Anda di halaman 1dari 17

KEKUASAAN DAN LEGITIMASI

Dra. Devy Stany Walukow, M.Hum, M.Si


KEKUASAAN DAN LEGITIMASI

• Konsep Kekuasaan
• Kekuasaan dan Negara
• Konsep Legitimasi
• Legitimasi dan Hukum
• Hubungan Kekuasaan dan Legitimasi
• Kekuasaan dan Legitimasi dalam Pandangan Kristen
menurut Stephen C. Perks
Konsep Kekuasaan

• Pengertian secara etimologis


oKekuasaan berasal dari kata ‘kuasa’ artinya kemampuan,
kesanggupan berbuat sesuatu, kekuatan, wewenang untuk
mengatur/memerintah, mempunyai jabatan
oKekuasaan melekat pada jabatan ataupun pada diri orang
tersebut, sehingga kekuasaan terkait dengan :
1. Position Power, kekuasaan yang melekat pada posisi
seseorang dalam sebuah organisasi.
2. Personal Power, kekuasaan yang berada pada pribadi
orang tersebut sebagai hubungan sosialnya.
Konsep Kekuasaan

• Beberapa pengertian dasar


✓Kekuasaan adalah suatu cara memaksa atau tidak
memaksa yg digunakan agar orang, kelompok,
golongan, mengikuti atau mematuhinya.
✓Secara definitif, Kekuasaan adalah kemampuan untuk
memengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu
yang (bahkan) tidak ingin ia lakukan melalui paksaan.
✓Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
seseorang untuk melakukan sesuatu yang bahkan
tidak ingin ia lakukan melalui paksaan.
Konsep Kekuasaan
Menurut Para Ahli :
1. John Locke (1632 – 1704)
Kekuasaan terkait dengan negara didasarkan pada asas ‘pactum unionis’ dan ‘pactum subjectionis’. Pactum unionis
adalah perjanjian antarindividu untuk membentuk negara, sedangkan pactum subjectionis adalah perjanjian antara
individu dan negara yang dibentuk. Perjanjian pactum unionis menentukan individu memberikan mandat kepada
negara atau pemerintah. Mandat rakyat diberikan agar pemerintah mendapat kekuasaan dalam mengelola negara
berdasarkan konstitusi yang ditetapkan dalam pactum subjectionis.

2. Jeans Bodin (1539-1596)


Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi dalam suatu negara. Kedaulatan ini sifatnya tunggal, asli, dan tidak dapat
dibagi-bagi. Tunggal berarti hanya ada satu kekuasaan tertinggi, sehingga kekuasaan itu tidak dapat dibagi-bagi.
Asli berarti kekuasaan itu berasal atau tidak dilahirkan dari kekuasaan lain. Sedangkan abadi berarti kekuasaan
negara itu berlangsung terus-menerus tanpa terputus-putus. Maksudnya pemerintah dapat berganti-ganti, kepala
negara dapat berganti atau meninggal dunia, tetapi negara dengan kekuasaanya berlangsung terus tanpa terputus-
putus atau ‘sovereignity’ adalah ciri atau atribut hukum dari negara, dan sebagai atribut negara sudah lama ada,
bahkan ada yang berpendapat bahwa sovereignity itu mungkin lebih tua dari konsep negara itu sendiri. Istilah
‘sovereignity’ bahasa Inggris, ‘Souvereneteit’ dalam bahasa Belanda artinya tertinggi
Teori Kekuasaan
✓ Menurut teori kekuasaan, negara terbentuk karena adanya kekuasaan,
sedangkan kekuasaan berasal dari mereka-mereka yang paling kuat dan
berkuasa, sehingga dengan demikian negara terjadi karena adanya orang yang
memiliki kekuatan/kekuasaan menaklukkan yang lemah.
✓ Beberapa ahli yang mengungkapkan bahwa negara terbentuk karena kekuasaan:
o Kalikles berpendapat dalam suasana alam bebas bila ada orang–orang yang
lebih baik telah memperoleh kekuasaan yang lebih besar dari yang kurang baik,
maka disitulah keadilan, demikian pula pada negara bahwa yang kuat
memerintah (menguasai) yang lemah.
o Voltaire berpendapat “raja yang pertama ialah pahlawan yang menang perang”.
o Karl Marx berpendapat negara adalah hasil pertarungan antar kekuatan–kekuatan
ekonomis dan negara merupakan alat pemeras bagi mereka yang lebih kuat
terhadap yang lemah dan negara akan lenyap kalau perbedaan kelas tidak ada
lagi.
Pembagian Kekuasaan

