A. PENDAHULUAN
Kewibawaan kekuasaan merupakan suatu hal sangat penting untuk dipelajari, karena
menyangkut tentang suatu pembawaan serta keadilan. Kewibawaan sangat berpengaruh dalam
beberapa hal, baik itu dalam bernegara dan berorganisasi. Kewibawaan tidak hanya soal
kekuasaan negara, kewibawaan pun dibutuhkan dalam kekuasaan hukum. Dalam mata kuliah
Ilmu Negara kewibawaan dijabarkan banyak oleh beberapa ahli dengan beberapa pendapatnya.
Negara pada hakikatnya merupakan organisasi kekuasaan yang meliputi atau menyatukan
kelompok manusia yang kemudian disebut bangsa dan negara sebagai organisasi kekuasaan
memiliki suatu kewibawaan sehingga negara dapat memaksakan kehendaknya kepada semua
Dalam kaitannya dengan otonomi daerah harus diperhatikan pengaturan pasal 18 ayat (1)
Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dipertegas dalam
ketentuan Pasal 2 ayat (1) UU. No.32 Tahun 2004, yang mengatur bahwa penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah pada Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut prinsip “otonomi
dalam menjalankan otonomi perlu adanya pengawasaan dan kontrol dalam mejalankan suatu
otonomi, sehingga kewibawaan kekuasaan negara dan hukum dapat berjalan dan saling
kekuasaan berjalan tanpa menghiraukan aspek hukum itu sendiri sehingga kekuasaan berjalan
tanpa terkontrol dan kewibawaan dalam bernegara tidak terlaksana dengan baik.
ditegakkan. Penegakan hukum di suatu negara tidak bisa diciptakan maka kewibawaan negara
tersebut pun akan runtuh. Banyak sekali contoh penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang yang
merugikan masyarakat didalam suatu negara, salah satunya yaitu korupsi. Korupsi mempunyai
efek yang sangat cepat dalam meruntuhkan suatu kewibawaan pemimpin atau suatu kelompok
yang sedang berkuasa sehingga terjadi suatu ketidakadilan dan memunculkan stigma negatif
pada pelaku korupsi itu sendiri. Kewibawaan hukum dalam hal ini penegak hukum pun harus
benar-benar dalam menjalankan kewibawaan sebagai penegak hukum sesuai dengan aturan-
aturan penegakkan hukum. Suatu kewibawaan terbentuk dari dasar kepercayaan dalam beberapa
hal.
orang, semua kalangan apapun pekerjaannya dan profesinya, dan apapun jabatan yang seseorang
B. PEMBAHASAN
Kekuasaan merupakan hak seseorang atau sekelompok orang atas sesuatu. Yang pokok
dalam melaksanakan kekuasaan adalah bila kekuasaan itu diterima oleh masyarakat dan dipatuhi.
Kalau sudah dipatuhi maka segala kekuasaan berubah menjadi kewibawaan, dengan pengertian
bahwa rakyat yang menerima kekuasaan yakin akan kebenaran dari kekuasaan itu. Untuk
membatasi dan mengontrol kekuasaan cara yang paling efektif adalah dengan diadakannya suatu
hukum.
Kekuasaan dalam arti kewibawaan diartikan bahwa pemegang kekuasaan memiliki sifat-
sifat yang sesuai dengan cita-cita dan keyakinan sebagian besar warga masyarakatnya.
1. Max Weber.
pemimpin yang memiliki sifat-sifat kepribadian yang tinggi dan istimewa. Sebagai contoh
kewibaan ini adalah kewibawaan para nabi-nabi yang mempunyai pengaruh besar terhadap
2. Kewibawaan yang bersifat tradisional. Kewibawaan ini lazimnya dimiliki oleh seorang
raja yang karena hak warisnya mempunyai pengaruh terhadap rakyatnya. Keistimewaan pribadi
seorang raja mungkin tidak ada atau mungkin juga ia tidak sepandai seorang presiden, tapi
karena hak wari yang dimilikinya itu rakyat patuh kepadanya dan ia memiliki kewibawaan
3. Kewibawaan yang bersifat rasional. Kewibawaan ini didasarkan atas pertimbangan akal
pikiran manusia yang banyak terdapat pada organisasi-organisasi modern dengan disertai disiplin
1. Kewibawaan berdasarkan 'magic' atau kekuasaan gaib. Misalnya, seorang guru yang
2. Kewibawaan berdasarkan 'dinasti' atau hak keturunan. Misalnya, seorang raja yang
ini merupakan mitos dari abad ke-19 yang berkumandang ke seluruh dunia sesudah Revolusi
5. Kewibawaan dari 'elite'. Kewibawaan ini dimiliki oleh segolongan kecil dari rakyat di
dalam negara yang dapat menguasai negara. Elite disebut the ruling class, artinya klas yang
memerintah. Kewibawaan ini juga disebut sebagai mitos dari abad ke-20. Yang dimaksud
dengan golongan elite ini adalah kaum facis dan nasionalis sosialis atau kaum komunis sebagai
perintis dari proletariat yang dtugaskan untuk menyebarkan pahamnya keseluruh penjuru dunia.
