Anda di halaman 1dari 13

1

MAKALAH
LEMBAGA – LEMBAGA NEGARA
INDONESIA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK I

Muhammad Abidin : 20156122017


Muhammad Tasbih : 20156122024
Henrik : 20156122
Alma Usman : 20156122013
Erfina : 20156122019

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI BISNIS ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MAJENE
I

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah yang maha esa, yang telah memberikan berkat, rahmat, serta
karunia-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “lembaga-
lembaga negara diindonesia”. Namun, dalam penyusanan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, dengan rendah hati kami menanti saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari semua pembaca.

Sholawat serta salam tidak lupa selalu kami haturkan untuk junjungan nabi agung kami, yaitu
nabi muhammad saw yang telah menyampaikan petunjuk allah swt untuk kami semua, yang
merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni syariah agama islam yang sempurna dan
merupakan satu-satunya karuniah paling besar bagi seluruh alam.

Tak lupa pula juga kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak
yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan kami telah berusaha
semaksimal mungki dalam menyusun tugas makalah ini. Oleh sebab itu kami sangat
mengharapkan kritik, saran, dan nasehat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini
kedepannya.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
untuk kita semua.
II

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... I
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... II
BAB I | PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
BAB II | PEMBAHASAN ............................................................................................ 2
BAB III | PENUTUP ..................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 8

1
Bintan R Saragih, 2014, Komisi-Komisi Negara Dalam Sistem Pemerintahan Yang
Berubah, Jakarta
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alat kelengkapan negara berdasarkan teori klasik hukum negara meliputi, kekuasaan
eksekutif, dalam hal ini bisa Presiden atau Perdana Menteri atau Raja; kekuasaan
legislatif, dalam hal ini bisa disebut parlemen atau dengan nama lain seperti Dewan
Perwakilan Rakyat; dan kekuasaan yudikatif seperti Mahkamah Agung atau supreme
court. Setiap alat kelengkapan negara tersebut bisa memiliki organ-organ lain untuk
membantu melaksanakan fungsinya.1

Kekuasaan eksekutif, misalnya, dibantu oleh menteri-menteri yang biasanya


memiliki suatu depertemen tertentu. Meskipun demikian, dalam kenyataanya, tipe-tipe
lembaga yang diadopsi setiap negara berbeda-beda sesuai dengan perkembangan sejarah
politik kenegaraan dan juga sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam negara yang
bersangkutan. Secara konseptual, tujuan diadakan lembaga-lembaga negara atau alat
kelengkapan negara adalah selain untuk menjalankan fungsi negara, juga untuk
menjalankan fungsi pemerintahan secara aktual.

Secara praktis fungsi negara dan ideologis mewujudkan tujuan negara jangka
panjang. Dalam negara hukum yang demokratik, hubungan antara infra struktur politik
(Socio Political Sphere) selaku pemilik kedaulatan (Political Sovereignty) dengan supra
struktur politik (Governmental Political Sphere) sebagai pemegang atau pelaku
kedaulatan rakyat menurut hukum (Legal Sovereignty), terdapat hubungan yang saling
menentukan dan saling mempengaruhi.

B. Perumusan Masalah
1. Apa pengertian lembaga negara ?
2. Bagaimana kedudukan dan fungsih lembaga negara ?
3. Bagaiamana kedudkan dan fungsih lembaga negara utama dan lembaga negara bantu ?
2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kelembagaan Negara

1. Pengertian Lembaga Negara


Lembaga negara adalah lembaga pemerintahan atau "Civilizated
Organization" Dimana lembaga tersebut dibuat oleh negara , dari negara, dan untuk
negara dimana bertujuan untuk membangun negara itu sendiri .
Lembaga negara menurut para ahli antara lain;
Menurut Dewi oktavia,Lembaga negara adalah lembaga pemerintahan yang
berkedudukan dipusat yang tugas,fungsih,dan kewenanganya secara tegas diatur
dalam undang -undang.

