Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah Ilmu Pemerintahan

Dosen Pengampu :
Adi Nur Azis, SH., MH.

Disusun Oleh :

Putri Martelisa Pradini (20187205030)

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)


Fakultas Pedagogi dan Psikologi
Universitas PGRI Wiranegara Pasuruan 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah tugas UTS ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas UTS dari mata kuliah Ilmu Pemerintahan.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan kepada dosen
pengampu Bapak Adi Nur Azis, SH., MH.yang telah membimbing dalam menulis makalah
ini.

Pasuruan, 4 Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I...........................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................
1.3 Tujuan.................................................................................................................................
BAB II ………….........................................................................................................................
2.1 Istilah Pemerintah dan Pemerintahan ................................................................................
2.2 Tentang Ilmu Pemerintahan………………………………………………………………
2.3 Teknik-Teknik Pemerintahan.............................................................................................
2.4 Kekuasaan dan Bentuk Kekuasaan.....................................................................................
BAB III.........................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………….
3.2 Saran………………………………………………………………………………….......
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemerintahan adalah suatu ilmu dan seni. Dikatakan sebagai seni karena berapa banyak
pemimpin pemerintahan yang tanpa pendidikan pemerintah an, mampu berkiat serta dengan
kharismatik menjalankan roda pemerintahan Sedangkan dikatakan sebagai suatu disiplin ilmu
pengetahuan, adalah karena memenuhi syarat-syaratnya yaitu dapat, dipelajari dan diajarkan,
memiliki objek, baik objek materia maupun forma, universal sifatnya, sistematis serta
spesifik (khas). Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, yang paling sedikit kata "perintah
tersebut memiliki empat unsur yaitu, ada dua pihak yang terkan dung, kedua pihak tersebut
saling memiliki hubungan, pihak yang memerintah memiliki wewenang, dan pihak yang
diperintah memiliki ketaatan.

Apabila dalam suatu negara kekuasaan pemerintahan, dibagi atau dipisah kan maka
terdapat perbedaan antara pemerintahan dalam arti luas dengan pemerintahan dalam arti
sempit Pemerintahan dalam arti sempit hanya meliputi lembaga yang mengurus pelaksanaan
roda pemerintahan (disebut eksekutif), sedangkan pemerintahan dalam arti luas selain
eksekutif termasuk juga lembaga yang membuat peraturan perundang-undangan (disebut
legislatif) dan yang melaksanakan peradilan (disebut yudikatif). Kekuasaan lain seperti
federatif, konsultatif, inspektif ataupun konstitutif tidak merata pada setiap negara. Didalam
makalah ini penulis akan membahas tentang materi yang mencakup ilmu pemerintahan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan istilah pemerintah dan pemerintahan?


2. Apa yang dimaksud tentang ilmu pemerintahan?
3. Apa saja teknik-teknik pemerintahan?
4. Apa yang dimaksud tentang kekuasaan dan bentuk kekuasaan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui istilah pemerintah dan pemerintahan.


2. Untuk mengetahui tentang ilmu pemerintahan.
3. Untuk mengetahui tentang teknik-teknik pemerintahan.
4. Untuk mengetahui tentang kekuasaan dan bentuk kekuasaan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemerintah dan Pemerintahan


 Pengertian Pemerintah
Pemerintah merupakan kemudi dalam bahasa latin asalnya Gubernaculum. Pemerintah
adalah organisasi yang memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan dalam bentuk
(penerapan hukum dan undang-undang) di kawasan tertentu. Kawasan tersebut adalah
wilayah yang berada di bawah kekuasaan mereka. Pemerintah berbeda dengan pemerintahan.
Pemerintah merupakan organ atau alat pelengkap jika dilihat dalam arti sempit pemerintah
hanyalah lembaga eksekutif saja. Sedangkan arti pemerintahan dalam arti luas adalah semua
mencakup aparatur negara yang meliputi semua organ-organ, badan atau lembaga, alat
kelengkapan negara yang menjalankan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan negara.
Lembaga negara yang dimaksud adalah lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Jika
pemerintah adalah lebih ke arah organ, pemerintahan menunjukkan ke arah bidang dan
fungsi. Pemerintahan merupakan organisasi atau wadah orang yang mempunyai kekuasaan
dan lembaga tempat mereka menjalankan aktivitas.