Ditinjau dari sudut Hukum Tata Negara, Negara menurut Logemann adalah merupakan
suatu organisasi kemasyarakatan yang bertujuan dengan Ilmu Negara kekuasaannya mengatur
serta menyelenggarakan sesuatu masyarakat. Dengan demikian maka, negara pada dasarnya
adalah merupakan organisasi kekuasaan. Kekuasaan dalam kaitannya dengan negara diartikan
sebagai kemampuan seseorang atau beberapa orang untuk mengatur kehidupan dalam
masyarakat negara tersebut. Sedangkan menurut Miriam Budiarjo kekuasaan diartikan sebagai
suatu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain/kelompok lain sesuai dengan kehendak
pemegang kekuasaan itu sendiri. Abu Daud Busroh dan Abu Bakar Busro, menyatakan bahwa
kekuasaan adalah kemampuan untuk memaksakan kehendak. Yang terpenting dalam kekuasaan
adalah bila kekuasaan tersebut diterima dan dipatuhi oleh masyarakat. Jika sudah dipatuhi maka
kekuasaan berubah menjadi kewibawaan. Kekuasaan dalam arti kewibaaan mengandung arti
bahwa pemegang kekuasaan memiliki sifatsifat yang sesuai dengan citacita dan keyakinan
sebagian besar warga masyarakatnya. Dengan demikian maka berarti bahwa wibawa (gezag,
authority) adalah “kekuasaan” (macht, power) yang telah diakui dan diterima oleh rakyat. Atau
Kewibawaan yang dimiliki oleh pemegang kekuasaan tidak sama antara yang satu
dengan yang lainnya tergantung pada karakteristik kewibawaan itu. Untuk melaksanakan
kekuasaan maka seseorang atau beberapa orang tersebut harus memiliki legitimasi kekuasaan.
Legitimasi kekuasaan berasal dari kata legitimate (Inggris), yang artinya authorized or
bahwa arti legitimate (adjective) adalah allowed by law. Karena itu legitimasi kekuasaan akan
berkaitan dengan 3 hal yakni: a. Sumber kekuasaan, b. Siapa pemegang kekuasaan dan c.
Bagaimana keabsahan dari kekuasaan tersebut. Sumber kekuasaan mengandung arti dari mana
kekuasaan itu datangnya – asalnya kekuasaan. Ada beberapa teori terkait sumber kekuasaan
yakni Teori Teokrasi, Teori Hukum Alam dan Teori Kekuatan. Teori Teokrasi, menyatakan
bahwa sumber kekuasaan dari tuhan. Teori Hukum Alam, menyatakan bahwa kekuasaan itu
berasal dari perjanjian masyarakat dan Teori Kekuatan, menyatakan kekuasaaan itu didapat
karena memiliki kekuatan dalam massyarakat. Pemegang kekuasaan, berarti siapakah yang dapat
menjadi penguasa. Ada 2 teori tentang siapa yang menjadi penguasa yakni memakai Teori
warganegara tertutup dan Teori warganegara terbuka. Sedangkan keabsahan kekuasaan berkaitan
dengan bagaimana kekuasaan itu dijalankan dan sifat kekuasaan. Hal itu termasuk dalam ruang
lingkup ajaran kedaulatan. Secara teoritis ada beberapa teori ligitimasi kekuasaan, yaitu :
A. Teori Teokrasi
Teori ini terbagi menjadi 2 (dua) yakni Teori Teokrasi langsung dan Teori Teokrasi tidak
langsung. Teori Teokrasi langsung, berarti bahwa yang berkuasa dalam negara adalah langsung
Tuhan. Adanya negara adalah karena kehendak Tuhan dan yang memerintah dalam negara
adalah Tuhan (Misalnya Jepang menganggap rajanya sebagai anak tuhan – Dewa Matahari).
Sedangkan Teori Teokrasi tidak langsung berarti bahwa bukan Tuhan langsung yang memerintah
melainkan Raja atas nama Tuhan. Raja memerintah atas kehendak Tuhan sebagai kurnia.
