Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik

“ Kekuasaan “

Disusun Oleh :

1. Randika Hanggi ( S6521015 )

2. Rahmanto Salilama ( S6521030 )

3. Yasin Mole ( S6521014 )

4. Indri Abas ( S6521001 )

Program Studi Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pohuwato
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT aatas segala rahmatnya sehingga

kami dapat menyelesaikan makalah tentang Kekuasaan tepat waktu.

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “ Pengantar Ilmu Politik “.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk menambah pengetahuan

tentang Kekuasaan bagi pembaca dan penulis.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan

pengetahuan yang telah kami jadikan sebagai acuan untuk penyelesaian makalah ini.

Kami sebagai penyusun bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah

ini,untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

Kelompok 1
Daftar isi

Kata Pengantar...........................................................................................................................i

Daftar isi....................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

2.1 Definisi kekuasaan.........................................................................................................2

2.2 Sudut Pandang Kekuasaan.............................................................................................5

2.3 Sumber Kekuasaan.........................................................................................................6

2.4 Unsur Kekuasaan............................................................................................................8

2.5 Konsep Kekuasaan.........................................................................................................9

2.6 Pembagian Kekuasaan....................................................................................................9

2.7 Manfaat kekuasaan negara dalam sistem politik dan tata negara.................................10

2.8 Tujuan adanya kekuasaan negara dalam suatu negara.................................................11

2.9 Hubungan kekuasaan dalam lingkup politik................................................................12

BAB III PENUTUP..................................................................................................................13

3.1 Kesiimpulan.................................................................................................................13

3.2 Saran.............................................................................................................................13

Daftar Pustaka..........................................................................................................................14
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk mempengaruhi

tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku. Salah

satunya ialah kekuasaan negara. Kekuasaan negara adalah wewenang di berikan kepada

penguasa atau pemerintah untuk mengatur dan menjaga wilayah kekuasaanya dari

penguasa lain.

Dalam implementasinya, terdapat pemisahan kekuasaan dan pembagian kekuasaan,

pemisahan kekuasaan berarti kekuasaan negara itu terpisah dalam beberapa bagian, baik

mengenai orangnya maupun fungsinya.

Dengan kata lain, lembaga pemegang kekuasaan negara, yang meliputi lembaga

legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Lembaga tersebut merupakan lembaga yang terpisah

satu sama lain, berdiri sendiri tanpa memerlukan koordinasi dan kerjasama. Setiap

lembaga juga menjalankan tugas dan tuga nya masing - masing.

Mekanisme pembagian indonesia di atur sepenuhnya di dalam undang-undang 1945.

Namun sebelum undang-undang 1945, pembagian kekuasaan indonesia adalah sebagai

berikut

1. Kekuasaan eksekutif

2. Kekuasaan legislatif

3. Kekuasaan yudikatif

Yang menjadi pemegang kekuasaan di dalam suatu negara juga di lihat dari sudut

pandangnya,berupa sudut pandang negatif dan juga sudut pandang positif. Dalam proses

meraih kekuasaan tentu juga ada unsur tersendiri agar dapat meraih kekuasaan yang
dimaksud. Selain itu juga sebagi pendukung harus ada konsep mengenai kekuasaan itu

sendiri dari seseorang untuk meraih kekuasaan. Dengan tetap menjalnkan tugas yang

berada di masing-masing posisi yang telah ditentukan pada pembagian kekuasaan.

Kekuasaan berupa kekuasaan negara berubungan dengan politik dan tata negara karena

adanya kekuasaan memilki tujuan dalam suatu megara.

1.2 Rumusan Masalah

Jadi dari Latar Belakang di atas dapat disimpulkan rumusan masalahnya adalah :

1. Defnisi kekuasaan ?

2. Bagaimana sudut pandang kekuasaan itu sendiri ?

3. Bagaimana seseorang memiliki kekuasaan berdasarkan sumbernya ?

4. Bagaimana Unsur dalam pencapaian Kekuasaan ?

5. Bgaimana Konsep mengenai kekuasaan ?

6. Bagaimana Pembagian Kekuasaan ?

7. Apa manfaat kekuasaan negara dalam sistem politik dan tata negara ?

8. Apakah tujuan adanya kekuasaan negara dalam suatu negara ?

9. Bagaimana hubungan kekuasaan dengan lingkup politik ?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kekuasaan

Kekusaan merupakan kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk

mempengarui tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari

pelaku. Secara umum kekuasaan dapat berupa kekuasaan golongan,kekuasaan raja,

dan juga kekuasaan pejabat negara.

