Anda di halaman 1dari 21

SISTIM PEMERINTAHAN

INDONESIA
JUDUL

TEORI KEKUASAAN

DR.IR.H. DWI AGUS SUMARNO, MM, M.SI


Pengertian kekuasaan

 kekuasaan dapat diartikan sebagai suatu kemampuan yang dimiliki oleh


individu atau kelompok untuk memengaruhi orang lain. Oleh sebab itu,
bagi pemegang kuasa bisa dibilang memiliki tanggung jawab yang besar
karena bukan hanya memberikan pengaruh terhadap seseorang, tetapi
juga bisa memberikan pengaruh terhadap lingkungan. Selain itu, pengaruh
yang diberikan dari pemegang kuasa bisa berdasarkan keinginannya atau
kepentingan untuk bersama.
 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kekuasaan adalah
kemampuan orang atau golongan untuk menguasai orang atau golongan
lain berdasarkan kewibawaan, wewenang, karisma, atau kekuatan fisik.
ASAL KEKUASAAN

Kekuasaan itu sendiri bisa berasal dari


A. jabatan pribadi atau
B. dari garis keturunan.
 Dalam hal ini, jabatan pribadi bisa didapatkan ketika menjabat suatu
organisasi atau lembaga yang di mana seseorang itu menjabat sebagai
ketua. Ketika menjabat sebagai ketua, sudah seharusnya untuk
memikirkan bagaimana caranya untuk memajukan sebuah organisasi
atau lembaga tersebut. Maka dari itu, seorang ketua atau pemegang
kuasa harus memiliki wawasan yang luas, sehingga bisa menemukan
berbagai macam cara agar organisasi atau lembaga yang dipimpinnya
dapat berkembang.
 Sementara itu, kekuasaan yang didapatkan melalui garis
keturunan biasanya terjadi keturunan-keturunan raja. Kekuasaan
seperti ini dapat kita lihat pada negara-negara yang menganut
sistem pemerintahan kerajaan, seperti Brunei Darussalam. Oleh
karenanya, setiap keputusan dari kekuasaan raja akan
memengaruhi kondisi dan kesejahteraan rakyatnya
legitimasi kekuasaan

secara garis besar legitimasi kekuasaan adalah suatu bentuk yang dibuat
masyarakat dalam menerima dan percaya terhadap pemerintahan,
pemimpin, pejabat negara, dan kebijakan-kebijakan yang telah dibuat.
Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa selama masyarakat merasa
terlindungi dan merasa sejahtera, maka mereka bisa menerima dan
percaya terhadap kepemimpinan suatu pemerintahan.
Dengan demikian, bagi pemerintah yang ingin mempertahankan
legitimasinya sudah seharusnya bisa memenuhi kebutuhan
masyarakatnya agar kesejahteraan bagi anggota masyarakat dapat
terjamin. Semakin banyak masyarakat yang sejahtera, maka legitimasi
pemerintahan di mata masyarakat akan terus meningkat.
Kekuasaan menurut para ahli
 Max Weber mendefinisikan kekuasaan atau power sebagai peluang atau sarana
bagi seorang individu untuk dapat mencapai keinginannya sendiri bahkan
sekalipun harus menghadapi perlawanan dari orang lain, dalam hubungan
sosialnya.
 John Locke mendefinisikan kekuasaan sebagai suatu hal yang harus dipisah dan
tidak boleh berada dalam satu unsur yang sama
 Montesquieu membagi kekuasaan menjadi tiga bagian (Trias Politica): Kekuasaan
legislatif, Kekuasaan eksekutifn dan Kekuasaan yudikatif.
 Miriam Budiardjo dalam buku Pengantar Ilmu Politik (2015), kekuasaan
merupakan kemampuan individu atau sekelompok orang untuk mempengaruhi
perilaku individu atau kelompok lainnya sesuai dengan yang diinginkan.
Sifat Kekuasaan