 Pengertian Pemerintahan

Pemerintahan dalam arti sempit adalah semua aktivitas, fungsi, tugas dan kewajiban
yang dijalankan oleh lembaga untuk mencapai tujuan negara. Pemerintah dalam arti luas
adalah semua aktivitas yang terorganisasi yang bersumber pada kedaulatan dan kemerdekaan,
berlandaskan pada dasar negara, rakyat, atau penduduk dan wilayah negara itu demi
tercapainya tujuan negara. Pemerintahan juga dapat didefinisikan dari segi struktural
fungsional sebagai sebuah sistem struktur dan organisasi dari berbagai dari berbagai macam
fungsi yang dilaksanakan atas dasar-dasar tertentu untuk mencapai tujuan negara (Haryanto
dkk, 1997:2-3).

Pengertian ilmu pemerintahan menurut para ahli :

S. T. Simorangkir : Mengemukakan pemerintahan sebagai alat negara yang menjalankan


tugas dan fungsi dari pemerintah.

MintoRahayu : Pemerintahan merupakan suatu seni adalah hal yang wajar, yaitu kemampuan
menggerakkan organisasi-organisasi, administrator, dan kekuasaan kepemimpinan, serta
kemampuan menciptakan, atau kemampuan mendalangi bawahan serta mengatur lakon
pemerintah sebagai penguasa.

Kusnardi : Mengemukakan pemerintahan sebagai urusan-urusan yng dilakukan oleh suatu


negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyat atau warganya & kepentingan
rakyatnya serta menjalankan dan melaksanakan tugas eksekutif, lehislatif dan yudikatif.

2.2 Tentang Ilmu Pemerintahan

2.2.1 Pengertian Ilmu Pemerintahan

Berdasarkan pendekatan Etimologis atau dari segi bahasa, kata “pemerintah” atau
“pemerintahan”, bahwa kedua kata tersebut berasal dari suku kata “perintah” yang berarti
sesuatu yang harus dilaksanakan. Didalam kata tersebut tersimpul beberapa unsur yang
menjadi ciri khas dari “perintah”, yaitu :

1. Adanya “keharusan”, menunjukkan kewajiban untuk melaksanakan apa


yang diperintahkan;
2. Adanya dua fihak, yaitu yang memberi dan menerima perintah;
3. Adanya hubungan fungsional antara yang memberi dan yang menerima
perintah;
4. Adanya wewenang atau kekuasaan untuk memberi perintah.

“Memerintah” diartikan sebagai menguasai atau mengurus negara atau daerah


sebagai bagian dari negara, maka kata “pemerintah” berarti kekuasaan untuk memerintah
suatu negara. “Pemerintah dapat pula diartikan sebagai badan yang tertinggi yang
memerintah suatu negara. “Pemerintah” ditafsirkan pula sebagai: pengelola atau pengurus.
“Pemerintahan” adalah perbuatan atau cara atau urusan memerintah.

Terdapat beberapa definisi Ilmu Pemerintahan menurut beberapa ahli, antara lain:

Menurut D.G.A. van Poelje : Ilmu pemerintahan mengajarkan bagaimana dinas umum
disusun dan dipimpin dengan sebaik-baiknya.

Menurut Inu Kencana Syafiie : Ilmu pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana melaksanakan pengurusan (eksekutif), pengaturan (legislatif), kepemimpinan dan
koordinasi pemerintahan (baik pusat dengan daerah, maupun rakyat dengan pemerintahnya)
dalam berbagai peristiwa dan gejala pemerintahan, secara baik dan benar.
Menurut H.A.Brasz : Ilmu pemerintahan dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang cara bagaimana lembaga pemerintahan uum itu disusun dan difungsikan baik secara
ke dalam maupun ke luar terhadap warganya.

