Dosen Pengampu :
Adi Nur Azis, SH., MH.
Disusun Oleh :
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I...........................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................
1.3 Tujuan.................................................................................................................................
BAB II ………….........................................................................................................................
2.1 Istilah Pemerintah dan Pemerintahan ................................................................................
2.2 Tentang Ilmu Pemerintahan………………………………………………………………
2.3 Teknik-Teknik Pemerintahan.............................................................................................
2.4 Kekuasaan dan Bentuk Kekuasaan.....................................................................................
BAB III.........................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………….
3.2 Saran………………………………………………………………………………….......
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Apabila dalam suatu negara kekuasaan pemerintahan, dibagi atau dipisah kan maka
terdapat perbedaan antara pemerintahan dalam arti luas dengan pemerintahan dalam arti
sempit Pemerintahan dalam arti sempit hanya meliputi lembaga yang mengurus pelaksanaan
roda pemerintahan (disebut eksekutif), sedangkan pemerintahan dalam arti luas selain
eksekutif termasuk juga lembaga yang membuat peraturan perundang-undangan (disebut
legislatif) dan yang melaksanakan peradilan (disebut yudikatif). Kekuasaan lain seperti
federatif, konsultatif, inspektif ataupun konstitutif tidak merata pada setiap negara. Didalam
makalah ini penulis akan membahas tentang materi yang mencakup ilmu pemerintahan.
1.3 Tujuan
Pengertian Pemerintahan
Pemerintahan dalam arti sempit adalah semua aktivitas, fungsi, tugas dan kewajiban
yang dijalankan oleh lembaga untuk mencapai tujuan negara. Pemerintah dalam arti luas
adalah semua aktivitas yang terorganisasi yang bersumber pada kedaulatan dan kemerdekaan,
berlandaskan pada dasar negara, rakyat, atau penduduk dan wilayah negara itu demi
tercapainya tujuan negara. Pemerintahan juga dapat didefinisikan dari segi struktural
fungsional sebagai sebuah sistem struktur dan organisasi dari berbagai dari berbagai macam
fungsi yang dilaksanakan atas dasar-dasar tertentu untuk mencapai tujuan negara (Haryanto
dkk, 1997:2-3).
MintoRahayu : Pemerintahan merupakan suatu seni adalah hal yang wajar, yaitu kemampuan
menggerakkan organisasi-organisasi, administrator, dan kekuasaan kepemimpinan, serta
kemampuan menciptakan, atau kemampuan mendalangi bawahan serta mengatur lakon
pemerintah sebagai penguasa.
Berdasarkan pendekatan Etimologis atau dari segi bahasa, kata “pemerintah” atau
“pemerintahan”, bahwa kedua kata tersebut berasal dari suku kata “perintah” yang berarti
sesuatu yang harus dilaksanakan. Didalam kata tersebut tersimpul beberapa unsur yang
menjadi ciri khas dari “perintah”, yaitu :
Terdapat beberapa definisi Ilmu Pemerintahan menurut beberapa ahli, antara lain:
Menurut D.G.A. van Poelje : Ilmu pemerintahan mengajarkan bagaimana dinas umum
disusun dan dipimpin dengan sebaik-baiknya.
Menurut Inu Kencana Syafiie : Ilmu pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana melaksanakan pengurusan (eksekutif), pengaturan (legislatif), kepemimpinan dan
koordinasi pemerintahan (baik pusat dengan daerah, maupun rakyat dengan pemerintahnya)
dalam berbagai peristiwa dan gejala pemerintahan, secara baik dan benar.
Menurut H.A.Brasz : Ilmu pemerintahan dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang cara bagaimana lembaga pemerintahan uum itu disusun dan difungsikan baik secara
ke dalam maupun ke luar terhadap warganya.
Jadi yang membedakan suatu disiplin ilmu dengan ilmu lain adalah objek
formanya, walaupun objek materianya sama. Dengan mengetahui objek suatu disiplin ilmu,
maka ekologi yang mem pengaruhi ilmu tersebut masing-masing, juga akan menjadi jelas.
Misalnya sejauh mana pengaruh ideologi, politik, sosial budaya, agama dan pertahanan
keamanan terhadap hubungan-hubungan pemerintahan selama ini, baik hubungan antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah maupun hubungan antara pamerintah itu dengan
daerah rakyat yang dipimpinnya. Keseluruhanya akan terlihat dalam berbagai gejala
pemerintahan dan peristiwa pemerintahan. Peristiwa pemerintahan dapat bersifat sekali lalu
ataupun berulang kali, sedangkan gejala pemerintahan dapat bersifat sentralistis ataupun
desentralistis.
a. Tujuan Umum
Tujuan mempelajari ilmu pemerintahan secara umum adalah agar dapat memahami
teori-teori, bentuk-bentuk dan proses-proses pemerintahan, serta mampu menempatkan diri
serta ikut berperan serta di dalam keseluruhan proses penyelenggaraan pemerintahan
terutama pemerintahan dalam negeri.
b. Tujuan Khusus
Azas adalah dasar, pedoman atau sesuatu yang dianggap kebenaran, yang menjadi
tujuan berpikir dan prinsip yang menjadi pegangan. Jadi, dengan demikian yang menjadi azas
ilmu pemerintahan adalah dasar dari suatu sistem pemerintahan seperti ideologi suatu
bangsa, falsafah hidup dan konstitusi yang membentuk sistem pemerintahannya.
