Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KEWENANGAN PEMERINTAH

DISUSUN OLEH

- ANDINI JULIA ( 194020014 )


- JIHAN RIVDA ( 184020007 )

UNIVERSITAS HARAPAN MEDAN


FAKULTAS HUKUM
2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena  berkat rahmat
serta hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Pemerintahan Daerah
ini dengan baik.
Dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan  banyak pihak.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat banyak kekurangan mengingat
keterbatasan kemampuan kami. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun dari para  pembaca sebagai masukan bagi penulis.
Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca  pada umumnya
dan penulis pada khususnya. Atas segala perhatiannya penulis mengucapkan banyak terima
kasih.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 4

B. Perumusan Masalah .................................................................................. 4

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Letak Perbedaan Wewenang dan Itervensi ............................................... 5

B. Kewenangan Pemerintah ......................................................................... 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 7

B. Daftar Pustaka ........................................................................................... 8

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini penting bagi kita untuk mengetahui lebih jauh tentang wewenang dan kedudukan
pemerintah dalam suatu negara. Terlebih bentuk negara kita adalah negara hukum.
Hal ini disebabkan maraknya tindakan pemerintah yang overlapping atau saling tumpang
tindih dalam suatu organisasi atau negara.
Istilah Intervensi yang menyeruak dan menjadi suatu tindakan yang dianggap sering
menghantui suatu kebijakan publik yang akan dan sudah diputuskan.

B. Perumusan Masalah

1. Dimana letak perbedaan dari wewenang dan intervensi?


2. Bagaimana kewenangan pemerintah dalam bertindak?

C. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui dengan jelas definisi tentang pemerintahan daerah dan untuk
mengetahui hubungan antara otonomi daerah dengan sistem pemerintahan daerah.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Letak Perbedaan Wewenang dan Intervensi


Wewenang merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari atasan ke bawahan
dalam suatu organisasi. Menurut Prajudi: 1988 wewenang adalah kekuasaan untuk melakukan
sesuatu tindak hukum publik. Misalnya, menandatangani, menerbitkan surat-surat izin dari
seorang pejabat atas nama menteri.
Dua pandangan yang saling berlawanan tentang sumber wewenang, yaitu:
- Teori formal (pandangan klasik)
Wewenang merupakan anugerah, ada karena seseorang diberi atau dilimpahi hal tersebut.
beranggapan bahwa wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang tinggi. Jadi pandangan ini
menelusuri sumber tertinggi dari wewenang ke atas sampai sumber terakhir, dimana untuk
organisasi perusahaan adalah pemilik atau pemegang saham.

- Teori penerimaan
Wewenang timbul hanya jika dapat diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa
wewenang tersebut dijalankan. Pandangan ini menyatakan kunci dasar wewenang oleh yang
dipengaruhi bukan yang mempengaruhi. Jadi wewenang tergantung pada penerima yang
memutuskan untuk menerima atau menolak.
Dalam KBBI disebutkan wewenang adalah hak dan kekuasaan untuk bertindak,
kekuasaan untuk membuat keputusan, memerintah, dan melimpahkan tanggung jawab kepada
orang lain.
Sedangkan intervensi menurut KBBI adalah campur tangan dalam perselisihan antara dua
pihak (orang, golongan, negara, dan sebagainya)

B. Kewenangan Pemerintah
Dalam melakukan aktifitasnya, pemerintah melakukan dua macam tindakan, tindakan
biasa dan tindakan hukum . Dalam kajian hukum, yang terpenting untuk dikemukakan adalah
tindakan dalam kategori kedua. Tindakan hukum pemerintahan adalah tindakan yang dilakukan
oleh badan atau pejabat Tata Usaha Negara dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan.
Tindakan pemerintahan memiliki beberapa unsur yaitu sebagai berikut:
- Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan.