✓Menurut John Locke (1632-1704) ‘Trias Politica’ ada


di dalam Magnum Opus (karya besar) yang ia tulis
dan berjudul ‘Two Treatises of Government’ yang
terbit tahun 1690:
1. Kekuasaan legislatif adalah kekuasaan untuk
membuat undang-undang.
2. Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan untuk
melaksanakan undang-undang.
3. Kekuasaaan federatif adalah kekuasaan untuk
melakukan hubungan diplomatik dengan negara-
negara
Pembagian Kekuasaan
✓Menurut Baron Montesquieu (1689 – 1755) mengembangkan lebih
lanjut pemikiran Locke dalam bukunya ‘L’Esprit des Lois’ (The Spirit
of the Laws) :

1. Kekuasaan legislatif adalah kekuasaan untuk membuat undang-


undang
2. Kekuasaan eksekutif adalah penyelenggaraan undang-undang
3. Kekuasaan yudikatif adalah kekuasaan mengadili atas pelanggaran
undang-undang
Kekuasaan dan Negara
Beberapa poin penting hubungan antara kekuasaan dan negara:
✓Secara definitif, kedaulatan adalah wewenang penuh dalam
sebuah wilayah negara.
✓Pemegang kedaulatan memiliki kewenangan. Kewenangan untuk
mengatur negara.
✓Sebuah organisasi yang mempunyai kedaulatan adalah organisasi
yang mendapatkan legitimasi, baik legitimasi religius, legitimasi
hukum, legitimasi konstitusi, bahkan legitimasi internasional.
✓Isi kedaulatan adalah kewilayahan.
✓Konsep kewilayahan:
• Membatasi sebuah bangsa
• Menentukan keanggotaan seseorang atau sekelompok orang
dalam organisasi.
Konsep Legitimasi
✓Berdasarkan Wewenang dan Legitimasi :
o Kekuasaan adalah wewenang dalam bentuk aktif. Apabila seseorang
berkuasa, ia mempunyai wewenang untuk memerintah.
o Wewenang (kata sifat) :
➢potensi yang ada pada seseorang untuk berkuasa.
➢Sumber daya
➢Hak yang berdiri di atas kebebasan
o Sebuah wewenang membutuhkan relasi membutuhkan relasi,
sehingga bisa diakui keberadaannya. Hal inilah yang disebut
legitimasi.
o Legitimasi secara definitif adalah pengakuan keabsahan atau
kekuasaan
Konsep Legitimasi
✓Legitimasi adalah pengakuan keabsahan atas kekuasaan.
Seseorang memiliki wewenang dan berinteraksi dengan orang lain
tidak dapat dikatakan punya kekuasaan pada orang lain apabila dia
tidak mengakui relasi dan wewenangnya.
✓Ada 3 macam legitimasi :
a. Legitimasi religius adalah sumber legitimasi untuk berkuasa
berasal dari argumentasi transedental.
b. Legitimasi elitis adalah legitimasi berasal dari kemampuan khusus
yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang.
c. Legitimasi demokratis adalah legitimasi berasal dari kedaulatan
rakyat.
Legitimasi dan Hukum
Untuk melihat hubungan antara legitimasi dan hukum, dapat di lihat
pada penjelasan di bawah ini.
✓Legalitas dan Legitimasi Etis
o Legalitas secara definitif berarti bahwa semua hubungan kekuasaan
harus berdasarkan pada hukum.
o Legitimasi Etis secara definitif berarti bahwa semua hubungan
kekuasaan harus berdasar pada pertimbangan-pertimbangan etika.
o Hakikat setiap kekuasaan, wewenang, dan legitimasi adalah
manusia sebagai subjek.
Hubungan Kekuasaan dan Legitimasi
Untuk melihat dimanakah hubungan antara kekuasaan dan legitimasi, Sebaiknya
kita lihat sumber – sumber Legitimasi .
✓ Menurut Max Weber ada 3 :
1. Tradisi : karena tradisi membenarkan status kepemimpinan atau kekuasaan
seseorang.
Contoh : Ratu Inggeris, Sultan Hamengku Buwono di Yogyakarta, dll
2. Kharisma : karena pancaran watak kepribadian yang luar biasa dan istimewa
seperti pada kepahlawanan, keberanian, kesederhanaan, kebijaksanaan, kejujuran,
dsb.
Contoh : Paus Paulus Yohanes II, Dalai Lama, Gandhi, Soekarno, Hitler, dll.
3. Legalitas formal, karena berdasarkan prosedur yang rasional dan legal menurut
peraturan yg telah ditetapkan.
Contoh : Presiden, Dosen, dll
Hubungan Kekuasaan dan Legitimasi
✓ Menurut Zippelius yang dikutib oleh Franz Magnis Suseno legitimasi dilihat dari
dua bentuk :
• Legitimasi berdasarkan wewenang adalah mempertanyakan wewenang dari segi
fungsinya, untuk tujuan apa wewenang dapat dipergunakan dengan sah.
Wewenang tertinggi dalam dimensi politis kehidupan manusia menjelma dalam
dua lembaga yang sekaligus merupakan dua dimensi hakiki kekuasaan politik
yakni dalam hukum sebagai lembaga penata masyarakat yang normatif dan
dalam kekuasaan (eksekutif) negara sebagai lembaga penata yang efektif dalam
arti mampu mengambil tindakan.
• Legitimasi subyek kekuasaan adalah mempertanyakan apa yang menjadi dasar
wewenang seseorang atau sekompok orang untuk membuat undang-undang dan
peraturan bagi masyarakat dan untuk memegang kekuasaan negara.
Kekuasaan dan Legitimasi menurut UUD 1945
Untuk melihat kekuasaan dan legitimasi seperti apa yang dianut oleh Indonesia, tentu saja harus kaitkan
dengan hukum dasar yakni UUD 1945 yang membedakan atas:
1. Legislatif adalah membuat undang-undang.
2. Eksekutif adalah melaksanakan undang-undang.
3. Yudikatif adalah kekuasaan mengadili atas pelanggaran undang-undang.