1. Sifat pertama dari kekuasaan adalah Position Power. Sifat Position Power adalah


kekuasaan yang sudah dimiliki oleh seseorang pada suatu organisasi. Sifat
kekuasaan ini biasanya ada pada seseorang yang memiliki jabatan di suatu
organisasi. Dalam hal ini, jabatan yang dimaksud, seperti ketua atau dewan
pembina. Apabila seseorang sudah memiliki jabatan ketua, maka ia sudah
memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengarahkan anak buahnya.
2. Sifat kedua dari kekuasaan adalah Personal Power. Sifat Personal Power adalah
kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang bukan di organisasi melainkan dalam
hubungan sosialnya. Dengan kata lain, seseorang itu sudah memiliki jabatan di
lingkungan masyarakat, seperti jabatan RT, RW, Kepala Desa, dan sebagainya.
Biasanya seseorang yang memiliki sifat Personal Power ini namanya sudah di
lingkungan masyarakatnya.
French & Raven mengatakan ada 5 jenis kekuasaan:

1. Kekuasaan memberi penghargaan.


2. Kekuasaan yang memaksa
3. Kekuasaan yang sah.
4. Kekuasaan memberi referensi.
5. Kekuasaan ahli
Sumber kekuasaan dikaitkan dg kegunaan

1. Militer & Polisi utk mengendalikan kekerasan dan kriminal


2. Ekonomi utk mengendalikan tanah, buruh, kekayaan & produksi
3. Politik utk pengambilan keputusan
4. Hukum utk mempertahankan, mengubah, & melancarkan interaksi
5. Tradisi utk mempertahankan sistem kepercayaan / nilai-nilai
Sumber Kekuasaan

1. Kedudukan, Sumber kekuasaan pertama ini bisa berupa jabatan saat ini. Misalnya,
seseorang memiliki jabatan sebagai ketua di sebuah organisasi, memiliki pangkat
yang tinggi di bidang kemiliteran, dan sebagainya. Sumber kekuasaan yang berasal
dari kedudukan ini, jika ada pada seseorang yang salah, maka akan memunculkan
kerugian banyak orang.
2. Kekayaan, Kekayaan menjadi sumber kekuasaan kedua. Sudah menjadi hal
umum, jika kekayaan yang dimiliki oleh seseorang bisa menentukan apakah
seseorang itu bisa berkuasa atau tidak. Pada umumnya, seseorang yang kaya
dapat menguasai seorang politikus.
3. Kepercayaan, Sumber kekuasaan yang terakhir adalah kepercayaan atau agama.
Dalam hal ini, seseorang yang sudah memiliki ilmu yang cukup tinggi dalam suatu
agama akan dianggap bisa membimbing para umatnya.
Cara Mempertahankan Kekuasaan

1. Membangun Politik Dinasti Suatu kekuasaan dapat dipertahankan dengan cara membangun
dinasti politik. Dinasti politik dapat diartikan sebagai politik keluarga yang di mana hampir semua
anggota memiliki jabatan di suatu daerah. Dengan adanya dinasti politik, maka setiap kebijakan yang
disebut oleh pejabat daerah lebih mudah untuk diwujudkan, sehingga kekuasaan tetap terjaga.
2. Tidak Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Bagi para pemimpin politik yang ingin
mempertahankan kekuasaannya bisa melakukannya dengan cara mengurangi kebebasan
berpendapat kepada masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat yang akan sangat sulit untuk
memberikan kritik kepada pemerintahan atau pemimpin politik.
3. Menghilangkan Peraturan-Peraturan yang Dapat Merugikan Kekuasaan Apabila kekuasaan tidak
bisa dipertahankan dengan cara membangun dinasti politik dan membatasi akses untuk
berpendapat, maka sudah seharusnya menggunakan cara ketiga mempertahankan kekuasaan, yaitu
menghilangkan peraturan-peraturan yang dapat merugikan kekuasaan. Dengan menghilangkan
peraturan-peraturan yang merugikan suatu kekuasaan akan membuat suatu kekuasaan tetap
berjalan tanpa harus melanggar peraturan.
Kekuasaan negara

