Pendekatan Absolut
1. Teori Kedaulatan Tuhan
Kekuasaan tertinggi berada di tangan tuhan
Perintah negara merupakan implementasi dari tuhan
Menghasilkan kekuasaan absolut, despotic, dan tiran.
Mulai ditinggalkan namun tetap ada
2. Teori Kedaulatan Raja
Bersandar pada kepercayaan kharismatik, wibawa, kesucian, maupun representasi dari
kekuasaan tuhan yang diberikan turun temurun.
3. Teori Kedaulatan Rakyat
Berkembang melalui praktek trial and error
Membuat perubahan menjadi monarki parlementer atau republic demokrasi
Reaksi atas teori kedaulatan rakyat
Dibuat oleh Jean Jacques Rousseau di bukunya “Du Contract Social”.
Di teori fiksinya mengenai perjanjian masyarakat, bahwa natural liberty telah berubah
jadi civil liberty dimana rakyat memiliki haknya.
Kekuasaan rakyat sebagai yang tertinggi melalui berdasarkan suara terbanyak
Volonte Generale yaitu berdasarkan kepentingan dari golongan terbanyak.
Ajaran rousseau terlalu murni
Terkadang suara terbanyak membawa kepentingan umum tidak selalu benar, sering
terjadi mengejar kemenangan
4. Teori Kedaulatan Negara
Reaksi dari kedaulatan rakyat
Melanggengkan dan melangsungkan teori raja dalam suasana rakyat
Timbul di Jerman untuk mempertahankan raja yang dapat dukungan dari :
bangsawan, angkatan perang, dan birokrasi.
Golongan yang tergabung di Deutch Publizisten Schule membentuk ajaran
kedaulatan rakyat yg popular.
Di situ, negara yang abstrak itu dikonkritkan dalam tubuh raja, dan disebut
Verkulprings theorie yang berarti negara menjelma di tubuh raja.
Di teori itu, negara berdaulat karena rakyat, lalu kedaulatan itu dimanifestasikan di
diri raja.
Sehingga ajaran ini sama dengan teori raja, namun dibuat beda agar dapat diterima
oleh rakyat
5. Teori Kedaulatan Hukum
Timbul sebagai penyangkalan ke teori kedaulatan negara
Dikemukakan oleh krabbe
Ia berkata bahwa kekuasaan tertinggi itu adalah hukum yang bersumber di kesadaran
hukum tiap orang
Di kedaulatan negara, hukum didudukan lebih rendah dari negara, artinya negara
tidak tunduk ke hukum, karena hukum adalah perintah negara itu.
Krabbe berpaham pada kedaulatan hukum, sebab berkaitan dengan hak asasi dari
rakyat dan negara tidak boleh melanggar.
Jika ingin mengadakan perubahan harus dengan rakyat.
Terjelma di naluri hukum (rechts Instink), atau kesadaran hukum (Rechts bewustzijn)
di negara membentuk suatu yang abstrak “legislative power”.
Parlemen hanya suatu lembaga atau alat untuk menjelmakan kesadaran akan hukum
dari rakyat
Jellinek mengemukanakn “selbsbindung theorie” untuk memperbaiki kedaulatan
negara yaitu teori yang menyatakan negara tunduk ke hukum secara sukarela
menundukkan diri ke hukum. Teori tidak memuaskan
Krabbe berpendapat bagaimana mungkin negara yg berkuasa membuat hukum lalu
secara sukarela mengikat diri ke hukum agar dihukum.
6. Dua Cara Pandang Tentang Kedaulatan
Monisme, yang menyatakan bahwa kedaulatan adalah tunggal, tidak dapat dibagi, dan
pemegang kedaulatan adalah pemegang wewenang tertinggi dalam negara (baik
person atau lembaga). Wewenang tertinggi yang menentukan ada di negara tersebut
(kompetenz-kompetenz)
Pluralisme yaitu ajaran yang menyatakan bahwa negara bukan satu satunya organisasi
dengan kedaulatan oleh Harold J Laski.
Tugas negara hanyalah mengkoordinir organisasi yang berdaulat di bidang masing-
masing. Baker menyebut Polyarchisme.
