Anda di halaman 1dari 11

NAMA ANGGOTA:

1.DEYA KALISDIA (E1S022005)


2.ALVIONA PUTRI RENGGANIS (E1S022024)
3.BAIQ RATNA DEWI (E1S022030)
4.SHAHINAZ SYAHIRA (E1S022017)
5.BAIQ HANISA YASMIN (E1S022028)

KEKUASAAN, WEWENANG, DAN KEPEMIMPINAN


A. Pendahuluan
Kekuasaan mempunyai peranan yang dapat menentukan nasib berjuta-juta manusia. Oleh
karena itu, kekuasaan sangat menarik perhatian ilmu pengetahuan kemasyarakatan.
Kekuasaan senantiasa ada di dalam setiap masyarakat, baik yang masih bersahaja,
maupun yang sudah besar atau rumit susunannya. Akan tetapi, walaupun selalu ada,
kekuasaan tidak dapat dibagi rata kepada semua anggota masyarakat. Justru karena
pembagian yang tidak merata tadi timbul makna yang pokok dari kekuasaan, yaitu
kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang
kekuasaan. Adanya kekuasaan cenderung tergantung dari hubungan antara pihak yang
memiliki kemampuan untuk melancarkan pengaruh dengan pihak lain yang menerima
pengaruh itu, rela atau karena terpaksa Apabila kekuasaan dijelmakan pada diri
seseorang, biasanya orang itu dinamakan pemimpin dan mereka yang menerima
pengaruhnya adalah pengikut. Perbedaan antara kekuasaan dan wewenang ialah bahwa
setiap kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain dinamakan kekuasaan. Sementara itu,
wewenang adalah kekuasaan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang yang
mempunyai dukungan atau mendapat pengakuan dari masyarakat. Adanya wewenang
hanya dapat menjadi efektif apabila didukung dengan kekuasaan yang nyata. Akan tetapi,
sering kali terjadi bahwa letaknya wewenang yang diakui masyarakat dan letaknya
kekuasaan yang nyata tidak di satu tempat atau satu tangan. Di dalam masyarakat yang
kecil dan yang susunannya bersahaja, pada umumnya kekuasaan yang dipegang oleh
seseorang atau sekelompok orang meliputi banyak bidang. Kekuasaan tersebut lambat
laun diidentifikasikan dengan orang yang memegangnya. Adanya kekuasaan dan
wewenang pada setiap masyarakat merupakan gejala yang wajar. Walaupun wujudnya
kadang-kadang tidak disukai oleh masyarakat itu sendiri karena sifatnya yang mungkin
abnormal menurut pandangan masyarakat yang bersangkutan. Setiap masyarakat
memerlukan suatu faktor pengikat atau pemersatu yang terwujud dalam diri seseorang
atau sekelompok orang-orang yang memiliki kekuasaan dan wewenang tadi.
B. Pembahasan
Kekuasaan dan wewenang merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain untuk
mencapapai sesuatu dengan cara yang diinginkan. Karena kekuasaan merupakan kemampuan
mempengaruhiorang lain, maka mungkin sekali setiap interaksi dan hubungan sosial dalam
sesuatu organisasi melibatkan penggunaan kekuasaan. Cara pengendalian unit organisasi dan
individu di dalamnya berkaitan dengan penggunaan kekuasaan. Kekuasaan itu bisa melibatkan
hubungan antara dua orang atau lebih. Dikatakan A mempunyai kekuasaan atas B, jika A dapat
menyebabkan B melakukan sesuatu di mana B tidak ada pilihan kecuali melakukannya.
Kekuasaan selalu melibatkan interaksi sosial antar beberapa pihak, yang pasti lebih dari satu
pihak. Dengan demikian, seseorang individua tau kelompok yang terisolasi tidak dapat memiliki
potensi untuk dilaksanakan oleh orang lain atau kelompok lain. ( kolip)

