Sandi Hidayat
19614977
1SA04
Universitas Gunadarma
Fakultas Sastra
Sastra Inggris
2014
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT.
Karena berkat rahmat serta ridho-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas ini
dengan tepat waktu. Tidak lupa rasa terima kasih ini saya haturkan kepada :
Bapak Apipudin, S. Th. I.,MA.Hum sebagai dosen Pendidikan Kewarganegaraan
yang telah memberikan sumbangan pemikiran dalam mata kuliah tersebut.
Makalah yang berjudul tentang Pembagiaan Kekuasaan disusun untuk
memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi para
pembaca.
Sandi Hidayat
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................................
B. Tujuan............................................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN...........................................................................................................
A. Pengertian Pembagian Kekuasaan................................................................................
B. Teori dan Mekanisme Pembagian Kekuasaan..............................................................
BAB III. PENUTUP.................................................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................................
B. Saran............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari sekian banyaknya pokok bahasan dalam mata kuliah PKN, penulis
tertarik untuk menulis makalah Pembagian Kekuasaan. Penulis memilih tema
ini karena kurangnya pengetahuan mahasiswa mengenai Pembagian
Kekuasaan di Indonesia.
Dengan disusunnya makalah ini, penulis berharap dapat memberikan
kontribusi
kepada
pembaca
dan
pembaca
dapat
mengklarifikasikan
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sabagai berikut :
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
ini
dalam
bukunya
berjudul Two
Treatises
on
Civil
Government (1690) yang ditulisnya sebagai kritik atas kekuasaan absolut dari
raja-raja stuart serta membenarkan revolusi gemilang tahun 1688 (the
glorious revolution of 1688) yang telah dimenangkan oleh parlemen inggris.
Menurut Locke kekuasaan negara dibagi dalam tiga kekuasaan yaitu :
kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif dan kekuasaan federatif, yang
masing-masing terpisah-pisah satu sama lain. Kekuasaan legislatif ialah
kekuasaan membuat peraturan dan undang-undang. Kekuasaan eksekutif
ialah kekuasaan melaksanakan undang-undang dan di dalamnya termasuk
kekuasaan mengadili (Locke memandang mengadili itu sebagai uitvoring,
yaitu dipandangnya sebagai termasuk pelaksanaan undang-undang) dan
kekuasaan federatif ialah kekuasaan yang meliputi segala tindakan untuk
menjaga keamanan negara dalam hubungan dengan negara lain seperti
membuat aliansi dan sebagainya (dewasa ini disebut hubungan luar negeri)
(miriam budiardjo 1978 : 151).
Akan tetapi, sekalipun ketiga kekuasaan sudah dipisah satu sama lain
sesempurna mungkin, namun para penyusun undang-undang dasar Amerika
Serikat masih juga menganggap perlu untuk menjamin bahwa masing-masing
kekuasaan tidak akan melampaui batas kekuasaannya. Maka dari itu dicoba
untuk membendung kecenderungan ini dengan mengadakan suatu sistem
checks and balances (pengawasan dan keseimbangan) dimana setiap
cabang kekuasaan dapat mengawasi dan mengimbangi cabang kekuasaan
lainnya. Berbicara teori check and balances akan lebih lengkap bila melihat
teori itu dalam sistem ketatanegaraan amerika karena teori ini sudah cukup
lama diterapkan.
Amerika Serikat juga merupakan contoh negara yang menganut
mekanisme pemisahan kekuasaan. Berbeda dengan mekanisme pemisahan
kekuasaan, di dalam mekanisme pembagian kekuasaan, kekuasaan negara itu
memang dibagi-bagi dalam beberapa bagian (legislatif, eksekutif dan
yudikatif), tetapi tidak dipisahkan. Hal ini membawa konsekuensi bahwa
diantara bagian-bagian itu dimungkinkan ada koordinasi atau kerjasama.
Mekanisme pembagian ini banyak sekali dilakukanoleh banyak negara di
dunia, termasuk Indonesia.