Di lingkungan ajaran katholik dikenal dengan “subsidiaristeit beginsel”. Ajaran ini
lahir karena monism terlalu menekankan soal kekuatan atau menekankan hukum
dalam melihat masyarakat negara dan tidak menekankan kehendak dari rakyat.
Lima teori kedaulatan berpegang pada faham ketunggalan kedaulatan dengan pendekatan
absolut, sedangkan teori pendekatan relative lebih bermuara pada faham majemuk
(Pluralisme)
Pendekatan Relatif
1. Dasar kedaulatan yang dikaitkan dengan prinsip bernegara. Akibat globalisasi,
kemajuan teknologi informasi dan perkembangan ekonomi maka kedaulatan yang
semula mutlak, menjadi terbatas. Dengan adanya hubungan antar negara, maka
keluar, kedaulatan dibatasi oleh ketentuan hukum internasional khususnya dengan
adanya perjanjian internasional yang bersifat regional atau internasional.
2. Prinsip yang dipakai untuk mempertahankan bentuk negara. Di negara kesatuan,
kedaulatan tidak terbagi. Sedangkan di serikat, terbagi antara serikat dan negara
bagian untuk kedaulatan.
3. Dasar kewibawaan penguasa.
Max webber berpendapat bahwa ada 3 sumber : kharismatis, tradisional, dan
rasional.
Logemann membagi jadi : kharismatis, mmagis, tradisional, pengganti
kewibawaan rasional (menggunakan mythe), kewibawaan yang dikaitkan dengan
mythe abad 20 (berdasar pada keanggotaan dari kelompok elit yang berkuasa)
yaitu Gezag eneer elite : kelompok ras aria/Nordic.
Dicey
Konstitusi negara inggris terbagi ke dua golongan besar
Hukum Konstitusi (The Law of The Constitution) dan Konvensi
Hukum konstitusi terdiri dari : historic document (dokumen bersejarah),
Parliamentary Statues (UU yang dibuat parlemen), dan Judical Decision (keputusan
pengadilan.
Eropa Barat
Muncul teori pemisahan kekuasaan dalam tiga fungsi negara
John Locke
Dikemukakan oleh John Locke di buku “Two Treaties on Civil Government” yang
berisikan : Kekuasaan legislative (kekuasaan membuat peraturan dan membuat uu),
ekskutif (melaksanakan uu termasuk didalamnya kekuasaan mengadili, karena
termasuk tugas melaksanakan undang-undang), federative (meliputi segala tindakan
untuk menjaga keamanan negara dalam hubunganya dengan negara lain).
John Locke berpendapat apabila fungsi federative tidak berjalan dengan baik mulai
muncul defencie. Fungsi pemisahan kekuasaan John Locke kemudian dikembangkan
Montesquieu.
Montesquieu
Montesquieu berpendapat bahwa kekuasaan dalam negara harus dipisahkan dalam
tiga kekuasaan yang dipegang oleh suatu badan yang berdiri sendiri. Untuk mencegah
tindakan sewenang-wenang.
Kekuasaan legislative (perundang-undangan), ekskutif (pemerintahan), dan yudikatif
(kehakiman)
Montesquieu fungsi federative dalam teori John Locke termasuk dalam fungsi
legislative. Hal ini karena tugas untuk mengadakan hubungan dengan negara lain
akan menimbulkan ketentuan yan harus ditaati oleh masing negara dan memerlukan
ratifikasi dari parlemen.
Fungsi yudikatif harus merupakan fungsi terpisah dan terlepas dari pengaruh lembaga
lain Karena bertujuan untuk keadilan.
Dalam praktek kenegaraan teori pemisahan kekuasaan yang dikenal Trias Politica,
sulit untuk dilaksanakan secara murni sesuai dengan kehendak penciptanya. Dalam
menjalankan, seringkali tugas membuat rancangan uu diserahkan ke ekskutif yang
lebih memahami uu yang harus dicabut, dikurangi atau disempurnakan.
Gebonden bestuur yaitu pemerintahan yang terikat pada peraturan
Prof Jennings
Membedakan teori pemisahan kekuasaan dalam dua bentuk
Arti materiil yaitu mempertahankan pemisahan kekuasaan dalam negara secara tegas
dan hanya dianut di Amerika Serikat
Arti formil yang tidak secara tegas mempertahankan pemisahan kekuasaan jadi lebih
merupakan pembagian kerja dan tanggung jawab dalam negara. Dianut oleh rusia dan
inggris
Van Vollenhoven
Pembagian tiga macam tidak memadai
Harus ada fungsi keamanan dan ketertiban agar terlaksana dengan baik
Disebut catur praja dan terdapat fungsi regeling(buat peraturan), bestuur
(menyelenggarakan pemerintah), rechstpraak (fungsi mengadili), dan politie
(ketertiban dan keamanan).
Tugas membuat uu formil bukan tugas murni dari lembaga legislative
Fungsi bestuur merupakan tugas untuk melaksanakan kepentingan umum
Vrij bestuur yaitu pemerintahan yang tidak terikat pada peraturan.
Fungsi yudikatif yaitu untukk menyelesaikan perselisihan perdata antara berbagai
pihak di pengadilan
Goodnow – Teori Dwi Praja
Policy Making, yaitu kebijaksanaan negara untuk waktu tertentu bagi seluruh rakyat.
Orang yang menetapkan disebut policy maker yaitu orang yang menentukan
kebijaksanaan negara, bagi seluruh rakyat untuk waktu tertentu
Policy Executing yaitu yang harus dilaksanakan oleh rakyat untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan policy making. Disebut policy excuteers.
Timbul sebagai reaksi terhadap teori Andrew Jackson
Andrew Jackson
Andrew mengemukakakan teori spoil system yaitu teori mengenai cara pergantian
pemerintahan atau pergantian kekuasaan dalam negara
Dengan sloganya “to the victory belong the spoil” tujuan dari teori ini untu
memperlancar jalanya pemerintahan agar tidak dihalangi oleh orang yang tidak
sepaham
Hanya dapat diterapkan di negara yang masih sederhana
Kelemahan adalah apabila satu gol berkuasa maka akan muncuk kelompok tertentu
dalam negara yang menentukan segalanya yang menyebabkan penyimpangan dalam
melaksanakan kekuasaan
Reak
Lord Acton
Kekuasaan itu biasa menimbulkan tendensi untuk korupsi.
Prof Wundt
Yaitu heterogenie yang berarti penyimpangan yang terjadi dari tujuan yang semula
baik yaitu untuk kepentingan umum menjadi kepentingan raja saja
Aliran Nasionalisme Baru
Tokoh yaitu Herbert Croly dan Ostrogrosky
Menghendaki para aparatur negara memberikan pertanggungan jawab secara
langsung ke rakyat, bukan kepartai
Menunjuk para warga yang memiliki kesadaran akan kepentingan umum dan mampu
menghilangkan sifat menguntungkan diri sendiri, untuk melaksanakan kepentingan
bersama.
Menentang spoil system
Goodnow
Bereaksi atas spoil system dengan melihat secara prinsip apa sebenarnya fungsi
negara itu
Policy making dapat diterapkan teori spoil system karena policy makers merupakan
orang yang menentukan kebijaksanaan serta tujuan negara. Dengan demikian mereka
harus terdiri dari orang yang sepaham dalam pandangan politik.
Policy Executing tidak perlu menerapkan spoil system karena harus menetapkan cara
dalam mencapai tujuan negara
Untuk para policy executors menurut goodnow harus diterapkan merit system,
berdasar keahlian.
Herman Heller
Eintscheidungseinheit
untuk memutuskan hal yang penting dalam negara bila ditinjau dari sudut
kewibawaan. Adapun ukuran mengenai hal yang penting di negara, berkaitan
dengan masalah hak asasi.
Carl Smith mengemukakan teori Desizionismus. Merupakan suatu ajaran
mengenai keputusan di bidang politik atau tata ketatanegaraan.
Teer Haar yaitu beslissingleer, mengikuti keputusan kepala adat.
Wirkungseinheit
Organisasi untuk bekerja sama bila ditinjau dari sudut organisasinya
Bersifat tetap dan teratur.
Vertikal : pembagian secara hirarkhi dengan koordinasi dan efisiensi
Horizontal : pembagian tugas negara dalam fungsinya untuk mencapai tujuan
negara bagi kepentingan masyarakat
Rudolf Smend
Fungsi negara adalah mempersatukan rakyat dengan faktor intergrasi
Orang sebagai faktor atau lambang pemersatu
Benda
Fungsional, kegiatan kenegaraan.