Kekuasaan sangat erat hubungannya dengan wewenang, walaupun kedua konsep(kekuasaan


dan wewenang) ini berbeda. Kekuasaan melibatkan kekuatan dan paksaan, sedangkan wewenang
adalah bagian dari kekuasaan yang cakupanya lebih sempit. Wewenng tidak menimbulkan
implikasi kekuatan. Wewenang adalah kekuasaan formal yang dimiliki oleh seseorang karena
posisi yang dipegang dalam organisasi. Jadi, rakyat atau seseorang bawahan harus mematuhi
perintah penguasa atau pihak yang berkuasa karena posisi penguasa atau pemimpin tersebut telah
memberikan wewenang untuk memerintah secara sah. (kolip)

Ciri ciri kekuasaan yaitu:

1. Mengendalikan orang lain


2. Orang mampu mengontrol pihak lain, tetapi ada perlawanan.
3. Dalam menggunakan kekuasaan selalu ada konflik sosial
4. Siapa yang memiliki sosial resources pastilah menang
5. Tetapi sesuatu yang dikeluarkan belum tentu mendapatkan seperti yang diinginkan karena ada
mekanisme kompromi.
BASIS KEKUASAAN

Kekuasaan dapat berasal dari berbagai sumber, bagaimana kekuasaan tersebut diperoleh dalam
suatu organisasi? Jawabannya adalah Sebagian besar tergantung jenis kekuasaan yang sedang
dicari. Kekuasaan dapat berasal dari basis anatarpribadi, kekuasaan structural dan situasi,
kekuasaan pengambilan keputusan, serta kekuasaan informasi. (damsar)

A. Kekuasaan antar pribadi

John R.P dan Bertram raven mengajukan lima basis kekuasaan antarpribadi, yaitu (1) kekuasaan
legitimasi (2) imbalan (3) paksaan (4) ahli (5) panutan.

(1). Kekuasan legitimasi

Kekuasaan legitimasi adalah kemampuan seseorang untuk memengaruhi orang lain karena
posisinya. Seorang yang tingkatnya lebih tinggi memiliki kekuasaan atas pihak yang
berkedudukan lebih rendah. Dalam teori, orang yang mempunyai kedudukan sederajat dan
organisasi kekuasaan. Kesuksesan penggunaan kekuasaan legitimasi ini sangat di pengeruhi oleh
bakat seseorang mengembangkan seni aplikasi kekuasaan tersebut. Kekuasaan legitimasi sangat
serupa dengan wewenang. Selain seni pemegang kekuasaan, pihak yang dikuasai (bawahan)
memainkan peran penting dalam pelaksanaan penggunaaan legitimasi. Jika bawahan memandang
penggunaan kekuasaan tersebut sah, maka artinya hal tersebut sesuai dengan hak hak yang
melekat. Mereka akan patuh. Tetapi jika dipandang penggunaan kekuasaan tersebut tidak sah,
mereka mungkin sekali akan membengkang. Batas batas kekuasaan ini akan sangat bergantung
pada budaya, kebiasaan, dan sistem nilai yang berlaku dalam organisasi yang bersangkutan.

(2). Kekuasaan imbalan

Kekuasaan imbalan didasarkan atas kemampuan seseorang untuk memberikan imbalan kepada
orang lain karena kepatuhan mereka. Kekuasaan imbalan digunakan untuk mendukung
kekuasaan legitimasi. Jika seseorang memandang bahwa iimbalan, baik imbalan ekstrinsik
maupun imbalan intrinsic, yang ditawarkan seseorang atau organisasi yang mungkin sekali akan
diterimanya, maka merka akan tanggap terhadap perintah. Penggunaan kekuasaan imbalan ini
amat erat sekali kaitannya dengan Teknik memodifikasi perilaku dengan menggunakan imbalan
sebagai faktor pengaruh.
(3). Kekuasaan paksaan