6
- Perbuatan itu dilakukan oleh aparat pemerintah dalam kedudukannya sebagai penguasa
maupun sebagai alat perlengkapan pemerintahan dengan prakarsa dan tanggung jawab
sendiri.
- perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat hukum di
bidang hukum administrasi.
- perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan kepentingan negara
dan rakyat.
Dalam negara hukum, setiap tindakan pemerintahan harus berdasarkan atas hukum, karena
dalam negara negara terdapat prinsip asas legalitas. Asas ini menentukan bahwa tanpa
adanya dasar wewenang yang diberikan oleh suatu peraturan perundang-undangan yang
berlaku, maka segala macam aparat pemerintah tidak akan memiliki wewenang yang dapat
mempengaruhi atau mengubah keadaan atau posisi hukum warga masyarakatnya. Asas
legalitas menurut Sjachran Basah, berarti upaya mewujudkan duet integral secara
harmonisantara paham kedaulatan hukum dan paham kedaulatan rakyat berdasarkan prinsip
monodualistis selaku pilar-pilar, yang sifat hakikatnya konstitutif.
Meskipun demikian, tidak selalu setiap tindakan pemerintahan tersedia peraturan
peraundang-undangan yang mengaturnya. Dapat terjadi, dalam kondisi tertentu terutama
ketika pemerintah harus bertindak cepat untuk menyelesaikan persoalan konkret dalam
masyarakat, peraturan perundang-undangannya belum tersedia. Dalam kondisi seperti ini,
kepada pemerintah diberikan kebebasan bertindak Diskresi yaitu melalui freies Frmessen,
yang diartikan sebagai salah satu sarana yang memberikan ruang bergerak bagi pejabat atau
badan-badan administrasi negara untuk melakukan tindakan tanpa harus terikat sepenuhnya
pada undang-undang.
1. Unsur-unsur Tindakan Hukum Pemerintahan
* Perbuatan itu dilakukan oleh aparat pemerintah dalam kedudukannya sebagai
penguasa maupun sebagai alat perlengkapan pemerintahan dengan prakarsa dan
tanggungjawab sendiri.
* Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan.
* Perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat hukum
di bidang hukum administrasi.
* Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan kepentingan
negara dan rakyat.

7
BAB III
KESIMPULAN

Pada dasarnya segala kekuasaan memiliki kewenangan untuk berbuat atau tidak berbuat.
Usaha dan upaya untuk meminimalisasi kerusakan sistemik perlunya dipertegas standar
operasional prosedur guna mencegah penyalahgunaan wewenang dan jabatan dalam
memutuskan atau menetukan suatu kebijakan yang menyangkut kehidupan orang banyak.
Kewenangan pemerintah dalam melakukan perbuatan dibidang publik, didalamnya diatur
mengenai dari mana, dengan cara apa, dan bagaimana pemerintah menggunakan
kewenangannya. Penggunaan kewenangan ini dituangkan dalam bentuk instrument hukum
sehingga diatur pulatentang pembuatan dan penggunaan instrument hukum dalam menjalankan
kekuasaan.
Menggunakan wewenang harus diwujudkan atas dasar harmonisasi dengan peraturan
perundang-undang yang berlaku. Gagasan negara hukum menuntut agar penyelenggaraan
urusan kenegaraan dan pemerintahan harus didasarkan padaundang-undang dan memberikan
jaminan terhadap hak-hak dasar rakyat. Asas legalitas menjadi dasar legitimasi tindakan
pemerintahan dan jaminan perlindungan dari hak-hak rakyat.
Penerapan asas legalitas, menurut Indroharto akan menunjang berlakunya kepastian
hukum dan kesamaan perlakuan. Kesamaan perlakuan terjadi karenasetiap orang yang berada
dalam situasi seperti yang ditentukan dalam ketentuan undang-undang itu berhak dan
berkewajiban untuk berbuat seperti apa yang ditentukan dalam undang-undang tersebut.

8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/25691417/KEDUDUKAN_DAN_KEWENANGAN_DAN_TINDAKAN
_HUKUM_PEMERINTAH_M_Rodhi_Aulia_UIN_BANDUNG

Anda mungkin juga menyukai