2.2.2 Objek Ilmu Pemerintahan

Objek adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan, sehingga dengan


demikian objek merupakan apa yang akan diamati, diteliti, dipelajari dan dibahas Dalam
penjabaran objek itu sendiri terdiri dari objek material dan objek forma. Setiap objek materia
dari suatu disiplin ilmu, dapat sama dengan objek materia ilmu pengetahuan lain karena
bersifat umum dan merupakan topic yang dibahas secara global tentang pokok persoalan
(subject matter). Sedangkan objek forma bersifat khusus dan spesifik karena merupakan pusat
perhatian (focus of interest) suatu disiplin ilmu pengetahuan. Objek forma berbeda pada
masing-masing ilmu karena perbedaan sudut pandang yaitu meninjau sasaran hanya dan satu
sudut pandang dengan caranya yang khas dan khusus

Jadi yang membedakan suatu disiplin ilmu dengan ilmu lain adalah objek
formanya, walaupun objek materianya sama. Dengan mengetahui objek suatu disiplin ilmu,
maka ekologi yang mem pengaruhi ilmu tersebut masing-masing, juga akan menjadi jelas.
Misalnya sejauh mana pengaruh ideologi, politik, sosial budaya, agama dan pertahanan
keamanan terhadap hubungan-hubungan pemerintahan selama ini, baik hubungan antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah maupun hubungan antara pamerintah itu dengan
daerah rakyat yang dipimpinnya. Keseluruhanya akan terlihat dalam berbagai gejala
pemerintahan dan peristiwa pemerintahan. Peristiwa pemerintahan dapat bersifat sekali lalu
ataupun berulang kali, sedangkan gejala pemerintahan dapat bersifat sentralistis ataupun
desentralistis.

2.2.3 Tujuan Mempelajari Ilmu Pemerintahan

a. Tujuan Umum

Tujuan mempelajari ilmu pemerintahan secara umum adalah agar dapat memahami
teori-teori, bentuk-bentuk dan proses-proses pemerintahan, serta mampu menempatkan diri
serta ikut berperan serta di dalam keseluruhan proses penyelenggaraan pemerintahan
terutama pemerintahan dalam negeri.
b. Tujuan Khusus

Seluruh pemerintahan Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota di Indonesia berkeinginan


untuk mencetak kader Pamong praja (pimpinan pemerintahan dalam 6 negeri), oleh
karenanya para kader tersebut oleh Pemerintah Daerahnya masingmasing dikirim dan
dibiayai ke IPDN Departemen Dalam Negeri atau perguruan tinggi lain baik negeri maupun
swasta, yang kesemuanya diharapkan untuk memperoleh mata kuliah ilmu pemerintahan.

2.2.4 Azas Ilmu Pemerintahan

Azas adalah dasar, pedoman atau sesuatu yang dianggap kebenaran, yang menjadi
tujuan berpikir dan prinsip yang menjadi pegangan. Jadi, dengan demikian yang menjadi azas
ilmu pemerintahan adalah dasar dari suatu sistem pemerintahan seperti ideologi suatu
bangsa, falsafah hidup dan konstitusi yang membentuk sistem pemerintahannya.

Tentang azas – azas pemerintahan yang berlaku di Indonesia sendiri adalah Taliziduhu
Ndraha mengatakan sebagai berikut :

Pengertian azas dalam hubungan ini adalah dalam arti khusus. Secara umu dapat
dikatakan bahwa azas-azas peerintahan tercantu di dalam pedoman peraturan-peraturan, dan
jika diusut sampai ketingkat tertinggi, tibalah pada Pancasila.