Kekuasaan imbalan sering kali dilawankan dengan kekuasaan paksaan, yaitu kekuasaan untuk
menghukum. Hukuman adalah segala konsekuensi Tindakan yang dirasakan tidak
menyenangkan bagi orang yang menerimanya. Pemberian hukuman kepada seseorang
dimaksudkan juga untuk memodifikasi perilaku, menghukum perilaku yang tidak baik atau
merugikan organisasi dengan maksud agar berubah menjadi perilaku yang bermanfaat. Para
penguasa menggunakan kekuasaan jenis ini agar para pengikitnya patuh pada perintah karena
takut pada konsekuensi tidak menyenangkan yang mungkin akan diterimanya. Jenis hukuman
dapat berupa pembatalan pemberian konsekuensi Tindakan yang menyenangkan, misalnya
dipenjarakan, dipotong gaji, teguran di muka umum, dan sebagainya. Meskipun hukuman
mungkin mengakibatkan dampak sampingan yang tidak diharapkan misalnya, perasaan dendam,
tetapi hukuman adalah bentuk kekuasaan paksaan yang masih digunakan untuk memperoleh
kepatuhan atau memperbaiki prestasi yang tidak produktif dalam organisasi.

(4). Kekuasaan ahli

Seseorang mempunyai kekuasaan ahli jika ia memiliki keahlian khusus yang dinilai tinggi.
Seseorang yang memiliki keahlian teknis, administratif, atau keahlian yang lain dinilai
mempunyai kekuasaan, walaupun kedudukan mereka rendah. Semakin sulit mencari pengganti
orang yang bersangkutan, maka semakin besar kekuasaan yang dimiliki. Kekuasaan ini adalah
suatu karakteristik pribadi, sedangkan kekuasaan legitimasi, imbalan, dan paksaan Sebagian
besar ditentukan oleh organisasi karena posisi yang didudukiny. Seseorang montir mungkin
sekali memiliki kekuasaan ahli karena dia mengetahui seluk beluk mesin secara perinci lebih dari
orang lain.

(5). Kekuasaan panutan

Banyak individu yang menyatuka diri dengan atau dipengaruhi oleh seseorang karena gaya
kepribadian atau perilaku orang yang bersangkutan. Karisma orang yang bersangkutan adalah
basis kekuasaan panutan seseorang yang berkarisma, misalnya seorang manajer ahli, penyanyi,
politikus, dan olahragawan. Mereka dikagumi karena karakteristikny. Derajat kekuasaan panutan
ditentukan oleh kekuatan pengaruh karisma terhadap orang lain. Dengan demikian basis
kekuasaan antar pribadi dapat dikatagorikan menjadi 2 macam, organisasi dan dan pribadi.
Kekuasaan legitimasi, imbalan, dan paksaan terutama ditentukan oleh organisasi, posisi,
kelompok formal, atau pola interaksi khusus. Kekuasaan legitimasi seseorang dapat di ubah
dengan mengalihtugaskan orang yang bersangkutan, merumuskan Kembali uraian pekerjaan,
atau mengurangi kekuasaan orang yang bersangkutan dengan menata Kembali organisasi.
Sementara itu kekuasaan panutan dan kekuasaan ahli sangat bersifat pribadi tidak tergantung
pada posisi dalam organisasi.

Kelima jenis kekuasaan antarpribadi di atas tidaklah berdiri sendiri atau terpisah pisah.
Seseorang dapat menggunakan basis kekuasaan tersebut secara efektif melalui berbagai
kombinasi. Mungkin juga penggunaan basis kekuasaan tertentu dapat memengaruhi jenis
kekuasaan yang lain. Misalnya, seorang penguasa yang menguunakan kekuasaan paksa untuk
menghukum seseorang mungkin akan kehilangan kekuasaan panutannya karena kebanyakan
orang tidak menyukai atau tidak mengagumi penguasa yang menghukumnya.