Tentang azas – azas pemerintahan yang berlaku di Indonesia sendiri adalah Taliziduhu
Ndraha mengatakan sebagai berikut :
Pengertian azas dalam hubungan ini adalah dalam arti khusus. Secara umu dapat
dikatakan bahwa azas-azas peerintahan tercantu di dalam pedoman peraturan-peraturan, dan
jika diusut sampai ketingkat tertinggi, tibalah pada Pancasila.
Ada beberapa azas pemerintahan yang perlu diketahui antara lain sebagai berikut:
a. Azas Aktif
b. Azas Vrij Bestuur
c. Azas Freies Ermessn
d. Azas Historis
e. Azas Etis
f. Azas Otomatis
g. Azas Detournement de Pouvoir
a. Koordinasi
Unsur-unsur yang diperlukan dlam koordinasi adalah
Pengaturan
Sinkronisasi
Kepentinan bersama
Tujuan bersama
b. Partisipasi
Partisipasi berasala dari bahasa Inggris yaitu “participation” adalah penagmbilan bagian
atau pengikutsertaan. Menurut Keith Davis, partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan
emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab didalamnya. Dalam
defenisi tersebut, kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi. Sebenarnya
partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam suatu
perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan
tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang-
bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijakan.
Jadi dari beberapa pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi
adalah suatu keterlibatan mental dan emosi secara fisik peserta dalam memberikan respon
terhadap kegiatan yang melaksanakan dalam proses belajar mengajar serta mendukung
pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.
c. Desentralisasi
d. Dekonsentrasasi
Adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat atau kepala wilanya atau kepala
instalansivertikal tingkat atasnya kepalapejabat-pejabat di Daerah.
e. Sentralisasi
Adalah pemusatan kekuasaan pada pemerintah pusat dalam hubungan pusat dan daerah
pada suatu sistem pemerintahanya
f. Intergrasi
Adalah usaha yng dilakukan untuk mempengaruhi skap raknyat sedemikian rupa
sehingga mereka dapat memberi keputuan kepada organisasi atau pemerintah pusat
g. Delegasi
Delegasi adalah suatu pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada orang
lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Ada alasan mengapa diperlukan pendelegasian.
Menurut Max Weber kekuasaan atau power merupakan peluang atau sarana bagi
seorang individu untuk dapat mencapai keinginannya sendiri bahkan sekalipun harus
menghadapi perlawanan dari orang lain, dalam hubungan sosialnya. Menurut Max Weber,
definisi kekuasaan ini masih terlalu luas. Sehingga definisinya dipersempit menjadi dominasi
yang merupakan kemungkinan jika suatu perintah akan ditaati oleh kelompok atau individu
tertentu.
Pembagian kekuasaan secara vertikal muncul sebagai konsekuensi dari penerapan asas
desentralisasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan asas tersebut, pemerintah
pusat menyerahkan wewenang pemerintahan kepada pemerintah daerah otonom (provinsi dan
kabupaten/kota) untuk mengurus dan mengatur sendiri urusan pemerintahan di daerahnya,
kecuali urusan pemerintahan yang menjadi 19 kewenangan pemerintah pusat, yaitu
kewenangan yang berkaitan dengan politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi,
agama, moneter, dan fiskal. Hal tersebut ditegaskan dalam Pasal 18 Ayat 5 UUD NRI Tahun
NRI Tahun 1945 yang menyatakan bahwa pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-
luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu Pemerintahan merupakan suatu disiplin ilmu tersendiri yang membahas mengenai
bagaimana cara untuk menjalankan suatu pemerintahan dibawah suatu kekuasaan. Namun
sebagai cabang dari Ilmu Kenegaraan, Ilmu Pemerintahan tentunya memiliki hubungan yang
berkesinambungan dengan cabang-cabang Ilmu Kenegaraan lainnya, yaitu Ilmu Politik. Ilmu
Administrasi Negara, Ilmu Hukum Tata Negara, serta Ilmu Negara. Hal ini tampak jelas dari
objek material masing-masing disiplin ilmu yang membahas satu objek yaitu negara,
walaupun pada akhirnya tiap-tiap disiplin ilmu memiliki fokus pembahasan tersendiri.
3.2 Saran
Sebagai aparatur pemerintah daerah yang Dalam konteks pemerintahan daerah, di era
otonomi luas dituntut adanya keterbukaan, akuntabilitas, ketanggapan, dan kreativitas dari
segenap jajaran aparatur Pemerintah Daerah. Dalam dunia yang penuh kompetitif, sangat
diperlukan kemampuan birokrasi dan sumber daya aparatur untuk memberikan tanggapan
atau responsif terhadap berbagai tantangan secara akurat, bijaksana, adil dan efektif. Dengan
demikian aparatur merupakan faktor yang dominan bagi berhasilnya penyelenggaraan
Pemerintahan di daerah. aparatur pemerintah daerah Unsur ini menempati posisi yang bukan
saja mewarnai, melainkan juga menentukan arah ke mana suatu daerah akan di bawa
DAFTAR PUSTAKA
Syafiee, Inu Kencana, Pengantar Ilmu Pemerintahan, PT Refika Aditama, Bandung, 2020
Definisi Kekuasaan Menurut Para Ahli. 7 Maret 2021, 14.00 WIB. Diakses pada tanggal 31 Mei, 09.00
WIB. Diperoleh dari https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/07/140026469/definisi-
kekuasaan-menurut-para-ahli