Ada beberapa azas pemerintahan yang perlu diketahui antara lain sebagai berikut:

a. Azas Aktif
b. Azas Vrij Bestuur
c. Azas Freies Ermessn
d. Azas Historis
e. Azas Etis
f. Azas Otomatis
g. Azas Detournement de Pouvoir

2.2.5 Hubungan Ilmu Pemerintahan dengan Ilmu-Ilmu Lainnya (Ilmu Politik,


Hukum, Administrasi Negara)

a. Hubungan Ilmu Pemerintahan dengan Ilmu Politik


Secara umum dapat dikatakan bahwa ilmu pemerintahan menekankan pada
fungsi output dari mutu sistem politik, sedangkan ilmu politik menitikberatkan pada
fungsi input. Terlihat hubungan nyata antara ilmu politik dengan ilmu pemerintahan,
karena pemerintahan yang organisasinya tersusun berdasarkan prinsip-prinsip
birokrasi yang mempunyai ruang lingkup yang luas adalah menjalankan keputusan-
keputusan politik.
b. Hubungan Ilmu Pemerintahan dengan Ilmu Hukum Tata Negara
Ilmu Hukum Tata Negara adalah cabang dari ilmu hukum mengkhususkan diri
membahas seluk beluk praktek kenegaraan, khususnya dibidang tugas-tugas
kenegaraan, tetapi ilmu pemerintahan cenderung lebih mengkaji hubunganhubungan
pemerintah dalam arti perhatian utama adalah pada gejala yang timbul pada peristiwa
pemerintahan itu sendiri.
c. Hubungan Ilmu Pemerintahan dengan Ilmu Administrasi Negara
Kita mengetahui bahwa pemerintah memegang peranan sentral dalam
pembangunan nasional yaitu dalam menentukan kebijakan-kebijakan umum. Proses
penetapan kebijakan umum itu disebut pemerintahan, dan proses pelaksanaannya
dinamakan administrasi Negara atau disebut juga administrasi pemerintahan.

2.3 Teknik-Teknik Pemerintahan

2.3.1 Definisi Teknik-Teknik Pemerintahan

Teknik-teknik Pemerintahan adalah berbagai pengetahuan, Kepandaian dan keahlian


tertentu dalam cara yang dapat ditempuh atau digunakan untuk melaksanakan dan
menyelenggarakan berbagai peristiwa-peristiwa pemerintahan. Untuk teknik pemerintahan di
indonesia ada beberapa teknik yaitu : Diferensiasi, Integrasi, Sentralisasi, Desentralisasi,
Konsentrasi, Dekonsentrasi, Delegasi, Perwakilan, Pembantuan, Kooperasi, Koordinasi dan
Partisipasi.

a. Koordinasi
Unsur-unsur yang diperlukan dlam koordinasi adalah
 Pengaturan
 Sinkronisasi
 Kepentinan bersama
 Tujuan bersama
b. Partisipasi

Partisipasi berasala dari bahasa Inggris yaitu “participation” adalah penagmbilan bagian
atau pengikutsertaan. Menurut Keith Davis, partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan
emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab didalamnya. Dalam
defenisi tersebut, kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi. Sebenarnya
partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam suatu
perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan
tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang-
bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijakan.

Jadi dari beberapa pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi
adalah suatu keterlibatan mental dan emosi secara fisik peserta dalam memberikan respon
terhadap kegiatan yang melaksanakan dalam proses belajar mengajar serta mendukung
pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.

c. Desentralisasi

Desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada


pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa
dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia. dengan
adanya desentralisasi maka muncullan otonomi bagi suatu pemerintahan daerah.
Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian yang secara sederhana di
definisikan sebagai penyerahan kewenangan.

Dalam kaitannya dengan sistem pemerintahan Indonesia, desentralisasi akhir-akhir ini


seringkali dikaitkan dengan sistem pemerintahan karena dengan adanya desentralisasi
sekarang menyebabkan perubahan paradigma pemerintahan di Indonesia. Seperti yang telah
dijelaskan di atas, bahwa desentralisasi berhubungan dengan otonomi daerah. Sebab, otonomi
daerah merupakan kewenangan suatu daerah untuk menyusun, mengatur, dan mengurus
daerahnya sendiri tanpa ada campur tangan serta bantuan dari pemerintah pusat. Jadi dengan
adanya desentralisasi, maka akan berdampak positif pada pembangunan daerah-daerah yang
tertinggal dalam suatu negara. Agar daerah tersebut dapat mandiri dan secara otomatis dapat
memajukan pembangunan nasional.