B. Kedudukan dan fungsih lembaga negara


Berikut kedudukan dan fungsih lembaga negara antara lain:
1. Menjaga kestabilan atau stabilitas keamanan , politik , hukum , ham , dan budaya
2. Menciptakan suatu lingkungan yang kondusif , aman , dan harmonis
3. Menjadi badan penghubung antara negara dan rakyatnya
4. Menjadi sumber insipirator dan aspirator rakyat
5. Memberantas tindak pidana korupsi , kolusi , maupun nepotisme
6. Membantu menjalankan roda pemerintahan negara

C. KEDUDUKAN DAN FUNGSIH LEMBAGA NEGARA UTAMA DAN


LEMBAGA NEGARA BANTU
1. LEMBAGA NEGARA UTAMA

• Majelis Permusyawaratan Rakyat

Sebelum Perubahan UUD 1945, kedaulatan berada di tangan rakyat dilaksanakan


sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. MPR memiliki tugas dan
wewenang yang sangat besar dalam praktek penyelenggaraan negara, dengan
kewenangan dan posisi yang demikian penting, MPR disebut sebagai “lembaga
tertinggi negara”, yang juga berwenang mengeluarkan ketetapan-ketetapan yang
hierarki hukumnya berada di bawah Undang-Undang Dasar dan di atas undang-
undang.

Setelah Perubahan UUD 1945, kedaulatan rakyat tidak lagi dilaksanakan oleh
MPR, tetapi dilaksanakan “menurut undang-undang dasar”. Dengan demikian,
2
Arifin Firmansyah DKK,2018, Lembaga Negara dan Sengketa
Kewenangan lembaga negara, Liberty, Yogyakarta.
3

kedaulatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Undang- Undang Dasar dan


diejawantahkan oleh semua lembaga negara yang disebutkan di dalam Undang-
Undang Dasar sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing. Dengan
perubahan tugas dan fungsi MPR dalam sistem ketatanegaraan, saat ini, semua
lembaga negara memiliki kedudukan yang setara dan saling mengimbangi.

Saat ini, MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang semuanya dipilih
oleh rakyat dalam pemilu, bukan lembaga DPR dan lembaga DPD. Komposisi
keanggotaan tersebut sesuai dengan prinsip demokrasi perwakilan yaitu
“perwakilan atas dasar pemilihan” (representation by election). dengan ketentuan
baru ini secara teoritis berarti terjadi perubahan fundamental dalam sistem
ketatanegaraan, yaitu dari sistem yang vertikal hierarkis dengan prinsip supremasi
MPR menjadi sistem yang horizontal- fungsional dengan prinsip saling
mengimbangi dan saling mengawasi antarlembaga negara.
MPR tidak lagi menetapkan garis-garis besar haluan negara, baik yang berbentuk
GBHN maupun berupa peraturan perundang-undangan, serta tidak lagi memilih
dan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden. Hal ini berkaitan dengan perubahan
UUD 1945 yang menganut sistem pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara
langsung oleh rakyat yang memiliki program yang ditawarkan langsung kepada
rakyat. Jika calon Presiden dan Wakil Presiden itu menang maka program itu
menjadi program pemerintah selama lima tahun. Berkaitan dengan hal itu,
wewenang MPR adalah melantik Presiden atau Wakil Presiden yang dipilih secara
langsung oleh rakyat. Dalam hal ini MPR tidak boleh tidak melantik Presiden dan/
atau Wakil Presiden yang sudah terpilih.

• Dewan Perwakilan Rakyat

Dewan Perwakilan Rakyat merupakan lembaga negara yang memegang


kekuasaan legislatif sebagaimana tercantum pada Pasal 20 ayat (1) UUD 1945.
Dalam UUD 1945 secara eksplisit dirumuskan tugas, fungsi, hak, dan wewenang
DPR yang menjadi pedoman dalam pola penyelenggaraan negara.

