Anda di halaman 1dari 21

BAB IX

 Kekuasaan jika dikonstruksikan di yuridis maka disebut kedaulatan


Jean bodin
 orang pertama membahas kedaulatan dalam ilmu negara dan menjadi bapak teori
kedaulatan.
 mengartikan sebagai wewenang tertinggi yang tidak dapat dibatasi oleh hukum.
Terdapat di penguasa mengatasi seluruh warga di lingkup wilayahnya.
 Kekuasaan raja berada diatas hukum
Lanjutan Bodin
 Sarjana Jerman : istilah kompetenz – kometenz
 Bahasa Prancis : La competence berarti keweangan untuk menentukan segala
wewenang yang ada.
 Penguasa atau negara yang memiliki kewenangan atau kedaulatan itu.
 Souverignity atau souvereinitetit yaitu untuk menunjuk pada suatu “kekuasaan
tertinggi”. Kekuasaan yang raja yang dulu absolut diganti ke kedaulatan rakyat
“demokrasi”.
 Para ahli berpendapat bahwa teori kedaulatan bertalian dengan teori mengenai
pembenaran (legitimasi) negara (rechsvaardigingstheorien) yang dipandang dari segi
sosiologis (ganzheit)

Pendekatan Absolut
1. Teori Kedaulatan Tuhan
 Kekuasaan tertinggi berada di tangan tuhan
 Perintah negara merupakan implementasi dari tuhan
 Menghasilkan kekuasaan absolut, despotic, dan tiran.
 Mulai ditinggalkan namun tetap ada
2. Teori Kedaulatan Raja
 Bersandar pada kepercayaan kharismatik, wibawa, kesucian, maupun representasi dari
kekuasaan tuhan yang diberikan turun temurun.
3. Teori Kedaulatan Rakyat
 Berkembang melalui praktek trial and error
 Membuat perubahan menjadi monarki parlementer atau republic demokrasi
 Reaksi atas teori kedaulatan rakyat
 Dibuat oleh Jean Jacques Rousseau di bukunya “Du Contract Social”.
 Di teori fiksinya mengenai perjanjian masyarakat, bahwa natural liberty telah berubah
jadi civil liberty dimana rakyat memiliki haknya.
 Kekuasaan rakyat sebagai yang tertinggi melalui berdasarkan suara terbanyak
 Volonte Generale yaitu berdasarkan kepentingan dari golongan terbanyak.
 Ajaran rousseau terlalu murni
 Terkadang suara terbanyak membawa kepentingan umum tidak selalu benar, sering
terjadi mengejar kemenangan
4. Teori Kedaulatan Negara
 Reaksi dari kedaulatan rakyat
 Melanggengkan dan melangsungkan teori raja dalam suasana rakyat
 Timbul di Jerman untuk mempertahankan raja yang dapat dukungan dari :
bangsawan, angkatan perang, dan birokrasi.
 Golongan yang tergabung di Deutch Publizisten Schule membentuk ajaran
kedaulatan rakyat yg popular.
 Di situ, negara yang abstrak itu dikonkritkan dalam tubuh raja, dan disebut
Verkulprings theorie yang berarti negara menjelma di tubuh raja.
 Di teori itu, negara berdaulat karena rakyat, lalu kedaulatan itu dimanifestasikan di
diri raja.
 Sehingga ajaran ini sama dengan teori raja, namun dibuat beda agar dapat diterima
oleh rakyat
5. Teori Kedaulatan Hukum
 Timbul sebagai penyangkalan ke teori kedaulatan negara
 Dikemukakan oleh krabbe
 Ia berkata bahwa kekuasaan tertinggi itu adalah hukum yang bersumber di kesadaran
hukum tiap orang
 Di kedaulatan negara, hukum didudukan lebih rendah dari negara, artinya negara
tidak tunduk ke hukum, karena hukum adalah perintah negara itu.
 Krabbe berpaham pada kedaulatan hukum, sebab berkaitan dengan hak asasi dari
rakyat dan negara tidak boleh melanggar.
 Jika ingin mengadakan perubahan harus dengan rakyat.
 Terjelma di naluri hukum (rechts Instink), atau kesadaran hukum (Rechts bewustzijn)
di negara membentuk suatu yang abstrak “legislative power”.
 Parlemen hanya suatu lembaga atau alat untuk menjelmakan kesadaran akan hukum
dari rakyat
 Jellinek mengemukanakn “selbsbindung theorie” untuk memperbaiki kedaulatan
negara yaitu teori yang menyatakan negara tunduk ke hukum secara sukarela
menundukkan diri ke hukum. Teori tidak memuaskan
 Krabbe berpendapat bagaimana mungkin negara yg berkuasa membuat hukum lalu
secara sukarela mengikat diri ke hukum agar dihukum.
6. Dua Cara Pandang Tentang Kedaulatan
 Monisme, yang menyatakan bahwa kedaulatan adalah tunggal, tidak dapat dibagi, dan
pemegang kedaulatan adalah pemegang wewenang tertinggi dalam negara (baik
person atau lembaga). Wewenang tertinggi yang menentukan ada di negara tersebut
(kompetenz-kompetenz)
 Pluralisme yaitu ajaran yang menyatakan bahwa negara bukan satu satunya organisasi
dengan kedaulatan oleh Harold J Laski.
 Tugas negara hanyalah mengkoordinir organisasi yang berdaulat di bidang masing-
masing. Baker menyebut Polyarchisme.
 Di lingkungan ajaran katholik dikenal dengan “subsidiaristeit beginsel”. Ajaran ini
lahir karena monism terlalu menekankan soal kekuatan atau menekankan hukum
dalam melihat masyarakat negara dan tidak menekankan kehendak dari rakyat.
Lima teori kedaulatan berpegang pada faham ketunggalan kedaulatan dengan pendekatan
absolut, sedangkan teori pendekatan relative lebih bermuara pada faham majemuk
(Pluralisme)

Hal Lain yang berkenaan dengan ajaran teori kedaulatan :


 Ajaran mengenai dasar kedaulatan dihubungkan dengan prinsip bernegara dan
mempunyai pengaruh pada persoalan sendi pemerintahan, seperti soal
desentralisasi. Hubugan kedaulatan hukum dengan organisasi negara adalah pada
peraturan dasar hukum umum yang dituangkan ke format UU atau konstitusi
 Ajaran kedaulatan juga dijadikan dasar dalam mempertahankan bentuk negara
 Sumber kewibawaan penguasa negara seringkali disandarkan pada ajaran
kedaulatan pula

Pendekatan Relatif
1. Dasar kedaulatan yang dikaitkan dengan prinsip bernegara. Akibat globalisasi,
kemajuan teknologi informasi dan perkembangan ekonomi maka kedaulatan yang
semula mutlak, menjadi terbatas. Dengan adanya hubungan antar negara, maka
keluar, kedaulatan dibatasi oleh ketentuan hukum internasional khususnya dengan
adanya perjanjian internasional yang bersifat regional atau internasional.
2. Prinsip yang dipakai untuk mempertahankan bentuk negara. Di negara kesatuan,
kedaulatan tidak terbagi. Sedangkan di serikat, terbagi antara serikat dan negara
bagian untuk kedaulatan.
3. Dasar kewibawaan penguasa.
 Max webber berpendapat bahwa ada 3 sumber : kharismatis, tradisional, dan
rasional.
 Logemann membagi jadi : kharismatis, mmagis, tradisional, pengganti
kewibawaan rasional (menggunakan mythe), kewibawaan yang dikaitkan dengan
mythe abad 20 (berdasar pada keanggotaan dari kelompok elit yang berkuasa)
yaitu Gezag eneer elite : kelompok ras aria/Nordic.

BAB X – Ikhtisar Konstitusi


Pengertian
 Konstitusi menurut Padmo Wahyono adalah seperangkat peraturan yang mengatur
mengenai tat acara bernegara suatu bangsa
 Konstitusi dalam kata lain memuat atau menggambarkan bagaimana keadaan
organisasi suatu negara
 Pendapat lain konstitusi pada umumnya digunakan untuk menggambarkan
keseluruhan sistem ketatanegaraan yaitu berupa kumpulan pertauran yang
membentuk, mengatur, atau memerintah negara, baik yang tertulis ataupun tidak
tertulis.
 Ketentuan di konstitusi bersifat mengikat dan mengatur mengenai cara
menyelenggarakan kegiatan kenegaraan dalam suatu masyarakat
Persamaan konstitusi dengan UUD
 Di praktek kenegaraan istilah konstitusi (verfassung) diartikan dengan UUD
(Grundgesetz). Terjadi karena pengaruh faham kodifikasi yang menghendaki semua
peraturan hukum harus tertulis untuk mencapai kesederhanaan, kesatuan dan
kepastian hukum.
 Konstitusi mempunyai arti yang lebih luas dari undang-undang dasar karena meliputi
peraturan baik yang tertulis atau tidak.
Herman Heller
 Berpendapat bawa Verfassunglehre membagi tiga tingkat
 Tingkat pertama yaitu konstitusi sebagai pengertian sosial politik. Pada awalnya
konstitusi baru mencerminkan keadaan sosial politik suatu bangsa dan belum
merupakan pengertian hukum. Pengertian sosiologis yang merupakan keputusan dari
masyarakat.
 Tingkat kedua yaitu sebagai pengertian hukum (rechtsfervassung)
Keputusan masyarakat telah menjadi kenyataan, dan menjadi perumusan normative
yang harus berlaku dan mendapat sanksi apabila dilanggar. Terdapat abstraksi yaitu
suatu cara dalam ilmu pengetahuan hukum untuk menarik unsur hukum dari
kenyataan sosial yang dijadikan perumusan hukum
 Konstitusi sebagai suatu peraturan hukum
Konstitusi suatu peraturan yang tertulis. Undang-undang dasar adalah bagian dari ini.
 Konstitusi merupakan hal yg pengertian lebih luas dari UU dasar
 Dikarenakan selain yang tertulis konstitusi juga ada pengertian sosiologis, politis dan
yuridis.

Konstitusi Tertulis dan Tidak Tertulis


 Konstitusi tidak harusnya dibedakan tertulis dan tidak, tapi lebih baik sebutan
konstitusi yang ebrada dalam satu naskah tertentu dan tidak berada di naskah.
Konstitusi material
 Menekankan pada segi isinya yaitu memuat hal yang fundamental seperti dasar
negara, bentuk negara atau cara untuk merubah konstitusi.
 Di zaman yunani sudah ada berisi menatur bagaimana mengatur organisasi negara
Konstitusi formal
 Berada pada satu naskah tertentu sehingga menimbulkan istilah grondwet atau
grundgezets
 Terdapat hal yang penting untuk negara
 Proses pembentukan harus melalui prosedur tertentu dan badan khusus tertentu pula
Hukum dasar tidak tertulis
 Konvensi yaitu aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaran negara
 Dalam praktek kenegaraan, karena rumit tidak seluruh masalah dimuat di UU.
 Maka dari itu negara membutuhkan konvensi, yang menimbulkan gagasan living
constitution yaitu suatu konstitusi yang hidup di masyarakat dan tidak teridir dari
naskah yang tertulis saja, tapi konvensi juga.

Dicey
 Konstitusi negara inggris terbagi ke dua golongan besar
 Hukum Konstitusi (The Law of The Constitution) dan Konvensi
 Hukum konstitusi terdiri dari : historic document (dokumen bersejarah),
Parliamentary Statues (UU yang dibuat parlemen), dan Judical Decision (keputusan
pengadilan.

The Convention of the constitution


 Unsur utama adalah kelazman, tradisi, kebiasaan dan praktek.
 Hukum konstitusi hukum yang diakui dan dapat dipaksakan berlakunya oleh
pengadilan, sedangkan konvensi meskipun penting tidak dapat dipaksakan berlaku
oleh badan peradilan
 Konstitusi yang berada pada satu naskah kelebihan adalah punya kepastian hukum
dan negara dapat berjalan stabil karena jaminan yang jelas. Kelemahanya adalah tidak
mudah mengikuti perkembangan kesadaran hukum rakyar.
 Konstitusi yang tidak berada di satu naskah, kelebihan adalah mudah mengikuti
perkembangan kesadaran hukum masyarakat dan kelemahan siapa yang dapat atau
berhak menentikan bahwa kebiasaan baru dalam masyarakat merupakan hukum yang
baru
Bryce mengatakan perkembangan sejarah yang menunjukkan kesadaran masyarakat
 Zaman abad menengah yaitu rakyak menghendaki agar hasil perjannjian antar rakyat
dengan penguasa yang berisi jaminan hak dasar rakyat diletakan dalam satu naskah
Legez Fundamentalis. Perjanjian antara pihak penguasa dengan rakyat yang
merupakan dua pihak yang punya dua kepentingan yang berbeda menghendaki agar
penjanjiat bersifat timbal balik diletakkan di satu naskah
 Suatu naskah tertentu diperlukan untuk menunjukkan adanya keinginan untuk
membentuk suatu organisasi negara yang baru
 Dalam negara serikat ada kebutuhan dari negara yang bergabung untuk merumuskan
apa yang menjadi dasar kerja sama dan tujuan dari organisasi negara

Cara Merubah Konstitusi


 Harus ada badan khusus
 Mengadakan referendum umum ke rakyat
 Meminta jumlah suara terbanyak dari negara yang bergabung
 Melalui konvensi kebiasaan khusus atau special convention

Sejarah perkembangan arti konstitusi


 Konstitusi telah dikenal sejak zaman Yunani
 Playp menyatakan politea dan nomoi dari bukunya
 Aristoteles membedakan istilah menjadi politea dengan nomoi yaitu politea diartikan
sebagai konstitusi yang punya kekuasaan membentuk dan Nomoi mempunyai arti
sebagai undang-undang biasa
 Di masa Yunani, konstitusi berkaitan dengan Respublica Constituere yang melahirkan
ucapan Princep Legibus Solutus est Salus Publica Suprema Lex berarti rajalah yang
berhak menentukan struktur organisasi negara, karena raja satu-satunya yang berhak
membuat UU
 Romawi banyak meniru sistem Yunani, salah satunya pelaksanaan asas kedaulatan
rakyat melalui lembaga ecclesia yang tugasnya menyerupai tugas legislative yaitu
membentuk undang-undang
 Kekuasaan yang absolut dan berusaha mencari dasar untuk membenarkan bahwa pada
awalnya kekuasaan di rakyat, tapi rakyat mengadakan perjanjian yang diletakkan di
Lex Regia.
 Lex regia berguna agar kekuasaan rakyat tersedot habis karena rakyat telah
menyerahkan kekuasaanya secara penuh kepada raja (translation emprii). Raja
mempunyai kekuasaan yang amat absolut karena tidap dapat dimntakan pertanggung
jawaban atas segala tindakanya.

Zaman abad menengah


 muncul golongan monarchomachen yang menolak kekuasaan absolut dari penguasa.
 Untuk menghindari kekuasaan absolut, mereka meminta perjanjian antara rakyat dan
raja.
 Syarat diletakkan di legez fundamentalis yang dianggap bentuk pertama dari
konstitusi tertulis atau berada dalam satu naskah
 Legez fundamentalis menetapkan hak dari rakyat (rex) dan hak dari penguasa
(regnum) serta kewajiban masing pihak. Apabila dilanggar, maka rakyat berhak
menuntut.
 Fungsi khas dari konstitusi adalah untuk membatasi kekuasaan pemerintah melalui
UUD agar tidak bertindak sewenang sehingga hak warga lebih terlindungin
dinamakan konstitusionalisme dan telah dikenal sejak abad pertengahan di Eropa
 Magna charta merupakan awal munculnya gagasan konstitusionalisme dan pengakuan
terhadap kebebasan dan kemerdekaan rakyat
Macam, Nilai, dan Sifat Konstitusi
 Konstitusi yang murni merupakan penjelmaan dari ide atau pandangan bernegara
suatu bangsa. Konstitusi semacam ini tidak memerlukan suatu norma tertentu sebagai
dasar pembentukanya, karena ia mempunyai kekuasaan yang mandiri yang bersumber
pada falsafah hidup yang terpencar dari ide atau pandangan bernegara suatu bangsa
(Normloze Macht).
 Konstitusi buatan atau prefabricated Constitution merupakan konstitusi yang
kekuasaanya bersumber pada konstitusi lain.
Sifat Konstitusi
 Fleksibel (luwes)
 Apabila prosedur sama dengan uu lain
 Apabila memuat pokok saja dan mudah mengikuti perkembangan zaman.
 Bila pengaturan lebih lanjut dari ketentuan pokok dapat diserahkan ke
ketentuan yang lebih rendah.
 Apabila di kondisi kekuatan politis sering mengadakan perubahan untuk
mengikuti perkembangan masyarakat
 Rigid (kaku)
 Bila memuat cara perubahan yang berbeda dengan perubahan uu disebut
rigid/kaku.
 Apabila tidak bisa mengikuti zaman
 Apabila kekuasaan politik tetap bertahan dan tidak mengalami perubahan
 Apabila kekuatan penguasa menghendaki suatu peruahan terhadap UUD, maka
meskipun uu bersifat tetap akan diadakan perubahan
 Apabila uu bersifat fleksibel akan tetapi pihak penguasa tidak menghendaki
perubahan, maka tidak dirubah.
Karl Loewenstein : teori mengenai nilai konstitusi
 Normatif, konstitusi mempunyai nilai ini apabila ia berlaku secara resmi/legal dan
dalam kenyataanya berlaku secara efektif dalam masyarakat, berarti diterima,
dipatuhi, dan berlaku dengan baik dalam maysarakat.
 Nominal, suatu konstitusi mempunyai nilai nominal apabila secara hukum berlaku
tetapi dalam pelaksanaanya tidak seluruh ketentuan dalam konstitusi berlaku
secara efektif
 Semantic, apabila secara hukum memang berlaku akan tetapi dalam kenyataanya
hanya bertujuan untuk memberi bentuk atau tempat bagi pelaksanaan kekuasan
politik pihak penguasa.

Isi segi konstitusi


1. Tinjauan Yuridis
 Menurut Hans Kelsen suatu ketentuan hukum yang berlaku dalam suatu
negara harus bisa dikembalikan ke ketentuan yang lebih tinggi, sebagai
pertingkatan hukum hingga mencapai hukum dasar yang menjadi sumber da
norma dasar bagi segala ketentuan hukum yang berlaku.
 Isi tiap konstitusi mempunyai sifat absolut yaitu konstitusi menentukan segala
bentuk yang ada dalam negara (forma formarun)
 Sifat absolut dari segi yuridis bahwa ia merupakan norma normarum yaitu
yang tertinggi dan menjadi sumber hukum bagi seluruh ketentuan hukum yang
berlaku.
2. Tinjauan Politis
Carl Schimitt di buku Verfassungslehre
 Arti absolut : konstitusi menetapkan hal yang fundamental juga menentukan
segala bentuk kerja sama dalam negara (forma formarum). Konstitusi
menetapkan bentuk negara adalah negara kesatuan, mengikat seluruh warga
yang ada di dalam wilayah negara tersebut.
» Ditinjau dari sudut tata hukum nasional, hans kelsen konstitusi merupakan
norma tertinggi yang menjadi sumber bagi seluruh ketentuan hukum yang
ada dalam negara (Norma Normarum).
» Ditinjau dari segi politis konstitusi juga merupakan faktor integrase melalui
ketentuan yang mengatur mengenai masalah kepala negara, lagu
kebangsaan, bendera dan sebagainya
» Menurut Rudolf Smend ada tiga faktor integrase yaitu
 Menyangkut orang yaitu seorang raja/kepala negara
 Menyangkut benda baik yang abstrak
 Faktor yang bersifat fungsional misalnya melalui pemilu
 Arti relative
 Mengatur hal penting yang sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan masyarakat
 Segi relative ini berhuungan dengan kepentingan dair golongan borjuis
liberal yang menginginkan jaminan agar haknya tidak dilangar oleh
pihak penguasa
 Mereka ingin agar jamnan diletakkan dalam suatu naskah yang tetrulis
 Konstitusi mempunyai segi relative karena adanya proses relativering,
yaitu proses memasukkan hal yang tidak dianggap fundamental tapi
juga hal yang suatu saat diangap penting oleh negara
 Proses relativering ini berlangsung karena konstitusi dianggap sebagai
naskah penting yang sulit dirubah, sehingga menjamin kepastian
hukum serta kelanggengan atas apa yang dimuat di konstitusi tersebut.
 Arti positif
 Keputusan politik tertinggi dari rakyat
 Carl Schmitt merupakan suatu ajaran tentang keputusan yang disebut
dezisionismus.
 Keputusan politik tertinggi dair rakyat tidak perlu dicari dasar/norma
pembenaran disebut sebagai normloze macht yaitu suatu kewenangan
memutuskan tanpa didasarkan pada norma
 Arti ideal
 Secara historis merupakan hal yang diidamkan oleh gol. Borjuis liberal
yaitu agar haknya tidak dilanggar
 Dalam perkembanganya ajaran ini diterima oleh semua negara yaitu
untuk menampung ide masyarakat yang dianggap ideal
3. Tinjauan Ekonomis
 Charles A Beard bahwa keadaan ekonomi suatu negara akan mempengaruhi
isi konstitusinya yaitu memuat hal yang berkaitan dengan struktur
perekominian negara
 Segi ekonomis dari konstitusi menurut Charles A Beard
 Masalah distribusi kekayaan alam milik negara agar dapat merata dan
dinikmati oleh seluruh rakyat
 Masalah pinjaman obligasi dari luar negeri
 Masalah perpajakan
 Sistem perekominian dari negara yang bersangkutan
Sejarah Konstitusi di Eropa
1. Revolusioner
 Sebuah konstitusi yang merupakan hasil dari gerakan revolusi
 Hans kelsen berpendapat bahwa revolusi rakyat yang melahirkan bentuk dan
pemerintahan baru, kemudian dalam kenyataanya pemerintah yang baur itu
dapat mempertahankan kedaulatanya dengan konstitusi barunya itu secara
berdaya guna dan berhasil guna, maka berdasarkan hukum internasional
pemerintah dengan konstitusi baru merupakan yang sah.
 Ivor Jennings suatu revolusi yang berhasil menciptakan kekuasaan dengan
konstitusinya, meskiipun revolusi adalah penjebolah terhadap hukum yg
berlaku, apabila pemerintahan dan konstitusi tetap bertahan dengan baik, akan
diakui oleh hukum sebagai kenyataan yang sah.
 Konstitusi merupakan naskah yang merumuskan perubahan seluruh struktur
masyarakat yang lama untuk menuju struktur yang baru merupakan cita cita
rakyat
2. Buatan atau Pre Fabricated Constitution
 Konstitusi yang kekuatanya bersandar pada konstitusi dari negara lain
 Konstitusi yang dibuat oleh suatu negara kemudian diberikan kepada negara
jajahanya dan dipaksa untuk berlaku bagi negara jajahan tersebut
3. Legitimasi / Legitimacy
 Konstitusi yang digunakan sebagai tanda pengenal untuk mengesahkan jati
diri
 Timbul setelah raja yang dikalahkan oleh Napoleon mengadakan pertemuan
dan memutuskan untuk membekukan seluruh konstitusi dari Napolen dan
mengembalikan raja pada kedudukan semua
 Raja menggunakan konstitusi sebagai tanda pengenal diri yang berisi silsilah
raja dan menggambarkan kuatnya dinasti para raja sehingga mereka dapat
berkuasa kembali
4. Nasional
 Merupakan konstitusi yang mencerminkan kepentingan nasional bukan
kepetingan seorang atau sekelompok orang
 Timbul di negara perancis sebaga reaksi terhadap keinginan para raja untuk
dapat kekuasaan absolut
 Rakyat perancis melakukan protes terhadap raja yang menggunakan konstitusi
untuk kepentingan dinasti yaiu sebagai tanda pengenal diri atau dinasti
5. Parlementer
 Perkembangan dari cita-cita rakyat Perancis yang menginginkan agar
konstitusi itu mencerminkan kepentingan nasional kemudian dilengkapi
dengan adanya control terhadap pemerintah atau penguasa oleh parlemen
6. Supra Nasional
 Konstitusi yang dipakai sebagai tali pengikat untuk kepentingan bangsa atau
golongan nasional di satu negara
 Terjadi di eropa barat yang tidak menghendaki sistem parlementer karena
bersifat kaku. Mereka menghendaki agar rakyat Eropa Baratd diikat oleh suatu
konstitusi yang lebih luas.
7. Kebebasan
 Menjamin kebebasan rakyat untuk menyalurkan kehendaknya dalam kegiatan
kenegaraan. Dampak dari pemerintahan Hitler pada masa Perang Dunia ke II
yang membatasi kebebasan rakyat
8. Neo Nasional
 Konstitusi dari negara yang memperoleh kemerdekaanya setelah Perang Dunia
II. Hanya penamaan, untuk membedakan konstitusi dari negara yang baru
merdeka dengan konstitusi nasional yang berlaku di negara Eropa barat.
9. Penegasan
 Konstitusi yang terdapat pada negara modern untuk menegaskan sistem apa
yang berlaku di negara tersebut. Tiga sistem yaiu sistem sosialis, kapitalis, dan
facis.
Perubahan Konstitusi
Georg Jellinek perubahan konstitusi dapat dilaksanakan melalui dua acara
 Konstitusi yang berdasar pada ketentuan yang ada dalam konstitusi/Verfassung
Anderung. Mengenai perubahan dapat melalui suatu lembaga yang khusus seperti
lembaga konstituante atau melalui suatu prosedur khusus yang merupakan suatu
kebiasaan ketatanegaraan. Hal yang dapat dirubahh umumnya bersifat terbatas
yaitu mengenai hal yang dianggap penting, bukan hal yang fundamental.
 Perubahan konstitusi berdasar perubahan di masyarakat / Verfassung Wandlung.
Perubahan diluar konstitusi disebabkan oleh revolusi, putch, coup detat atau
convention.
Keadaan Darurat Tata Negara
 Tidak diberlakukanya sebagian dari ketentuan konstitusi karena terdapat keadaan
darurat yang membahayakan kelangsungan hidup negara
 Dalam kondisi demikian berlaku hukum tat negara darurat (nood staatsrecht) yang
memberi hak darurat ke negara disebut staatsnood recht.
 Hak darurat negara secara teoritis disebut subyektif staatsnood recht yang berarti
negara dalam keadaan darurat boleh melanggar ketentuan konstitusi.

BAB XI – Ikhtisar Fungsi Negara


Fungsi Negra menurut Negara Prancis
 Departemen Diplomacie
Melaksanakan fungsi berhubungan dengan negara lain atau antar kekuasaan lain
 Departemen Defencie
Pelaksanaan fungsi diploasi gagal dapat menimbulkan peperangan.
 Departemen Financie
Fungsi keuangan negara yang terutama dibutuhkan
 Departemen Yusticie
Melaksanakan fungsi peradilan
 Departemen Policie
Fungsi untuk menanggulangi masalah keamanan dan ketertiban yang dalam
perkembanganya menjadi masalah dalam negeri.
 Kekurangan dari lima praktek tersebut semuanya masih berada di wewenang raja dan
menimbulkan sikap sewenang-wenang dan tidak terdapat kepentingan rakyat.
 Berhubungan dengan Letat Cest Moi yaitu negara adalah saya.

Eropa Barat
 Muncul teori pemisahan kekuasaan dalam tiga fungsi negara
John Locke
 Dikemukakan oleh John Locke di buku “Two Treaties on Civil Government” yang
berisikan : Kekuasaan legislative (kekuasaan membuat peraturan dan membuat uu),
ekskutif (melaksanakan uu termasuk didalamnya kekuasaan mengadili, karena
termasuk tugas melaksanakan undang-undang), federative (meliputi segala tindakan
untuk menjaga keamanan negara dalam hubunganya dengan negara lain).
 John Locke berpendapat apabila fungsi federative tidak berjalan dengan baik mulai
muncul defencie. Fungsi pemisahan kekuasaan John Locke kemudian dikembangkan
Montesquieu.
Montesquieu
 Montesquieu berpendapat bahwa kekuasaan dalam negara harus dipisahkan dalam
tiga kekuasaan yang dipegang oleh suatu badan yang berdiri sendiri. Untuk mencegah
tindakan sewenang-wenang.
 Kekuasaan legislative (perundang-undangan), ekskutif (pemerintahan), dan yudikatif
(kehakiman)
 Montesquieu fungsi federative dalam teori John Locke termasuk dalam fungsi
legislative. Hal ini karena tugas untuk mengadakan hubungan dengan negara lain
akan menimbulkan ketentuan yan harus ditaati oleh masing negara dan memerlukan
ratifikasi dari parlemen.
 Fungsi yudikatif harus merupakan fungsi terpisah dan terlepas dari pengaruh lembaga
lain Karena bertujuan untuk keadilan.
 Dalam praktek kenegaraan teori pemisahan kekuasaan yang dikenal Trias Politica,
sulit untuk dilaksanakan secara murni sesuai dengan kehendak penciptanya. Dalam
menjalankan, seringkali tugas membuat rancangan uu diserahkan ke ekskutif yang
lebih memahami uu yang harus dicabut, dikurangi atau disempurnakan.
 Gebonden bestuur yaitu pemerintahan yang terikat pada peraturan
Prof Jennings
 Membedakan teori pemisahan kekuasaan dalam dua bentuk
 Arti materiil yaitu mempertahankan pemisahan kekuasaan dalam negara secara tegas
dan hanya dianut di Amerika Serikat
 Arti formil yang tidak secara tegas mempertahankan pemisahan kekuasaan jadi lebih
merupakan pembagian kerja dan tanggung jawab dalam negara. Dianut oleh rusia dan
inggris
Van Vollenhoven
 Pembagian tiga macam tidak memadai
 Harus ada fungsi keamanan dan ketertiban agar terlaksana dengan baik
 Disebut catur praja dan terdapat fungsi regeling(buat peraturan), bestuur
(menyelenggarakan pemerintah), rechstpraak (fungsi mengadili), dan politie
(ketertiban dan keamanan).
 Tugas membuat uu formil bukan tugas murni dari lembaga legislative
 Fungsi bestuur merupakan tugas untuk melaksanakan kepentingan umum
 Vrij bestuur yaitu pemerintahan yang tidak terikat pada peraturan.
 Fungsi yudikatif yaitu untukk menyelesaikan perselisihan perdata antara berbagai
pihak di pengadilan
Goodnow – Teori Dwi Praja
 Policy Making, yaitu kebijaksanaan negara untuk waktu tertentu bagi seluruh rakyat.
Orang yang menetapkan disebut policy maker yaitu orang yang menentukan
kebijaksanaan negara, bagi seluruh rakyat untuk waktu tertentu
 Policy Executing yaitu yang harus dilaksanakan oleh rakyat untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan policy making. Disebut policy excuteers.
 Timbul sebagai reaksi terhadap teori Andrew Jackson
Andrew Jackson
 Andrew mengemukakakan teori spoil system yaitu teori mengenai cara pergantian
pemerintahan atau pergantian kekuasaan dalam negara
 Dengan sloganya “to the victory belong the spoil” tujuan dari teori ini untu
memperlancar jalanya pemerintahan agar tidak dihalangi oleh orang yang tidak
sepaham
 Hanya dapat diterapkan di negara yang masih sederhana
 Kelemahan adalah apabila satu gol berkuasa maka akan muncuk kelompok tertentu
dalam negara yang menentukan segalanya yang menyebabkan penyimpangan dalam
melaksanakan kekuasaan
 Reak
Lord Acton
 Kekuasaan itu biasa menimbulkan tendensi untuk korupsi.
Prof Wundt
 Yaitu heterogenie yang berarti penyimpangan yang terjadi dari tujuan yang semula
baik yaitu untuk kepentingan umum menjadi kepentingan raja saja
Aliran Nasionalisme Baru
 Tokoh yaitu Herbert Croly dan Ostrogrosky
 Menghendaki para aparatur negara memberikan pertanggungan jawab secara
langsung ke rakyat, bukan kepartai
 Menunjuk para warga yang memiliki kesadaran akan kepentingan umum dan mampu
menghilangkan sifat menguntungkan diri sendiri, untuk melaksanakan kepentingan
bersama.
 Menentang spoil system
Goodnow
 Bereaksi atas spoil system dengan melihat secara prinsip apa sebenarnya fungsi
negara itu
 Policy making dapat diterapkan teori spoil system karena policy makers merupakan
orang yang menentukan kebijaksanaan serta tujuan negara. Dengan demikian mereka
harus terdiri dari orang yang sepaham dalam pandangan politik.
 Policy Executing tidak perlu menerapkan spoil system karena harus menetapkan cara
dalam mencapai tujuan negara
 Untuk para policy executors menurut goodnow harus diterapkan merit system,
berdasar keahlian.
Herman Heller
 Eintscheidungseinheit
 untuk memutuskan hal yang penting dalam negara bila ditinjau dari sudut
kewibawaan. Adapun ukuran mengenai hal yang penting di negara, berkaitan
dengan masalah hak asasi.
 Carl Smith mengemukakan teori Desizionismus. Merupakan suatu ajaran
mengenai keputusan di bidang politik atau tata ketatanegaraan.
 Teer Haar yaitu beslissingleer, mengikuti keputusan kepala adat.
 Wirkungseinheit
 Organisasi untuk bekerja sama bila ditinjau dari sudut organisasinya
 Bersifat tetap dan teratur.
 Vertikal : pembagian secara hirarkhi dengan koordinasi dan efisiensi
 Horizontal : pembagian tugas negara dalam fungsinya untuk mencapai tujuan
negara bagi kepentingan masyarakat
 Rudolf Smend
 Fungsi negara adalah mempersatukan rakyat dengan faktor intergrasi
 Orang sebagai faktor atau lambang pemersatu
 Benda
 Fungsional, kegiatan kenegaraan.

Anda mungkin juga menyukai