INDONESIA
JUDUL
TEORI KEKUASAAN
secara garis besar legitimasi kekuasaan adalah suatu bentuk yang dibuat
masyarakat dalam menerima dan percaya terhadap pemerintahan,
pemimpin, pejabat negara, dan kebijakan-kebijakan yang telah dibuat.
Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa selama masyarakat merasa
terlindungi dan merasa sejahtera, maka mereka bisa menerima dan
percaya terhadap kepemimpinan suatu pemerintahan.
Dengan demikian, bagi pemerintah yang ingin mempertahankan
legitimasinya sudah seharusnya bisa memenuhi kebutuhan
masyarakatnya agar kesejahteraan bagi anggota masyarakat dapat
terjamin. Semakin banyak masyarakat yang sejahtera, maka legitimasi
pemerintahan di mata masyarakat akan terus meningkat.
Kekuasaan menurut para ahli
Max Weber mendefinisikan kekuasaan atau power sebagai peluang atau sarana
bagi seorang individu untuk dapat mencapai keinginannya sendiri bahkan
sekalipun harus menghadapi perlawanan dari orang lain, dalam hubungan
sosialnya.
John Locke mendefinisikan kekuasaan sebagai suatu hal yang harus dipisah dan
tidak boleh berada dalam satu unsur yang sama
Montesquieu membagi kekuasaan menjadi tiga bagian (Trias Politica): Kekuasaan
legislatif, Kekuasaan eksekutifn dan Kekuasaan yudikatif.
Miriam Budiardjo dalam buku Pengantar Ilmu Politik (2015), kekuasaan
merupakan kemampuan individu atau sekelompok orang untuk mempengaruhi
perilaku individu atau kelompok lainnya sesuai dengan yang diinginkan.
Sifat Kekuasaan
1. Kedudukan, Sumber kekuasaan pertama ini bisa berupa jabatan saat ini. Misalnya,
seseorang memiliki jabatan sebagai ketua di sebuah organisasi, memiliki pangkat
yang tinggi di bidang kemiliteran, dan sebagainya. Sumber kekuasaan yang berasal
dari kedudukan ini, jika ada pada seseorang yang salah, maka akan memunculkan
kerugian banyak orang.
2. Kekayaan, Kekayaan menjadi sumber kekuasaan kedua. Sudah menjadi hal
umum, jika kekayaan yang dimiliki oleh seseorang bisa menentukan apakah
seseorang itu bisa berkuasa atau tidak. Pada umumnya, seseorang yang kaya
dapat menguasai seorang politikus.
3. Kepercayaan, Sumber kekuasaan yang terakhir adalah kepercayaan atau agama.
Dalam hal ini, seseorang yang sudah memiliki ilmu yang cukup tinggi dalam suatu
agama akan dianggap bisa membimbing para umatnya.
Cara Mempertahankan Kekuasaan
1. Membangun Politik Dinasti Suatu kekuasaan dapat dipertahankan dengan cara membangun
dinasti politik. Dinasti politik dapat diartikan sebagai politik keluarga yang di mana hampir semua
anggota memiliki jabatan di suatu daerah. Dengan adanya dinasti politik, maka setiap kebijakan yang
disebut oleh pejabat daerah lebih mudah untuk diwujudkan, sehingga kekuasaan tetap terjaga.
2. Tidak Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Bagi para pemimpin politik yang ingin
mempertahankan kekuasaannya bisa melakukannya dengan cara mengurangi kebebasan
berpendapat kepada masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat yang akan sangat sulit untuk
memberikan kritik kepada pemerintahan atau pemimpin politik.
3. Menghilangkan Peraturan-Peraturan yang Dapat Merugikan Kekuasaan Apabila kekuasaan tidak
bisa dipertahankan dengan cara membangun dinasti politik dan membatasi akses untuk
berpendapat, maka sudah seharusnya menggunakan cara ketiga mempertahankan kekuasaan, yaitu
menghilangkan peraturan-peraturan yang dapat merugikan kekuasaan. Dengan menghilangkan
peraturan-peraturan yang merugikan suatu kekuasaan akan membuat suatu kekuasaan tetap
berjalan tanpa harus melanggar peraturan.
Kekuasaan negara
Pembagian kekuasaan secara horizontal ini, diperlukan adanya konsistensi dari semua
pemilik peran karena sifatnya masif dan untuk kemajuan bangsa. Dan untuk pembagian di
sektor horizontal, peran-peran yang ada di pemerintahan negara Indonesia antara lain:
1. Kekuasaan Legislatif, Hasil mekanisme pembagian kekuasaan yang dilaksanakan di
Indonesia secara horizontal adalah lembaga legislatif. Lembaga ini memegang peran
untuk menyusun Undang-Undang. Di pemerintahan Indonesia, DPR adalah contoh
lembaga ini.
2. Kekuasaan Konstitutif, Selain lembaga legislatif, ada lembaga konstitutif yang memiliki
peran untuk setuju atau mengubah UUD. Kekuasaan konstitutif ini terdiri dari anggota
MPR dan sifatnya juga berada di pusat. Kekuasaan konstitutif ini tidak secara asal dipilih.
3. Kekuasaan Eksekutif, Selanjutnya adalah kekuasaan eksekutif yang memiliki kekuasaan
yang memegang peran di pemerintahan pusat. Sesuai yang tertera di UUD pasal 4 ayat 1.
Mekanisme pembagian kekuasaan yang dilaksanakan di Indonesia adalah Presiden.
4. Kekuasaan Yudikatif, Dalam hal yudikatif ini dipegang kekuasaannya oleh
Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Dalam UUD 1945 pasal 24 ayat 2,
pemegang kekuasaan yudikatif adalah kehakiman untuk kegiatan yang
berdasarkan lingkungan peradilan secara luas.
5. Kekuasaan Inspektif/ Eksaminatif, Dan mekanisme pembagian kekuasaan yang
dilaksanakan di Indonesia yang terakhir adalah kekuasaan inspektif. Secara luas,
pemegang kekuasaan ini mengatur sekaligus memegang tanggung jawab
keuangan negara, dan pemegang peran ini adalah BPK.
6. Kekuasaan Moneter, Kekuasaan moneter, sesuai dengan namanya, kekuasaan
moneter ini sifatnya adalah untuk mengatur keuangan baik di pasar nasional
maupun internasional. Kekuasaan moneter dipegang oleh BI dalam sistem
pemerintahan di Indonesia saat ini.
seles
ai
Ke
DUA