Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SOSIOLOGI HUKUM

PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF

SOSIOLOGI HUKUM

Disusun Oleh

Araada Mustaqim Wibowo (1921020284)

Kelas D

Semester V

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA (SIYASAH SYAR’IYYAH)


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1442 H/2021 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiranya Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah SOSIOLOGI HUKUM
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan kepada Allah kami mohon ampun.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penbuatan makalah ini khususnya kepada Dosen kami yang telah membimbing dan
memberikan pengarahan kepada kami dalam menulis makalah ini sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.

Lampung, 12 September 2021

penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI......................................................................................................................................... 3
BAB I ................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................. 5
BAB II ................................................................................................................................................ 7
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 7
A. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENEGAKAN HUKUM .......................................... 7
B. PERANAN DAN MANFAAT SOSIOLOGI HUKUM BAGI PARA PENEGAK HUKUM ...................... 11
BAB III ............................................................................................................................................. 14
PENUTUP......................................................................................................................................... 14
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara historis istilah Sosiologi Hukum untuk pertama kali digunakan oleh seorang ahli

hukum asal Italia yang bernama Anzilotti pada tahun 1882. Akan tetapi istilah sosiologi

hukum tersebut turut berkembang mengikuti dinamika dalam pendapat – pendapat para

sarjana hukum di masa tersebut dengan munculnya tulisan-tulisan Roscoe Pound (1870 –

1964 ), Eugen Ehrlich ( 1862 – 1922 ), Max Weber ( 1864 – 1920 ), Karl Liewellyn (1893

– 1962), dan Emile Durkheim (1858 – 1917). Dari sudut perkembangannya sosiologi

hukum pada hakekatnya lahir dari hasil –hasil pemikiran-pemikiran para ahli pemekir,

baik dibidang filsafat hukum, ilmu hukum maupun sosiologi. Hasil-hasil pemikiran

tersebut tidak saja berasal dari individu-individu, akan tetapi berasal Dari madzhab-

madzhab atau aliran-aliran yang mewakili sekelompok ahli pemikir yang pada garis

besarnya mempunyai pendapat yang tidak banyak berbeda.

Sosiologi hukum sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri merupkan ilmu sosial yaitu

ilmu pengetahuan yang mempelajari kehidupan bersama manusia dengan sesamanya ,

yakni kehidupan sosial atau pergaulan hidup,singkatnya sosiolgi hukum memepelajari

masyarakat , khususnya gejala hukum dari masyarakat.

Saat ini Indonesia sedang dalam kondisi carut – marut, kondisi krisis di berbagai bidang

termasuk bidang hukum. Hukum yang diharapkan bisa memberikan keadilan bagi

masyarakat ternyata sebaliknya. Efektifitas penegakan hukum hanya berlaku bagi

masyarakat kecil yang melakukan kejahatan kecil. Sedangkan pelaku-pelaku kejahatan

besar seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) sangat sulit untuk disentuh. Dalam hal

ini memang diperlukan keberanian bagi masyarakat khususnya aparat penegak hukum
untuk melakukan terobosan-terobosan dalam menyelesaikan perkara tersebut 1. Hukum

yang berlaku dalam masyarakat seperti ada pembedaan dalam kelas-kelas sosial. Bagi

masyarakat dalam stratifikasi sosial keatas jelas mendapat perlakuan yang berbeda

daripada masyarakat yang mempunyai stratifikasi sosial kebawah. Masyarakat yang dalam

keluarganya mempunyai kedudukan atau jabatan lebih tinggi memiliki perlakuan yang

istimewa atau kehormatan tersendiri daripada masyarakat yang berasal dari latar belakang

keluarga kalangan biasa atau tidak mempunyai kedudukan atau jabatan posisi dalam

masyarakat. Negara Indonesia yang notabenenya adalah negara hukum, maka segala

sesuatu yang berkenaan dengan pelanggaran hukum atau tidak taat pada aturan hukum

yang ada akan mendapatkan sanksi yang tegas bagi pelakunya. Tanpa memandang status

sosial serta harta kekayaan yang dimiliki oleh seseorang, begitulah sejatinya hukum yang

diharapkan dan di cita – citakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Namun dalam

realitanya hal tersebut berbanding terbalik dengan apa yang menjadi tujuan utama serta

cita – cita hukum di Indonesia.