 merupakan kewenangan suatu negara untuk mengatur


seluruh rakyatnya untuk mencapai keadilan, kemakmuran
dan keteraturan.
 Kekuasaan negara adalah wewenang yang diberikan
kepada penguasa atau pemerintah untuk mengatur dan
menjaga wilayah kekuasaannya dari penguasaan negara
lain. Dalam penerapannya, terdapat pemisahan kekuasaan
dan pembagian kekuasaan.
pemisahan kekuasaan negara

Montesquieu dalam masalah pemisahan kekuasaan dibedakan pada tiga


golongan dikenal dengan istilah Trias Politica. Kekuasaan yang dibagi
menjadi Setiap golongan kekuasaan memiliki tugas yang berbeda-beda
yaitu :
1. Kekuasaan legislatif memiliki tugas untuk membuat peraturan dan
Undang-Undang.
2. Kekuasaan eksekutif mempunyai tugas untuk menjalankan peraturan dan
Undang-Undang yang telah diciptakan.
3. Kekuasaan yudikatif mempunyai tugas untuk mengadili sesuatu
seseorang yang memiliki kesalahan atau pelanggaran sesuai dengan
Undang-Undang yang berlaku.
pembagian kekuasaan negara
Menurut John Locke, kekuasaan adalah suatu hal yang tidak bisa dijadikan berada
di dalam satu unsur yang sama atau suatu hal itu harus dibagi antara satu dengan
yang lainnya. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pengertian
kekuasaan dari John Locke ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kekuasaan legislatif,
kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan federatif. Setiap kekuasaan memiliki tugasnya
masing-masing, seperti
1. kekuasaan legislatif yang memiliki tugas untuk membuat peraturan dan
Undang-Undang.
2. Kekuasaan eksekutif yang bertugas untuk menjalankan Undang-Undang
yang telah dibuat oleh kekuasaan legislatif dan memiliki kewenangan untuk
mengadili.
3. Kekuasaan federatif memiliki tugas untuk menjaga keamanan negara dan
menjaga hubungan negara dengan negara lainnya.
Sebab ada Pembagian/pemisahaan

1. Pembagian kekuasaan negara dilakukan agar tidak terjadi


pemerintahan yang absolut atau otoriter, sehingga memungkinkan
di antara bagian dapat saling bekerja sama.
2. Kekuasaan yang diberikan absolut pada seseorang atau lembaga,
berpotensi terjadi penyalahgunaan dalam praktiknya.
3. Guna menghindari hal tersebut perlu ada pemisahan atau
pembagian kekuasaan, agar terjadi kontrol dan keseimbangan di
antara lembaga pemegang kekuasaan.
4. Dengan kata lain, kekuasaan legislatif, eksekutif maupun yudikatif
tidak dipegang oleh satu orang saja.
Pembagian menurut fungsi dan tingkatan

1. Pembagian kekuasaan secara horizontal yaitu pembagian


kekuasaan menurut fungsi lembaga-lembaga tertentu (legislatif,
eksekutif dan yudikatif).
2. Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian
kekuasaan menurut tingkatnya, yaitu pembagian
kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintahan.
Catatan
Trias politika sering ditemukan pada negara yang menganut
demokrasi. Namun pada perjalanannya, teori ini mengalami
pengembangan dalam praktiknya. Pembagian kekuasaan tidak
terbatas pada lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Trias political di Indonesia setelah amandemen UUD 1945