Konsep lain yang sangat dekat dengan kekuasaan adalah pengaruh. Pengaruh adalah sesuatu
transaksi sosial dimana seseorang atau sekelompok orang lain untuk melakukan kegiatan sesuai
dengan harapan orang atau kelompok yang mempengaruhi. Dengan demikian kitab isa
mendefinisikan kekuasaan sebagai kemampuan untuk mempunyai pengaruh. (damsar 2017)

KEKUASAAN STRUKTURAL DAN SITUASIONAL

Kekuasaan terutama ditentukan oleh stuktur di dalam asosiasi atau organisasi. Struktur
organisasi dipandang sebagai mekanisme pengendalian yang mengatur organisasi. Dalam tatanan
struktur organisasi kebijaksanaan pengambilan keputusan dialokasikan ke berbagai posisi. Selain
itu struktur membentuk pola komunikasi dan arus informasi. Jadi struktur organisasi mencipatan
kekuasaan dan wewenang formal dengan mengkhususkan orang orang tertentu untuk
melaksanakan tugas pekerjaan dan mengambil keputusan tertentu dengan memanfaatkan
kekuasaan informal mungkin timbul karena struktur informasi dan komunikasi dalam sistem
tersebut.

Posisi formal dalam organisasi amat erat hubungannya dengan kekuasaan dan wewenang yang
melekat. Tanggung jawab, wewenang, dan berbagai hak hak lain tumbuh dari posisi seseorang.
Bentuk lain kekuasaan struktur timbul karena sumber daya, pengambilan keputusan dan
informasi sebaiknya tersedia. (sunarto 2005)
KEKUASAAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Derajat seseorang atau sub unit memengaruhi pengambilan keputusan akan menentukan kadar
kekuasaan. Seseorang atau sub unit yang memiliki kekuasaan dapat memengaruhi jalannya
proses pengembalian keputusan, alternatif apa yang segoyanya dipilih, dan kapan keputusan
tersebut sebaiknya di ambil.

KEKUASAAN INFORMASI ATAU JANGKAUAN

Memiliki akses atau (jangkauan) atas informasi yang relevan dan penting merupakan
kekuasaan. Gambaran yang benar tentang kekuasaan seseorang tidak hanya disediakan oleh
posisi orang yang bersangkutan, tetapi juga oleh penguasaan orang yang bersangkutan atas
informasi yang relevan. Selanjutnya situasi organisasi dapat berfungsi sebagai sumber kekuasaan
atau ketidak kekuasaan. Penguasa yang sangat berkuasa muncul karena dia mengalokasikan
sumber daya yang dibutuhkan, mengambil keputusan yang penting dan memiliki jangkauan
informasi yang penting. Dialah yang memungkinkan banyak hal yang terjadi dalam organisasi.

Selanjutnya, wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Peranan pokok wewenang
dalam fungsi perorganisasian, wewenang dan kekuasaan sebagai metode formal, dimana
penguasa menggunakannya untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi. Wewenang
formal tersebut harus didukung juga dengan dasar daar kekuasaan dan pengaruh informal.
Penguasa perlu menggunakan lebih dari wewenang resminya untuk mendpatkan kerja sama
dengan bawahan mereka. Selain itu, juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan,
pengalaman, dan kepemimpinan mereka.

Adapun unsur wewenang yang ada di dalam suatu wewenang adalah:

A). wewenang ditanamkan pada posisi seseorang. Seseorang mempunyai wewenang karena
posisi yang di duduki, bukan karena karakteristik pribadinya.

B). wewenang tersebut diterima oleh bawahan. Individu pada posisi wewenang yang sah
melaksanakan wewenang dan dipatuhi bawahan karena dia memiliki hak yang sah.

C). wewenang digunkan secara vertikal. Wewenang mengalir dari atas ke bawah mengikuti
hierarki organisasi. (putong 2015)
Kepemimpinan merupakan proses pengaruh sosial yaitu suatu kehidupan yang mempengaruhi
kehidupan lain, kekuatan yang mempengaruhi prilaku orang lain kearah pencapaian tujuan
tertentu. Dalam organisasi pemimpin memiliki kekuasaan dan politik. Politik adalah Tindakan
berdasarkan kekuasaan untuk mencapai tujuan. Disamping itu pemimpin berfungsi antara lain
sebagai promotor, motivator,delegator, komunikator, mediator, dan integrator. Perilaku atau gaya
atau gaya pemimpin saling berhubungan dengan perilaku organisasi dan kepemimpinan yang
efektif akan memainkan peranan dan kontribusinya yang dominan dalam kehidpan organisasi
yang selalu berinteraksi dengan lingkungan yang selalu mengalami perubahan terus menerus,
baik dalam lingkungan internal eksternal maupun global.

