PERBUATAN PEMERINTAH
(BESTUURHANDELING)
Anggota Kelompok:
A. Latar Belakang
Dalam Perbuatan pemerintah ada dua hal persoalan yang perlu dipahami
yaitu :Apa yang dimaksud dengan pemerintah dan apa yang dimaksud dengan
perbuatan pemerintah.
Yang dimaksud dengan pemerintah adalah pemerintah dapat dibagi dalam arti
luas dan dalam arti sempit. Pemerintah dalam arti luas meliputi seluruh fungsi kegiatan
kenegaraan yaitu lembaga-lembaga kenegaraan yang diatur secara langsung oleh UUD
1945 maupun lembaga-lembaga yang diatur oleh Undang-Undang. Sedangkan
pemerintah dalam arti sempit adalah Presiden/eksekutif.
Pemerintah dalam arti luas meliputi segala urusan yang dilakukan oleh Negara
dalam rangka penyelenggaraan kesejahteraan rakyat dan kepentingan Negara,
sedangkan arti sempit adalah menjalankan tugas eksekutif saja.
Di dalam makalah ini akan menjelaskan lebih rinci tentang hal – hal perbuatan
pemerintah.
B. Rumusan Masalah
a. Apa Itu Perbuatan Pemerintah?
b. Apa Saja Macam Perbuatan Pemerintah?
c. Bagaimana Cara Pelaksanaan Perbuatan Pemerintah?
C. Tujuan
a. Mengetahui Apa itu Perbuatan Pemerintah.
b. Mengetahui Macam Perbuatan Pemerintah.
c. Mengetahui Cara Pelaksanaan Perbuatan Pemerintah.
BAB II
PEMBAHASAN
PERBUATAN PEMERINTAH
Pada dasarnya Dalam suatu Negara hukum setiap tindakan hukum pemerintahan
selalu harus didasarkan pada asas legalitas atau harus berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku mengenai pengertian perbuatan permerintah
Menurut Van Vollenhoven yang dimaksud dengan tindakan pemerintahan
(bustuurhandeling) adalah pemeliaharaan kepentingan Negera dan rakyat secara
spontan dan tersendiri oleh penguasa tinggi dan rendahan. Jadi dari keterangan diatas
dapat disimpulkan tindakan pemerintahan adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh
organ pemerintah demi memelihara kepentingan Negara dan rakyat.
Menurut E. utrech perbuatan pemerintahan itu dapat dilakukan dengan berbagai cara,
yaitu :
1. Yang berbuat ialah administrasi Negara sendiri.
2. Yang berbuat ialah subyek hukum (badan hukum) lain yang tidak termasuk
administrasi Negara dan yang mempunyai hubungan istimewa atau hubungan
bisaa dengan pemerintah.
3. Yang berbuat ialah subyek hukum lain yang tidak termasuk administrasi Negara
dan yang menjalani pekerjaannya berdasarkan suatu konsesi atau berdasarkan
izin (vergunning) yang diberikan oleh pemerintah.
4. Yang berbuat ialah subyek hukum lain yang tidak tremasuk administrasi Negara
dan yang deberi subsidi pemerintah.
5. Yang berbuat ialah pemerintah bersama-sama dengan subyek hukum lain yang
bukan administrasi negara dan kedua belah pihak itu bergabung dalam bentuk
kerjasama (vorm van samenwerking) yang di atur oleh hukum perivat.
6. Yang berbuat ialah yayasan yang didirikan oleh pemerintah atau diawasi
pemerintah.
7. Yang berbuat ialah subyek hukum lain yang bukan administrasi Negara tetapi
diberi suatu kekuasaan memerintah (delegasi perundang-undangan)
BAB III
PENUTUP
A. Saran
1. Pemerintah harus lebih mengedepankan kepentingan umum.
2. Pemerintah harus melaksanakan kewajibannya dengan baik, karena pemerintah
menjadi panutan.
3. Sebagai warga negara Indonesia, kita harus turut serta mendukung kinerja
pemerintah tidak hanya selalu mencari sisi buruk pemerintah.
B. Kesimpulan
Pada dasarnya semua tindakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah harus
didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka tindakan tersebut
tidak boleh menyimpang atau bertentangan dengan peraturan peraturan yang
bersangkutan. Dalam hal ini pemerintah memiliki kedudukan yang khusus, sebagai
satu-satunya pihak yang diserahi kewajiban untuk mengatur dan menyelenggarakan
kepentingan umum dimana dalam rangka melaksanakan kewajiban ini kepada
pemerintah diberikan wewenang membuat peraturan perundang-undangan,
menggunakan paksaan pemerintahan, atau menerapkan sanksi-sanksi hukum.
Pemerintah juga mempunyai kedudukan yang tidak dimiliki oleh seseorang ataupun
badan hukum perdata, ini menyebabkan hubungan hukum antara pemerintah dengan
seseorang dan badan hukum perdata bersifat ordinatif. Tetapi meskipun hubungan
hukumnya bersifat ordonatif, pemerintahan tidak dapat melakukan tindakan hukum
secara bebas dan semena-mena terhadap warga negara.
DAFTAR PUSTAKA