d. Dekonsentrasasi

Adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat atau kepala wilanya atau kepala
instalansivertikal tingkat atasnya kepalapejabat-pejabat di Daerah.

e. Sentralisasi

Adalah pemusatan kekuasaan pada pemerintah pusat dalam hubungan pusat dan daerah
pada suatu sistem pemerintahanya
f. Intergrasi

Adalah usaha yng dilakukan untuk mempengaruhi skap raknyat sedemikian rupa
sehingga mereka dapat memberi keputuan kepada organisasi atau pemerintah pusat

g. Delegasi

Delegasi adalah suatu pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada orang
lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Ada alasan mengapa diperlukan pendelegasian.

2.4 Kekuasaan dan Bentuk Kekuasaan

2.4.1 Pengertian Kekuasaan

Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok


guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan,
kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan
seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai
dengan keinginan dari pelaku. Secara umum, kekuasaan dapat berarti kekuasaan golongan,
kekuasaan raja, kekuasaan pejabat negara. Sehingga tidak salah bila dikatakan kekuasaan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada
pemegang kekuasaan tersebut.

Dalam KBBI disebutkan jika kekuasaan merupakan kemampuan individu atau


sekelompok orang untuk menguasai individu atau kelompok lainnya yang didasarkan pada
wibawa, wewenang, kharisma atau kekuatan fisik.

Menurut Max Weber kekuasaan atau power merupakan peluang atau sarana bagi
seorang individu untuk dapat mencapai keinginannya sendiri bahkan sekalipun harus
menghadapi perlawanan dari orang lain, dalam hubungan sosialnya. Menurut Max Weber,
definisi kekuasaan ini masih terlalu luas. Sehingga definisinya dipersempit menjadi dominasi
yang merupakan kemungkinan jika suatu perintah akan ditaati oleh kelompok atau individu
tertentu.

Menurut Robert Mac Iver Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengendalikan


tingkah laku orang lain baik secara langsung dengan jalan memberi perintah / dengan tidak
langsung dengan jalan menggunakan semua alat dan cara yang tersedia. Kekuasaan biasanya
berbentuk hubungan, ada yang memerintah dan ada yang diperintah. Manusia berlaku
sebagau subjek sekaligus objek dari 17 kekuasaan. Contohnya Presiden, ia membuat UU
(subyek dari kekuasaan) tetapi juga harus tunduk pada
2.4.2 Bentuk Kekuasaan

Terdapat 2 macam pembagian bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan secara


horizontal dan kekuasaan secara vetikal yaitu:

Kekuasaan Secara Horizontal:

1. Kekuasaan konstitutif, yaitu kekuasaan untuk mengubah dan menetapkan undang-


undang dasar, Kekuasaan ini dijalankan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat seperti
ditegaskan dalam Pasal 3 Ayat 1 UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan bahwa
Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan undang-
undang dasar
2. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membentuk undang undang. Kekuasaan
ini dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat seperti ditegaskan dalam Pasal 20 Ayat 2
UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat
memegang kekuasaan membentuk undangundang.
3. Kekuasaan yudikatif atau kehakiman, yaitu kekuasaan untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan ini dipegang oleh
Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi seperti ditegaskan dalam Pasal 24 Ayat
2 UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan bahwa kekuasaan yudikatif dilakukan oleh
Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan
peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, peradilan tata usaha negara, dan
Mahkamah Konstitusi
4. Kekuasaan eksaminatif atau inspektif, yaitu kekuasaan yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan
negara. Kekuasaan ini dijalankan oleh Badan Pemeriksa Keuangan seperti ditegaskan
dalam Pasal 23E Ayat 1 UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan bahwa untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara, diadakan satu
Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri. 18
5. Kekuasaan moneter, yaitu kekuasaan untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta memelihara
kestabilan nilai rupiah. Kekuasaan ini dijalankan oleh Bank Indonesia selaku bank
sentral di Indonesia seperti ditegaskan dalam Pasal 23D UUD NRI Tahun 1945 yang
menyatakan bahwa negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan,
kewenangan, tanggung jawab dan independensinya diatur dalam undang-undang.
6. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk menjalankan undang-undang dan
penyelenggaraan pemerintahan negara. Kekuasaan ini dipegang oleh presiden
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 4 Ayat 1 UUD NRI Tahun 1945 yang
menyatakan bahwa "Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undang-Undang Dasar."

