Di susun
O l e h:
1.Eusebius Lolonlun
2.Febrian.D.K.Baderan
Kampus NTB
2016
KATA PENGANTAR
penulis
KATA
PENGANTAR................................................................................ 2
DAFTAR
ISI.............................................................................................. 3
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang..4
B Rumusan Masalah .5
C. Tujuan penulisan. 5
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas dapat diketahui bahwa tujuan penulisan
makalah ini adalah :
1. Mengetahui apa itu kekuasaan.
2. Mengetahui apa itu legitimasi kekuasaan.
3. Mengetahui sumber-sumber kekuasaan.
B. Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk
mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa,
sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang
yang mempunyai kekuasaan itu. Arti dari kekuasaan adalah kemampuan untuk
menggunakan pengaruh pada orang lain; artinya kemampuan untuk
mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok. Kekuasaan juga
berarti kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan, atau
kejadian. Kekuasaan tidak sama dengan wewenang, wewenang tanpa
kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik dalam
organisasi.
Secara umum ada dua bentuk kekuasaan:
1. Kekuasaan pribadi, kekuasaan yang didapat dari para pengikut
dan didasarkan pada seberapa besar pengikut mengagumi, respek dan terikat pada
pemimpin.
2. Kekuasaan posisi, kekuasaan yang didapat dari wewenang formal
organisasi.Kekuasaan tidak begitu saja diperoleh individu.
Kekuasaan sangat melekat dengan adanya sebuah kewenangan, semua
organisasi baik itu organisasi politik maupun organisasi pendidikan memiliki sifat
kekuasaan dan kewenangan. Contoh konkret dalam tataran organisasi pendidikan
dapat terlihat dari pemilihan seorang Rektor di Perguruan Tinggi Negeri. Seorang
Rektor dipilih oleh beberapa aspek yaitu banyaknya suara dan dukungan yang ia
dapat dari intern kampus yaitu yang diwakilkan oleh Wali Amanat dan faktor luar
kampus yaitu suara dukungan dari seorang Menteri Pendidikan Nasional. Jika
seseorang ingin menjadi seorang Rektor di Perguruan Tinggi Negeri maka ia
C. Wewenang
Sebagaimana halnya dengan kekuasaan, maka wewenang juga dapat
dijumpai dimana-mana, walaupun tidak selamanya kekuasaan dan wewenang
berada di satu tangan. Dengan wewenag dimaksudkan sebagai suatu hak yang
telah ditetapkan dalam tata tertib sosial untuk menetapkan kebijaksanaan,
menentukan keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah penting dan untuk
menyelesaikan pertentangan-pertentanga.
Dengan lain perkataan, seseorang yang mempunyai wewenang bertindak sebagai
orang yang memimpin atau membimbing orang banyak. Apabila orang
membicarakan tentang wewenang, maka yang dimaksud adalah hak yang dimiliki
seseorang atau sekelompok orang. Tekanannya adalah pada hak, dan bukan pada
kekuasaan. Dipandang dari sudut masyarakat, maka kekuasaan harus
mendapatkan pengakuan dan pengesahan dari masyarakat agar menjadi
wewenang. Wewenang hanya mengalami perubahan dalam bentuk. Menurut
kenyataannya wewenag tadi tetap ada. Perkembangan suatu wewenag terletak
pada arah serta tujuanya untuk sebanyak mungkin memenuhi bentuk yang diidam-
idamkan masyarakat. Wewenang ada beberapa bentuk, sebagai beikut:
1. Wewenang Kharismatis, Tradisional dan Rasional (Legal).
DAFTAR PUSTAKA
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, Rosdakarya: Bandung. 1996
Soekanto, kukuasaan dan Wewenang, : Jakarta 1990.)
Selo Soemardjan da Soemardi: Setangkai Bunga Sosiologi, edisi pertama,
Yayasan Badan Penerbit Fakultas Eonomi Universitas Indonesia.
Engkoswara, Administrasi Pendidikan.. Alfabeta: Bandung. 2010
sitiazizah.lecture.ub.ac.id dikutip tanggal 01/05/2015
viyan.staff.gunadarma.ac.id dikutip tanggal 01/05/2015