Maka dari itu kami selaku kelompok penulis berkeinginan untuk menyusun makalah

yang berjudul “PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF

SOSIOLOGI HUKUM” untuk mengetahui bagaimanakah wajah penegakan hukum di

Indonesia ditinjau dari perspektif sosiologi hukum, utamanya melihat bagaimanakah

realita penegakan hukum di Indonesia serta menyoal tentang permasalahan –

permasalahan dalam penegakan hukum di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa sajakah yang menjadi faktor – faktor yang mempengaruhi penegakan hukum?

1
Arianto, Henry. 2010. Hukum Responsif dan Penegakan Hukum di Indonesia, Lex Jurnalica, h. 115.
2. Bagaimanakah peranan dan manfaat sosiologi hukum bagi para penegak hukum?
BAB II

PEMBAHASAN

A. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENEGAKAN HUKUM

Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya tegaknya atau berfungsinya

norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman pelaku dalam lalu lintas atau hubungan-

hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sedangkan di lain hal

penegakan hukum juga dapat diartikan sebagai usaha untuk mewujudkan ide-ide dan

konsepkonsep hukum yang diharapakan rakyat menjadi kenyataan. Penegakan hukum

merupakan suatu proses yang melibatkan banyak hal2.

Hakikatnya penegakan hukum mewujudkan nilai-nilai atau kaedah-kaedah yang

memuat keadilan dan kebenaran, penegakan hukum bukan hanya menjadi tugas dari para

penegak hukum yang sudah di kenal secara konvensional , tetapi menjadi tugas dari setiap

orang. Meskipun demikian, dalam kaitannya dengan hukum publik pemerintahlah yang

bertanggung jawab.

Hukum merupakan salah satu bidang yang keberadaannya sangat essensial sifatnya

untuk menjamin kehidupan bermasyarakat dan bernegara, apalagi negara Indonesia adalah

negara hukum, yang berarti bahwa setiap perbuatan aparat negara harus berdasar hukum, serta

setiap warga harus mentaati hukum. Dengan perkembangan dunia yang semakin kompleks

dewasa ini, maka tidak jarang pula menimbulkan berbagai permasalahan serius yang perlu

mendapatkan perhatian sedini mungkin. Permasalahan yang timbul itu, baik berupa

pelanggaran terhadap norma-norma yang ada dalam kehidupan bermasyarakat ataupun aturan-

aturan yang bertendensi untuk menciptakan suatu fenomena yang bertentangan dengan kaidah

moral dan kaidah susila serta aturan-aturan hukum. Pelanggaran yang terjadi merupakan

2
Dellyana,Shant., 1988, Konsep Penegakan Hukum, Yogyakarta, Percetakan Liberty, h. 32.
realitas dari keberadaan manusia yang tidak bisa menerima aturan-aturan itu secara

keseluruhan. Kalau hal semacam itu terus dibiarkan berlarut-larut dan kurang mendapat

perhatian, maka akan menimbulkan keresahan dalam masyarakat sehingga dapat mengganggu

ketertiban umum. 3

Sementara dalam penegakanya tentu saja terdapat beberapa faktor – faktor yang

mempengaruhi daripada penegakan hukum itu sendiri tentu saja diperlukan produk hukum