Kekuasaan merupakan konsep hubungan sosial yang tedapat dalam kehidupan

masyarakat,negara,dan umat manusia. Konsep hubungan sosial ini meliputi hubungan

personal diantara dua insan yang berinteraksi,hubungan institusioanl yang bersifat

hierarkis,dan hubungan subjek dengan objek yang di kuasainya.

Menurut Talcot Parson,definisi kekuasaan adalah kemampuan umum untuk

menjamin pelaksanaan dari kewajiaban-kewajiban yang mengikat oleh unit-unit

organisasi kolektif daam suatu sistem yang merupakan kewajiban-kewajiban yang di

akui dengan acuan kepada pencapaian tujuan-tujuan kolektif mereka,dan bila ada

pengingkaran terhadap kewajiba-kewajiban dapat dikenai sanksi negatif tertentu,siapa

pun yang menegakkannya. Sedangkan definisi negara adalah suaru daerah teritorial

yang rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menutut dari

negaranya ketaataan kepada peraturan perundang-undangan melalui penguasaan

(kontrol) monopolitis terhadap kekuasaan yang sah. Negara juga merupakam induk

terbentuknya suatu kekuasaan yang bersifat otoritas dan parlementer,yang dibentuk

guna menciptakan suatu perhubungan yang baik antar setiap individu suatu

wilayah,kepala negara,dan juga kepala pemerintahan yang merupakan pemimpin

tertinggi dari negara.


Kekuasaan senantiasa ada di dalam setiap masyarakat baik yang masi

bersahaja maupun yang sudah besar atau rumit susunanya. Akam tetapi walaupun

selalu ada kekuasaan tidak dapat dibagi rata kepaa semua anggota masyarakat. Justru

karena ada pembagian yang tidak merata taditimbul makna yang pokok dari

Kekuasaan, yaitu kemampuan untuk mempengarui pihak lain untuk kehendak yang

ada pada pemegang Kekuasaan.

Berikut adalah beberapa definisi kekuasaan menurut para ahli :

1. Ramlan Surbakti

Kekuasaan adalah kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berperilaku

dan berfikir sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi.

2. Max weber

Kekuasaan atau power yaitu sebagai peluang atau sarana bagi seseorang

individu untuk dapat mencapai keinginannya sendiri bahkan sekali pun harus

menghadapi perlawanan dari orang lain dalam hubungan sosialnya. Menurut Max

weber,definisi kekuasaan ini masih terlalu luas,sehingga definisinya dipersempit

menjadi dominasi yang merupakan kemungkinan jika suatu perintah akan ditaati

oldh kelompok atau individu tertentu.

3. John Locke

John Locke mendefinisikan kekuasaan sebagi suatu hal yang ahrus dipisah dan

tidak boleh berada dalam atau unsur yang sama. Definisi yang dikemukakan oleh

John Locke ini dikenal dengan nama teori pemisahan kekuasaan.

4. Walter Nord

Walter menjelaskan kekuasaan sebagi kemampuan untuk mencapai tujuan

tertentu yang berbeda dari tujuan lainnya.


Esensi dari kekuasaan adalah hal mengadakan sanksi. Cara untuk

menyelanggarakan kekuasaan itu berbeda-beda. Upaya yang paling ampuh adalah

kekerasan fisik ,lewat koersi yang melalui ancaman akan diadakan sanksi,atau

upaya yang sedikit lebih lunak melalui persuasi (persuasion),yaitu proses

meyakinkan dan berargumentasi atau menuju para pendapat seorang ahli .