Menurut teori ini yang menjadi dasar pembenar kekuasaan negara bersumber pada
kekuatan-kekuatan tertentu yaitu: a. Keunggulan fisik, jadi kekuasaan didapat karena kekuatan
fisik b. Keunggulan materi, Orang berkuasa karena kedudukan ekonomi dari segolongan
masyarakat
mengatakan bahwa negara itu tidak lain adalah ikatan dari keluarga, dan dipimpin oleh seorang
kepala keluarga.Ikatan tersebut menjadi lebih besar dan terjadi penaklukan oleh kepala keluarga
terhadap kepala keluarga lainnya dan memunculkan 1 orang sebagai raja, dan akan mewariskan
kekuasaan itu ada karena ada hak milik (patrimonium). Oleh karena itu para bangsawan yang
mempunyai hak milik terhadap daerah/tanahnya mempunyai kekuasaan untuk memerintah atas
semua penduduk yang ada di daerah/tanahnya dan penduduk harus tunduk kepada para tuan
tanah tersebut. c. Teori Perjanjian, yang menyatakan bahwa kekuasaan itu berdasarkan pada
perjanjian masyarakat. Ada 3 tokoh yakni: Thomas Hobbes, John Locke dan JJ.Rousseau.
C. PENUTUP
Sejatinya kewibawaan itu memang sangat dibutuhkan terutama dalam hal ini yaitu
kekuasaan dan hukum itu sendiri. Banyak sekali yang telah dibahas mengenai kewibawaan, yang
ternyata kewibawaan itu memang telah ada sejak dulu, dengan berdasar pada teori-teori para ahli
dalam ilmu negara itu sendiri. Kewibawaan erat sekali hubungannya dengan kekuasaan dan
hukum sebagai pengontrol kekuasaan itu sendiri sehingga menjadikannya sebuah kewibawaan
yang terlihat baik pribadi maupun organisasi-organisasi yang sedang berkuasa. Dalam mata
kuliah Ilmu Negara banyak sekali penjelasan-penjelasan maupun tulisan-tulisan baik itu yang
hadir memalui pikiran maupun pada realita yang ada sejak dulu maupun sekarang.
pada teori-teori dalam bidang ilmu negara. Semoga yang sudah saya jelaskan pada tulisan artikel
DAFTAR PUSTAKA
Darmini Roza dan Laurensius Arliman S Peran Pemerintah Daerah Di Dalam Melindungi Hak
Anak Di Indonesia, Masalah-Masalah Hukum, Volume 47, Nomor 1, 2018.
Laurensius Arliman S, Komnas HAM dan Perlindungan Anak Pelaku Tindak Pidana,
Deepublish, Yogyakarta, 2015.
Laurensius Arliman S, Problematika Dan Solusi Pemenuhan Perlindungan Hak Anak Sebagai
Tersangka Tindak Pidana Di Satlantas Polresta Pariaman, Justicia Islamica, Volume 13,
Nomor 2, 2016.
Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Perlindungan Anak Yang Tereksploitasi Secara Ekonomi
Oleh Pemerintah Kota Padang, Veritas et Justitia, Volume 2, Nomor 1, 2016.
Laurensius Arliman S, Komnas Perempuan Sebagai State Auxialiary Bodies Dalam Penegakan
Ham Perempuan Indonesia, Justicia Islamica, Volume 14, Nomor 2, 2017.
Laurensius Arliman S, Menjerat Pelaku Penyuruh Pengrusakan Barang Milik Orang Lain
Dengan Mempertimbangkan Asas Fungsi Sosial, Jurnal Gagasan Hukum, Volume 1,
Nomor 1, 2019.
Laurensius Arliman S, Isdal Veri, Gustiwarni, Elfitrayenti, Ade Sakurawati, Yasri, Pengaruh
Karakteristik Individu, Perlindungan Hak Perempuan Terhadap Kualitas Pelayanan
Komnas Perempuan Dengan Kompetensi Sumber Daya Manusia Sebagai Variabel
Mediasi, Jurnal Menara Ekonomi: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Ekonomi,
Volume 6, Nomor 2, 2020.
Laurensius Arliman S, Aswandi Aswandi, Firgi Nurdiansyah, Laxmy Defilah, Nova Sari
Yudistia, Ni Putu Eka, Viona Putri, Zakia Zakia, Ernita Arief, Prinsip, Mekanisme Dan
Bentuk Pelayanan Informasi Kepada Publik Oleh Direktorat Jenderal Pajak, Volume 17,
No Nomor, 2020.
Larensius Arliman S, Koordinasi PT. Pegadaian (Persero) Dengan Direktorat Reserse Narkoba
Polda Sumbar Dalam Penimbangan Barang Bukti Penyalahgunaan Narkotika, UIR Law
Review, Volume 4, Nomor 2, 2020, https://doi.org/10.25299/uirlrev.2020.vol4(1).3779.
Muhammad Afif dan Laurensius Arliman S, Protection Of Children's Rights Of The Islamic And
Constitutional Law Perspective Of The Republic Of Indonesia, Proceeding: Internasional
Conference On Humanity, Law And Sharia (Ichlash), Volume 1, Nomor 2, 2020.