Catatan :
✓ Sistem ketatanegaraan Republik Indonesia menurut UUD 1945, tidak menganut suatu sistem dari negara
manapun, tetapi merupakan suatu sistem yang khas menurut kepribadian bangsa Indonesia. Namun sistem
ketatanegaraan RI tidak terlepas dari ajaran Trias Politica, Montesquieu. Ajaran Trias Politica tersebut
adalah ajaran tentang pemisahan kekuasaan negara menjadi tiga, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif
yang kemudian masing-masing kekuasaan tersebut dalam pelaksanaannya diserahkan kepada satu
badan mandiri, artinya masing-masing itu satu sama lain tidak dapat saling mempengaruhi dan tidak
dapat saling meminta pertanggung-jawaban.
✓ Tetapi saat ini saling meminta pertanggung-jawaban.
Kekuasaan dan Legitimasi dalam Pandangan Kristen
menurut Stephen C. Perks
✓ Tuhan yg menentukan dan menetapkan kekuasaan dan siapa yang berkuasa.
Sehingga sebagai pemegang kekuasaan, manusia mendapat legitimasi dari Allah.
✓ Otoritas politik adalah sebagai pemegang kekuasaan, yang berkuasa harus
menjalankan tugas secara adil, memiliki ketegasan untuk menghukum kejahatan,
dll. Namun demikian perlu diingat bahwa tetap hukum Tuhan berlaku atasnya.
✓ Harus ada pembagian tugas yakni eksekutif, legislatif, yudikatif, diplomatik, militer,
dll
✓ Penguasa harus melalui pemilihan yang dilakukan oleh rakyat
Buku Acuan

• Sekretariat Jenderal MPR RI: 2012, hal. 64 – 111


• Kresna, Aryaning Arya; Walukow, Devy Stany; Riyanto,
Agus; R. Masri Sareb Putra (Ed); 2010, hal. 93-104
• Budiardjo, Miriam; 2008, hal. 47- 67.
• Kuyper, Abraham; 2005, 25 - 36; 97-125
• Meeter, Hendry; 2001, hal. 175-183.
• Perks, Stephen, C; dalam Jurnal Christianity and
Society, Vol. XII, No. 2, Oktober, 2002

Anda mungkin juga menyukai