Dengan demikian kekuasaan negara merupakan salah saru sistem

pemerintahan yang dibentuk guna tercitanya suatu sistem pemerintahan yang

tertib dan teratur. Kekuasaan negara sendiri juga merupakan induk dari sistem

politik, dengan danya kekuasaan negaralah poltik bisa tercipta dengan baik dan

sesuai dengan porsinya.

2.2 Sudut Pandang Kekuasaan

Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap pemegang kekuasaan yang berada dalam suatu

Daerah atau Negara pasti dilihat dari dua sudut pandang,karena ketika seseorang

meraih kekuasaan pasti punya cara tersendiri,sudut pandang tersebut antara lain :

1. Kekuasaan bersifat positif,merupakan Kemampuan yang dianugerahkan oleh

Allah kepada individu sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang dapat

mempengaruhi dan mengubah pemikiran orang lain atau kelompok untuk

melakukan suatu -tindakan yang diinginkan oleh pemegang kekuasaan dengan

sungguh-sungguh dan atau bukan karena paksaan baik secara fisik maupun

mental. Namun di dalam kekuasaan tidak semua yang berkuasa memiliki

kewenangan, karena kewenangan bersifat khusus.

2. Kekuasaan bersifat Negatif,merupakan sifat atau watak dari seseorang yang

bernuansa arogan, egois, serta apatis dalam memengaruhi orang lain atau

kelompok untuk melakukan tindakan yang diinginkan oleh pemegang kuasa

dengan cara paksaan atau tekanan baik secara fisik maupun mental. Biasanya
pemegang kekuasaan yang bersifat negatif ini tidak memiliki kecerdasan

intelektual dan emosional yang baik,mereka hanya berfikir pendek dalam

mengambil keputusan tanpa melakukan pemikiran yang tajam dalam mengambil

suatu tindakan, bahkan mereka sendiri kadang-kadang tidak dapat menjalankan

segala perintah yang mereka perintahkan kepada orang atau kelompok yang

berada di bawah kekuasannya karena keterbatasan daya pikir tadi. dan biasanya

kekuasaan dengan karakter negatif tersebut hanya mencari keuntungan pribadi

atau golongan di atas kekuasannya itu. karena mereka tidak memiliki kemampuan

atau modal apapun selain kekuasaan untuk menghasilkan apapun, dan para

pemegang kekuasaan bersifat negatif tersbut biasanya tidak akan berlangsung

lama karena tidak akan mendapatkan dukungan sepenuhnya oleh rakyatnya.

2.3 Sumber Kekuasaan

Ketika seseorang memiliki kekuasaan tentunya tidak di dapatkan begitu

saja,melainkan ada sumbernya sehingga seseorang atau sekelompok orang itu

memiliki kekuasaan. Sumber tersebut antara lain :

1. Legitimate Power, adalah perolehan kekuasaan melalui pengangkatan.

2. Coersive Power,adalah perolehan kekuasaan melalui kekerasan,atau mungkin

bersifat perebutan atau perampasan bersenjata,yang sudah tentu diluar jalur

Konstitusional.

3. Expert Power,adalah perolean kekuasaan melalui keahlian seseorang maksudnya

pihak yang mengambol kekuasaan memang memiliki kekuasaan seperti ini

berlaku dinegara demokrasi karena sistem personalianya dalam memilih karyawan

memakai merit sistem.

4. Reward Power,adalah peroleh kekuasaan melaui suatu pemberian atau karena

berbagai pemberian.
5. Reverent Power,adalah perolehan kekuasaan melalui daya tarik seseorang.

Tidak bisa dipungkiri bahwa ketika kita ingin memilki kekuasaan,maka harus ada

hal yang menunjang pada diri kita untuk menepatkan diri pada pemegang

kekuasaan itu sendiri,diantaranya berupa :

1. Kekayaan merupakan sumber kekuasaan, yang dimana kekayaan dapat berupa

uang, emas, tanah dan barang-barang berharga, orang yang memiliki kekayaan

dalam jumlah besar setidak-tidaknya secara potensial akan memiliki akan

memiliki kekeuasaan. misalnya seorang tuan tanah mempunyai lahan perkebunan

yang luas dan tuan tanah tersebut secara langsung mempunyai kekuasaan atas

pekerja-pekerja di tanah tersebut.