Mekanisme pembagian kekuasaan di Indonesia diatur sepenuhnya di
dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Penerapan pembagian
kekuasaan di Indonesia terdiri atas dua bagian, yaitu pembagian kekuasaan
secara horizontal dan pembagian kekuasaan secara vertikal.
1. Pembagian Kekuasaan Secara Horizontal
Pembagian kekuasaan secara horizontal yaitu pembagian kekuasaan
menurut fungsi lembaga-lembaga tertentu (legislatif, eksekutif dan
yudikatif). Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
secara horizontal pembagian kekuasaan negara di lakukan pada tingkatan
pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah.
Pembagian
kekuasaan
pada
tingkatan
pemerintahan
pusat
Presiden
Republik
Indonesia
memegang
kekuasaan
kekuasaan
secara
horizontal
pada
tingkatan
kekuasaan
secara
vertikal
merupakan
pembagian
daerah
kabupaten/kota).
(pemerintahan
Pada
pemerintahan
provinsi
daerah
dan
pemerintahan
berlangsung
pula
pusat
begitu
dominan
dalam
yang
timbul
akibat
perbedaan
pengambilan
positif
yang
didapat
melalui
c. Dalam
sistem
desentralisasi,
dpat
diadakan
pembedaan
semacam
laboratorium
dalam
hal-hal
yang
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pembagian kekuasaan di negara Republik Indonesia jelas
dipengaruhi oleh ajaran Trias Politica yang bertujuan untuk memberantas
tindakan sewenang-wenang penguasa dan untuk menjamin kebebasan rakyat.
Undang-Undang Dasar 1945 menganut ajaran Trias Politica karena memang
dalam UUD 1945 kekuasaan negara dipisah-pisahkan, dan masing-masing
11
kekuasaan negara terdiri dari Badan Legislatif, yaitu badan yang bertugas
membentuk Undang-undang, Badan Eksekutif yaitu badan yang bertugas
melaksanakan undang-undang, Badan Yudikatif, yaitu badan yang bertugas
mengawasi pelaksanaan undang-undang, memeriksa dan megadilinya.
Lembaga-lembaga negara merupakan lembaga kenegaraan yang berdiri
sendiri yang satu tidak merupakan bagian dari yang lain. Akan tetapi, dalam
menjalankan kekuasaan atau wewenangnya, lembaga negara tidak terlepas
atau terpisah secara mutlak dengan lembaga negara lain, hal itu menunjukan
bahwa UUD 1945 tidak menganut doktrin pemisahan kekuasaan, dengan
perkataan lain, UUD 1945 menganut asas pembagian kekuasaan dengan
menunjuk pada jumlah badan-badan kenegaraan yang diatur di dalamnya
serta hubungan kekuasaan diantara badan-badan kenegaraan yang ada.
B. Saran
Berdasarkan bahasan pada paparan tersebut, adapun saran terhadap
keuntungan dan kekurangan sistem pembagian kekuasaan, yaitu berkaitan
dengan hal-hal yang dibutuhkan untuk keberhasilan pembagian kekuasaan
adalah diperlukannya kepemimpinan yang kuat pada tingkat pertama dengan
visi yang jelas dan diperlukannya profesionalisme dalam pemerintahan serta
memerlukan solidaritas kolektif antara aparatur dengan sektor masyarakat.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
12
diperlukan untuk membangun makalah ini menjadi lebih sempurna lagi dan
dapat bermanfaat untuk kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
kabeh-nuza.blogspot.com/2013/04/ilmu-negara-bentuk-negaraserta.html
http://yettihidayah.blogspot.com/2011/11/kelebihan-dan-kekuranganotonomi-daerah.html
13
pkn-ips.blogspot.com Demokrasi
click-gtg.blogspot.com/2008/11/teori-pembagian-kekuasaan.html
http://retnofajarwati.blogspot.com/2013/04/kelebihan-dankekurangan-negara.html
14