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, untuk optimalisasi lembaga


perwakilan serta memperkukuh pelaksanaan saling mengawasi dan saling
mengimbangi oleh DPR, DPR memiliki fungsi yang diatur secara eksplisit dalam
UUD.2

Pada Pasal 20A dipertegas fungsi DPR, yaitu fungsi legislasi, anggaran, dan
pengawasan. Fungsi legislasi mempertegas kedudukan DPR sebagai lembaga
legislatif yang menjalankan kekuasaan membentuk undang-undang. Fungsi
anggaran mempertegas kedudukan DPR untuk membahas (termasuk mengubah)

2
Arifin Firmansyah DKK,2018, Lembaga Negara dan Sengketa
Kewenangan lembaga negara, Liberty, Yogyakarta.
4

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) dan menetapkan


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang ditujukan bagi
kesejahteraan rakyat. Kedudukan DPR dalam hal APBN ini lebih menonjol
dibandingkan dengan kedudukan Presiden karena apabila DPR tidak menyetujui
RAPBN yang diusulkan Presiden, Pemerintah menjalankan APBN tahun yang lalu
[Pasal 23 ayat (3)]. Fungsi pengawasan adalah fungsi DPR dalam melakukan
pengawasan terhadap kebijakan dan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan
oleh Presiden (pemerintah).3
Penegasan fungsi DPR dalam UUD 1945 itu akan sangat mendukung pelaksanaan
tugas DPR sehingga DPR makin berfungsi sesuai dengan harapan dan tuntutan
rakyat Selanjutnya, dalam kerangka checks and balances system dan penerapan
negara hukum, dalam pelaksanaan tugas DPR, setiap anggota DPR dapat
diberhentikan dari jabatannya. Dalam masa jabatannya mungkin saja terjadi hal
atau kejadian atau kondisi yang menyebabkan anggota DPR dapat diberhentikan
sebagai anggota DPR. Agar pemberhentian anggota DPR tersebut mempunyai
dasar hukum yang baku dan jelas, pemberhentian perlu diatur dalam undang-
undang. Ketentuan ini merupakan mekanisme kontrol terhadap anggota DPR.
Adanya pengaturan pemberhentian anggota DPR dalam masa jabatannya dalam
undang-undang akan menghindarkan adanya pertimbangan lain yang tidak
berdasarkan undang-undang. Ketentuan itu juga sekaligus menunjukkan
konsistensi dalam menerapkan paham supremasi hukum, yaitu bahwa setiap orang
sama di depan hukum, sehingga setiap warga negara harus tunduk pada hukum.
Namun, dalam menegakkan hukum itu harus dilakukan dengan cara-cara yang
sesuai dengan hukum.

• Badan Pemeriksa Keuangan

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan lembaga negara yang


memegang kekuasaan dalam bidang auditor. Dalam kedudukannya sebagai
eksternal auditor pemerintah yang memeriksa keuangan negara dan APBD,
serta untuk dapat menjangkau pemeriksaan di daerah, BPK membuka kantor
perwakilan di setiap provinsi. BPK mempunyai tugas memeriksa pengelolaan
dan tanggung jawab tentang keuangan negara.

• Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial

Kekuasaan kehakiman dalam sistem ketatanegaraan Indonesia bertujuan untuk


menyelenggarakan peradilan yang merdeka, bebas dari intervensi pihak mana
pun, guna menegakkan hukum dan keadilan.

Dalam UUD 1945 Pasal 24 ayat (3) dikatakan bahwa “badan-badan lain yang
fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam undang-
5

undang”. Ketentuan tersebut menjadi dasar hukum keberadaan berbagai badan


lain yang berkaitan dengan kekuasaan kehakiman, antara lain lembaga penyidik
dan lembaga penuntut.

1. Mahkamah Agung
Sesuai dengan ketentuan Pasal 24A ayat (1), MA mempunyai wewenang:
• mengadili pada tingkat kasasi;
• menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap
undang-undang;
• wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang.

2. Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi dengan wewenang sebagai berikut:

▪ menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar;


• memutus sengketa kewenangan lembaga negara
yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar;
• memutus pembubaran partai politik;4) memutus perselisihan tentang hasil
pemilihan umum.

3. Komisi Yudisial

Wewenang Komisi Yudisial menurut ketentuan UUD adalah mengusulkan


pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka
menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
Dalam proses rekrutmen hakim agung, calon hakim agung diusulkan Komisi
Yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan dan untuk selanjutnya
ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden.