2. Sarana Paksaan Fisik merupakaan sumber kekuasaan yang lebih bersifat memaksa

sehingga membuat orang lain dapat mengikuti apa yang dikehendaki. Misal

seorang preman dipasar untuk mempengaruhi pola prilaku orang lain, preman

tersebut menggunakan senjata sebagai ancaman, dan dalam hal ini secara tidak

langsung dapat kita lihat bahwa preman tersebut dapat mempengaruhi pola prilaku

orang lain dengan ancaman senjata yang dimiliki.

3. Keahlian  merupakan sumber kekuasaan yang muncul dari penilaian orang lain

bahwa pemberi pengaruh mempunyai pengetahauan khusus yang tidak dimiliki

orangt lain. Misal seorang dokter sebagai kepala rumah sakit, dalam hal ini

penempatan kekuasaannya bedasarkan keahliannya.

4. Kedudukan merupakan sumber kekuasaan yang timbul karena adanya pengakuan

sehingga secara sah dapat mempengaruhi prilaku orang lain misalnya seorang

kepala sekolah terhadap guru-gurunya, dalam kasus ini bawahan dapat ditindak

jika melanggar aturan yang telah ditetapkan.


5. Agama merupakan sumber kekuasaan yang yang didapat melalui keyakinan

bahwa indivu itu (ulama/pendeta) harus wajib diperhitungkan dari proses

pembuatan suatu keputusan sehingga dalam hal ini indivu tersebut ulama atau

pendeta mempunyai kekuasaan terhadap orang lain atau umatnya.

Dari penjabaran tentang sumber kekuasaan maka dapat disimpulkan sumber

kekuasaan di ibaratkan seperti supplement yang ditambahkan di dalam tubuh

manusia yang digunakan untuk menguatkan kemampuan dalam mempengaruhi

orang lain, dalam suatu hubungan kekuasaan selalu ada satu pihak yang lebih kuat

dari pihak lain, jadi selalu ada hubungan tidak seimbang dan akibatnya

ketidakseimbangan itu sering menimbulkan ketergantungan, dan lebih timpang

hubungan ini maka lebih besar pula sifat ketergantungannya.

2.4 Unsur Kekuasaan

Kekuasaan terdiri dari tiga unsur, yaitu tujuan, cara, dan hasil. Kekuasaan

dapat digunakan untuk tujuan yang baik dan yang tidak baik. Tujuan dari

penggunaan kekuasaan biasanya akan mempengaruhi cara yang dipilih oleh

individu atau kelompok yang memiliki kekuasaan. Jika pemegang kekuasaan

memiliki tujuan yang baik, maka cara yang dipilih juga akan baik. Dan sebaliknya,

jika pemegang kekuasaan menghendaki tujuan yang tidak baik, maka cara yang

digunakan juga tidak baik, misalnya dengan mengancam. Kemudian, unsur yang

terakhir atau hasil dari kekuasaan dapat dilihat dari jumlah individu yang dapat

dikendalikan atau dipengaruhi, dan seberapa besar pengaruh kekuasaan tersebut.

Sikap pihak yang dikuasai, turut menentukan kualitas kekuasan yang berlaku atas

dirinya. Jika diterima dan didukung, maka kekuasaan itu merupakan wibawa.

Kekuasaan yang demikian tidak banyak memerlukan paksaan (kekuatan) dalam

penggunannya.
2.5 Konsep Kekuasaan

Heryawan Ahmad (2009), menyebutkan bahwa kekuasaan merupakan konsep

yang berkaitan dengan perilaku. Kekuasaan dipandang sebagai gejala yang selalu

terdapat dalam proses politik. Dalam kamus ilmu politik terdapat beberapa konsep

yang berkaitan dengan kekuasaan (power), seperti influence (pengaruh), persuasion

(persuasi), force (kekuatan), coercion (kekerasan).

1. Influence adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar mengubah

sikap dan perilakunya secara sukarela.

2. Persuasion adalah kemampuan meyakinkan orang lain dengan argumentasi untuk

melakukan sesuatu.