Namun setelah UUD 1945 diamandemen pembagian kekuasaan di Indonesia


sebagai berikut:
1. Kekuasaan Konstitutif
2. Kekuasaan Eksekutif
3. Kekuasaan Legislatif   
4. Kekuasaan Yudikatif
5. Kekuasaan Eksaminatif / Inspektif
6. Kekuasaan Moneter
Mekanisme Pembagian Kekuasaan yang
Dilaksanakan di Indonesia Secara Vertikal
kekuasaan secara vertikal, yaitu peran terstruktur dan bertingkat. Artinya, setiap pemegang
peran ini memiliki kedudukan yang tidak sama. Pembagian tersebut adalah seperti yang
dijelaskan pada UU Pasal 18 Ayat 1 UUD.
Dalam pasal ini dijelaskan mekanisme pembagian kekuasaan yang dilaksanakan di Indonesia
secara vertikal ini dimulai dari urutan kabupaten/kota, provinsi, hingga di pusat. Jadi,
Pemerintah pusat memiliki kekuasaan yang lebih tinggi dari provinsi maupun kota.
Sedangkan pemerintah daerah hanya akan mengurusi wilayah yang ditempatinya. Ini adalah
bentuk penerapan otonomi daerah. Mekanisme pembagian kekuasaan yang dilaksanakan di
Indonesia sehingga dapat menyelenggarakan program keamanan dan fiskal sendiri.
Dalam menjalankan peranannya, pemegang kuasa di tingkat yang lebih bawah perlu untuk
mendapat persetujuan dari pemegang peran di atasnya. Misalnya bupati ingin mengajukan
perubahan di sektor tertentu, maka gubernur adalah yang harus dihubungi lebih dulu.
Mekanisme Pembagian Kekuasaan Secara Horizontal

Pembagian kekuasaan secara horizontal ini, diperlukan adanya konsistensi dari semua
pemilik peran karena sifatnya masif dan untuk kemajuan bangsa. Dan untuk pembagian di
sektor horizontal, peran-peran yang ada di pemerintahan negara Indonesia antara lain:
1. Kekuasaan Legislatif, Hasil mekanisme pembagian kekuasaan yang dilaksanakan di
Indonesia secara horizontal adalah lembaga legislatif. Lembaga ini memegang peran
untuk menyusun Undang-Undang. Di pemerintahan Indonesia, DPR adalah contoh
lembaga ini.
2. Kekuasaan Konstitutif, Selain lembaga legislatif, ada lembaga konstitutif yang memiliki
peran untuk setuju atau mengubah UUD. Kekuasaan konstitutif ini terdiri dari anggota
MPR dan sifatnya juga berada di pusat. Kekuasaan konstitutif ini tidak secara asal dipilih.
3. Kekuasaan Eksekutif, Selanjutnya adalah kekuasaan eksekutif yang memiliki kekuasaan
yang memegang peran di pemerintahan pusat. Sesuai yang tertera di UUD pasal 4 ayat 1.
Mekanisme pembagian kekuasaan yang dilaksanakan di Indonesia adalah Presiden.
4. Kekuasaan Yudikatif, Dalam hal yudikatif ini dipegang kekuasaannya oleh
Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Dalam UUD 1945 pasal 24 ayat 2,
pemegang kekuasaan yudikatif adalah kehakiman untuk kegiatan yang
berdasarkan lingkungan peradilan secara luas.
5. Kekuasaan Inspektif/ Eksaminatif, Dan mekanisme pembagian kekuasaan yang
dilaksanakan di Indonesia yang terakhir adalah kekuasaan inspektif. Secara luas,
pemegang kekuasaan ini mengatur sekaligus memegang tanggung jawab
keuangan negara, dan pemegang peran ini adalah BPK.
6. Kekuasaan Moneter, Kekuasaan moneter, sesuai dengan namanya, kekuasaan
moneter ini sifatnya adalah untuk mengatur keuangan baik di pasar nasional
maupun internasional. Kekuasaan moneter dipegang oleh BI dalam sistem
pemerintahan di Indonesia saat ini.
seles
ai

Ke
DUA

Anda mungkin juga menyukai