(perundang – undangan) serta aparat penegak hukum yang kredibel guna menciptakan

ketertiban hukum dalam lingkungan masyarakat, namun hal ini tentu saja tidak hanya

menitikberatkan posisi pemerintah dan aparat penegak hukum sebagai pondasi daripada

penegakan hukum itu sendiri namun peranan masyarakat selaku pihak yang harus mematuhi

hukum yang diciptakan oleh pemerintah maka masyarakat juga harus memiliki kesadaran

hukum yang tinggi dan kepatuhan akan peraturan hukum yang ada. Lebih spesifik dijelaskan

oleh Soerjono Soekanto mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi penegakan hukum yang

diantaranya adalah : 4

1. Faktor Hukum

Praktik penyelenggaraan hukum di lapangan ada kalanya terjadi pertentangan antara

kepastian hukum dan keadilan, hal ini disebabkan oleh konsepsi keadilan merupakan

suatu rumusan yang bersifat abstrak, sedangkan kepastian hukum merupakan suatu

prosedur yang telah ditentukan secara normatif.

Justru itu, suatu kebijakan atau tindakan yang tidak sepenuhnya berdasar hukum

merupakan sesuatu yang dapat dibenarkan sepanjang kebijakan atau tindakan itu tidak

bertentangan dengan hukum. Maka pada hakikatnya penyelenggaraan hukum bukan

hanya mencakup law enforcement, namun juga peace maintenance, karena

3
Ibid. h.33.
4
Soerjono Soekanto. 2004, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegeakan Hukum Cetakan
Kelima.Jakarta, Raja Grafindo Persada, h.42.
penyelenggaraan hukum sesungguhnya merupakan proses penyerasian antara nilai

kaedah dan pola perilaku nyata yang bertujuan untuk mencapai kedamaian.

2. Faktor Penegakan Hukum

Fungsi hukum, mentalitas atau kepribadian petugas penegak hukum memainkan

peranan penting, kalau peraturan sudah baik, tetapi kualitas petugas kurang baik, ada

masalah. Oleh karena itu, salah satu kunci keberhasilan dalam penegakan hukum adalah

mentalitas atau kepribadian penegak hukum.

3. Faktor Sarana atau Fasilitas Pendukung

Faktor sarana atau fasilitas pendukung mencakup perangkat lunak dan perangkat keras,

salah satu contoh perangkat lunak adalah pendidikan. Pendidikan yang diterima oleh

Polisi dewasa ini cenderung pada hal-hal yang praktis konvensional, sehingga dalam

banyak hal polisi mengalami hambatan di dalam tujuannya, diantaranya adalah

pengetahuan tentang kejahatan computer, dalam tindak pidana khusus yang selama ini

masih diberikan wewenang kepada jaksa, hal tersebut karena secara teknis yuridis polisi

dianggap belum mampu dan belum siap. Walaupun disadari pula bahwa tugas yang

harus diemban oleh polisi begitu luas dan banyak.

4. Faktor Masyarakat

Penegak hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk mencapai kedamaian di

dalam masyarakat. Setiap warga masyarakat atau kelompok sedikit banyaknya

mempunyai kesadaran hukum, persoalan yang timbul adalah taraf kepatuhan hukum,

yaitu kepatuhan hukum yang tinggi, sedang, atau kurang. Adanya derajat kepatuhan

hukum masyarakat terhadap hukum, merupakan salah satu indikator berfungsinya

hukum yang bersangkutan.

5. Faktor Kebudayaan
Berdasarkan konsep kebudayaan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan soal

kebudayaan. Kebudayaan menurut Soerjono Soekanto, mempunyai fungsi yang sangat

besar bagi manusia dan masyarakat, yaitu mengatur agar manusia dapat mengerti

bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, dan menentukan sikapnya kalau mereka

berhubungan dengan orang lain. Dengan demikian, kebudayaan adalah suatu garis

pokok tentang perikelakuan yang menetapkan peraturan mengenai apa yang harus

dilakukan, dan apa yang dilarang.