3. Force adalah penggunaan tekanan fisik, seperti membatasi kebebasan,

menimbulkan rasa sakit ataupun membatasi pemenuhan kebutuhan biologis pihak

lain agar melakukan sesuatu.

4. Coercion adalah peragaan kekuasaan atau ancaman dan paksaan yang dilakukan

oleh seseorang atau kelompok terhadap pihak lain agar bersikap dan berperilaku

sesuai dengan kehendak pihak pemilik kekuasaan.

2.6 Pembagian Kekuasaan

Menurut John Locke kekuasaan negara dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu:

1. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk undang-

undang.

2. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undangundang,

termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang-

undang.

3. Kekuasaan federatif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan hubungan luar negeri.


Selain Jhon Locke, salah satu ahli yang juga berpendapat tentang kekuasaan

adalah Montesqieu, teori kekuasaan yang dikemukakannya dikenal dengan nama

trias politica yang membagi kekuasaan negara menjadi tiga, yaitu:

1. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk

undang-undang.

2. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang.

3. Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mempertahankan undang-undang,

termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang-

undang.

Trias politika sering ditemukan pada negara yang menganut demokrasi.

Namun pada perjalanannya, teori ini mengalami pengembangan dalam praktiknya.

Pembagian kekuasaan tidak terbatas pada lembaga eksekutif, legislatif, dan

yudikatif.

Pembagian kekuasaan negara dilakukan agar tidak terjadi pemerintahan yang

absolut atau otoriter, sehingga memungkinkan di antara bagian dapat saling

bekerja sama.

Kekuasaan yang diberikan absolut pada seseorang atau lembaga, berpotensi

terjadi penyalahgunaan dalam praktiknya. Guna menghindari hal tersebut perlu

ada pemisahan atau pembagian kekuasaan, agar terjadi kontrol dan keseimbangan

di antara lembaga pemegang kekuasaan. Dengan kata lain, kekuasaan legislatif,

eksekutif maupun yudikatif tidak dipegang oleh satu orang saja.

2.7 Manfaat Kekuasaan negara dalam sistem politik dan tata negara

Didalam politik kekuasaan negara bermanfaat sebagai sistem yang mengatur

jalannya suatu pemerintahan, yang mengatur semua konsep lalu lintas hukum serta
peraturan dalam suatu negara. Kekuasaan negara juga berguna sebagai pusat negosiasi

antara dunia (perhubungan antaar suatu negara) dengan mencakup aspek-aspek yang

luas sesuai aturan dalam suatu negara. Setiap orang yang berada di dunia politik tentu

meiliki kekuasaan. Karena hakikat politik adalah kekuasaan.

Kekuasaan negara dalam sistem tata negara bermanfaat sebagai pusat kendali

dalam suatu lembaga disuatu negara. Tanpa adanya suatu kekuasaan negara, suatu

lembaga daerah dan lembaga akan kesulitan dalam menjalankan suatu aturan dan

undang-undang yang ada disuatu negara.

Kekuasaan negara juga berperan penting dalam mengatur sistem keuangan dan

juga jalur perhubungan dalam suatu negara. Kuncinya yaitu sebagai jembatan diantara

pihak negosiator dengan pihak pemerintahan dalam suatu negara,contohnya yaitu

terjalin kerjasama antara perusahaan asing dengan salah satu perusahaan lokal milik

pemerintahan indonesia.

2.8 Tujuan adanya Kekuasaan Negara dalam suatu Negara

Tujuan dari adanya kekuasaan negara dalam suatu negara adalah untuk

mewujudkan kesejahteraan rakyat. Dalam hal ini,negara dipandang sebagi alat belaka

yang dibentuk manusia untuk mencapai tujuan bersama, kemakmuran, dan keadilan

sosial bagi seluruh rakyat.

Kekuasan negara juga bersifat sebagai pengatur dalam bermasyarakat dan

dengan adanya atau dibentuknya suatu undang-undang dan juga peraturan yang

bersifat tertulis yang dibuat oleh suatu megara. Jadi adanya kekuasaan negara ini

sangatlah penting, karena dengan adanya kekuasaan negara maka negara dapat

berjalan diastu tujuan yang dipimpin. Keadilan dan kemakmuran rakyat dapat diatur

lebih oleh seorang pemegang kekuasaan disuatu negara tersebut.


