
dibatasi, diatur, bahkan di kontrol dengan sebaik-baiknya, sehingga
penyalahgunaan kekuasaan oleh aparat penyelenggara negara ataupun
pribadi-pribadi yang sedang menduduki jabatan dalam lembaga-lembaga
negara dapat dicegah dan ditanggulangi. Mekanisme checks and balances
dalam suatu demokrasi merupakan hal yang wajar, bahkan sangat diperlukan.
Hal itu untuk menghindari penyalahgunaan kekuasaan oleh seseorang
ataupun sebuah institusi, atau juga untuk menghindari terpusatnya kekuasaan
pada seseorang ataupun sebuah institusi, karena dengan mekanisme seperti
ini, antara institusi yang satu dengan yang lain akan saling mengontrol atau
mengawasi, bahkan saling mengisi.
Prinsip tersebut mulanya prinsip yang diterapkan dalam sistem
ketatanegaraan Amerika Serikat, di mana sistem ketatanegaraan dimaksud
untuk memadukan antara prinsip memisahkan kekuasaan dan prinsip checks

5
and balances. Kekuasaan negara dibagi atas kekuasaan Legislatif, Eksekutif
dan Yudikatif, yang masing-masing dipegang oleh lembaga berbeda tanpa
adanya kerja sama satu sama lain, sedangkan dengan checks and balances,
antar lembaga dan lembaga lainnya terdapat keseimbangan kekuasaan dan
mekanisme saling kontrol. Prinsip checks and balances tidak dapat
dipisahkan dari masalah pemisahan kekuasaan.
Di Amerika Serikat sebagai bentuk perwujudan dari prinsip cheks and
balances, presiden diberi wewenang untuk memveto rancangan Undang-
Undang yang telah diterima oleh Kongres, akan tetapi veto ini dapat
dibatalkan oleh kongres dengan 2/3 suara dari kedua majelis. Mahkamah
Agung mengadakan checks terhadap badan Eksekutif dan badan Legislatif
melalui Judicial riview. Di lain pihak, hakim agung yang oleh badan
Eksekutif diangkat seumur hidup dapat diberhentikan oleh kongres jika
ternyata melakukan tindakan kriminal. Presiden dapat di dakwa oleh kongres.
Presiden boleh menandatagani perjanjian internasional, dan baru dianggap
sah jika senat juga mendukungnya. Begitu juga untuk pengangkatan jabatan-
jabatan yang menjadi kewenangan presiden, seperti hakim agung, duta besar,
diperlukan persetujuan dari senat. Sebaliknya, menyatakan perang (yang
merupakan tindakan Eksekutif) menjadi kewenangan kongres.
Prinsip checks and balances ini dapat dioprasionalkan melalui cara-cara
sebagai berikut :
1. Pemberian kewenangan untuk melakukan tindakan yang lebih kepada dari
satu lembaga. Misalnya kewenangan pembuatan Undang-Undang diberikan
kepada pemerintah dan parlemen.
2. Pemberian kewenangan pengangkatan jabatan tertentu kepada lebih dari
satu lembaga, misalnya eksekutif dan legislatif.
3. Upaya hukum impeachment lembaga yang satu terhadap lembaga lainnya.
4. Pengawasan langsung dari satu lembaga terhadap lembaga negara lainnya,
seperti eksekutif diawasi oleh legislatif.

6
5. Pemberian kepada pengadilan sebagai lembaga pemutus perkara sengketa
kewenangan antara lembaga eksekutif dan lembaga legislatif.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Trias Politica adalah suatu ajaran yang mempunyai anggapan bahwa
kekuasaan itu terdiri 3 kekuasaan, yaitu Legislatif sebagai pembuat Undang-
Undang, Eksekutif sebagai pelaksana Undang-Undang, sedangkan Yudikatif
sebagai yang mengadili yang melanggar Undang-Undang.
Prinsip checks and balances ini dapat dioprasionalkan melalui cara-cara
sebagai berikut :
a. Pemberian kewenangan untuk melakukan tindakan yang lebih kepada
dari satu lembaga. Misalnya kewenangan pembuatan Undang-Undang
diberikan kepada pemerintah dan parlemen.
b. Pemberian kewenangan pengangkatan jabatan tertentu kepada lebih dari
satu lembaga, misalnya eksekutif dan legislatif.
c. Upaya hukum impeachment lembaga yang satu terhadap lembaga
lainnya.
d. Pengawasan langsung dari satu lembaga terhadap lembaga negara
lainnya, seperti eksekutif diawasi oleh legislatif.
e. Pemberian kepada pengadilan sebagai lembaga pemutus perkara
sengketa kewenangan antara lembaga eksekutif dan lembaga legislatif.

B. Saran
Bisa menambah wawasan kepada para pembaca dan juga dapat menambah
pengetahuan lebih tentang apa itu trias politica dan cheks and balances, serta
penerapannya terhadap suatu negara. Dan kami sangat mengapresiasi komen
dan saran teman-teman jika ada kesalahan didalam makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA
Efi Yulisyowati, Endah Pujiastuti, Tri Muliyani, 2016. Penerapan konsep trias
politica, jakarta. C.V RAJAWALI.
Sunarto, 2010. PRINSIP CHECKS AND BALANCES, semarang. Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai