Anda di halaman 1dari 4

JAWABAN UAS

ILMU NEGARA

NAMA : ANDI MUH. MAPPANGILE


NPM : 201110011011092
KELAS : 07 ( MALAM)

1. Teori hukum alam


Menurut teori ini, terbentuknya negara merupakan hal yang alamiah. Terbentuknya Negara
merupakan bagian dari keberlangsungan hukum alam.

Teori Ketuhanan
Teori ketuhanan muncul akibat pengaruh paham keagamaan dan teokrasi. Menurut teori ini, Negara
terbentuk karena kehendak Tuhan.

Teori Perjanjian Masyarakat


Teori perjanjian masyarakat muncul sebagai reaksi terhadap teori hukum alam dan teori ketuhanan.
Para pencetus teori perjanjian masyarakat ialah J.J. Rousseau, John Locke, Montesqeui, dan
Thomas Hobbes

2. Yang dimaksud konsep Negara Rulle Of Law ialah Kekuasaan Sebuah Hukum sedangkan ciri-ciri
Rulle Of Law antara lain
- Terjadinya Supermasi aturan-aturan Hukum
- Kesamaan Kedudukan yang terjadi baik pejabat maupun rakyat jelata mempunyai kesamaan
kedudukan dihukum.
- Munculnya jaminan Perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM).

3. Harold D. Laswell : kekuasaan secara umum berarti kemampuan pelaku untuk memengaruhi
tingkah laku pelaku lain sedemikian rupa, sehingga tingkah laku pelaku terakhir menjadi sesuai
dengan keinginan dari pelaku yang mempunyai kekuasaan.
4. Perbedaan utama konsep rechtsstaat dengan rule of law adalah terletak pada akar perkembangannya
sendiri. Rule of law berkembang dari tradisi hukum inggris disisi lain tradisi rechtsstaat berasal dari
Negara-negara eropa seperti Jerman dan Francis. Dan persamaan konsep rechtsstaat dan rule of law
tersebut sama-sama didasarkan pada nilai sosial petembayan (Gesellschaft) bukan paguyuban
(Gemeinschaft).

5. Dari segi sifatnya :


HTN bersifat praktis sehingga orang langsung dapat menggunakannya dalam praktek untuk
mengetahui ketatanegaraan sebuah negara. Sedangkan ilmu negara sifatnya teoritis sehingga orang
tidak dapat memanfaatkannya secara langsung

Dari segi manfaatnya :


Ronger Hora Siccama membedakan tugas seseorang ahli hukum tersebut menjadi 2 yaitu, sebagai
penyidik yang diumpamakan sebagai penonton dalam suatu pertunjukan dan tugas ahli hukum
sebagai pelaksana yang akan menggunakan hukum dalam mengambil keputusan yang
diumpamakan pemain dalam pertunjukan tersebut.

Hubungan HTN dan Ilmu Politik :


Dilihat dari pendapat Berents yang memberikan perumpamaan bahwa HTN diumpakan bagai
kerangka manusia dan Ilmu Politik sebagai dagingnya.

6. Belanda memilih kawasan Kotabaru sebagai kawasan hunian Elite Belanda didasarkan pada
beberapa pertimbangan. Pertimbangan pertama terkait dengan letak geografis Kotabaru yang cukup
tinggi dari permukaan laut, daerahnya subur, dan ketersediaan air melimpah. Pertimbangan yang
kedua terkait dengan kepentingan Belanda di bidang ekonomi yaitu Yogyakarta dijadikan tempat
penanaman modal. Pertimbangan yang ketiga adalah kepentingan Belanda di bidang politik yaitu
berkaitan dengan keberadaan benteng Vredeburg, politik contract, dan politik wijkenstelsel.
Pertimbangan yang keempat berkaitan dengan penyebaran sosial budaya.Perkembangan kota tidak
akan terlepas dari pengaruh sosial dan kebudayaan masyarakat. Kota-kota kolonial yang ada di
Hindia Belanda mempunyai kekhasan tersendiri yaitu adanya pengaruh dari bangsa Eropa yang
tinggal di kota tersebut. Pengaruh sosial yang terjadi di dalam masyarakat berkaitan erat dengan
adanya interaksi yang terjadi antar lapisan sosial. Masyarakat pada zaman kolonial Hindia Belanda
terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan pertama terdiri dari orang Belanda dan orang Eropa yang
merupakan lapisan teratas pada masyarakat kolonial Belanda. Lapisan kedua menempatkan orang
Indo-Eropa, Arab, Cina. Pada lapisan ini orang Indo-Eropa merupakan golongan yang malang
karena terkadang mereka tidak diterima dalam di masyarakat pribumi maupun masyarakat Eropa.
Lapisan yang ketiga merupakan lapisan terbawah. Lapisan ini terdiri dari golongan pribumi.
95Orang Belanda yang merupakan golongan penguasa walaupun jumlah mereka tergolong minoritas di
tanah jajahan. Salah satu daerah jajahan yang mereka tinggali adalah Yogyakarta.
7. 1. Kedaulatan Tuhan Tuhanlah merupakan sumber tinggi dari segala kebijakan rakyat. Yang
dijalankan oleh penguasa atau raja. Ajaran ini berkembang pada zaman pertengahan (abad ke-5 –
abad ke-15). Paham kedaulatan Tuhan menganggap bahwa pemerintah/ negara memperoleh
kekuasaan yang tertinggi dari Tuhan. Dunia beserta segala isinya adalah hasil ciptaan Tuhan.
2. Kedaulatan Negara Ajaran kedaulatan negara adalah tidak lain merupakan kelanjutan dari ajaran
kedaulatan raja dalam susunan kedaulatan rakyat, yang berkembang di Jerman dalam rangka
mempertahankan kedudukan raja yang didukung oleh golongan bagsawan (junkertum), golongan
angkatan perang (militair), golongan alat-alat pemerintah (birokrasi). Dalam ajaran ini rakyat
dianggap sebagai elemen negara yang membentuk diri menjadi negara. Rakyat adalah negara.
Rakyat berdaulat otomatis juga negara berdaulat.
3. Kedaulatan Hukum Teori ini mengajarkan, bahwa pemerintahan memperoleh kekuasaannya
bukanlah dari Tuhan, raja, negara, maupun rakyat, akan tetapi berasal dari hukum. Ajaran ini
sebenarnya sudah lama diungkapkan oleh filsuf Aristoteles, bahwa tak akan bisa diketemukan
seorang bijak (baca: filsuf) yang dapat menjadi pemimpin, maka yang harus memimpin adalah
hukum, seorang yang menjadi pemimpin harus bertindak berdasarkan hukum.
7. a. Kedaulatan tuhan adalah kedaulatan yang berasal dari Tuhan yang telah diberi kepada raja atau
penguasa. Sehingga raja dianggap sebagai wakil tuhan di dunia.
b. Kedaulatan negara memiliki arti negara memiliki kekuasaan yang tidak terbatas. Dalam artian
lain bahwa negara berhak untuk mengatur dan rakyat wajib untuk taat dan patuh pada aturan
yang dibuat oleh negara.
c. Kedaulatan hukum merupakan kedaulatan yang berasal dari hukum yang berlaku di suatu
negara.
8. Rechtsstaat adalah sebuah doktrin hukum Eropa Daratan yang berasal dari sistem
hukum Jerman. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini dapat diterjemahkan menjadi "negara
hukum".

Rechtsstaat adalah sebuah "negara konstitusional" yang membatasi kekuasaan pemerintah


dengan hukum.[1] Istilah ini sering kali dikaitkan dengan konsep rule of law dalam sistem
hukum Inggris-Amerika, namun keduanya berbeda karena konsep rechtsstaat juga
menegakkan sesuatu yang dianggap adil (contohnya konsep kebenaran moral
berdasarkan etika, rasionalitas, hukum, hukum alam, agama atau equity). Maka dari itu,
konsep ini merupakan lawan dari Obrigkeitsstaat (negara yang didasarkan pada penggunaan
kekuasaan yang sewenang-wenang).[2]

Di dalam sebuah negara hukum, kekuasaan negara dibatasi untuk melindungi warganya dari
penyalahgunaan kekuasaan. Warga-warga memiliki kebebasan-kebebasan sipil yang dijamin
oleh hukum dan mereka dapat pergi ke pengadilan untuk menegakkan hak mereka. Suatu
negara tidak dapat menjadi negara demokrasi liberal apabila mereka tidak memiliki
konsep Rechtsstaat.

Secara umum, supremasi hukum (rule of law) merupakan sebuah prinsip inti demokrasi


liberal yang mewujudkan ide-ide, seperti konstitusionalisme dan pemerintah dengan
kekuasaan terbatas.[1] Supremasi hukum berupaya untuk menegakkan dan memosisikan
hukum pada tingkatan tertinggi. Hal tersebut sejalan dengan arti supremasi hukum secara
etimologis, yakni supremasi (berada pada tingkatan tertinggi) dan hukum (peraturan
perundang-undangan dan norma).[2] Supremasi hukum berfungsi untuk melindungi setiap
warga negara tanpa adanya intervensi dari pihak mana pun, termasuk penyelenggara negara.
Dalam suatu negara, penegakan supremasi hukum dapat berjalan dengan dua prinsip, yaitu
prinsip negara hukum dan prinsip konstitusi. [3] Dalam prinsip negara hukum, tidak ada
penyelewengan yang dilakukan oleh penegak hukum sehingga masyarakat memiliki
kedudukan yang sama di hadapan hukum. Sementara itu, prinsip konstitusi menjadikan
konstitusi sebagai landasan dalam bermasyarakat sehingga hak setiap warga negara terjamin.
Prinsip supremasi hukum dibangun dan dikembangkan dari teori liberal tentang hukum yang
telah ada sebelumnya.

Meskipun demikian, supremasi hukum juga dianggap sebagai truisme. Dalam pengertian yang
sempit, hukum direduksi menjadi pernyataan bahwa siapa pun harus tunduk patuh kepada
hukum. Prinsip ini kurang memperhatikan kandungan hukum yang ada sehingga
memunculkan pernyataan bahwa supremasi hukum berlaku di zaman Nazi Jerman dan Uni
Soviet karena penindasan dan kekerasan dibalut legalitas.

Sttatwissenschaft dalam arti sempit adalah ilmu pengetahuan mengenai negara yang
menitikberatkan pembahasan masalah dengan negara sebagai objeknya, sedangkan
rechtswissenschaft adalah ilmu pengetahuan mengenai objek negara yang menitikberatkan
masalah pada aspek-aspek yuridis dari negara termasuk di dalamnya hukum tata negara.

Rechtswissenschaft, maksudnya adalah ilmu pengetahuan mengenai negara dimana


penyelidikannya ditekankan pada segi recht atau yuridis dari suatu negara. Cabang disiplin
ilmu yang menjadi bagian dari rechswissenschaft adalah:

 Hukum Tata Negara

 Hukum Administrasi Negara

 Hukum Antara Negara

George Jeliinek dalam membahas Allgemeine Staatslehre (ilmu negara umum)


menggunakan teori dua segi atau zweseiten theorie, yaitu berdasarkan tinjauan sosiologis
dan tinjauan yuridis.

Anda mungkin juga menyukai