Pasal 24B UUD menyebutkan Komisi Yudisial merupakan lembaga negara yang
bersifat mandiri dan berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan
mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan,
keluhuran martabat, serta prilaku hakim. Dengan demikian, Komisi Yudisial
memiliki dua kewenangan, yaitu mengusulkan pengangkatan calon hakim agung
di Mahkamah Agung dan menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta
menjaga martabat serta menjaga prilaku hakim di Mahkamah Konstitusi.

2. LEMBAGA NEGARA BANTU

• komusi pemberatasan korupsi (kpk)

Komisi pemberantasan korupsis adalah lembaga negara yang dalam


melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari
pengaruh kekuasaan manupun. Komisi pemberantasan korupsi (kpk) adalah
6

lembaga negara bantu yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya


bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun. Walaupun
memiliki independensi dan kebebasan dalam melaksanakan tugas dan
kewenangnya, namun KPK tetap bergantung kepada cabang kekuasaan lain
dalam perangkat keanggotaanya. Berdasarkan undang-undang nomor 30 tahun
2002 tentang komusi pemberantasan tindak pidana korupsi Bab I pasal 1, KPK
adalah lembaga negara yang dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna
terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi
7

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Lembaga negara adalah lembaga pemerintahan atau "Civilizated Organization"
Dimana lembaga tersebut dibuat oleh negara , dari negara, dan untuk negara
dimana bertujuan untuk membangun negara itu sendiri .
2. Kedudukan dan fungsih lembaga negara
• Menjaga kestabilan atau stabilitas keamanan , politik , hukum , ham , dan
budaya
• Menciptakan suatu lingkungan yang kondusif , aman , dan harmonis
• Menjadi badan penghubung antara negara dan rakyatnya
• Menjadi sumber insipirator dan aspirator rakyat
• Memberantas tindak pidana korupsi , kolusi , maupun nepotisme
• Membantu menjalankan roda pemerintahan negara
3. Kedudukan Dan Fungsih Lembaga Negara Utama Dan Lembaga Negara Bantu
Lembaga Negara Utama

• Majelis Permusyawaratan Rakyat

• Dewan perwakilan rakyat

• Badan pemeriksa keuangan

• Mahkama konstitusi

• Mahkama agung

• Komisi yudisial

Lembaga Negara Bantu

• komisi pemberantasan korupsi


8

Daftar Pustaka

Bintan R Saragih, 2014, Komisi-Komisi Negara Dalam Sistem Pemerintahan Yang


Berubah, Jakarta.

Elly Dar Chaidir, 2017, Negara Hukum Demokrasi dan Konstalansi Ketatanegaraan
Indonesia, Kreasi Total Media, Yogyakarta

Gunawan Abdullah Tauda,2016. Kedudukan Komisi Negara Independen, Genta


Press, Yogyakarta.

Wiratno, 2017,Pengantar Hukum Administrasi Negara, Universitas Trisakti, Jakarta.

Jurnal

Agustina, Enny, 2018, Legal Malfunctions And Efforts In Reconstructing The Legal
System Service: A State Administrative Law Perspective, Jurnal Dinamika
Hukum, Vol 18 No 3, PP. 357-364.
9

Enny Agustina. (2019). The Role of Community Empowerment Carried out by Village
Government in the Regional Autonomy Era. UNIFIKASI : Jurnal Ilmu
Hukum, 6(1), 34-39. DOI : 10.25134/unifikasi.v6i1.1482

Undang- Undang

Undang- Undang Dasar Republik Indonesia 1945

Internet

http://my.opera.com/Putra%20Pratama/blog/2008/10/13/makalah-mpkt-lembaga
negara

http://maulanusantara.wordpress.com/2008/06/12/konseplembaganegara-atau
konsepsi-politis/

http://spektrumandromeda.blogspot.com/2009/10/makalah-pancasila-lembaganegara
.html

3
Gunawan Abdullah Tauda,2016. Kedudukan Komisi Negara Independen, Genta Press,
Yogyyakarta
10

Anda mungkin juga menyukai