B. PERANAN DAN MANFAAT SOSIOLOGI HUKUM BAGI PARA PENEGAK

HUKUM

Sosiologi hukum sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri merupkan ilmu sosial yaitu

ilmu pengetahuan yang mempelajari kehidupan bersama manusia dengan sesamanya , yakni

kehidupan sosial atau pergaulan hidup,singkatnya sosiolgi hukum memepelajari masyarakat ,

khususnya gejala hukum dari masyarakat. Ada dua pendapat utama tentang perspektif sosiologi

hukum secara umum J. Van Houtte (1970) menyampaikan bahwa :

1. Sosiologi hukum harus diberikan suatu fungsi yang global artinya sosiologi hukum

harus menghasilkan suatu sintesa anatara hukum sebagai sarana organisasi sosial dan

sebagai sarana dari keadilan

2. Sosiologi hukum berguna justru dalam bidang penerangan dan pengkaidahan. Masalah

pengkaidahan sosiologi hukum dapat mengungkapkan data tentang keajegan-keajegan

mana di dalam masyrakat yang menuju pembentukan hukum baik melalui keputusan

penguasa maupun melalui keputusan bersama dari warga masyrakat terutama yang

menyangkut hukum yang mengatur.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegunaan dari sosiologi hukum adalah pertama :

dapat diperoleh kemampuankemampuan bagi pemahaman terhadap hukum didalam konteks

sosialnya.

Kedua : Penguasaan konsep-konsep sosiologi hukum juga dapat memberikan kemampuan

untuk mengadakan analisis terhadap efektifitas hukum dalam masyarakat baik sebagai sarana

pengendalian sosial maupun sarana mengubah masyrakat agar mencapai keadaan – keadaan

tertentu. Keempat Sosiologi hukum juga memberi kemungkinan-kemungkinan serta

kemampuan untuk mengadakan evaluasi terhadap efektifitas hukum dalam masyrakat.


Di Indonesia dikenal beberapa penegak hukum atau pelaksana hukum seperti; hakim , jaksa

polisi, advokat yang masing-masing mempunayi fungsi-fungsi sendiri – sendiri. Utamanya

hakim dan jaksa selaku penegak hukum dimuka pengadilan yang akan memberikan sanksi

hukuman bagi mereka yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan peraturan hukum yang

berlaku. Dalam prakteknya sosiologi hukum sebagai salah satu ilmu tentu saja memiliki peran

dan manfaat penting bagi dua penegak hukum diatas khususnya dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya dalam ruang lingkup pengadilan.

1. Hakim

Di Indonesia putusan atau vonis diserahkan sepenuhnya oleh hakim dan hakim

memutus berdasarka keyakinannya, Apapun yang ditunutut oleh jaksa dan pembelaan

terdakwa dan advokat dalam suatu persidangan, semuanya tergantung dari putusan dari

hakim. Apabila berhubungan dengan keyakinan hakim maka hal ini menyentuh wilayah

psikologis bukan lagi hukum. Kondisi psikologis hakim sangat mempengaruhi dan

menentukan kwalitas hasil putusan hakim. Sebelum mengambil putusan, akan timbul

pertanyaan-pertanyaan seperti; siapa hakimnya, berapa usianya, bagaimana latar

belakang pendidikannya,bagaimana kondisi ekonominya, kulturalnya dan lain-lain

menjadi acuan penting. Tentu saja dengan adanya sosiologi hukum hal ini dapat

memberikan manfaat bagi hakim sebagai salah satu faktor pertimbangan dalam

memberikan putusan kepada terdakwa dengan memperhatikan faktor sosiologi hukum

khususnya vonis yang dijatuhkan kepada terdakwa serta dampak yang ditimbulkan dari

vonis tersebut kepada terdakwa baik dalam ruang lingkup kehidupan keluarga maupun

kehidupan sosialnya di masyarakat.