2.9 Hubungan Kekuasaan dengan Lingkup Politik

Pada saat setiap individu mengadakan interaksi untuk mempengaruhi tindakan

satu sama lain, maka yang muncul dalam interaksi tersebut adalah pertukaran

kekuasaan. Kekuasaan adalah kualitas yang melekat dalam satu interaksi antara dua

atau lebih individu.

Ancaman dan paksaan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok terhadap

pihak lain agar bersikap dan berperilaku sesuai dengan kehendak pihak pemilik

kekuasaan. Adanya hubunga antara Kekuasaan dengan Politik,maka timbul yang

namanya Kekuasaan Poitik.

Dari konsep di atas, Kekuasaan politik dapat dirumuskan sebagai kemampuan

menggunakan sumber-sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan dan

pelaksanaan keputusan politik sehingga keputusan itu menguntungkan dirinya,

kelompoknya ataupun masyarakat pada umumnya. Bila seseorang satau suatu partai

politik bisa mengorganisasi sehingga berbagai badan negara yang relevan misalnya

membuat aturan yang melarang atau mewajibkan suatu hal atau perkara, maka mereka

mempunyai kekuasaan politik.

Hasrat untuk memiliki kekuasaan merupakan keadaan alamiah manusia, persis

seperti yang dimaksudkan oleh Sartre dan Nietsche. Bagi Sartre, kebutuhan dasar

manusia adalah dianggap penting dan dihargai. Sementara bagi Nietsche, manusia

pada dasarnya selalu didorong oleh hasrat untuk menjadi manusia super, manusia

yang berkuasa. Dalam konteks kedudukan politik, boleh jadi hasrat manusia alamiah

inilah yang mendorong seseorang mengejar kekuasaan politik.


Menurut Lord Acton (dalam Greenberg dan Baron, 2000) kekuasaan

cenderung korup dan kekuasaan absolut pasti korup. Hal itu sudah diketahui banyak

orang, khususnya yang memperhatikan praktik kekuasaan atau politik, baik di

pemerintahan, korporasi, maupun organisasi kemasyarakatan . Di sisi lain, karena

politik berusaha mengurus dan mengendalikan urusan masyarakat, politik juga dapat

dijadikan sarana untuk menyampaikan kebaikan dan kebenaran kepada masyarakat

luas. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Orang-orang yang melalui proses politik

sekaligus diberi amanah untuk bekerja untuk rakyat malah menjadi orang pertama

yang mengkhianati amanah itu, dengan mengedepankan kepentingan pribadi dan

golongannya sendiri di atas kepentingan rakyat. Jadi, sebenarnya orang-orang yang

bekerja dalam orbit politiklah, dan bukan politik itu sendiri, yang telah membuat

stigma dan label bahwa politik selalu berorientasi pada kekuasaan


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi, dapat disimpilkan bahwa Kekuasaan adalah Kemapuan seseorang atau

sekelompok orang untuk mempengaruhi orang lain agar mengikuti kemauanya

untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam meraih kekuasaan tentu tidak diraih

dengan begitu saja,akan tetapi ada cara tersendiri ataupun pendukung dalam diri

seseorang agar dapat meraih kekuasaan yang dimaksud.

3.2 Saran

Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan yang akan terus kami perbaiki. Makalah ini ada dengan mengacu

pada sumber-sumber yang kami dapatkan. Maka dari itu,kami sangat

mengharapkan kritik dan saran terkait makalah yang kami buat.


Daftar Pustaka

DR. H. Inu Kencana Syafiie, M.SI, Pengantar Ilmu Pemerintahan, Jatinagor,2007

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Konsep_kekuasaan

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kekuasaan/

http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/download/26/23

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kekuasaan

https://amp-tirto-id.cdn.ampproject.org/v/s/amp.tirto.id/apa-saja-macam-macam-kekuasaan-negara-

Anda mungkin juga menyukai