Kekuasaan Secara Vertikal:

Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian kekuasaan menurut


tingkat, yaitu pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintahan. Pasal 18 Ayat 1
UUD NRI Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi
menjadi provinsi, kemudian provinsi tersebut dibagi menjadi kabupaten atau kota yang tiap-
tiap provinsi, kabupaten, dan kota tersebut mempunyai pemerintahan daerah yang diatur
undang-undang.

Berdasarkan ketentuan tersebut, pembagian kekuasaan secara vertikal di negara


Indonesia berlangsung antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah (pemerintahan
provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota). Pada pemerintahan daerah, berlangsung juga
pembagian kekuasaan secara vertikal yang ditentukan oleh pemerintahan pusat. Hubungan
antara pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota terjalin dengan koordinasi,
pembinaan, dan pengawasan oleh pemerintahan pusat dalam bidang administrasi dan
kewilayahan.

Pembagian kekuasaan secara vertikal muncul sebagai konsekuensi dari penerapan asas
desentralisasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan asas tersebut, pemerintah
pusat menyerahkan wewenang pemerintahan kepada pemerintah daerah otonom (provinsi dan
kabupaten/kota) untuk mengurus dan mengatur sendiri urusan pemerintahan di daerahnya,
kecuali urusan pemerintahan yang menjadi 19 kewenangan pemerintah pusat, yaitu
kewenangan yang berkaitan dengan politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi,
agama, moneter, dan fiskal. Hal tersebut ditegaskan dalam Pasal 18 Ayat 5 UUD NRI Tahun
NRI Tahun 1945 yang menyatakan bahwa pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-
luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ilmu Pemerintahan merupakan suatu disiplin ilmu tersendiri yang membahas mengenai
bagaimana cara untuk menjalankan suatu pemerintahan dibawah suatu kekuasaan. Namun
sebagai cabang dari Ilmu Kenegaraan, Ilmu Pemerintahan tentunya memiliki hubungan yang
berkesinambungan dengan cabang-cabang Ilmu Kenegaraan lainnya, yaitu Ilmu Politik. Ilmu
Administrasi Negara, Ilmu Hukum Tata Negara, serta Ilmu Negara. Hal ini tampak jelas dari
objek material masing-masing disiplin ilmu yang membahas satu objek yaitu negara,
walaupun pada akhirnya tiap-tiap disiplin ilmu memiliki fokus pembahasan tersendiri.

3.2 Saran

Sebagai aparatur pemerintah daerah yang Dalam konteks pemerintahan daerah, di era
otonomi luas dituntut adanya keterbukaan, akuntabilitas, ketanggapan, dan kreativitas dari
segenap jajaran aparatur Pemerintah Daerah. Dalam dunia yang penuh kompetitif, sangat
diperlukan kemampuan birokrasi dan sumber daya aparatur untuk memberikan tanggapan
atau responsif terhadap berbagai tantangan secara akurat, bijaksana, adil dan efektif. Dengan
demikian aparatur merupakan faktor yang dominan bagi berhasilnya penyelenggaraan
Pemerintahan di daerah. aparatur pemerintah daerah Unsur ini menempati posisi yang bukan
saja mewarnai, melainkan juga menentukan arah ke mana suatu daerah akan di bawa
DAFTAR PUSTAKA

Syafiee, Inu Kencana, Pengantar Ilmu Pemerintahan, PT Refika Aditama, Bandung, 2020

Hasim, PPKn untuk SMA kelas X, Quadra, Jawa Barat, 2016

Definisi Kekuasaan Menurut Para Ahli. 7 Maret 2021, 14.00 WIB. Diakses pada tanggal 31 Mei, 09.00
WIB. Diperoleh dari https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/07/140026469/definisi-
kekuasaan-menurut-para-ahli

Anda mungkin juga menyukai