Gaya kepemimpinan dimaksudkan sebagai perilaku atau Tindakan seorang pemimpin dalam
melaksanakan tugas tugas pekerjaan manajerial yang dibedakan sebagai berikut:

1. Gaya berorientasi pada tugas yang cenderung sebagai gaya otoriter.


2. Gaya berorientasi pada orang yang cenderung sebagai gaya demokratis.
3. Gaya berorientasi pada kombinasi keduanya yang cenderung sebagai gaya moderat.

Kepemimpinan efektif dimaksudkan adalah kepemimpinan yang berorientasi pada efektivitas


pencapaian sasaran dan efiensi penggunaan sumber daya untuk keberhasilan pencapaian tujuan.

Efek kepemimpinan itu bukan ditentukan oleh seseorang atau beberapa orang yang dipimpinnya.
Pemimpin tidak akan mampu berbuat banyak tanpa partisipasi bawahan dan sebaliknya bawahan
tidak akan efektif menjalankan tugas dan kewajibanya, tanpa pengendalian, pengarahan , dan
kerja sama dengan pemimpin. Faktor partisipasi ini sangat menentukan dalam kepemimpinan,
sehingga semakin aktif anggota kelompok organisasi dalam berpartisipasi, maka akan semakin
dinamis kehidupan kelompok atau organisasi. Partisipasi dalam berpikir memecahkan masalah-
masalah perlu digalakkan agar kepemimpinan berlangsung secara maksimal. Dalam partisipasi
itu pulalah berkembang kreativitas dan inisiatif yang menjadikan kelompok organisasi menjadi
dinamis, karena pemimpin merupakan tokoh sentral yang terbuka pada berbagai pembaharuan,
inovasi, dan perubahan yang akan berpengaruh pada perkembangan dan kemajuan organisasi.
Dalam organisasi kepemimpinan efektif sangat dipengaruhi oleh kekuatan- kekuatan situsional
baik internal maupaun eksternal, yang terhimpun melalui efektivitas.
C.Kesimpulan

Kekuasaan, wewenang, dan kepemimpinan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dan
sangat penting dalam kehidupan kelompok social di masyarakat. Kekuasaan adalah
kemungkinan seorang pelaku mewujudkan keinginannya di dalam suatu hubungan social yang
ada termasuk dengan kekuatan atau tanpa mengiraukan landasan yang menjadi pijakan
kemungkinan itu. Wewenang merupaka hak jabatan yang sah untuk memerintahkan orang lain
bertindak dan untuk memaksa pelaksanaannya. Dengan wewenang, seseorang dapat
mempengaruhi aktifitas atau tingkah laku perorangan dan grup Kepemimpinan adalah pengaruh
antar pribadi yang dilaksanakan dan diarahkan melalui proses komunikasi, ke arah pencapaian
tujuan atau tujuan-tujuan tertentu. Sumber kekuasaan terdiri dari harta benda, status, wewenang
legal, charisma, dan pendidikan. Selain itu unsure kekuasaan juga berpengaruh yaitu meliputi:
rasa takut, rasa cinta, kepercayaan, dan pemujaan. Lapisan kekuasaan yaitu tipe kata, tipe
oligarkis, dan tipe demokratis.
DAFTAR PUSTAKA
Soekarso, Iskandar putong. 2015( Kepemimpinan kajian teoritis dan praktis)

Elly M. setiadi usman kolip. 2019 (Pengantar sosiologi politik.)

prof. Dr. damsar. 2017( Pengantar teori sosiologi)

Ayu febriani. 2020.(Pengantar sosiologi).

Prof. dr. kamanto sunaro. 2005( Pengantar spsiologi)

Anda mungkin juga menyukai