2. Jaksa

Dalam sistem peradilan peranan jaksa kejaksaan sangat sentral karena kejaksaan

merupkan lembaga yang menentukan apakah sesorang harus diperiksa oleh pengadilan
atau tidak. Jaksa pula yang menentukan apakah seorang tersangka akan dijatuhi

hukuman atau tidak melalui surat dakwaan dan tuntutan yang dibuat. Sedemikian

penting posisi jaksa bagi proses penegakan hukum di Indonesia sehingga lembaga ini

harus diisi oleh orang-orang yang profesional dan memilki integritas yang tinggi.

Keberdaan lembaga kejaksaan ini di Indonesia diatur oleh Undang-undang No 16 tahun

2004.

Dengan adanya sosiologi hukum ilmu ini dapat mendatangkan manfaat bagi seorang

jaksa khususnya dalam merumuskan surat dakwaan dalam hal mengetahui dampak dan

efektifitas dari dakwaan yang ditujukan kepada terdakwa guna

mempertanggungjawabkan perbuatanya di mata hukum. Dengan adanya sosiologi

hukum juga jaksa diharapkan dapat memiliki kesadaran yang lebih tinggi mengenai

fenomena – fenomena hukum yang terjadi di masyarakat khususnya dalam dinamika

kehidupan masyarakat di era globalisasi saat ini.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hukum dibuat untuk mengatur tingkahlaku manusia yang pada hakikatnya bertujuan untuk

menciptakan ketertiban dan kedamaian dalam masyarakat. Hukum dan manusia tidak

dapat dipisahkan, manusia yang membuat aturan dan manusia juga yang dapat merubah

tatanan undang-undang dalam hukum. Hukum semestinya dapat berjalan secara efektif

apabila semua sadar diri akan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai hukum yang berada

dalam masyarakat. Gejala sosial yang muncul dari penerapan hukum adalah suatu bentuk

dari ilmu sosiologi hukum. Aspek yang dikaji meliputi dampak penegakan hukum bagi

masyarakat, stratifikasi sosial dalam hukum, realitas hukum masyarakat dan ideal hukum

masyarakat, perkembangan masyarakat dalam perubahan sosial hukum, dan lain-lain.

Sosiologi hukum lebih mengkaji pada dampak diterapkannya sumber hukum, bukan

substansi dari materi hukum itu sendiri.

Dalam halnya memberikan manfaat bagi penegak hukum khususnya Hakim dan Jaksa

dengan adanya ilmu sosiologi hukum guna mempelajari dan memahami fenomena –

fenomena hukum yang terjadi dengan diterapkanya suatu hukum dapat meningkatkan

efektifitas penegakan hukum di Indonesia, dengan mempertimbangkan faktor – faktor

sosiologis dari dijatuhkanya hukuman dan dampaknya bagi mereka yang harus menerima

hukuman.
B. Saran

Penegakan hukum seharusnya berjalan sesuai dengan undang-undang yang berlaku, yang

telah disepakati bersama sehingga tidak menyebabkan sebuah masalah baru yang

berkepanjangan. Hukum ditegakkan, barang siapa yang melanggar maka sanksi yang

didapatkan tegas dan memaksa. Hukum diterapkan tanpa pandang bulu, setiap masyarakat

baik yang berasal dari golongan kelas menengah kebawah dan golongan kelas atas harus

mendapatkan perlakuan yang sama di mata hukum. Hukum dijunjung tinggi, sehingga

nilai-nilai hukum akan mendapat tempat bagi khalayak masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

Arianto, Henry., 2010, Hukum Responsif dan Penegakan Hukum di Indonesia, Lex
Jurnalica, Jakarta.

Dellyana,Shant., 1988, Konsep Penegakan Hukum, Percetakan Liberty, Yogyakarta.

Soerjono Soekanto, 2004, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,


Cetakan Kelima, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Soerjono Soekanto, 1980, Pokok – Pokok Sosiologi Hukum, PT Raja Grafindo


Persada, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai