SOSIOLOGI HUKUM
Disusun Oleh
Kelas D
Semester V
Puji syukur kita panjatkan kehadiranya Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah SOSIOLOGI HUKUM
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan kepada Allah kami mohon ampun.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penbuatan makalah ini khususnya kepada Dosen kami yang telah membimbing dan
memberikan pengarahan kepada kami dalam menulis makalah ini sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.
penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara historis istilah Sosiologi Hukum untuk pertama kali digunakan oleh seorang ahli
hukum asal Italia yang bernama Anzilotti pada tahun 1882. Akan tetapi istilah sosiologi
hukum tersebut turut berkembang mengikuti dinamika dalam pendapat – pendapat para
sarjana hukum di masa tersebut dengan munculnya tulisan-tulisan Roscoe Pound (1870 –
1964 ), Eugen Ehrlich ( 1862 – 1922 ), Max Weber ( 1864 – 1920 ), Karl Liewellyn (1893
– 1962), dan Emile Durkheim (1858 – 1917). Dari sudut perkembangannya sosiologi
hukum pada hakekatnya lahir dari hasil –hasil pemikiran-pemikiran para ahli pemekir,
baik dibidang filsafat hukum, ilmu hukum maupun sosiologi. Hasil-hasil pemikiran
tersebut tidak saja berasal dari individu-individu, akan tetapi berasal Dari madzhab-
madzhab atau aliran-aliran yang mewakili sekelompok ahli pemikir yang pada garis
Sosiologi hukum sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri merupkan ilmu sosial yaitu
Saat ini Indonesia sedang dalam kondisi carut – marut, kondisi krisis di berbagai bidang
termasuk bidang hukum. Hukum yang diharapkan bisa memberikan keadilan bagi
besar seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) sangat sulit untuk disentuh. Dalam hal
ini memang diperlukan keberanian bagi masyarakat khususnya aparat penegak hukum
untuk melakukan terobosan-terobosan dalam menyelesaikan perkara tersebut 1. Hukum
yang berlaku dalam masyarakat seperti ada pembedaan dalam kelas-kelas sosial. Bagi
masyarakat dalam stratifikasi sosial keatas jelas mendapat perlakuan yang berbeda
daripada masyarakat yang mempunyai stratifikasi sosial kebawah. Masyarakat yang dalam
keluarganya mempunyai kedudukan atau jabatan lebih tinggi memiliki perlakuan yang
istimewa atau kehormatan tersendiri daripada masyarakat yang berasal dari latar belakang
keluarga kalangan biasa atau tidak mempunyai kedudukan atau jabatan posisi dalam
masyarakat. Negara Indonesia yang notabenenya adalah negara hukum, maka segala
sesuatu yang berkenaan dengan pelanggaran hukum atau tidak taat pada aturan hukum
yang ada akan mendapatkan sanksi yang tegas bagi pelakunya. Tanpa memandang status
sosial serta harta kekayaan yang dimiliki oleh seseorang, begitulah sejatinya hukum yang
diharapkan dan di cita – citakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Namun dalam
realitanya hal tersebut berbanding terbalik dengan apa yang menjadi tujuan utama serta
Maka dari itu kami selaku kelompok penulis berkeinginan untuk menyusun makalah
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah yang menjadi faktor – faktor yang mempengaruhi penegakan hukum?
1
Arianto, Henry. 2010. Hukum Responsif dan Penegakan Hukum di Indonesia, Lex Jurnalica, h. 115.
2. Bagaimanakah peranan dan manfaat sosiologi hukum bagi para penegak hukum?
BAB II
PEMBAHASAN
norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman pelaku dalam lalu lintas atau hubungan-
hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sedangkan di lain hal
penegakan hukum juga dapat diartikan sebagai usaha untuk mewujudkan ide-ide dan
memuat keadilan dan kebenaran, penegakan hukum bukan hanya menjadi tugas dari para
penegak hukum yang sudah di kenal secara konvensional , tetapi menjadi tugas dari setiap
orang. Meskipun demikian, dalam kaitannya dengan hukum publik pemerintahlah yang
bertanggung jawab.
Hukum merupakan salah satu bidang yang keberadaannya sangat essensial sifatnya
untuk menjamin kehidupan bermasyarakat dan bernegara, apalagi negara Indonesia adalah
negara hukum, yang berarti bahwa setiap perbuatan aparat negara harus berdasar hukum, serta
setiap warga harus mentaati hukum. Dengan perkembangan dunia yang semakin kompleks
dewasa ini, maka tidak jarang pula menimbulkan berbagai permasalahan serius yang perlu
mendapatkan perhatian sedini mungkin. Permasalahan yang timbul itu, baik berupa
pelanggaran terhadap norma-norma yang ada dalam kehidupan bermasyarakat ataupun aturan-
aturan yang bertendensi untuk menciptakan suatu fenomena yang bertentangan dengan kaidah
moral dan kaidah susila serta aturan-aturan hukum. Pelanggaran yang terjadi merupakan
2
Dellyana,Shant., 1988, Konsep Penegakan Hukum, Yogyakarta, Percetakan Liberty, h. 32.
realitas dari keberadaan manusia yang tidak bisa menerima aturan-aturan itu secara
keseluruhan. Kalau hal semacam itu terus dibiarkan berlarut-larut dan kurang mendapat
perhatian, maka akan menimbulkan keresahan dalam masyarakat sehingga dapat mengganggu
ketertiban umum. 3
Sementara dalam penegakanya tentu saja terdapat beberapa faktor – faktor yang
mempengaruhi daripada penegakan hukum itu sendiri tentu saja diperlukan produk hukum
(perundang – undangan) serta aparat penegak hukum yang kredibel guna menciptakan
ketertiban hukum dalam lingkungan masyarakat, namun hal ini tentu saja tidak hanya
menitikberatkan posisi pemerintah dan aparat penegak hukum sebagai pondasi daripada
penegakan hukum itu sendiri namun peranan masyarakat selaku pihak yang harus mematuhi
hukum yang diciptakan oleh pemerintah maka masyarakat juga harus memiliki kesadaran
hukum yang tinggi dan kepatuhan akan peraturan hukum yang ada. Lebih spesifik dijelaskan
oleh Soerjono Soekanto mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi penegakan hukum yang
diantaranya adalah : 4
1. Faktor Hukum
kepastian hukum dan keadilan, hal ini disebabkan oleh konsepsi keadilan merupakan
suatu rumusan yang bersifat abstrak, sedangkan kepastian hukum merupakan suatu
Justru itu, suatu kebijakan atau tindakan yang tidak sepenuhnya berdasar hukum
merupakan sesuatu yang dapat dibenarkan sepanjang kebijakan atau tindakan itu tidak
3
Ibid. h.33.
4
Soerjono Soekanto. 2004, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegeakan Hukum Cetakan
Kelima.Jakarta, Raja Grafindo Persada, h.42.
penyelenggaraan hukum sesungguhnya merupakan proses penyerasian antara nilai
kaedah dan pola perilaku nyata yang bertujuan untuk mencapai kedamaian.
peranan penting, kalau peraturan sudah baik, tetapi kualitas petugas kurang baik, ada
masalah. Oleh karena itu, salah satu kunci keberhasilan dalam penegakan hukum adalah
Faktor sarana atau fasilitas pendukung mencakup perangkat lunak dan perangkat keras,
salah satu contoh perangkat lunak adalah pendidikan. Pendidikan yang diterima oleh
Polisi dewasa ini cenderung pada hal-hal yang praktis konvensional, sehingga dalam
pengetahuan tentang kejahatan computer, dalam tindak pidana khusus yang selama ini
masih diberikan wewenang kepada jaksa, hal tersebut karena secara teknis yuridis polisi
dianggap belum mampu dan belum siap. Walaupun disadari pula bahwa tugas yang
4. Faktor Masyarakat
Penegak hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk mencapai kedamaian di
mempunyai kesadaran hukum, persoalan yang timbul adalah taraf kepatuhan hukum,
yaitu kepatuhan hukum yang tinggi, sedang, atau kurang. Adanya derajat kepatuhan
5. Faktor Kebudayaan
Berdasarkan konsep kebudayaan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan soal
besar bagi manusia dan masyarakat, yaitu mengatur agar manusia dapat mengerti
berhubungan dengan orang lain. Dengan demikian, kebudayaan adalah suatu garis
pokok tentang perikelakuan yang menetapkan peraturan mengenai apa yang harus
HUKUM
Sosiologi hukum sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri merupkan ilmu sosial yaitu
ilmu pengetahuan yang mempelajari kehidupan bersama manusia dengan sesamanya , yakni
khususnya gejala hukum dari masyarakat. Ada dua pendapat utama tentang perspektif sosiologi
1. Sosiologi hukum harus diberikan suatu fungsi yang global artinya sosiologi hukum
harus menghasilkan suatu sintesa anatara hukum sebagai sarana organisasi sosial dan
2. Sosiologi hukum berguna justru dalam bidang penerangan dan pengkaidahan. Masalah
mana di dalam masyrakat yang menuju pembentukan hukum baik melalui keputusan
penguasa maupun melalui keputusan bersama dari warga masyrakat terutama yang
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegunaan dari sosiologi hukum adalah pertama :
sosialnya.
untuk mengadakan analisis terhadap efektifitas hukum dalam masyarakat baik sebagai sarana
pengendalian sosial maupun sarana mengubah masyrakat agar mencapai keadaan – keadaan
hakim dan jaksa selaku penegak hukum dimuka pengadilan yang akan memberikan sanksi
hukuman bagi mereka yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan peraturan hukum yang
berlaku. Dalam prakteknya sosiologi hukum sebagai salah satu ilmu tentu saja memiliki peran
dan manfaat penting bagi dua penegak hukum diatas khususnya dalam melaksanakan tugas dan
1. Hakim
Di Indonesia putusan atau vonis diserahkan sepenuhnya oleh hakim dan hakim
memutus berdasarka keyakinannya, Apapun yang ditunutut oleh jaksa dan pembelaan
terdakwa dan advokat dalam suatu persidangan, semuanya tergantung dari putusan dari
hakim. Apabila berhubungan dengan keyakinan hakim maka hal ini menyentuh wilayah
psikologis bukan lagi hukum. Kondisi psikologis hakim sangat mempengaruhi dan
menentukan kwalitas hasil putusan hakim. Sebelum mengambil putusan, akan timbul
menjadi acuan penting. Tentu saja dengan adanya sosiologi hukum hal ini dapat
memberikan manfaat bagi hakim sebagai salah satu faktor pertimbangan dalam
khususnya vonis yang dijatuhkan kepada terdakwa serta dampak yang ditimbulkan dari
vonis tersebut kepada terdakwa baik dalam ruang lingkup kehidupan keluarga maupun
2. Jaksa
Dalam sistem peradilan peranan jaksa kejaksaan sangat sentral karena kejaksaan
merupkan lembaga yang menentukan apakah sesorang harus diperiksa oleh pengadilan
atau tidak. Jaksa pula yang menentukan apakah seorang tersangka akan dijatuhi
hukuman atau tidak melalui surat dakwaan dan tuntutan yang dibuat. Sedemikian
penting posisi jaksa bagi proses penegakan hukum di Indonesia sehingga lembaga ini
harus diisi oleh orang-orang yang profesional dan memilki integritas yang tinggi.
2004.
Dengan adanya sosiologi hukum ilmu ini dapat mendatangkan manfaat bagi seorang
jaksa khususnya dalam merumuskan surat dakwaan dalam hal mengetahui dampak dan
hukum juga jaksa diharapkan dapat memiliki kesadaran yang lebih tinggi mengenai
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum dibuat untuk mengatur tingkahlaku manusia yang pada hakikatnya bertujuan untuk
menciptakan ketertiban dan kedamaian dalam masyarakat. Hukum dan manusia tidak
dapat dipisahkan, manusia yang membuat aturan dan manusia juga yang dapat merubah
tatanan undang-undang dalam hukum. Hukum semestinya dapat berjalan secara efektif
apabila semua sadar diri akan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai hukum yang berada
dalam masyarakat. Gejala sosial yang muncul dari penerapan hukum adalah suatu bentuk
dari ilmu sosiologi hukum. Aspek yang dikaji meliputi dampak penegakan hukum bagi
masyarakat, stratifikasi sosial dalam hukum, realitas hukum masyarakat dan ideal hukum
Sosiologi hukum lebih mengkaji pada dampak diterapkannya sumber hukum, bukan
Dalam halnya memberikan manfaat bagi penegak hukum khususnya Hakim dan Jaksa
dengan adanya ilmu sosiologi hukum guna mempelajari dan memahami fenomena –
fenomena hukum yang terjadi dengan diterapkanya suatu hukum dapat meningkatkan
sosiologis dari dijatuhkanya hukuman dan dampaknya bagi mereka yang harus menerima
hukuman.
B. Saran
Penegakan hukum seharusnya berjalan sesuai dengan undang-undang yang berlaku, yang
telah disepakati bersama sehingga tidak menyebabkan sebuah masalah baru yang
berkepanjangan. Hukum ditegakkan, barang siapa yang melanggar maka sanksi yang
didapatkan tegas dan memaksa. Hukum diterapkan tanpa pandang bulu, setiap masyarakat
baik yang berasal dari golongan kelas menengah kebawah dan golongan kelas atas harus
mendapatkan perlakuan yang sama di mata hukum. Hukum dijunjung tinggi, sehingga
Arianto, Henry., 2010, Hukum Responsif dan Penegakan Hukum di Indonesia, Lex
Jurnalica, Jakarta.